PENULISAN BAGIAN TUBUH TULISAN ILMIAH

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MEMBACA UNTUK MENULIS By : Dr. Sunarti
Advertisements

TEKNIK PENULISAN UNTUK PUSTAKAWAN
Teknik Penulisan Jurnal Ilmiah
OUTLINE KARYA TULIS ILMIAH
OUTLINE DAN STRATEGI PENULISAN PKM Saichudin
MERANGKUM SELURUH ISI INFORMASI TEKS BUKU KE DALAM BEBERAPA KALIMAT
GAYA SELINGKUNG PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
SISTEMATIKA PENULISAN ILMIAH Saryono. Susunan Laporan Penelitian  Baris kepemilikan  Judul  Abstrak  Pendahuluan  Tinjauan Pustaka  Metode Penulisan/
TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH
MARGARETA ANDRIANI, M.PD.
KEGIATAN MENULIS DI PERGURUAN TINGGI
PENGERTIAN KARYA ILMIAH
Paragraf Deduksi Paragraf Deduksi menguraikan masalah umum ke masalah khusus. Proses pengembangan paragraf deduksi adalah: Memandang masalah secara umum.
KARANGAN ILMIAH Marlina, M.Pd..
METODE PENULISAN ILMIAH PERTEMUAN 2: PENDAHULUAN
TEORI Teori merupakan sekumpulan pemikiran atau konsep, definisi atau usulan yang saling berkaitan untuk menjelaskan suatu fenomena tertentu dengan cara.
MENULIS KARYA ILMIAH.
METODE PENULISAN ILMIAH PERTEMUAN 2: PENDAHULUAN
BAB V TEMA, TOPIK DAN JUDUL.
LANGKAH PENULISAN KARANGAN ILMIAH
OUT-LINE DAN STRATEGI PENULISAN ILMIAH
Dosen: Drs. Mariman HRC, MM, MPd.
Proposal Penyusunan perencanaan penelitian hukum perlu dijelaskan mengenai metode analisa yang akan diterapkan. Misalnya metode kualitatif atau metode.
Teknik Penulisan Ilmiah 2
FORMAT PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Workshop Penyusunan Skripsi
PROSES PENYUSUNAN KARANGAN ILMIAH
Penulisan Topik Khusus
Telaah Proposal Penelitian internal
Workshop Penyusunan Skripsi
Menulis karya tulis ilmiah
(Teknik Penulisan Karya Ilmiah) A
KD : Menilai isi dua buku fiksi dan satu nonfiksi yan dibaca.
Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru
Karangan Ilmiah, Ilmiah Populer, dan Nonilmiah
PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
PROSES PENYUSUNAN KARANGAN ILMIAH
TEKNIK PENULISAN ILMIAH
METODOLOGI PENELITIAN HUKUM (KULIAH IV)
PENULISAN DAN PENYUNTINGAN ARTIKEL ILMIAH
PARAGRAF/ALINEA Pertemuan 7
PENYUSUNAN USUL DAN LAPORAN PENELITIAN.
MERANGKUM SELURUH ISI INFORMASI TEKS BUKU KE DALAM BEBERAPA KALIMAT
TEKNIK PENULISAN ILMIAH
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH UNTUK SEMINAR DAN PUBLIKASI Herman Mawengkang Departemen Matematika, FMIPA USU UNIMAL
KARYA TULIS ILMIAH.
TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH
Workshop Penulisan Karya Tulis Ilmiah
BAB III KUALITAS TESIS.
KETERAMPILAN BERBAHASA.
KARANGAN ILMIAH.
TOPIK, TEMA DAN JUDUL Kelompok 7 Annisaush Sholihatul Qoriah
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
TIM MGMP BAHASA INDONESIA SMKN 2 MOJOKERTO.
HAKIKAT MAKALAH Kelompok 3: DEVRIE ADITYA PURNAMA GINA ARTHA
KETERAMPILAN BERBAHASA.
KONSEP DASAR PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
PERENCANAAN PENULISAN KARYA ILMIAH
MISI KARYA ILMIAH DALAM UNIVERSITAS
Karya Ilmiah Produk dalam bentuk tulisan Karya tulis ilmiah :
KARYA TULIS ILMIAH.
Penulisan Ilmiah.
MEMBACA UNTUK MENULIS By : Dr. Sunarti
Perencanaan penulisan KARANGAN ILMIAH
PENDAHULUAN JIKA ANDA INGIN DAPAT MENULIS SUATU KARYA ILMIHA MAKA YANG HARUS ANDA MILIKI ADALAH KEMAUAN KEMAUAN YANG KERAS AKAN DAPAT MEMOTIVASI DIRI.
Kerangka Karangan.
REVIEW JURNAL ILMIAH / PAPER. TUJUAN REVIEW PAPER Tujuan dari review paper adalah untuk mempermudah dalam membahas inti dari hasil penelitian.
Penulisan Karangan Ilmiah
TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH Burhan Nurgiyantoro FBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta Juli 2009.
TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH. Pengetahuan dan kemampuan juga terkait deng an cara mengungkapkan gagasan: aspek bahasa Kemampuan mengungkapkan ide dalam.
Transcript presentasi:

PENULISAN BAGIAN TUBUH TULISAN ILMIAH saryono

PENDAHULUAN Menulis itu mudah, terutama bagi yang mau menulis Jadi, syarat pertama adalah kemauan Jika kemauan belum muncul, padahal tuntutan menghasilkan karya tulis terus menghantui, kita harus memotivasi diri Jadi, syarat kedua adalah kemampuan memotivasi diri sendiri Bagaimana cara memotivasi diri sendiri? Misalnya, karena ingin cepat selesai kuliah, namanya dikenal orang (terkenal), pendapatnya diketahui orang, membuat tulisan karena masalah seperti itu belum ditulis orang, menanggapi tulisan, pendapat, atau mereaksi suatu keadaan, menambah penghasilan, dll

Pendahuluan lanjutan… Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi karena memiliki pengetahuan dan kemampuan Pengetahuan dan kemampuan adalah syarat berikutnya untuk menjadi penulis Tetapi, jika kita telah mempunyai kemauan dan motivasi, pengetahuan dan kemampuan lebih mudah untuk dikembangakan Pengetahuan dan kemampuan berkaitan dengan isi tulisan, apa yang diuraikan dalam karya tulis, cara dan tata cara mengungkapnya Jadi, pada intinya, untuk menjadi penulis, orang harus memiliki kemauan, motivasi, pengetahuan, dan kemampuan

Pendahuluan lanjutan… Pengetahuan dan kemampuan juga terkait dengan cara mengungkapkan gagasan: aspek bahasa Singkatnya, ada dua unsur pengetahuan & kemampuan yang harus dimiliki: apa yang akan diungkapkan (isi) dan bagaimana cara mengungkapkan (bentuk) Aspek isi dan bentuk adalah dua hal yang mendukung eksistensi sebuah karya tulis; keduanya saling terkait dan saling melengkapi Tulisan dengan bahasa yang benar jika isi tidak meyakinkan, orang akan malas membaca karena tidak memberi nilai tambah Tulisan dengan ide yang bagus, orisinal, dan luas, tetapi jika bahasanya tidak benar akan kacau (bahasa menunjukkan karakter penulis) Berlatih menulis karya ilmiah mesti melibatkan kedua unsur itu

KENDALA MENULIS Mengapa kita sulit menghasilkan karya tulis padahal profesi kita menuntut untuk itu? Tampaknya, ada sejumlah kendala yang menjadi penyebabnya yang antara lain Kendala psikologis: merasa tidak bisa padahal belum berusaha malu, takut, atau tidak percaya diri tulisannya kurang baik sehingga ditertawakan orang malu, takut, atau tidak percaya diri bahwa pengetahuannya tidak banyak malu, takut, atau tidak percaya diri bahwa kemampuan bahasanya kurang baik kurang termotivasi karena berbagai sebab malas, tidak ada keinginan untuk maju dll

Kendala kemampuan: Kendala ekonomis/lain-lain: kurang menguasai pengetahuan, bahkan untuk bidang keilmuannya sendiri (unsur gagasan, isi) tidak tahu apa yang harus atau dapat ditulis untuk penulisan karya ilmiah kurang menguasai bahasa untuk membahasakan gagasan pada penulisan karya ilmiah (aspek bentuk) kurang memahami model dan teknik penulisan karya ilmiah Kendala ekonomis/lain-lain: tidak ada tantangan dari faktor income, tidak menulis juga sudah bisa hidup layak tidak memahami pentingnya berekspresi lewat karya tulis kurang memahami/mengharagai pentingnya penyebaran informasi lewat tulisan (kegiatan tulis-baca) masih terpaku pada budaya lisan (bicara-dengar; ngobrol, nonton televisi, dll)

Ragam Tulisan Ilmiah Artikel ilmiah (artikel review) Essai Karya tulis (skripsi, tesis, disertasi) Laporan penelitian Publikasi hasil penelitian Penulisan Ilmiah 2002

struktur artikel Sama dengan menulis sebuah karya ilmiah, sbb: Pendahuluan. Pembahasan. Penutup.

Susunan Tulisan Judul Abstrak Pendahuluan Tinjauan Pustaka Bahan dan Metode Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka

Beberapa pola untuk menyajikan artikel: Pola pemecahan topik/masalah. Di sini suatu topik atau masalah dibahas, dipecah menjadi bagian-bagian lebih kecil, kemudian masing-masing dianalisa. Pola kronologi. Pola ini menggarap topic menurut urut-urutan peristiwa yang terjadi. Pola pendapat dan alasan pemikiran. Pola ini dipakai bila penulis hendak mengemukakan pendapatnya sendiri lalu menunjukkan alasan-alasan atas pemikirannya itu. Pola pembandingan. Yakni membandingkan dua aspek atau lebih dari suatu topik dan menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Inilah pola dasar yang paling sering dipakai untuk menyusun tulisan.

Bukan bakat, bukan Keturunan Kamu berbakat menulis? Kamu bisa disebut berbakat menulis kalau kamu menulis. Ini ibarat ramalan bintang yang kita bilang jitu kalau sudah kejadian. Kamu nggak bisa bilang kamu berbakat menulis kalau kamu cuma ngobral omong kanan-kiri tentang ide sebuah buku atau tulisan. Itu nggak bisa menjadi indikasi kalau kamu berbakat menulis.

Jadi, menulis itu masalah apa? Menulis bukanlah masalah bakat. Apalagi cuma banyak omong. Bagaimana mungkin kita bisa mengatakan diri berbakat menulis, sementara belum pemah ada satu tulisan pun kita hasilkan. Ide yang brilian, tema yang menarik tidak akan membuat kita dicap berbakat menulis tanpa menuliskannya. Jadi, menulis itu masalah apa? Menulis masalah latihan Suka menulis? Oke, cukup. Alasan cukup untuk melatih kita belajar menulis. Lupakan bakat. Lupakan kalau kamu punya banyak ide cerita menarik. Ambil kertas dan pena, segera coba menuliskan ide cerita yang ada di kepala ! Kalau saya ditanya apa dasar dari menulis, jawaban saya cuma satu : Latihan. Menulis itu adalah tindakan! Teori menulis sehebat apa pun tidak akan bisa bikin kita lebih jago tanpa melakukan akti vitas menulis itu sendiri, Yang akan membuat kita semakin pintar menulis cuman satu : Latihan Menulis.

Bahan dasar menulis: 1. bisa baca dan tulis 2. latihan Tidak ada langkah standar untuk menulis! Tidak ada langkah standar atau resep untuk menghasilkan tulisan. Proses menulis bisa dimulai dari mana saja, dan berakhir di mana aja. Menulis itu pekerjaan non linear, tidak mengenal langkah pertama apa dulu sebelum masuk ke langkah kedua, ketiga, dan seterusnya. Kadang, kita baru memulai menulis kalau outline tulisannya sudah jadi. Kamu bisa memulainya dengan cara yang paling membuat kamu nyaman dan menikmati proses menulis.

Faktor penting dalam menulis adalah diri kita sendiri : 1. seberapa kita menguasai hal-hal yang akan kita tulis, 2. seberapa kita percaya diri bahwa yang kita tulis itu penting dan otentik.

Cara menulis bagian isi tulisan artikel ilmiah Membuat outline Buat sub bab yang akan ditulis Rinci sub bab tersebut menjadi bagian sub-sub bab

Mengembangkan outline menjadi paragraf Tentukan topik setiap paragraf Mulai dengan penjelasan istilah Buat kalimat pendukung Hubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain Dukung dengan data/pustaka relevan dan up to date

PEMBUATAN OUTLINE Menulis pada hakikatnya adalah mengungkapkan ide dan gagasan ke dalam wujud bahasa tertulis Ide, gagasan, atau materi yang ada di pikiran banyak sekali Agar dapat diungkapkan dengan sistematis-logis dan dengan bahasa yang benar, semua harus ditata, disistematiskan, dan dipersiapkan dengan baik Penataan itu sebaiknya konkret, tidak hanya di pikiran saja, dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca berulang-ulang Itulah yang kemudian disebut sebagai outline karya tulis

Outline karangan: kerangka karangan, garis besar karangan Pembuatan lanjutan… Outline karangan: kerangka karangan, garis besar karangan Outline berisi kerangka topik dan sub-subtopik yang akan dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang lengkap-jadi Outline mencantumkan judul karangan dan sub-subjudul (bab, bagian) (semuanya sementara) Outline haruslah sudah memberikan gambaran jelas tentang masalah yang diuraikan dalam karangan Semua subjudul harus mendukung tema karangan yang secara jelas tercermin dalam judul; semua subjudul mendukung judul utama karangan Semua sub-subjudul harus mendukung subjudul Semua subjudul menunjukkan secara konkret tentang apa saja yang akan diuraikan dalam batang tubuh karangan Dengan membaca outline, mestinya orang sudah dapat membayangkan apa isi karangan secara keseluruhan Outline yang jadi tidak lain adalah daftar isi sebuah karya tulis

Langkah pembuatan Outline Penyakit yang menghantui penulis pemula (sering juga: yang telah berpengalaman) adalah memulai sebuah tulisan Kebingungan itu biasanya meliputi pertanyaan: apa yang harus pertama dituliskan, serta bagaimana pengalimatan dan pengalineaannya Kebingunan pertama disebabkan oleh adanya sejumlah gagasan yang “berebut” untuk lebih dahulu dituliskan;apa yang mesti dituliskan di awal penulisan Atau sebaliknya, kebingungan karena tak ada gagasan yang akan diungkapkan; belum punya topik atau judul penelitian Kebingungan kedua menyangkut aspek bahasa, bahasa tulis-menulis Bagi mahasiswa/pelajar yang sedang belajar menulis, ketepatan unsur bahasa tampaknya lebih ditekankan Tetapi, bagi para penulis sungguhan (mahasiswa S2/S3 masuk kelompok ini), aspek isi karangan lebih ditekankan Hal itu tidak berarti masalah bahasa diabaikan, tetapi semestinya itu sudah baik (kalau belum baik, ya…kebangeten)

Cara pembuatan outline sebagai berikut Langkah lanjutan … Cara pembuatan outline sebagai berikut Tuliskan judul (sementara) penelitian yang akan dilakukan Tuliskan semua topik/subtopik/ide yang terkait dengan judul (tema) karangan Biarkan semua subtopik/ide itu bermunculan begitu saja, tidak usah terburu mengurutkannya secara logis-kronologis Setelah semua subtopik/ide dituangkan (sementara), cermati satu per satu berdasarkan cakupan dan urutan Cakupan dimaksudkan sebagai satu subtopik dan sub-subtopik yang menjadi bawahannya yang memang berkaitan secara logika Atau, satu subjudul dengan subjudul-judul yang mendukungnya Urutkan tiap subjudul dan sub-subjudul ke dalam pengurutan yang menunjukkan alur pemikiran yang logis-kronologis Urutan subjudul langsung mendukung judul,dan sub-subjudul mendukung langsung subjudul

Langkah lanjutan … Setelah pengurutan subjudul dan sub-subjudul secara logis-kronologis selesai, cermati sekali lagi: Mungkin ada yang perlu ditambahkan, dibuang, atau dipindah letaknya ke bagian yang yang lebih sesuai Jika sudah, selesailah pembuatan outline karangan itu dan dilanjutkan membuat karangan secara utuh Tetapi, itu tetap bersifat sementara karena dalam proses penulisan selalu saja terjadi perubahan: pengurangan, pemindahan, atau penambahan sub-subjudul atau ide-ide baru yang muncul kemudian Pengembangan outline menjadi karangan yang utuh dapat dimulai dari subjudul mana saja tergantung kesiapan referensi Tetapi, alur logika yang runtut harus tetap diusahakan pada akhir penulisan Tiap subjudul dan sub-subjudul harus secara jelas mendukung tema karangan

Cara menulis bagian isi laporan penelitian Hasil dan pembahasan Hasil: Karakteristik responden Deskripsi setiap variabel Deskripsi hubungan/perbandingan setiap variabel Pembahasan: Paparkan bagian yang paling menonjol (paling rendah/paling tinggi) Jelaskan mengapa bisa terjadi demikian Bandingkan dengan hasil penelitian/pendapat lain

Beberapa tips menulis ? Lihat tulisan orang lain yang sejenis, sebagai pembanding dalam menuangkan ide atau gagasannya kedalam tulisan Simaklah kalimat orang lain tersebut baik-baik untuk dijadikan contoh, lalu tuliskan dengan kata-kata sendiri

Biarkan dulu masalah tata bahasa dan gaya bahasa, yang penting mulai menulis dan terus menulis sampai naskah selesai Jangan takut memasukkan segala bahan, informasi, tabel, gagasan, argumentasi, dan kesimpulan sementara kedalam draft tulisan Pengalaman menunjukkan bahwa lebih mudah menghapus dan mengurangi dari pada menambahkan sesuatu kemudian.

Praktik Menulis Aktivitas menulis tidak cukup hanya berbekal teori walau pengetahuan teoretis juga penting Untuk dapat menulis, kita harus benar-benar langsung praktik menulis Seperti belajar berenang: untuk dapat berenang kita harus betul-betul praktik berenang dengan resiko tenggelam Menulislah apa saja: apa yang diminati, apa yang ada di pikiran, apa yang menantang, tanpa merasa takut salah Bentuk tulisan bisa jadi masih berwujud coretan-coretan ekspresif, tidak karuan, tidak saling terkait, Itu tidak masalah, sebab substansinya adalah menulis-kan apa saja, gagasan dan ide-ide atau pendapat kita Kemudian cobalah kembangkan menjadi sebuah outline

Strategi Menyusun Sistematika Pemah nggak memakai jasa guide sewaktu tur? Kalau pemah beberapa kali memakai jasa guide, pasti pemah ngerasain bahwa Si A lebih enak memandu kita ketimbang si B, misal. Kenapa bisa begitu? Mungkin akan banyak alasan kenapa si A lebih baik daripada si B dalam memandu kita sebagai wisatawan. Tapi yang jelas, kalau si A memang lebih baik, dia pasti lebih pandai meramu urut-urutan tujuan wisata kita. Tempat mana yang menjadi titik awal, lalu ke tempat mana lagi, dan terakhir akan berkumpul di lokasi mana. Penulis juga begitu. Tugas penulis bukan melulu menuangkan ide menjadi bacaan. Penulis juga harus bisa secara menarik memandu pembacanya ke ide yang ia kembangkan dalam karyanya. Di sinilah pentingnya penulis memperhatikan sistematika (untuk karya non fiksi) 

Peta sebab akibat Ada tipe penulis yang memang sangat cepat dalam membuat sistematika. Dia bahkan mungkin nggak pemah menulis kertas perencanaan untuk naskahnya. Dia menulis dengan cara mengalir begitu saja. Ya, silakan. Boleh aja. Tapi kalau kita tergolong orang yang sering bingung, "Nanti akhir ceritanya gimana ya?" atau "Aduh, habis ini apa lagi ya yang mau diceritain?" sebaiknya bikinlah perencanaan. Salah satu alat yang bisa kita pakai untuk merencanakan sistematika dan plot yang bagus adalah peta sebab-akibat, sebuah kerangka kerja berpikir logis.

Outline Outline cuma berisikan daftar rencana isi naskah dan urut-urutannya. Outline disusun berdasarkan rencana isi yang sudah dipetakan secara logis . Outline inilah yang akan memandu penulis dalam menulis. Apa enaknya pakai outline? Jelas enak karena: Kita menjadi tahu apa saja yang harus kita tulis Kita bisa mulai menulis naskah yang berbab-bab itu dan bab berapa pun tanpa takut kehilangan fokus cerita. Kita jadi bisa menulis tidak harus berdasarkan urutan bab. Kita bisa lebih gampang memeriksa plot dan sistematika kita. Kita bisa menjadi lebih cepat memutuskan bagian mana yang harus ditambah atau dihapus, Ada yang mengira bahwa outline akan membuat penulis kehilangan kebebasannya dalam mengembangkan cerita. Siapa bilang? Outline itu rencana yang kita bikin. Dia bukan cetakan yang ketat yang menghilangkan kebebasan kita. Kalau ada yang perlu diubah, ya diubah saja.

Kapan dan Dimana Memulai Penulisan dimulai sedini mungkin Draft tulisan disimpan untuk beberapa saat Tulisan yang kurang sempurna masih bisa diperbaiki sambil mengerjakan penelitian dan sambil membaca telaah pustaka Langkah pertama yang berat Bioritme setiap orang berbeda Perlu konsentrasi penuh Perlu kesiapan mental Menulis tidak harus dimulai dengan pendahuluan Tidak usah khawatir dengan judul yang belum mapan

Kalau sulit menuliskan kalimat pertama, mulailah dengan kalimat kedua Mulailah menulis dengan menangani bagian yang paling mudah atau paling menarik Menulis dapat dimulai dengan membuat poin-poin yang hendak ditulis, atau menyusun tabel, gambar, dll.

Pembahasan dan Kesimpulan Bagian tempat seorang peneliti paling bebas berekspresi Jangan berpanjang lebar melakukan pembahasan, tetapi berargumenlah dengan logis Pendapat orang yang sudah diringkas dalam bagian-bagian sebelumnya tidak perlu diulang kembali, cukup diacu seperlunya saja Ulaslah apakah penelitian memenuhi tujuan penelitian

Hubungkan temuan dengan hasil penelitian sebelumnya “..kesimpulan Rifai (1990) mendukung hasil penelitian ini…” “..penelitian ini memperkuat kesimpulan Rifai (1990)…” Kaitkan hasil temuan dengan implikasi teoritis, serta jelaskan bagaimana temuan tersebut memperluas cakrawala ilmu dan teknologi Sebutkan segi-segi lain yang perlu diteliti lebih lanjut