Tujuan klasifikasi tanah

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PONDASI 1.
Advertisements

TURUNAN/ DIFERENSIAL.
Tanah Agregat Beton Bata Geotextile
Perkerasan Jalan By Leo Sentosa.
11 MODUL Pengertian Dasar Pemadatan Tanah
SOAL ESSAY KELAS XI IPS.
SIFAT- SIFAT TANAH DAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM
. KELOMPOK STRUKTUR JALAN LENTUR
KONSISTENSI TANAH.
KONSISTENSI TANAH.
Fisika Dasar Oleh : Dody
PENGERTIAN TANAH Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari aggregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara.
2,3 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN
Fakultas Teknik Sipil - Geoteknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Konsistensi Tanah.
KLASIFIKASI TANAH.
BATAS-BATAS ATTERBERG
PERSAMAAN UMUM KEHILANGAN TANAH
Luas Daerah ( Integral ).
TEKNOLOGI BETON.
KEMAMPUAN LAHAN Kemampuan lahan merupakan karakteristik lahan dalam kaitannya dengan kemampuannya untuk menumbuhkan tanaman.
Mekanika Tanah Materi 3 Sistem Klasifikasi Tanah Unified
PENURUNAN KONSOLIDASI
KLASIFIKASI TANAH (Soil Classification) Dr. Runi Asmaranto, ST
TEKNOLOGI PEMBUATAN BETON
DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PADA TANAH PASIR
RETENSI AIR TANAH.
MASALAH-MASALAH DALAM PEMBANGUNAN
Agregat By Leo Sentosa.
Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005)
Klasifikasi tanah USCS Yulvi Zaika.
SUBGRADE.
Pertemuan 5 AGREGAT KASAR
Fakultas Teknik Sipil - Geoteknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Fakultas Teknik UNIVERSITAS DARWAN ALI Kuala Pembuang
JUNI, 2016 PONTIANAK, INDONESIA.
Mata kuliah semester berikutnya
TANAH FAJRI ANUGROHO Sumber Pustaka:
5 PEMBUATAN SALURAN DRAINASE MENGGUNAKAN BAJAK MOLE PADA LAHAN PERTANIAN Latar Belakang Masalah Pembuatan saluran drainase menggunakan bajak mole dibawah.
SIFAT FISIK SIFAT KIMIA SIFAT BIOLOGI
KONSTRUKSI PERKERASAN BERASPAL
Struktur Tanah dan Analisa Saringan
AGREGAT DAN PRODUKSINYA
Sifat-sifat Material Sedimen
Overlay Kesesuaian Lahan (Overlay)
AGREGAT KASAR Pertemuan 03
BERSUMBER DARI MATERI YANG DIAJARKAN DI JURUSAN POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN DOSEN DANDUNG NOVIANTO, ST.MT.
CALIFORNIA BEARING RATIO
Kuliah ke-3 PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI
PELATIHAN BETON II PELATIHAN II OLEH DIVISI MATERIAL KONSTRUKSI (Pertemuan Ke-2) FUNGSIONARIS UREKA 2017 | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS UDAYANA.
Fakultas Teknik Sipil UNIVERSITAS DARWAN ALI Kuala Pembuang
TANAH.
Tugas Mekanika Batuan Tawakkal Mursyid
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP NAMA KELOMPOK : ELVA MEIROSA MELI WULAN ASIH DEA ANANDA LUSIANA SARI AMELLIA PUTRI RAFIKA S ISTIQOMAH.
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
Agregat By Leo Sentosa By Leo Sentosa. Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir.
GEOTEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA PERTEMUAN 6 DAN 7
ANALISIS AYAKAN (SIEVE ANALYSIS)
Agregat By Leo Sentosa.
Geologi Teknik Norma Puspita, ST. MT.
GEOTEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA PERTEMUAN 6 DAN 7
Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005) Batu-batuan yang sangat banyak dipakai dalam pembangunan gedung, irigasi, dan lain-lian mempunyai sifat & karakteristik.
AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Bung Hatta By. Yulcherlina.
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN MATERI 4 (LANJUTAN)
Agregat By Leo Sentosa By Leo Sentosa. Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir.
M. MUKLISIN ( ) TRI DIANITA ( ) HENDRA PRATAMA ( ) Tugas Teknik Gempa Dosen Mata Kuliah : Ir. A. Junaidi, M.T.
DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH
STABILISASI TANAH Adalah pencampuran tanah dengan bahan tertentu, guna memperbaiki sifat-sifat teknis tanah, Atau dapat pula Stabilisasi Tanah adalah Usaha.
KLASIFIKASI TANAH. KLASIFIKASI??? Merupakan proses menempatkan suatu contoh tanah kedalam kelompok – kelompok atau kelas – kelas tertentu. TUJUAN KLASIFIKASI???
Transcript presentasi:

Tujuan klasifikasi tanah A. SUATU ALAT KOMUNIKASI UNTUK MENDAPATKAN PENGERTIAN YANG SAMA. B. MENGELOMPOKKAN TANAH BERDASARKAN KARAKTERISTIK ENGINEERING YG SAMA KEDALAM KELOMPOK YANG SESUAI. C.DAPAT DIPAKAI UNTUK MENENTUKAN KORELASI/INFORMASI TENTANG PRILAKU GEOTEKNIK SUATU LAPISAN TANAH MELALUI DATA2 KLASIFIKASINYA

Tiga sistem utama klasifikasi BERDASARKAN GEOLOGI a. residual soils b. transported soils BERDASARKAN MORFOLOGI a. appearance, visual & manual inspection b. grainsize BERDASARKAN PEMAKAIAN PRAKTIS misalnya USCS dan AASHTO

GEOLOGI

Klasifikasi ini didasarkan pada sejarah pembentukan tanah menurut Siklus Geologi lithification weathering Residual soil Sedimentary soil uplift Igneous activity deposition Erosion , Transportation

MORFOLOGI

Distribusi Butiran Tanah

Karakteristik Tanah Bentuk, ukuran, tekstur partikel tanah: Tanah Berbutir Kasar (ukuran > 0.06 mm):

Bentuk partikel Penyebab Angular Pecahan batuan akibat pengaruh lingkungan atau pelapukan Subangular Pecahan batuan dengan bagian permukaan yang halus akibat transportasi Subrounded Permukaan umumnya halus karena sudah ditransportasikan cukup jauh Rounded Permukaan halus dan bulat karena sudah bertahun-tahun ditransportasikan

PEMAKAIAN PRAKTIS

Klasifikasi tanah Tujuan: untuk mengklasifikasikan tanah ke dalam kelompok- kelompok sesuai dengan sifat dan bentuk fisik tanah tersebut. Jenis klasifikasi antara lain: - sistem USCS - sistem AASHTO

Prosedur klasifikasi USCS dan AASHTO Klasisifikasi cara USCS dan AASHTO memerlukan test laboratorium Test laboratorium: Grainsize analysis (sieve analysis dan sedimentasi) Atterberg limit (liquid limit dan plastic limit) Grainsize analysis dan Plasticity chart akan menyimpulkan suatu tanah masuk ke klasifikasi yang tepat

Klasifikasi Tanah Berdasar Ukuran Butiran Tanah kohesif (Cohesive soils) Tanah non kohesif (Granular soils or Cohesionless soils) Lempung (clay) Lanau (silt) Pasir (sand) Kerikil (gravel) Kerakal (Cobble) Batuan (Boulder) 0.002 0.075 4.75 75 200 Ukuran butiran (mm) Tanah berbutir halus Tanah berbutir kasar

Pengujian Untuk Klasifikasi Tanah Penentuan distribusi butiran: Pada tanah berbutir kasar …... Dengan analisa saringan Pada tanah berbutir halus …. Dengan analisa hydrometer Analisa Saringan hidrometer Tumpukan saringan Penggetar saringan suspensi tanah-air Analisa hidrometer

Contoh Kurva Distribusi Butiran Tanah

Parameter Bentuk Kurva Distribusi Ukuran Partikel Tanah (utk tanah2 berbutir kasar...) Koefisien keseragaman (coefficient of uniformity) Cu D60 = diameter butir yang lolos saringan sebanyak 60 persen D10 = diameter butir yang lolos saringan sebanyak 10 persen Cu = 1 adalah tanah yang memiliki satu ukuran butir Cu = 2 atau 3 adalah tanah bergradasi buruk Cu >15 adalah tanah bergradasi baik

Parameter Bentuk Kurva Distribusi Ukuran Partikel Tanah (utk tanah2 berbutir kasar...) Koefisien kelengkungan (coefficient of curvature) Cc D30 = diameter butir yang lolos saringan sebanyak 30 persen Cc = 1 - 3 adalah tanah yang memiliki gradasi baik jika Cu > 4 untuk kerikil Cu > 6 untuk pasir

Tanah bergradasi baik dan bergradasi buruk Tanah bergradasi buruk Tanah bergradasi baik Adanya rentang yang lebar sebaran ukuran butiran Gradasi lain, termasuk dua kasus khusus berikut: Kerikil: Cc = 1-3 & Cu >4 Bergradasi Uniform – ukuran butiran cenderung sama Pasir: Cc = 1-3 & Cu >6 (b) Bergradasi Gap – tidak ada butiran dalam wilayah ukuran butiran tertentu

Karakteristik Butiran Kasar (Granular Soils) Kepadatan relatif (Dr) Mengukur seberapa padat butiran menyatu pada tanah berbutir kasar (%) 100 Paling lepas Paling padat Dr juga disebut sebagai indeks kepadatan (ID).

Kepadatan Tanah Berbutir Kasar (granular soils) berdasarkan dari nilai Dr Kepadatan relatif Dr (%) Kondisi kepadatan 0-15 Sangat lepas 15-35 lepas 35-65 padat sedang 65-85 padat 85-100 sangat padat

Pengujian batas- batas Atterberg Untuk Klasifikasi Tanah Atterberg limit (batas- batas Atterberg) / batas batas plastisitas: 1. Batas cair (Liquid limit, LL) 2. Batas plastis (Plastic limit, PL)

Batas Atterberg (ASTM D 4318) Dilakukan pada material tanah yang lolos saringan No. 40 (ukuran 0.425mm) SL PL LL

Karakteristik Tanah Berbutir Halus dengan kriteria batas Atterberg Batas cair (wL atau LL): Lempung mengalir sebagaimana cairan saat w > LL Batas plastis (wP atau PL): Kadar air lebih sedikit, lempung masih plastis Batas susut (wS atau SL): Pada w<SL, tidak ada pengurangan volume saat pengeringan

Indeks Plastisitas (PI) Batas kadar air dimana tanah masih berperilaku plastis Indeks plastisitas = Batas cair – Batas plastis Kadar air Batas susut (shrikage limit) Batas plastis (Plastic limit) Batas cair (Liquid limit) plastis

Klasifikasi tanah berbutir halus Hanya berdasarkan nilai LL dan PI High plasticity Low plasticity 35 Intermediate plasticity 20 100 50 40 60 Batas cair (liquid limit) Indeks plastisitas (PI) A-Line PI=0.73(LL-20) Lempung (Clays) Lanau (silts)

Diagram Plastisitas (ASTM, Casagrande) Untuk tanah berbutir halus dan bagian butir halus dari tanah berbutir kasar

Klasifikasi Tanah Menurut USCS Simbol utama : Simbol keterangan : G = Gravel (kerikil) W = well graded (gradasi baik) S = Sand (pasir) P = poorly graded (gradasi jelek) M = Mud, Mohs, Mo (lanau) M = Mohs (silt, lanau) C = Clay (lempung) C = Clay (lempung) Pt = Peat (gambut) H = High consistency O = Organic (organik) L = Low consistency Contoh : GW (well graded gravel, kerikil bergradasi baik) SM (silty sand, pasir ke-lanau-an) CH (high consistency clay, lempung dengan konsistensi tinggi) OL (low consistency clay, tanah organik dengan konsistensi rendah)

Klasifikasi Tanah Menurut USCS Klasifikasi ditentukan oleh parameter: Ukuran butiran: Kerikil : lewat ayakan no 3, tertahan ayakan no. 4 Pasir : lewat ayakan no 4, tertahan ayakan no 200 Lanau dan lempung: lewat ayakan no 200 Batas-batas Atterberg Koefisien keseragaman (utk tanah2 berbutir kasar bersih)

Klasifikasi Tanahmenurut USCS

KLASIFIKASI TANAH AASHTO

Klasifikasi Tanah AASHTO Penentuan Klasifikasi Group A-4 s/d A-7

Sistem AASHTO Tanah digolongkan dalam 7 golongan utama A-1 sd A-7 Penggolongan didasarkan pada: distribusi butiran dan batas2 Atterberg Kualitas tanah ditentukan dari perhitungan Group Indeks (GI)