Pertemuan ke-5 Mata kuliah Kajian Sosial Iklan IKLAN DAN POWER Pertemuan ke-5 Mata kuliah Kajian Sosial Iklan
Iklan dan Power Sejak dulu hingga sekarang iklan adalah salah satu teknik berpromosi yang efektif. Tak sedikit perusahaan atau perorangan mau membayar jutaan rupiah hanya demi sebuah tayangan singkat berdurasi tak lebih dari 15 detik di Televisi.
Iklan dan Power Kenapa ya mereka mau melakukanya? Karena iklan mampu membentuk brand image dari sebuah produk atau jasa. Semakin sering diiklankan akan semakin dikenal dan di ingat. Tak peduli berapa mahalnya biaya beriklan, pasti akan mendatangkan Profit kembali dengan keuntungan berkali-kali lipat dari biaya iklan. Kini biaya iklan sudah bukan lagi dianggap pengeluaran perusahaan, namun lebih dianggap investasi yang dampaknya akan dirasakan dalam jangka panjang.
Iklan dan Power Rahasia dibalik kekuatan Iklan? Banyak faktor yang mempengaruhi keefektifan iklan dan sedikit trik marketing agar mampu mendapatkan hasil maksimal. Sebenarnya ada proses tersembunyi dibalik kekuatan sebuah iklan. Semua berjalan secara otomatis dalam sebuah skenario yang kemudian disebut oleh para pelaku Marketing dengan istilah AISAS (dahulu AIDCA, namun sekarang AIDCA sudah tidak relevan lagi)
Iklan dan power AIDCA adalah formula yang acap digunakan untuk analisa dan acuan dalam perencanaan sebuah iklan secara menyeluruh yang mempengaruhi segala aspek persiapan pre-produksi, produksi, dan pasca-produksi iklan; seperti: elemen- elemen desain, materi dan bahan, format, media penyampaian iklan, dan hal lain yang berkaitan. Dahulu untuk membuat Iklan yang Dahsyat harus memperhatikan formula AIDCA ini. Sebelum seseorang membeli produk kita ada semacam alur interaksi tertentu. Jadi seorang internet marketing harus tahu kapan saatnya memberikan Atention, Interest, Desire, Conviction ataupun tawaran kepada seorang calon pembeli untuk Action karena tidak di mungkinkan semua formula AIDCA dimasukan dalam satu pesan iklan.
Iklan dan power Contohnya :Iklan PPC hanya bisa dimaksimalkan untuk memberikan Atention saja. Sedangkan Website untuk menambah agar pengunjung menjadi Interest. Bonus e-book untuk menambah Desire, memberitahukan testimoni yang masuk untuk menambah Conviction, dan follow up dari e-mail dibuat dengan tujuan agar pelanggan Anda melakukan Action.
Iklan dan power Contoh salah: Banyak orang berfikir konsep AIDCA ini dapat dimasukan semua kedalam satu pesan iklan secara bersamaan, oleh karena itu jangan kaget apabila Anda banyak sekali menemui website yang berisi brosur iklan (sales letter) yang isinya terdiri dari : 1. Headline yang berisi kurang lebih seperti ini "Rahasia tersembunyi mencari uang di internet terungkap" (dengan tujuan memberikan Atention) 2. Subheadline "Cukup denga hanya bisa mengetik dan akses internet. . bla. . bla. . " (dengan tujuan membangkitkan Interset) 3. Body copy yang berisi penjelasan bertele-tele (untuk membangkitkan Desire), 4. Testimoni, Bukti dan Garansi (Conviction, agar percaya), 5. Terakhir tawaran untuk segera Action.
Iklan dan power Pesan sales letternya tidaklah salah, namun bukan karena sales letternya yang hebat, tetapi juga teknik marketing dari luar yang membentuk alur interaksi AIDCA inilah yang sebenarnya menciptakan pejualan yang mencakup iklan yang menarik, follow up e-mail, report gratis, dll. Logikanya, jika ada ratusan bahkan ribuan website yang sales letternya itu saja, mengapa hanya segelintir orang saja yang penjualan bisa meledak?
Iklan dan power karena internet marketer sukses tahu saatnya kapan memberikan Atention, Interest, Desire, Conviction dan tawaran Action kepada calon pembeli yang di bangun satu-persatu dalam waktu yang berbeda! Jadi bukan hanya mengandalkan sales letter!
Iklan dan power Dahulu untuk membuat Iklan yang Dahsyat harus memperhatikan formula AIDCA ini. Namun sekarang tidak. konsep AIDCA sekarang telah disempurnakan lagi dengan konsep baru yang diberi nama nama AISAS. Tenang, konsep ini sebenarnya hampir sama, hanya saja alur interaksinya disederhanakan dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.
AIDCA 1. Attention Hal paling pertama dalam proses komunikasi dalam suatu iklan adalah atensi atau perhatian yang dari audiens. Salah satu cara yang biasa dilakukan untuk memaksimalkan tahap ini adalah pemilihan headline yang efektif. Bisa dikatakan, atensi adalah kunci pertama. 2. Interest Atensi yang timbul dari audiens terhadap sebuah iklan selanjutnya akan berpengaruh pada ketertarikannya pada iklan tersebut. Ketertarikan dari audiens bisa didapat melalui bagaimana suatu iklan memiliki stopping-power yang tinggi misalnya melalui tampilannya yang outstanding, menarik, dan unik. 3. Desire Iklan dengan daya atensi dan stopping power yang kuatlah yang mampu menarik minat audiens untuk mengetahui lebih jauh, atau setidaknya, menyediakan waktu untuk ‘menyimak’ iklan. Hasrat di sini pun bisa berkembang bukan sekedar untuk mengetahui iklan, tapi lebih mendalam pada apa yang ‘dijual’ di dalam iklan (dalam konteks iklan komersial).
AIDCA 4. Conviction Keyakinan atau conviction adalah point marketing utama dari sebuah iklan. Audiens yang telah memiliki atensi, minat, dan hasrat tidak akan berarti apa-apa bagi tujuan iklan yang dibuat jika iklan tidak mampu menyajikan pesan yang mampu membuat audiens memiliki keyakinan terhadap produk yang disampaikan di dalam iklan. 5. Action Atensi, minat, dan hasrat, serta keyakinan yang dimiliki audiens sebagai bentuk respon terhadap suatu iklan akan membawa audiens pada aksi untuk melakukan. Aksi di sini berarti si audiens melakukan respon yang benar-benar langsung berhubungan dengan pesan yang disampaikan di iklan: misalnya dalam konteks iklan komersial, pesan yang disampaikan adalah untuk membeli produk, dan aksi yang dilakukan audiens bisa mulai dari mencari tahu produk di website, bertanya pada teman, hingga sampai pada tahap mencoba, membeli produk.
Iklan dan power Alur interaksi antara konsumen dengan brand/product sebelumnya dikenal secara umum melalui alur AIDCA (Atention - Interest - Desire - Conviction - Action). Namun kehadiran internet telah merubah paradigma konsumen. Sehingga munculllah konsep AISAS
AISAS adalah kepanjangan dari Atention - Interest - Search - Action - Share. Atention adalah membuat iklan yang mampu menyita perhatian. Sebuah produk pasti harus diperkenalkan kepada target marketnya. Perkenalan itu bisa dilakukan melalui berbagai bentuk kegiatan komunikasi marketing (above the line maupun below the line) dan Public Relation. Iklan bisa berbentuk banner atau teks yang telah dibuat sedemikan rupa dengan tujuan agar pengunjung yang melihat iklan tertarik untuk berkunjung ke website kita untuk kemudian di buat menjadi lebih interest lagi. Jasa pemasangan iklan yang paling sering digunakan adalah iklan PPC. Salah satu jaringan pengiklan terbesar hingga saat ini adalah Google AdWords.
AISAS Interest adalah proses berikutnya, calon konsumen tertarik dengan produk kita. Ketertarikan itu bisa terjadi karena memang komunikasi yang tepat bagi calon konsumen. Sebagai tambahan, di era internet ini, ketertarikan ini bisa juga terjadi apabila konsumen merasa tertarik dengan informasi yang terpapar di website kita, sehingga bagaimana menyusun sebuah website yang sesuai dengan tujuannya serta membangun pengalaman yang tepat, nyaman, dan menyenangkan saat orang menggali informasi di website juga bisa meningkatkan ketertarikan konsumen pada produk. Selain website, e-book dan email marketing juga merupakan alat sangat baik untuk membuat seseorang menjadi bertambah Interst terhadap produk kita.
AISAS Search ini merupakan berkah bagi konsumen dengan adanya Google, sebelum mengambil keputusan, maka konsumen akan berusaha mencari informasi sebanyak- banyaknya lewat search engine. Product review, tulisan di blogs, website-website lain, milist, dan semua informasi akan terpampang dengan jelas di Google, inilah yang membantu konsumen untuk mengambil keputusan. Hal ini juga sejalan dengan data riset bahwa internet user di Indonesia menganggap internet adalah jenis media nomer 1 yang membantu mereka dalam mendapatkan informasi dan juga dalam mendukung keputusan pembelian (dalam 2 fungsi tersebut, ternyata internet mengalahkan semua jenis media lain).
AISAS Action adalah tindakan konsumen, disinilah the real experience tercipta. Proses interaksi langsung antara konsumen dengan sales channel kita, transaksi, delivery, konsumsi, hingga after sales service merupakan satu kesatuan pengalaman yang benar-benar harus senantiasa dijaga agar sesuai bahkan melebihi ekspektasi dari konsumen.
AISAS Share adalah hasil setelah konsumen merasakan semua pengalaman interaksi mereka dengan produk/brand, mereka akan membagi pengalamannya kepada orang lain melalui testimoni, e-mail, chat, blogs, mailist, online forum, dan lain-lain. Sehingga pengalaman baik ataupun buruk akan mudah tersebar ke banyak orang, dan juga akan terendus oleh search engine.
Perbedaan AIDCA dan AISAS? Yang membedakan konsep marketing baru ini adalah munculnya Search dan Share. Mengapa bisa muncul? Jawabanya adalah Perkembangan zaman di era e-lifestyle (gaya hidup digital). Munculnya Internet memudahkan seseorang mencari segala bentuk jenis informasi dengan mudah. Pada konsep ini, Desire dijadikan satu dengan Interest. Sedangkan Conviction (rasa percaya) dapat diperoleh seseorang setelah melakukan search (pencarian) dahulu yang didapat dari orang lain yang telah share (membagikan) pengalamanya. Peran sebuah iklan sebenarnya hanya pada Atention dan Interest saja. Tidak lebih. Sedangkan Search dan Share adalah yang memicu terjadinya word of mouth (komunikasi dari mulut ke mulut) versi online.
BISAKAH INI MENJADI KENYATAAN?
JAWABNYA: BISA. TOKOBAGUS.COM MELIHAT PELUANG YANG MENJADI KEBUTUHAN MASYARAKAT DENGAN GAYA HIDUP DIGITAL LEWAT KATEGORI JODOH