Effects of Culture on Fertility: Anthropological Contibution Robert. A Levine and Susan C M Scrimshaw Wiji Nogroho, 5 Maret 2013.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
(PENGARUH USIA PERNIKAHAN
Advertisements

Fertilitas Andri Wijanarko,SE,ME
The Population Wave Age Structural Transition Ian Pool, Laura Wong, Eric Vilquin France, CICRED, 2006 Sri Moertiningsih Adioetomo, S2KK, BKKBN and Regular,
ESTIMATION OF FERTILITY OWN CHILDREN METHOD
Oleh: Zakiyatut Taufiqoh
Migrasi dan Life Course Program S2 Kependudukan dan Ketenagakerjaan Pasca Sarjana Universitas Indonesia Mobilitas Penduduk, 20 April 2011.
MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
UKURAN FERTILITAS.
Coale Index.
Effects of Income and Wealth on the Demand for Children
DASAR-DASAR DEMOGRAFI
Migrasi dan Life Course
Oleh : Nama :Erita Agustin H. NPM : EFEK KEMATIAN BAYI DAN ANAK TERHADAP KEINGINAN UNTUK MEMILIKI ANAK By: David M. Heer.
UKURAN-UKURAN DALAM ANALISIS DEMOGRAFI
Percepction of Supply, Demand and fertility regulation Types of Fertility Decisions Rules and Models for fertility decesions Communication and Power In.
GENDER DAN KESEHATAN.
5 Maret 2013 Riyadi Solih NPM Fertility decisions  highly complex. Keputusan kolektif/bersama: minimal 1 laki-laki + 1 perempuan. Tidak.
Fertilitas.
Konsep Dasar Demografi
TEORI ANTROPOLOGI POSITIVISTIK
Infanticide as Deliberate Fertility Regulation Pembunuhan Bayi Secara Sengaja Sebagai Salah Satu Kebijakan dalam Fertilitas Qoryllah Fitri Pertiwi NPM.
FERTILITY REGULATION AND ITS COSTS: Dipresentasikan Oleh:
Demografi Terapan.
Fertilitas Andri Wijanarko,SE,ME
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (Sdki) 2012
Laporan Pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 BADAN PUSAT STATISTIK.
Junaidi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Populasi Penduduk Dunia
Pertemuan ke-8 Indikator kesehatan Validasi dan akurasi
Junaidi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan Ekonomi
MASALAH KEPENDUDUKAN DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA
PENDUDUK & KETENAGAKERJAAN
KAJIAN DAMPAK SOSIAL DALAM
STRUKTUR DAN PERSEBARAN PENDUDUK
EKONOMI KEPENDUDUKAN.
SUMBER DATA DEMOGRAFI (Bagian II)
KOMPOSISI penduduk.
KONDISI PENDUDUK INDONESIA
PENGANTAR ILMU DEMOGRAFI
KEPENDUDUKAN-DEMOGRAFI
DASAR-DASAR DEMOGRAFI
Konsep Dasar Demografi Pengertian Bahasa yunani Demos  ”Penduduk/masyarakat” Grafein  “ menulis Ilmu tentang penduduk atau population study untuk mengenal.
Ukuran DEMOGRAFI.
MORTALITAS.
FECUNDITAS/FECUNDITY :
ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:
Lutvia Resta Setyawati
KEPENDUDUKAN-DEMOGRAFI
Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan Ekonomi
EKONOMI KEPENDUDUKAN 2015.
TEORI ANTROPOLOGI POSITIVISTIK
Struktur data dan persebaran penduduk
Definisi Fertilitas. Fertilitas merupakan hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas menyangkut.
MORTALITAS ILSA WAHYUNI ( ) KELOMPOK 6 FITRIANI AHMAD
EKONOMI KEPENDUDUKAN.
FAKTOR PENENTU FERTILITAS
KEPENDUDUKAN-DEMOGRAFI
Nama Kelompok : Moh Khairul Anwar ( ) Abdul Aziz ( )
MORTALITAS Rizka Esty Safriana, SST., M.Kes. Faktor penyebab dinamika penduduk: 1.Kelahiran (Fertilitas) 2.Kematian (Mortalitas) 3.Imigrasi ?  Kematian.
FERTILITAS.
TYPE KELUARGA DAN TRADISI DI AMERIKA MATA KULIAH CROSS CULTURE UNDERSTANDING     DISUSUN OLEH : MUH ROHWAN - NPM MAYA PERTIWI – NPM
EKONOMI KEPENDUDUKAN.
EKONOMI KEPENDUDUKAN.
EKONOMI KEPENDUDUKAN.
BAHAN KULIAH DASAR2 PM DINAMIKA KELOMPOK (Ravik Karsidi, 2017)
EKONOMI KEPENDUDUKAN.
KONSEP-KONSEP PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
KEPENDUDUKAN DAN DEMOGRAFI
Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA:
Transcript presentasi:

Effects of Culture on Fertility: Anthropological Contibution Robert. A Levine and Susan C M Scrimshaw Wiji Nogroho, 5 Maret 2013

Point 1 Studi Antropogi sangat penting dalam mendukung, melengkapi dan mengembangkan teori demografi yang ada. Informasi dan pengetahuan mengenai “culture related fertility” penting diketahui demografer. Studi antropologi terkait fertilitas dapat dilihat menjadi 2 bagian yakni: secara makro dan mikro.

Point 2 Secara makro meliputi: 1.Population homeostatis 2.Culture and reproductive success 3.Social structure and fertility 4.Cultural evolution and population growth 5.Environment and reproduction

Point 3 Secara mikro meliputi: 1.Union Formation and dissolution 2.Sexual intercouse within union 3.Contraceptive use 4.Abortion 5.Infanticide 6.Fertility decision making 7.Famili form and fertility 8.Women activities and roles 9.Value of children 10.Infant mortality and fertility

Point 4 Metode penelitian: Lebih mendalam (unique) dibandingkan “large scale survey” Kuantitatif maupun kualitatif, menghabiskan lebih banyak waktu dalam mewawancara atau mengamati suatu perilaku Kombinasi dari kuesioner, wawancara mendalam (terbuka), observasi, maupun historical

Pembahasan Culture and Fertility Major anthropological area of fertility: macro and micro Method

Culture and Fertility Sudut pandang berbeda Demografer+Ekonom vs Antropolog terkait “culture and fertility” Demografer dan ekonom: Dipandang sebagai dua sisi yakni irrational (norma, nilai, hal tabu) dan rational (pandangan “local cost-benefit”) Antropolog: nilai sosial yang telah lama ada dan normatif (bagaimana seharusnya), panduan perilaku sosial dalam masyarakat.

Culture: sebagai proses adaptasi terhadap alam  secara turun temurun  kelahiran, kematian dan penyakit. Antropolog: when, how, how culture change.  sebagai suatu proses.

Contoh “natural fertility” = kemampuan reproduksi pada wanita tanpa adanya usaha secara sengaja untuk mengurangi atau menghindari kelahiran. Antropolog: adanya perbedaan “natural fertility” lebih dilihat dari sisi pengaruh tak langsung (indirect determinant). Jarak kelahiran atau perilaku seksual hingga poligami/poliandri.

Antropolog to demografer: Jarak kelahiran, pemakaian kontrasepsi modern, perilaku seksual, transisi demografi, hingga perkawinan pada suatu sistem sosial (poligami/poliandri). page and lesthaeghe, 1981; Arensberg and Niehoff, Pendekatan ilmu antropologi menjadi penting ketika sumber data mengenai perilaku sangat terbatas.

Macro level Area 1. Population Homeostatis: wynne-edward (1961), population size represents an adaptation to specific environment (including the way that environment is utilized). 2. Culture and reproductive success: maximum reproductive success in the form of genetic representation in the next generation. Ex: birth spacing vs survival children

3. Social Structure and Fertility: the way a society is organized, produce behavioral norm that influence fertility. Australian and Amazon culture. 4. Cultural evolution in relation to population Growth: population growth and intensification of agricultural. 5. Environment and reproduction: ??????

Micro Level Area 1.Union Formation an Dissolution: 2.Sexual Intercouse within union: 3.Contraseptive use: 4.Induced Abortion

5. Infanticide: terkait perang, dan terkait perilaku sosial east indian, newborn female. 6. Fertility decision making: terkait pengaruh dari laki-laki dan perempuan terhadap keputusan fertilitas, tahapan life cycle pada perempuan baik secara biologis maupun cultural. 7. Family form and fertility: terkait fertilitas pada nuclear dan extended family.

8. Womens activities and roles: terkait wanita bekerja dan laktasi terhadap status wanita dan fertilitas. East indian  sgr dpt anak stlh menikah. 9. Value of children: terkait anak yang bekerja pada small family dan large family, bahkan hingga dewasa 10. Infant mortality and fertility: tingginya mortalitas diakibatkan perilaku tingginya fertilitas. Perbedaan perilaku pada anak  mortalitas

Method Penelitian suatu “social behavior” both: kuantitatif maupun kualitatif. Survey/sensus  studi lebih mendalam Tinggal ditempat studi, observasi langsung, waktu yang lama, wawancara mendalam. Terkait fertilitas: perilaku induced abortion, infanticided, contraseptive use, perilaku seksual  penggalian secara luas.

Keahlian peneliti sangat menentukan hasil Ilmu antropologi (dlm hal ini etnografi) bermanfaat dlm validitas data hasil misal: penggunaan kata dalam kuesioner, hasil yang dianggap tidak relevant (konfirmasi), menambah informasi misal kelahiran yang terlalu dekat, migrasi dll.

Kesimpulan Penelitian mengenai kependudukan akan semakin bermanfaat, kaya informasi jika dilihat baik dari sisi demografer maupun antropolog. Para demografer tidak boleh mengabaikan penemuan antropolog, demikian sebaliknya antropolog memberikan kontibusi yang baik jika mereka memasukan unsur demografi sesuai literatur dan ilmu demografi.