MEMBACA KRITIS TINGKATAN MEMBACA
4 TINGKATAN MEMBACA Level pertama pada membaca disebut Membaca Dasar/Membaca Permulaan/Membaca Pertama/Membaca Awal
4 TINGKATAN MEMBACA Level membaca kedua disebut Membaca Inspeksional. Level ini memberikan penekanan khusus pada waktu. Dalam level ini pembaca diberikan waktu untuk menyelesaikan membaca suatu wacana. Dengan kata lain, pada level ini bertujuan untuk menemukan yang terbaik dari sebuah buku dalam waktu yang sudah ditentukan – biasanya dalam waktu relatif singkat. Nama lain dari level ini adalah “skiming” atau pramembaca
4 TINGKATAN MEMBACA Level ketiga disebut Membaca Analitis. Aktivitas pada level ini lebih kompleks dan sistematis daripada level sebelumnya. Bergantung juga pada kesulitan teks yang akan dibaca. Membaca anallitis berarti membaca menyeluruh, membaca lengkap, atau membaca dengan baik.
4 TINGKATAN MEMBACA Level membaca keempat yang paling tinggi disebut Membaca Sintopikal. Ini adalah tipe membaca yang paling kompleks dan sistematis. Level ini juga dinamakan Membaca Komparatif. Saat kita membaca sebuah buku, kita juga harus membaca buku lain sebagai referensi. Setelah itu pembaca membuat sebuah analisis yang mungkin tidak dinyatakan secara eksplisit oleh buku apapun diantara buku yang ia baca.
PENDEKTAN PEMBELAJARAN MEMBACA pendekatan membaca elektik, pendekatan membaca individu, pengalaman kebahasaan, pendekatan berdasarkan prinsip prinsip linguistic pendekatan yang didasari atas semacam instruksi terpogram
METODE PEMBELAJARAN MEMBACA BAHASA KEDUA Metoda dan program lainnya adalah “metode imersi lokal”, “metode sekolah bahasa asing”, “lihat-katakan”, “pandang-katakan”, “pandang-dan-katakan”, atau “metode kata”.
TAHAP-TAHAP BELAJAR MEMBACA Membaca Permulaan/dasar Tahap pertama: “kesiapan membaca”. Tahap ini dimulai sejak lahir, dan biasanya berlanjut sampai sekitar usia enam atau tujuh tahun
faktor yang berpengaruh pada membaca dasar Kesiapan fisik meliputi penglihatan dan pendengaran yang baik Kesiapan intelektual meliputi tingkat persepsi visual minimum, anak bisa menyerap dan mengingat kata-kata dan huruf-huruf pembentuknya Kesiapan bahasa meliputi kemampuan berbicara dengan jelas dan menggunkan alimat dalam urutan yang tepat
faktor yang berpengaruh pada membaca dasar Kesiapan kepribadian meliputi kemampuan bekerjasama dengan anak lain, berkonsentrasi, mengikuti arahan dsb. Mengenal sejumlah huru Merangkai huruf menjadi kata
Penanda ketercapaian membaca dasar Memahami rangkaian kata yang menjadi kalimat Tumbuhnya kemampuan mengasimilasi kemampuan membacaa bertambahnya penguasaan kosakata
Penanda ketercapaian membaca cepat Mampu menyertakan konsep dari satu tulisan saat membaca tulisan yang lain dan membandingkan pandangan berbagai penulis dalam topik yang sama
Level penguasaan membaca dasar Level membaca dasar bisa dibagi ke dalam kurikulum sekolah dasar. Tahap pertama level dasar: kesiapan membaca, berhubungan dengan pengalaman membaca pada tingkat praseklah. Tahap kedua: penguasaan kata, berhubungan dengan pengalaman membaca kelas satu SD. Hasilnya anak menguasai apa yang kita sebut keterampilan membaca tahap kedua atau kemampuan membaca kelas satu.
Tahap ketiga: pertambahan penguasaan kosakata dan penggunaan konteks, secara umum terjadi pada kelas empat SD dan menghasilkan apa yang disebut kemampuan membaca fungsional, mampu membaca rambu-rambu lalu lintas atau petunjuk-petunjuk dengan cukup lancer, mengisi formulir sederhana.
Tahap keempat: anak menjadi pembada “dewasa” Tahap keempat: anak menjadi pembada “dewasa”. Tahap ini dicapai kira-kira pada waktu siswa lulus SMP. Kadang tahap ini disebut literasi kelas 8,9 atau 10. Ia bisa membaca hamper semua materi yang relative sederhana.