BAB 6 EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh : Yanuarius Esti K., S. Pd.
Advertisements

OLEH : MERLIANA PUTRI R 9_B 16 NEGARA MAJU dan BERKEMBANG.
PROBLEMATIK EKONOMI Pertemuan 2.
Masalah dan Isyu Sentral dalam Pembangunan
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
MASALAH POKOK PEMBANGUNAN
Pengangguran di Indonesia
Oleh : Drs. Puji Suharjoko – SMAN 7 Yogyakarta
Keragaman dan Karakteristik Negara Berkembang
TEORI EKONOMI MAKRO Bab I Pendahuluan
Konsep Dan Indicator Pembangunan oleh Evidoni. K, SE, Ak, MM, MSi Reg Neg Akuntan D Disampaikan Pada Diklat Pim IV.
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO DAN MIKRO Eny Lia purwandari A
Kebijakan Pemerintah dalam Menghadapi Masalah Ekonomi
REVIEW MATERI EKONOMI MAKRO (BAHAN UAS)
Saparila Worokinasih, S.Sos., M.Si
Pembangunan Komparatif: Perbedaan dan Persamaan di Antara Negara Berkembang Ekonomi Pembangunan.
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
DOSEN : H. R MARWAN INDRA SAPUTRA,SE. Msi/ Aris T,SE.MM.
Perekonomian Indonesia
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
MODUL STUDI KELAYAKAN BISNIS
Sistem Ekonomi Indonesia
BAB 6 EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI
Garapan Drs. Puji Suharjoko
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN
Aplikasi Teori Permintaan dan Penawaran
Pengantar Ekonomi 2 Izzani Ulfi, SE.Sy., M.Ec.
PERKEBUNAN DAN MASALAHNYA
Teori dan Permasalahan Pembangunan Ekonomi
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
Latihan soal Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
SISTEM EKONOMI Pertemuan 4.
Materi Kuliah EKONOMI PEMBANGUNAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KONSEP DASAR ILMU EKONOMI MAKRO
Nama : Nanik Sugiyarti Nim : A Kelas : H
EKONOMI PEMBANGUNAN.
Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
KETENAGAKERJAANDALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
EKONOMI PEMBANGUNAN.
BAHAN AJAR EKONOMI Kelas X Semester 2.
Indikator dan Masalah Pembangunan
Oleh: Zulaiha Nur Rahmawati.
Kesesuaian Kebijakan Ekonomi Konvensional dalam Kebijakan Pembangunan
REDISTRIBUSI PENDAPATAN
KETENAGAKERJAAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
HAKEKAT ILMU EKONOMI Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan penggunaan sumberdaya yang langka.
PERTUMUHAN EKONOMI DAN PENENGGULANGAN KEMISKINAN
KONSEP PEMBANGUNAN EKONOMI
PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN
PENGANTAR EKONOMI MAKRO BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Makro Ekonomi Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel- variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan).
Perekonomian Indonesia
BAB II PEMBANGUNAN EKONOMI.
Ketenagakerjaan dalam Pembangunan Ekonomi
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
PERTEMUAN 4.
EKONOMI POLITIK PEMBANGUNAN
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Lanjutan Kegiatan ekonomi Konsumen dan Produsen (Pertemuan Ke-4)
Sistem Ekonomi Indonesia
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI MASALAH EKONOMI
EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO. Ekonomi Mikro Ekonomi Makro Ekonomi Mikro Ilmu ekonomi yang mempelajari fungsi ekonomi individu dan perilaku sistem pembuatan.
LEADERSHIP AND ENTREPRENEURSHIP
EKONOMI MIKRO dan EKONOMI MAKRO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN.
Negara Maju dan Berkembang
TEORI EKONOMI MAKRO Bab I Pendahuluan
Bab 1 Overview dan Review
PENGANTAR EKONOMI MAKRO MERI YANTI,S.E.M.Si BAB I PENDAHULUAN.
Transcript presentasi:

BAB 6 EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO

Ekonomi Mikro Ekonomi mikro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari ekonomi individu dan perilaku sistem pembuatan keputusan individu, yang terdiri dari perusahaan dan rumah tangga. Ekonomi mikro mempelajari alokasi sumber daya dan distribusi pendapatan yang dipengaruhi oleh sistem harga yang terjadi di pasar dan oleh kebijakan pemerintah. Selain itu, kita juga akan melihat cara penentuan harga dan kuantitas suatu hasil produksi yang ditawarkan dalam pasar individu dan hubungan di antara pasar tersebut.

Secara sistematis, pertanyaan-pertanyaan yang biasanya muncul di dalam ekonomi mikro antara lain : Apakah jenis-jenis barang dan jasa yang harus diproduksi ? Bagaimana cara memproduksi berbagai barang dan jasa tersebut ? Untuk siapakah barang dan jasa tersebut diproduksi ?

Ekonomi Makro Ekonomi makro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku ekonomi secara agregat, seperti total pendapatan, tingkat tenaga kerja, hasil produksi, dan sebagainya. Agregrat ini dihasilkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pasar yang berbeda dan dari perilaku berbagai macam pembuat keputusan yang berbeda dari rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah.

Contoh Perbedaan Konsentrasi Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro Cabang Ekonomi Produksi Harga Pendapatan Tenaga Kerja Ekonomi Mikro Produksi/hasil dari bisnis individu Harga dari barang dan jasa individu Distribusi pendapatan dan kekayaan Tenaga kerja dalam bisnis individu Berapa banyak baja Berapa banyak ruang kantor Berapa banyak mobil Harga bensin Harga makanan Harga rumah Gaji di industri otomotif Gaji minimum Kemiskinan Pekerjaan dalam industri baja Jumlah pekerja dalam sebuah perusahaan Jumlah akuntan Ekonomi Makro Hasil/produksi nasional Tingkat harga agregat Pendapatan nasional Tenaga kerja dan pengangguran dalam perekonomian Total hasil industri Produk domestik bruto Pertumbuhan hasil produksi Harga konsumen Harga produsen Tingkat inflasi Total gaji dan upah Totl keuntungan perusahaan Jumah pekerjaan Tingkat pengangguran

Peranan Pemerintah Fungsi Minimal. Fungsi ini terkait dengan peranan pemerintah sebagaimana sangat mendasar dan harus dilaksanakan oleh sebuah negara. Fungsi ini antara lain penyediaan pertahanan negara, hukum dan keteraturan, pengakuan hak milik pribadi, perlindungan kaum miskin, manajemen mikroekonomi dan penyediaan kesehatan masyarakat. Fungsi Menengah. Peranan pemeintah berdasarkan fungsi ini dapat dilakukan setelah fungsi minimal telah tercapai. Fungsi ini antara lain penyediaan fasilitas pendidikan, regulasi keuangan, perlindungan lingkungan, perlindungan konsumen, dan penyediaan asuransi sosial. Fungsi Aktivis. Peran pemerintah yang masuk dalam fungsi ini adalah pengembangan pasar domestik, dan retribusi aset yang dimiliki oleh setiap warga negara.

Permasalahan Negara Berkembang Di negara-negara berkembang, permasalahan yang didahapi antara lain meliputi standar hidup yang rendah, produktivitas yang rendah, pertumbuhan penduduk dan beban ketergantungan pada pertanian dan ekspor barang primer, pasar tidak sempurna dan informasi yang tidak merata, serta ketergantungan pada dunia internasional.

Rendahnya Standar Hidup Hampir semua negara berkembang memiliki standar hidup yang rendah. Tingkat ini tercermin secara kuantitatif dalam bentuk pendapatan yang sedikit, perumahan yang layak, kesehatan yang buruk, bekal pendidikan yang minim, angka kematian bayi yang tinggi, tingkat harapan hidup yang rendah, dan peluang kerja yang rendah. Total ukur yang digunakan untuk mengetahui kondisi standar hidup dari negara berkembang : Pendapatan nasional per kapita Perbandingan antara pertumbuhan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita Distribusi pendapatan Tingkat kemiskinan Kesehatan Pendidikan

Pendapatan Per Kapita Beberapa Negara Grafik di samping memperlihatkan kesenjangan pendapatan yang besar antara negara-negara maju seperti Norwegia, Inggris, Singapura dengan negara-negara berkembang seperti Philipina dan Indonesia

Perbandingan Ketimpangan Pendapatan Grafik di samping memperlihatkan bahwa pendapatan di negara-negara berkembang cenderung untuk tidak merata dibandingkan dengan negara maju.

Rendahnya Produktivitas Kita semua tentu mengingat konsep the law of marginal diminishing returns. Bila dikaitkan dengan konsep produksi, tambahan salah satu faktor produksi di mana faktor-faktor yang lain tetap, akan memberikan tambahan produksi sampai pada titik tertentu dan akan menurun setelah melewati titik tersebut. Konsep ini sangat terlihat nyata pada negara berkembang. Faktor produksi yang paling dominan adalah tenaga kerja dan tanah, sementara faktor lain seperti modal dan kewirausahaan sangatlah rendah. Sebagai akibatnya produksi tidak mencapai titik optimal. Tidak heran jika dengan faktor yang terbatas ini, produktivitas dari negara-negara berkembang kalah dibandingkan dengan negara-negara maju.

Pertumbuhan Penduduk dan Ketergantungan yang Tinggi Pertumbuhan penduduk merupakan hal yang lmrah terjadi di setiap negara, ditandai dengan bertambahnya penduduk suatu negara dari tahun ke tahun. Pertumbuhan penduduk ini sangat dipengaruhi oleh dua hal yaitu kelahiran dan kematian. Di negara berkembang tingkat kelahian mencapai 30-40 sedangkan di negara maju kurang dari setengahnya. Tingkat kematian di negara-negara berkemban lebih besar dari negara-negara maju yang mengindikasikan buruknya tingkat kesehatan di negara-negara berkembang. Namun, berkat upaya peningkatan dan perbaikan kualitas kesehatan, tingkat kematian di negara-negara berkembang dapat perlahan-lahan turun. Turunnya tingkat kematian di negara berkembang membawa dampak baru karena penurunan tingkat kematian tidak dibarengi dengan penurunan tingkat kelahiran, sehingga pertumbuhan penduduk menjadi membengkak.

Rata-rata pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang mencapai 2,0 persen. Sementara di negara-negara maju hanya 0,5 persen per tahun. Sebagai akibatnya negara berkembang memiliki 40 persen penduduknya adalah anak-anak di bawah 15 tahun. Hal ini membebani ekonomi karena anak-anak tersebut bukanlah angkatan kerja produktif, yang masih tergantung pada angkatan kerja produktif. Di pihak lain, juga terdapat penduduk berusia lanjut yang juga menjadi tanggungan angkatan kerja produktif. Dalam ilmu ekonomi, proporsi penduduk berusia lanjut dan anak-anak disebut beban ketergantungan (dependency ratio). Semakin besar beban ketergantungan, maka semakin tidak menguntungkan bagi suatu negara karena produktivitas negara semakin menurun.

Tingkat Pengangguran yang Tinggi Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk ditambah dengan rendahnya kualitas tenaga kerja, merupakan penyebab utama tingginya tingkat pengangguran di negara-negara berkembang. Data mencatat bahwa tingkat pengangguran terbuka mencapai 8 sampai 15 persen. Dari sekian pengangguran, banyak dijumpai penduduk antara 15-24 tahun dan memiliki pendidikan tinggi. Ini mengindikasikan bahwa penyerapan tenaga kerja di negara-negara berkembang masih sangat rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan peran pemerintah yang cukup besar untuk menangani hal ini.

Ketergantungan Terhadap Produksi Petanian dan Ekspor Barang-Barang Primer Salah satu karakteristik kependudukan negara-negara berkembang adalah penduduknya sebagian besar hidup di daerah pedesaan. Otomatis, sebagian besar penduduknya hidup dari sektor pertanian, yaitu kurang lebih sebesar 58 persen. Bila dibandingkan produktivitasnya, negara-negara berkembang sangat tertinggal dengan negara-negara maju. Di samping ketergantungan pada sektor pertanian, orientasi ekspor negara-negara berkembang banyak bertumpu pada barang-barang primer, seperti produk-produk pertanian, hasil hutan dan bahan-bahan mentah. Ekspor primer seperti ini sebenarnya kurang menguntungkan karena barang primer memiliki nilai tambah yang lebih rendah dibandingkan dengan barang sekunder dan barang tersier. Akan tetapi, keterbatasan teknologi menjadi dasar utama bagi negara-negara berkembang hanya mampu mengekspor barang-barang primer. Bagi negara-negara berkembang, ekspor menjadi tumpuan untuk mendapatkan devisa dalam rangka pembiayaan pembangunan.

Pasar yang Tidak Sempurna dan Informasi yang Tidak Memadai Di banyak negara berkembang, perangkat hukum, budaya dan institusi, kalaupun ada masih sangat lemah dalam mendukung beroperasinya mekanisme pasar secara efektif dan efisien. Padahal mekanisme pasar yang efektif dan efisien adalah salah satu syarat mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap. Tanpa adanya sistem hukum yang mapan, bisnis takkan dapat berkembang dengan baik sehingga pasar tidak bekerja secara sempurna. Dalam kondisi ini, informasi pasar juga sangat terbatas dan seringkali menyebabkan barang, uang dan sumber-sumber daya lainnya sulit menyebar.

Dominasi, Ketergatungan, dan Kerapuhan dalam Hubungan Internasional Bagi negara-negara berkembang pada umumnya, salah satu faktor utama yang mengakibatkan rendahnya standar hidup masyarakat mereka, serta kian mencoloknya ketimpangan distribusi pendapatan internasional adalah distribusi kekuatan politik dan ekonomi yang tidak merata. Di bidang ekonomi, negara-negara berkembang sangat bergantung pada bantuan-bantuan ekonomi yang diberikan lembaga-lembaga internasional seperti IMF,ADB dan World Bank. Ketergantungan ini dilatarbelakangi oleh lemahnya sokongan modal yang dimiliki oleh negara-negara berkembang. Di bidang politik, negara-negara berkembang menjadi negara yang memiliki kekuatan politik yang rendah dan daya tawar yang lemah di kancah internasional.