CALIFORNIA BEARING RATIO Mekanika Tanah II Yulvi Zaika
Pendahuluan Pengukuran nilai daya dukung yang relatif mudah dimengerti adalah California Bearing Ratio (CBR), dikembangkan oleh Departement Jalan Raya California tahun 1920. CBR merupakan suatu perbandingan antara beban percobaan (test load) dengan beban Standar (Standard Load) dan dinyatakan dalam persentase.
Pemakaian nilai CBR Nilai CBR dikembangkan untuk mengukur kapasitas daya dukung beban tanah yang digunakan sebagai jalan. CBRjuga dapat digunakan untuk mengukur kapasitas daya dukung beban perkerasan jalan. Semakin keras suatu material, semakin tinggi rating CBR. Tanah pertanian umumnya mempunyai nilai CBR sekitar 3, tanah lempung basah mempunyai nilai CBR4.75, pasir lembab memiliki CBR10, aggregat memiliki CBR lebih dari 80.
CBR beberapa material Material CBR % Agregat pecah padat-bergradasi biasanya digunakan untuk pondasi perkerasan 100 Agregat alami padat-bergradasi biasanya digunakan untuk pondasi perkerasan 80 Batu Kapur Pasir campuran 50 – 80 Pasir berbutir kasar 20 – 50 Pasir berbutir halus 10 – 20 Tanah Lempung <3
Lapisan jalan
CBR pada lapisan jalan CBR in Base CBR is Subbase CBR in Subgrade Excellent 100 50 - Good 80 40 12+ Fair 30 9 – 12 Poor 4 – 8 Very poor <4
Harga CBR Pengaruh gradasi Pengaruh kekuatan batuan
California Bearing Ratio Test (CBR) Kedalaman Penetrasi Unit Load 0.1 inci 1000 psi 0.2 inci 1500 psi 0.3 inci 1900 psi 0.4 inci 2300 psi 0.5 inci 2600 psi Deflection Dial Piston Sample (a) (b) Tes CBR (a). Silinder dan Dial Gauge ; (b). Skema Diagram
Prosedur tes mengacu pada standar ASTM D-1883 Tes dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut : Penentuan kadar air optimum (woptimum). Sampel tanah dimasukkan ke dalam mold, dibuat sebanyak 3 mold. Sampel tanah dalam setiap mold dibuat sebanyak 5 lapis. Sampel di dalam mold kemudian ditambah air sebesar kadar air optimum. Penumbukan sampel tanah dalam mold dengan menggunakan hammer seberat 5 kg. - untuk mold pertama dilakukan sebanyak 10 pukulan/lapisan - untuk mold kedua dilakukan sebanyak 25 pukulan/lapisan - untuk mold ketiga dilakukan sebanyak 56 pukulan/lapisan Untuk pengukuran swelling, sampel dalm mold kemudian direndam (soaked) selama ± 3 -4 hari Penetrasi sampel pada silinder uji Penentuan besarnya unit load yang diperlukan untuk memperoleh penetrasi 0,1 inci hingga 0,2 inci. Tentukan nilai CBR.
Berat Jenis Kering Maksimum Sinar Matahari 3 Sampel Tanah 1 2 5 Mold 1 (w1) Mold 2 (w2) Mold 3 (w3) 4 Mold 4 (w4) Mold 5 (w5) 7 Berat Jenis Kering (gd) Zero air voids (saturation = 100%) Berat Jenis Kering Maksimum 6 Proctor Modifikasi Proctor Standar Kurva Pemadatan Kadar Air Optimum Kadar Air (w)
Penumbukan (hammer 5 kg) Pencampuran woptimum Penumbukan (hammer 5 kg) Penentuan woptimum Mold 1 Mold 2 Mold 3 Mold 1 Mold 2 Mold 3 5 lapis 10 x /lapisan 25 x /lapisan 56 x /lapisan gd1 gd2 gd3
PENETRASI BEBAN SATUAN STANDAR in mm Mpa Psi 0.1 2.5 6.9 1000 0.2 5.0 10.3 1500 0.3 7.5 13.0 1900 0.4 10.0 16.0 2300 0.5 12.7 18.0 2600
CBR Disain CBR disain Kedalaman Penetrasi Unit Load 0.1 inci 1000 psi gd (gd) max 95% (gd) max Load 56 x 25 x Kadar Air Optimum 10 x W(%) Sampel dipadatkan pada kadar air optimum 95% (gd) max Penetrasi 0.1 inci gd 56 x 25 x 10 x CBR disain CBR (%)
Standar Perkerasan