Presented by: A.Agung Adnyesuari (11362) Anita Firda Wardani (11368)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Seminar Komprehensif Hendri Ahmadi
Advertisements

Perbaikan Ketahan Tanaman Vanili Terhadap Penyakit Layu Melalui Kultur In Vitro Agroekoteknologi H.
M A T R I K S Budi Murtiyasa Jur. Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta Juli /08/20141design by budi murtiyasa 2008.
PR Kumpulkan Hari Senin, 17 Maret Suatu percobaan pelemparan dadu dilakukan. Misalkan F adalah kejadian munculnya mata dadu 6 dan E adalah kejadian.
EFEKTIVITAS PENAMBAHAN Bacillus sp.
VI. PERCOBAAN FAKTORIAL
VIII. RANCANGAN PETAK-PETAK TERBAGI
KONSEP DASAR PROBABILITAS
2 Faktor (EXPERIMENTAL DESIGN)
PERCOBAAN FAKTORIAL Azimmatul Ihwah, S.Pd, M.Sc
Dr. Ir. Iskandar., MSi dan Ujang Subhan, S.Pi., MSi
Agrobacterium tumefaciens – Sebagai Media Transformasi Genetik pada Pinus kesiya Royle ex Gord (khasi pine) Mata Kuliah Bioteknologi Dosen : Prof. Dr.
KELOMPOK PEMULIAAN TANAMAN
Matriks & Operasinya Matriks invers
MATEMATIKA KELAS 10 SEMESTER GANJIL.
UNSUR PENILAIAN MAKALAH
EFEK PEMAPARAN DETERJEN TERHADAP RASIO SEKS ANAKAN Daphnia magna
SIFAT TOTIPOTENSI PADA JARINGAN TUMBUHAN SEBAGAI DASAR KULTUR JARINGAN
MODUL KULIAH STRUKTUR DATA TANGGAL REVISI TANGGAL BERLAKU KODE DOKUMEN :::::: September Pertemuan Ke : 10 / Page Edited By Al-Bahra.
4. PROSES POISSON Prostok-4-firda.
SRI NURMI LUBIS, S.Si.
Wacana Bibit Pisang Kultur Jaringan Bibit pisang kultur jaringan adalah bibit yang dihasilkan melalui biakan jaringan (sel meristem) pada media buatan.
PERBANYAKAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA) DALAM MEDIA IN VITRO DENGAN PENAMBAHAN NAA DAN BAP PADA BERBAGAI KONSENTRASI Disusun oleh : Dannar Nur Fathini (11324)
Peubah Acak.
TINJAUAN UMUM DATA DAN STATISTIKA
P E R C O B A A N F A K T O R I A L D E N G A N RANCANGAN ACAK LENGKAP
Zat Pengatur Tumbuh dalam kultur jaringan
      PROPOSAL PENELITIAN   PENGARUH PANJANG SETEK DAN DIAMETER TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN AGLAONEMA (Aglaonema crispum) DI KELURAHAN NAMAOLE KECAMATAN.
PELUANG SUATU KEJADIAN
UJI KOMPETENSI 1.
OLEH ARIANI LAMANI NPM :
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DESI RARASTITI ( ) SEPTI HANDAYANI ( ) DWI HARSAYA ( )
ANATOMI KARYA ILMIAH Pendahuluan Format Pengetikan
Isolasi Protoplas.
METODOLOGI PENELITIAN
KONSEP DASAR PROBABILITAS
Penarikan sampel dengan TAR
KONSEP DASAR PROBABILITAS
Kultur organ tumbuhan Departemen Biologi
Rancangan Acak Kelompok Faktorial
Rancangan Acak Kelompok Faktorial
Percobaan 2 faktor dalam RAK
Percobaan Berfaktor Perlakuan : kombinasi antara taraf faktor satu dengan taraf faktor yang lain Penempatan perlakuan dalam : RAL, RAK, SPLIT PLOT atau.
KULTUR KALUS.
PERCOBAAN FAKTORIAL DAN TERSARANG NUR LAILATUL RAHMAH, S.Si., M.Si.
KULTUR JARINGAN.
MEMBIAKAN TANAMAN DENGAN KULTUR JARINGAN
PERTEMUAN 4 PERCOBAAN FAKTORIAL NONPARAMETRIK
Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional Peningkatan Effisiensi Pengisian Dan Pembentukan Biji Mendukung Produksi Benih Padi Hibrida.
RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) COMPLETTED RANDOMIZED DESIGN (CRD)
KLONING GEN CP POTYVIRUS DAN KONTRUKSI KIMERA PLASMID EKSPRESI
RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL) LATIN SQUARE
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA     PENGEMBANGAN ILES- ILES (Amorphophallus muellleri) SEBAGAI BAHAN PEMADAT DALAM MEDIA TANAM TEKNOLOGI KULTUR JARINGAN.
Dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL)
PERCOBAAN FAKTORIAL.
Forcep Rio Indaryanto, S.Pi., M.Si
OPTIMASI HASIL SURFAKTAN DAN GLISEROL DARI MINYAK/LEMAK LIMBAH INDUSTRI KRIMER DITINJAU DARI SUHU PEMANASAN, KONSENTRASI KATALIS, DAN LAMA PEMANASAN Devy.
Uji Lanjut: Uji Berganda Duncan (DMRT) (Duncan's Multiple Range Test)
RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBL)
Percobaan 2 faktor dalam RAK
Prof. Dr. Ir. Loekito Adi S., M.Agr
Naftalia Gresica Saragih XII IPA 2
KULTUR KALUS Dina Purwanti Pamuji Raharjo
KONSEP ANALISIS OF VARIANCE
ZAT PENGATUR TUMBUH SEBAGAI FAKTOR KULTUR JARINGAN
KOMPOSISI MEDIA EKSPLAN DALAM KULTUR JARINGAN
Disusun Oleh: 1. Fitriani C 2. Putri Yulian Edwart C 3. Rena C
Judul Harus Padat, Jelas, Informatif , dan Tidak Lebih dari 20 Kata
LAPORAN KEMAJUAN PKMP PENGEMBANGAN KEBUN PANGKAS UNTUK PRODUKSI TUNAS SENGON SOLOMON (Paraserianthes falcataria var. Solomoniensis l. Nielsen) SEBAGAI.
PERBANYAKAN TANAMAN TEBU SECARA INVITRO (MIKROPAGASI) DENGAN PEMANFAATAN MEDIA HORMON OLEH: DIMAS PRAKOSWO W, A.Md., S.P.
Transcript presentasi:

INDUKSI EMBRIO SOMATIK KEDELAI HITAM PADA BERBAGAI KONSENTRASI AUKSIN DAN SUKROSA Presented by: A.Agung Adnyesuari (11362) Anita Firda Wardani (11368) Agus Budi Setiawan (11555)

Latar belakang Regenerasi tanaman kedelai hitam melalui embrio somatic merupakan cara yang paling efektif untuk perbanyakan tanaman.

Tujuan Menentukan kombinasi konsentrasi 2,4-D dan sukrosa yang paling efektif bagi perkembangan embrio somatik kedelai hitam.

Tinjauan pustaka Regenerasi tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merr.) hasil kultur in vitro dapat dilakukan melalui proses organogenesis (pembentukan tunas adventif) atau proses embryogenesis somatik (pembentukan embrio somatik) dari eksplan (Komatsuda 1992, Bailey et al. 1993 cit Widoretno et. al., 2003). Induksi embrio somatik (ES) primer pada kedelai dapat dilakukan langsung dari ekpslan kotiledon muda (Liu et al. 1992, Bailey et al. 1993, cit Widoretno et. al., 2003).

Metodologi Percobaan ini disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) factorial 3x3, faktor pertama adalah konsentrasi 2,4-D terdiri dari dua aras yaitu (10 mg/l, 20 mg/l dan 30 mg/l) sedangkan faktor kedua adalah konsentrasi sukrosa terdiri dari tiga aras yaitu (20 g/l, 30 g/l, 40 g/l). Data hasil pengamatan dianalisis dengan anova pada tingkat signifikan 5%. Jika terdapat beda nyata dilakukan uji lanjut DMRT .

Parameter pengamatan : persentase eksplan yang mampu membentuk embrio, saat munculnya embrio (hari) dan jumlah embrio.

Jumlah embrio dengan perlakuan 2,4-D dan sukrosa rata-rata 20 g/l 30 g/l 40 g/l 2,4-D 10 mg/l 2 0.67 0.33 1.00a 2,4-D 20 mg/l 0.00b 2,4-D 30 mg/l 0.22ab 0.67a 0.22a 0.33a (-) Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata . (-) Tidak ada interaksi

Persentase eksplan yang membentuk embrio dengan perlakuan 2,4-D dan sukrosa rata-rata 20 g/l 30 g/l 40 g/l 2,4-D 10 mg/l 30 15.00 15 20a 2,4-D 20 mg/l 0.00a 2,4-D 30 mg/l 5ab 10a 5a (-) Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata . (-) Tidak ada interaksi

saat munculnya embrio (hari) dengan perlakuan 2,4-D dan sukrosa rata-rata 20 g/l 30 g/l 40 g/l 2,4-D 10 mg/l 7 4.67 6 5.89a 2,4-D 20 mg/l 0.00a 2,4-D 30 mg/l 2.33a 1.56a 4.33a (-) Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata . (-) Tidak ada interaksi

Kesimpulan Konsentrasi 2,4-D 10 mg/l dapat menghasilkan embrio terbanyak (1,00) dengan persentase eksplan yang mampu membentuk embrio 20%. Tidak terdapat interaksi antara perlakuan macam konsentrasi 2,4-D dan sukrosa.

TERIMA KASIH