Penilaian otentik By : Dr. ASROI, M.Pd
Measurement (pengukuran) Measurement adalah proses menerapkan alat ukur terhadap sesuatu objek, bisa barang maupun gejala menurut aturan-aturan tertentu. Measurement dalam pendidikan alat ukur berupa tes maupun non tes Measurement berupa Penskoran dari hasil ujian yang diberikan kepada peserta dalam bentuk angka-angka (seperti 60,75,80 dst) Measurement merupakan tahap awal dalam proses penilaian
Assessment (penilaian) Asssessment merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik Pengumpulan informsi merupakan bukti sebagai dasar untuk menetapkan terjadinya perubahan atau derajat perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil belajar peserta didik. Keputusan penilaian seperti lulus atau tidak lulus, telah mencapai standar minimal kompetensi atau belum, dinyatakan dalam bentuk kualitatif, seperti baik sekali, baik, cukup, kurang, kurang sekali. Keputusan (Judgement) dalam penilaian harus didukung oleh bukti-bukti sebagai data yang cukup yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan melalui tahap pengukuran.
HUBUNGAN PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI EVALUATION ASSESSMENT MEASUREMENT Keterangan gambar: Pengukuran, tahap awal dalam proses penilian Penilaian, salah satu aspek dari evaluasi pendidikan Evaluasi, penilaian terhadap keseluruhan program pendidikan
Tujuan Penilaian Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi peserta didik; Mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik; Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik; Mengetahui hasil pembelajaran; Mengetahui pencapaian kurikulum; Mendorong peserta didik untuk belajar; dan Mendorong peserta didi agar memiliki kemampuan belajar lebih baik.
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we learn from research?: Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui: tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar [banyak/semua jawaban benar], mentolerir jawaban yang nyeleneh, menekankan pada proses bukan hanya hasil saja, memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait dengan pengetahuan atau kejadian yang diamatinya memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup proses penilaian yang menekankan pada proses dan hasil sehingga diperlukan penilaian berbasis portofolio (pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban nyeleneh, menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian spontanitas/ekspresif, dll) 6
Penilaian otentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks “dunia nyata”, yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan.
Dalam suatu proses pembelajaran, penilaian otentik mengukur, memonitor dan menilai semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas.
Prinsip penilaian Obyektif Terpadu Ekonomis Transparan Akuntabel Edukatif
Penilaian kompetensi sikap Observasi Penilaian diri Penilaian antarsiswa Jurnal catatan guru
Penilaian kompetensi pengetahuan Tes lisan Tes tertulis Penugasan atau proyek
Penilaian kompetensi keterampilan Tes praktek Proyek Penilaian portofolio
Mekanisme dan prosedur Penilaian Penilaian otentik oleh guru secara berkelanjutan Penilaian diri oleh siswa setiap sebelum ulangan harian Penilaian proyek dilakukan guru setiap akhir bab atau tema Ulangan harian terintegrasi dalam pembelajaran Ulangan tengah dan akhir semester dikordinasi satuan pendidikan Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan Ujian mutu tingkat kompetensi oleh Pemerintah melalui survei pada tingkat 1, 2, 4, dan 5 Ujian sekolah dilakukan satuan pendidikan dan UN dilakukan oleh Pemerintah
Ujian tingkat kompetensi Kelas II Tk. 2 Kelas IV Tk. 3 Kelas VI (UN) Tk. 4 Kelas VIII Tk. 4a Kelas IX (UN) Tk. 5 Kelas XI Tk. 6 Kelas XII (UN)
Format penilaian ini dapat berupa: tes yang menghadirkan benda atau kejadian asli ke hadapan siswa tugas (tugas ketrampilan, tugas investigasi sederhana dan tugas investigasi terintegrasi) format rekaman kegiatan belajar siswa (misalnya : portofolio, interview, daftar cek, presentasi dan debat)
Jenis Penilaian PENILAIAN TES NON TES Lisan Tertulis Perbuatan Pengamatan Skala Sikap: Likert Guttman Semantic Diferensial Rating Scale Uraian: Terbatas Bebas Objektif: Pilihan Ganda Menjodohkan Jawaban Singkat Benar-Salah Melengkapi Menggolongkan
Tes Non Tes TEKNIK PENILAIAN Digunakan untuk menilai kemampuan mencakup pengetahuan, keterampilan, bakat, dan intelegensi peserta didik Tes hanyalah merupakan alat dan bukan tujuan Sebagai alat, tes harus memperhatikan sejumlah persyaratan seperti validitas, reliabilitas, objektivitas. Non Tes Digunakan untuk menilai aspek sikap Tidak mengukur benar atau salah Menggunakan jenis instrumen yang bervariasi sesuai aspek yang dinilai
Instrument Penilaian Non-Test Skala Likert Mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang terhadap objek atau fenomena tertentu. Memiliki 2 bentuk pernyataan, yaitu positif dan negatif Pernyataan positif diberi skor 5,4,3,2 dan 1 Pernyataan negatif diberi skor 1,2,3,4 dan 5 Bentuk jawaban terdiri atas: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju
Contoh : Penilaian antarsiswa No PERNYATAAN Sl Sr Kd Jr Tp 1. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu. dst .......................................................................................................................................................................................................................................................................... Keterangan: Sl= Selalu; Sr= Sering; Kd=Kadang-kadang; Jr=Jarang; Tp=Tidak pernah
Skala Guttman Menginginkan jawaban tegas seperti jawaban benar-salah, ya-tidak,pernah-tidak pernah. Untuk jawaban positif seperti setuju, benar, pernah, dan semacamnya diberi skor 1 Untuk jawaban negatif seperti tidak setuju, salah, tidak, tidak pernah, dan semacamnya diberi skor 0
Contoh : Penilaian diri No PERNYATAAN Ya Tidak 1. Mengembalikan barang milik sekolah yang telah dipinjam tepat waktu dst .......................................................................................................................................................................................................................................................................... Keterangan: Jika jawabannya “Ya” , mendapat skor = 1 Jika jawabannya “Tidak”, mendapat skor = 0
Semantik Deferensial Mengukur sikap dan lainnya yang tersusun dalam satu garis kontinum. Contoh: Sikap sosial Demokratis 7 6 5 4 3 2 1 Otoriter Bertanggung jawab Tidak bertanggung jawab dst
Rating Scale Dalam rating scale data kuantitatif ditafsirkan dalam pengertian kualitatif Responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif, akan tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang disediakan Contoh: Sikap spiritual No PERNYATAAN Interval Jawaban 1. Melaksanakan shalat dengan tertib 5 4 3 2 1 dst ..............................................................................................................................................................
Lembar Pengamatan Proses Lembar Kegiatan Diskusi CONTOH PENERAPAN DAN INSTRUMEN PENILAIAN DALAM PROSES DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PAI kelas VII Lembar Pengamatan Proses Lembar Kegiatan Diskusi KD : Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah No. Nama Siswa A s p e k P e n g a m a t a n Jumlah Skor Nilai Ket. Kerja sama Meng- komunika- sikan pen-dapat Toleransi Keaktifan Menghar-gai pendapat teman Keterangan Skor : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria 4 = Baik Sekali 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang ∑ Skor perolehan Nilai = X 100 Skor Maksimal Kriteria Nilai A = 80 – 100 : Baik Sekali B = 70 – 79 : Baik C = 60 – 69 : Cukup D = ‹ 60 : Kurang
Lembar Penilaian Presentasi KD : Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah Kelas : VII No. Nama Siswa A s p e k P e n i l a i a n Jumlah Skor Nilai Ket. Komuni kasi Sistematika penyam paian Wawa san Keberanian Antusias Gesture dan penampilan Keterangan Skor : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria 4 = Baik Sekali 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang ∑ Skor perolehan Nilai = X 100 Skor Maksimal Kriteria Nilai A = 80 – 100 : Baik Sekali B = 70 – 79 : Baik C = 60 – 69 : Cukup D = ‹ 60 : Kurang
Contoh Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa Kelas VII KD : 4.9 Mempraktikkan shalat berjamaah Nama : …………. No ASPEK PERILAKU KATEGORI KET 4 3 2 1 1. Berpakaian menutup aurat, pantas dan rapi 2. Berdiri lurus dan rapat 3. Melaksanakan rukun shalat dengan tertib 4. … Jumlah Skor Nilai Keterangan 4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang