BELAJAR DARI (JANGAN SEPERTI) Demas 2 Timotius 4:9-11 Pdt. Hudus Pardede
Apa Kata Paulus tentang Demas Kolose 4: 14: “Salam kepada- mu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari Demas.” Filemon 23-24 menyebutkan: “Salam kepadamu dari Epafras . . . dan dari Markus, Aristarkhus, Demas, dan Lukas, teman- teman sekerjaku.” 2 Timotius 4:10 melaporkan Demas telah meninggalkan Paulus, termasuk sejumlah besar orang di jemaat Asia Kecil (2 Timotius 1:15). Kalau itu bisa terjadi pada orang dekat rasul, maka kitapun sama rawannya.
Demas, Sang Pelayan Tuhan 1. Rekan kerja (Yun: sunergos) Paulus dalam memberitakan Injil dan membangun jemaat. 2. Terkenal di kalangan jemaat waktu itu. Rasul Paulus tidak perlu memberi keterangan apapun tentang Demas, karena jemaat telah mengenalnya. 3. Terpandang dan menonjol dalam pelayanannya, karena Paulus berkali-kali mengingat dan menulis nama Demas dalam beberapa suratnya.
Jatuh Cinta Pada Dunia Dalam teks aslinya, kata “mencintai” menggunakan kata “agapao,” menggam- barkan sebuah cinta yang sangat dalam, berkomitmen. Biasanya kata ini dipakai untuk menggambarkan cinta Tuhan pada manusia (bdk. Yoh. 3:16). Inilah tingkat kedalaman cinta Demas pada dunia, dan itu tidak terjadi dalam sehari. Seperti perselingkuhan yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Bdk. Lagu Ungu “Kekasih Gelapku”
“Dunia ini” Dalam bahasa aslinya “aionia” (= dunia yang sekarang ini). Keterangan waktu ini menunjukkan Demas memusatkan hidupnya pada kehidupan masa sekarang, yang sementara, fana, dan sia-sia. Filosofi “aji mumpung”: hidup hanya sekali, kesempatan tidak datang dua kali, maka ambil dan nikmati.
“Meninggalkan aku” Dalam bahasa Yunani “egkataleipo” (meninggalkan, desersi, seperti prajurit yang lari dari tugas kemiliterannya). Demas enggan menderita dan berkorban, kontras dengan penawaran kenikmatan dunia. Pelayanan yang sejati selalu mengandung risiko, dan pilihan terhadap adalah “fight” (hadapi, gumuli) atau “flight” (melarikan diri). Sayangnya Demas hanya menghitung resiko tanpa memperhitungkan kemuliaan yang akan diperolehnya kelak
“Berangkat ke Tesalonika” Kota Tesalonika merupakan kota perdagangan terbesar di Eropa Tenggara, modern dan makmur. Tesalonika menawarkan pekerjaan dan kekayaan yang tampaknya lebih menggiurkan dibandingkan pelayanan. Pelayanan kepada Tuhan telah dilihat dari perspektif “politik transaksional.” Bdk. Penggalian arkeologis kota Tesalonika, masih tampak kemegahan dan kemewahan.
4 Pelajaran Utama Dari Demas Tidak ada orang percaya yang kebal terhadap godaan dunia (bdk. I Kor. 10:12). Pandangan/visi tentang masa depan akan membentuk cara dan nilai hidup kita sekarang. Cara hidup “yang penting sekarang” akan membawa pada penyesalan panjang. Harusnya seperti rekan-rekan sekerjanya Demas juga meninggalkan warisan bernilai kekekalan untuk generasi sekarang, namun karena ketidaksetiaan ia meninggalkan noda tak terlupakan dalam sejarah kekristenan.
Mencegah jatuhnya “Demas” 1. Pusatkan diri pada kekekalan, bukan kekinian. Roma 8:18 “penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.” 2. Pahami maksud Tuhan dalam setiap penderitaan/ kekurangan dan kelimpahan. Amsal 30:8-9 “...jangan berikan aku kemiskinan atau kekayaan...”
Mencegah jatuhnya “Demas” 3. Tunaikan dan tuntaskan tugas yang Tuhan percayakan. Yohanes 17:4 “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesauikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.” 4. Selesaikan perjuangan iman dengan baik. Wahyu 2:10 “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan”.
“Ya Tuhan tiap jam, ku memerlukan-Mu “Ya Tuhan tiap jam, ku memerlukan-Mu. Engkaulah yang memb’ri sejahtera penuh. Reff: Setiap jam ya Tuhan, Dikau kuperlukan. Ku datang Jurus’lamat, berkatilah.”