Oleh: Anwar, Dita, Erna Program Studi Magister Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2011.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kuswanto, Uji Normalitas  Untuk keperluan analisis selanjutnya, dalam statistika induktif harus diketahui model distribusinya  Dalam uji.
Advertisements

ANALISA BIVARIAT: KORELASI DAN REGRESI
TEKNIK REGRESI BERGANDA
LATIHAN SOAL-SOAL 1. Himpunan 2. Aritmatika Sosial 3. Persamaan GL.
UKURAN PEMUSATAN Rata-rata, Median, Modus Oleh: ENDANG LISTYANI.
1 Diagram berikut menyatakan jenis ekstrakurikuler di suatu SMK yang diikuti oleh 400 siswa. Persentase siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler.
ANALISIS REGRESI (REGRESSION ANALYSIS)
Korelasi dan Regresi Ganda
Bab 11A Nonparametrik: Data Frekuensi Bab 11A.
REGRESI LINIER Dewi Gayatri.
Statistika Parametrik
Latihan Soal Persamaan Linier Dua Variabel.
Korelasi dan Regresi 2011 Program Studi Magister Biomedik
Statistika Deskriptif
BAB 13 PENGUJIAN HIPOTESA.
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
BAB 7 Regresi dan Korelasi
REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA
Uji Normalitas.
Bab 8B Estimasi Bab 8B
TEMU 7 ANALISIS REGRESI.
Pengujian Hipotesis Parametrik 2
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
Analisis Regresi Kelompok 3 3SK1
BAB VII ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA
analisis KORELASIONAL Oleh: Septi Ariadi
Statistika 2 Regresi dan Korelasi Linier Topik Bahasan:
Korelasi dan Regresi Linier
Regresi dan Korelasi Linier
Mugi Wahidin, SKM, M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul
IX. KORELASI DAN REGRESI
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
ANAILSIS REGRESI BERGANDA
Uji Korelasi dan Regresi
Koefisien Korelasi Pearson dan Regresi Linier Sederhana

KOEFISIEN KORELASI, regresi LINEAR DAN KOEFISIEN DETERMINASI
Bab 9B Analisis Variansi Bab 9B
Statistika Deskriptif: Statistik Sampel
Bab 8A Estimasi 1.
PENGUJIAN HIPOTESIS ASOSIATIF
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
PENGUJIAN HIPOTESIS SAMPEL BESAR
BAB III ANALISIS REGRESI.
Bab 3B Statistika Deskriptif: Parameter Populasi 2.
Korelasi dan Regresi Ganda
ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINIER
Andri Wijanarko,SE,ME Teori Konsumsi Andri Wijanarko,SE,ME
KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANA
UJI KORELASI DAN REGRESI LINIER
KORELASI & REGRESI LINIER
BAB VI REGRESI SEDERHANA.
BAB 15 ANALISIS REGRESI DAN KORELASI LINIER
REGRESI LINEAR SEDERHANA
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
BAB 15 ANALISIS REGRESI DAN KORELASI LINIER
Regresi & Korelasi Linier Sederhana
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI LINIER
Analisis Korelasi dan Regresi linier
Regresi dan Korelasi Linier
REGRESI LINEAR DALAM ANALISIS KUANTITATIF
Analisis Korelasi dan Regresi
STATISTIKA ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
Pertemuan ke 14.
Pertemuan ke 14.
PERAMALAN DENGAN GARIS REGRESI
ANALISIS HUBUNGAN NUMERIK DENGAN NUMERIK (UJI KORELASI)
REGRESI LINEAR SEDERHANA
KORELASI & REGRESI LINIER
FIKES – UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Transcript presentasi:

Oleh: Anwar, Dita, Erna Program Studi Magister Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2011

Pendahuluan Beberapa penelitian di bidang kedokteran sering ingin menilai apakah ada hubungan antara dua variabel (dependent dan independent) yang numerik. contoh : Hubungan Index Massa Tubuh dengan kadar kolesterol. Hubungan antara KGD dengan Kadar LDL pada pasien DM.

Analisis regresi  dapat diketahui bentuk hubungan antara dua variabel (Prediksi dari data yang ada). Analisis korelasi  untuk mengetahui eratnya hubungan antara dua variabel. Semakin erat hubungannya maka semakin yakin bahwa hubungan dua variabel tersebut adalah hubungan sebab akibat. Analisis regresi dan korelasi didasarkan atas hubungan yang terjadi antara dua variabel atau lebih.

Variabel yang digunakan untuk meramal disebut variabel bebas (independen). Dapat lebih dari satu variabel. Variabel yang akan diramal  variabel respons (dependen). Terdiri dari satu variabel.

A. Diagram Tebar (Scatter plot) Diagram tebar adalah diagram dengan memakai garis koordinat dengan axis X dan ordinat Y. Tiap pengamatan diwakili oleh satu titik. Hubungan antara variabel dapat berupa garis lurus (linier), garis lengkung (kurva linier) atau tdk terlihat pola tertentu. Dapat berupa garis regresi positif atau negatif.

Contoh linier positif linier negatif

Kekuatan Hubungan Bila titik-titik menebar pada satu garis lurus, maka kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut sangat sempurna. Kekuatan hubungan dapat dikuantifikasi melalui suatu koefisien yaitu koefisien korelasi (r pearson). Koefisien ini akan berkisar antara 0 – 1. bila r = 0  tidak ada hubungan linier. r = 1  hubungan linier sempurna. 0-1 = bila mendekati 1 semakin kuat hubungannya, bila mendekati 0 semakin lemah hubungannya. Lihat tandanya apakah korelasi positif atau negatif.

Interval KoefisienTingkat Hubungan – 0.199Sangat rendah – 0.399Rendah – 0.599Sedang – 0.799Kuat – 1.000Sangat kuat

Rumus koefisien korelatif (Pearson) n(∑XY) – (∑X) (∑Y) r = √[(n∑X2) – (∑X)2] [(n∑Y2) – (∑Y)2] Ket: n = jumlah sampel X = nilai pada ordinat X Y = nilai pada ordinat Y

Contoh.. NoX (SGOT)Y (HDL)XYX2X2 Y2Y ∑ n(∑XY) – (∑X) (∑Y) r = √[(n∑X 2 ) – (∑X) 2 ] [(n∑Y 2 ) – (∑Y) 2 ] 7 ( ) – (105.3) (302.3) r = = √[(7x ) – (105.3) 2 ] [(7x ) – (302) 2 ]

Scatter Plot

Kesimpulan hasil Dilihat dari besarnya r yang mendekati 1, maka hubungan antara SGOT dengan HDL adalah kuat. Berpola linier positif Maka makin tinggi SGOT maka akan semakin tinggi kadar HDL.

Koefisien Determinasi R = r 2 Yaitu besarnya proporsi variasi Y yang dapat dijelaskan oleh variabel X. Apabila r = 1 maka R = 100%  X memegang peranan dalam perubahan Y. bila terjadi perubahan X, maka Y akan berubah. Pada kasus diatas r = maka R = r 2 R= (0.768) 2 = 0.59  59%. Hal ini berarti HDL dapat dijelaskan oleh Variabel SGOT sebesar 59%.

Uji Hipotesis koefisien Korelasi Pengujian signifikansi Selain menggunakan tabel r, juga dapat dihitung dengan uji t. rumusnya: r√(n-2) t= √(1-r 2 )df= n-2 bila t hitung > t tabel, Ho di tolak bila t hitung < t tabel, Ho diterima

dk5%1 %dk.5%1% 10,8871,000240,3880,496 20,9500,999250,3810,487 30,8780,959260,3740,478 40,8110,917270,3670,470 50,7540,874280,3610,463 60,7070,834290,3550,456 70,6660,798300,3490,449 80,6320,765350,3250,418 90,6020,735400,3040, ,5760./08450,2880, ,5530,684500,2730, ,5320,661600,2500, ,5140,641700,3230, ,4970,623800,2170, ,4820,606900,2050, ,4680, ,1950, , ,1740, ,4440, ,1590, , ,1380, ,4230, ,1130, ,4130, ,0980, ,4040, ,0880, ,3960, ,0620,081

B. Regresi Linier Persamaan garis Linier : Y = a + bX Pada persamaan ini harus jelas dan tentukan mana variabel Y (dependen) dan variabel X (independen). Penetapan disesuaikan dengan tujuan analisis. Biasanya variabel Y  lebih sulit diukur Variabel X  lebih mudah diukur Mengapa?

Karena dari persamaan garis regresi linier, kita dapat melakukan banyak hal. Contohnya : menduga satu nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel bebasnya. Dari contoh kasus diatas, SGOT merupakan variabel bebas dan HDL merupakan variabel terikat. Sehingga: HDL = a + b SGOT Garis linier dapat digambarkan bila koefisien a dan b diperoleh.

Metode kuadrat terkecil n(∑XY) – (∑X) (∑Y) b= n∑(X) 2 – (∑X) 2 Koefisien b = besarnya perubahan nilai variabel Y apakah nilai variabel X berubah sebesar satu unit (satuannya) Koefisien a = nilai awal/intercept  besarnya nilai variabel Y, bila variabel X = 0 a = y - bx

Maka dari contoh soal diatas dapat dihitung: n(∑XY) – (∑X) (∑Y) b= n∑(X) 2 – (∑X) 2 7x – (105.3x302.3) b= = x – (105.3) 2 a= y – bX = (302.3/7) – (0.403)(105.3/7) = Maka HDL = SGOT

Regresi Linier Ganda Contoh kasus diatas adalah Regresi linier sederhana. Hubungan 1 variabel dependen biasanya tidak hanya dengan satu variabel saja. Variabel X lebih dari 1. maka : Y = a + b1X1 + b2X2 + …….+b p X p Hasilnya sudah terkontrol koefisien b terhadap variabel bebas lain yang berada dalam model. Dalam hal ini koefisien determinasi (R) cukup penting. Untuk menjelaskan variabel X yang kita pilih dapat menjelaskan variasi Y.

soal sebuah penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Hb'ibu hamil dengan berat badan bayi lahirnya. Peneliti mengumpulkan data sebanyak 20 responden, melalui catatan medik di salah satu rumah sakit di Jogjakarta. Hasil pengumpulan data kemudian di masukkan pada tabel berikut ini:

NoHbBBLNoHbBBL

soal Tentukan lah : Koefisien korelasi nya dan interpretasi nya Korelasi determinasi nya dan interpretasi nya. persamaan regresi linier nya Berapa perkiraan nilai BBL jika Hb ibu 11,8

NoXYX2.X2.Y*X.Y ' ' ' i ' = 228,2= = = = = =