Penyeleksian Kondisi Ery Setiyawan Jullev A
Pendahuluan Pada umumnya, suatu permasalahan yang kompleks mengandung suatu penyeleksian kondisi atau dikatakan permasalahan tersebut memiliki beberapa alternatif pelaksanaan aksi. Dengan menyeleksi suatu kondisi, maka selanjutnya dapat ditentukan tindakan apa yang harus dilakukan, tergantung pada hasil kondisi yang diseleksi tersebut. Jadi suatu aksi hanya dikerjakan apabila persyaratan atau kondisi tertentu dipenuhi.
Penyeleksian Satu Kasus Notasi algoritmik untuk analisis penyeleksian satu kasus adalah dengan menggunakan struktur IF-THEN: Kondisi akan diseleksi oleh statemen if. Bila kondisi bernilai benar (true), maka aksi sesudah kata then (dapat berupa satu atau lebih aksi) akan diproses. Bila kondisi bernilai salah (false), maka tidak ada aksi apapun yang akan dikerjakan. Statemen endif adalah untuk mempertegas bagian awal dan bagian akhir struktur IF- THEN.
Contoh: Algoritma menentukan apakah sebuah bilangan bulat merupakan bilangan genap.
Penyeleksian Dua Kasus Notasi algoritmik untuk analisis penyeleksian dua kasus adalah dengan menggunakan struktur IF-THEN-ELSE: Dalam struktur IF-THEN-ELSE, aksi1 akan dilaksanakan jika kondisi bernilai benar (true), dan jika kondisi bernilai salah (false) maka aksi2 yang akan dilaksanakan. Statemen else menyatakan ingkaran (negation) dari kondisi.
Contoh: Algoritma menentukan bilangan maksimum (terbesar) dari dua buah bilangan bulat.
Nested If Notasi algoritmik untuk analisis penyeleksian tiga kasus atau lebih (tersarang) adalah tetap dengan menggunakan struktur IF-THEN- ELSE sebagaimana halnya pada masalah dengan dua kasus
Case Struktur CASE dapat digunakan untuk menganalisis penyeleksian dua kasus atau lebih dan bentuknya adalah lebih sederhana daripada struktur IF-THEN-ELSE yang memiliki bentuk bertingkat-tingkat Kondisi1, kondisi2, ... kondisiN dapat bernilai benar atau salah. Tiap kondisi diperiksa nilai kebenarannya mulai dari kondisi pertama sampai ditemukan kondisi yang benar. Jika kondisi ke-k benar, maka aksi ke-k dilaksanakan, selanjutnya keluar dari struktur CASE. Aksi yang dipasangkan dengan kondisi ke- k dapat lebih dari satu, karena itu ia berupa runtunan. Jika tidak ada satupun kondisi yang benar, maka aksi sesudah otherwise (optional) dikerjakan.
Struktur CASE menggantikan analisis kasus yang ekivalen dengan struktur IF-THEN-ELSE berikut ini:
Contoh: Algoritma menentukan nama bulan berdasarkan pada nomor bulannya.
Tidak semua bahasa pemrograman menyediakan struktur CASE (misalnya Bahasa Fortran). Bahasa Pascal dan C menyediakan struktur ini. Jika bahasa pemrograman tidak menyediakan struktur CASE, maka struktur CASE dapat diganti dengan struktur IF-THEN-ELSE yang ekivalen.
PERTANYAAN?
Quiz Buatkan Algorithma untuk menyeleksi jenis kendaraan jika kendaraan tersebut tahun pembuatannya di atas tahun 2005 maka pajak 5%,jika tahun 2001 hingga 2005 serta CC 1200 maka pajak 6%, jika dibawah 2001 maka pajak 3%, jika diatas 2010 dan CC diatas 1500 maka pajak 10%, jika diantara 2005 dan 2010 dan CC diatas 1200 maka pajak 7%