THE REAL FREEDOM IN GOD’S KINGDOM
Ironi: Dimerdekakan untuk Diperhamba lagi? Kemerdekaan adalah hak azasi setiap orang. Tak seorang pun ingin hidup di bawah penjajahan. Banyak yang berharap bahwa saat mereka datang kepada Kristus, mereka akan merdeka dari segala belenggu: dosa, kutuk, kemiskinan dan penderitaan. Namun tidak sedikit justru merasa lebih terpenjara. Apa yang dulu biasa dilakukan, kini harus ditinggalkan. Yang tadinya kenikmatan, sekarang berubah jadi larangan. Inikah arti kemerdekaan yang sesungguhnya?
Matius 16:24-25. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barang-siapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Kemerdekaan Kristen Sebelum menjadi orang percaya, kita adalah hamba-hamba dosa (Yoh 8:34) dan warga kerajaan kegelapan (Kol. 1:13). Sekarang di dalam Kristus kita dimerdekakan dan menjadi warga Kerajaan Allah (Gal. 5:1). Arti umum: merdeka = bebas dari segala belenggu (kekangan), aturan, dan kekuasaan dari pihak manapun. Kemerdekaan = kebebasan yang kebablasan (?) Yesus memberi makna berbeda dari kemerdekaan Kristen: menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti teladan Yesus.
“Dari sungai kematian ke aquarium kehidupan” Ia dapat diibaratkan seperti ikan yang dipindahkan dari sungai yang tercemar ke dalam aquarium yang airnya segar (klik gambar 1). Bertahan hidup dalam sungai itu sudah pasti akan mengakibatkan kematian. Kini ia dibebaskan dari ancaman air tercemar dan mematikan dengan dipindahkan ke lingkungan hidup baru. Tetapi ia hanya bisa menikmati kemerdekaannya bila ia tetap hidup dalam akuarium. Sekali ia tergoda untuk kembali ke lingkungan semula, atau memilih hidup di darat, kematian pun tak terhindarkan (klik gambar 2). Demikian juga dengan pengikut Kristus. Kemerdekaan hanya bisa dinikmati sepenuhnya dengan senantiasa menyangkal diri, memikul salib (mati terhadap kehendak kita), dan menjalani hidup seperti Kristus. Tanpa penyangkalan diri dan penyaliban manusia lama, maka kita masih terus diperhamba olehnya. Sebaliknya dengan menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Kristus, kita bisa hidup dalam kemerdekaan sejati (Gal. 2:20).
“Harta Terpendam” (Mat 13:44) Harga yang harus kita bayarkan untuk memperoleh harta terpendam dalam Kerajaan Allah itu adalah senilai SELURUH milik kita. Semuanya, termasuk diri kita sendiri bukan lagi milik kita, tetapi sudah menjadi milik Kristus. Kita masih diijinkan menggunakannya, namun harus digunakan sesuai dengan kehendak Sang Pemilik. Bdk. I Korintus 6:20. 13:44. "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.
Yang terbesar adalah “yang terkecil” (Lukas 9:46-48) Untuk mendapatkan status “orang besar dan terhormat”, kekayaan dipakai untuk mendapatkan kekuasaan, dan kekuasaan dipakai lagi untuk mendapatkan kekayaan. Siklus ini justru membuat seseorang lelah, berkutat di tempat dan tidak pernah menikmati arti kemerdekaan sejati. Kemerdekaan sepenuhnya adalah dengan menjadi “yang terkecil” dan rela melayani. Kepuasan karena faktor internal, bukan dari luar diri. 9:46 Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. 9:47 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, 9:48 dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."
“Perkawinan” (Ef. 5:23-24, 31-32) Untuk menikmati semua hak kita sebagai warga Kerajaan Allah, kita memiliki ikatan legal dengan Sang Empunya Kerajaan Allah. Salah satu gambaran ikatan itu adalah perkawinan. Wanita “dibeli” dengan mahar tertentu dan kini telah menjadi milik pria. Namun sebaliknya, kini semua milik pria itu juga menjadi milik wanita. Injil yang sepenuh: kita sepenuhnya milik Kristus, dan semua milik Kristus menjadi kepunyaan kita!
MERDEKA! (Yohanes 8:36) Merdeka bukanlah kebebasan yang kebablasan. Merdeka adalah pem- bebasan dari perbudakan dosa pada anugerah oleh karya Kristus. Kita hanya bisa menikmati kemerdekaan sejati bila kita menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti teladan Kristus. Kita adalah sekaligus hamba Kristus dan mempelai Kristus. Menjadi pelayan Tuhan dan sesama, dan juga ahli waris Kerajaan sorga. MERDEKA atau MATI? Yohanes 8:36 “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka!” Sudahkah anda benar-benar merdeka dalam arti sesungguhnya?