Dr.Abidinsyah Siregar,DHSM,Mkes (Direktur Bina Yankes Tradkom) PARADIGMA BARU PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA AKSELERASI UPAYA INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL KEDALAM PELAYANAN KESEHATAN NASIONAL Dr.Abidinsyah Siregar,DHSM,Mkes (Direktur Bina Yankes Tradkom) DINAS KESEHATAN PROVINSI SUM.BARAT Padang, 27 April 2011
The World Health Organization's ranking of the world's health systems
4 ANCAMAN KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA Unfinished agenda (yang tidak pernah selesai diatasi): diare, demam berdarah (DBD), gizi kurang, penyakit yg menyerang penduduk miskin. Re-emerging Diseases (penyakit yang diperkirakan turun prevalensinya, justru kini meningkat kembali) seperti TB Paru, dan Malaria. New-emerging Diseases (penyakit-penyakit baru): SARS, HIV/AIDS, Flu Burung, penyakit akibat kecelakaan lalu lintas, kecanduan alkohol, ketergantungan narkoba, dan penyakit apa lagi? Seringnya terjadi bencana (disaster) baik alamiah (gempa, banjir, gunung meletus, dsb) maupun buatan yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat. 4/7/2017 promkes 4/7/2017 abidin-seminar kualitas dokter/drg 4
Kemana sebaiknya aku berobat ? Apotik Toko obat Kios jamu RS Umum RS Bersalin RS Khusus Mata RS Khusus Bedah RS Jiwa Century Guardian Health Club Klinik Spesialis Praktek Bersama Klinik Mata Klinik Reumatologi Klinik Onkologi Bidan Mantri Dukun bayi Praktek Dokter Umum Balai Pengobatan Poliklinik Klinik 24 jam Puskesmas SOS International Global Health Shinshe Dukun Patah Pijat Refleksi Pijat Tradisional Ahli pengobatan ‘Alat Vital’ Kemana sebaiknya aku berobat ? Praktek Dokter Keluarga Puskesmas Keliling Fitnes Center Akupuntur Salon Kecantikan 4/7/2017 abidin-seminar kualitas dokter/drg 5 5
Peringkat IPKM Provinsi (2008) Total ABCD 1 Bali 4087.00 2 DI Yogyakarta 3991.00 3 Sulawesi Utara 3832.00 4 Kepulauan Riau 3791.00 5 DKI Jakarta 3645.00 6 Kalimantan Timur 3620.00 7 Jawa Timur 3610.00 8 Maluku Utara 3600.00 9 Jawa Tengah 3556.00 10 Jambi 3366.00 11 Bangka Belitung 3335.00
Peringkat IPKM Provinsi (2008) Total ABCD 12 Sumatra Selatan 3316.00 13 Jawa Barat 3282.00 14 Sumatra Utara 3277.00 15 Lampung 3235.00 16 Maluku 2997.00 17 Bengkulu 2994.00 18 Riau 2974.00 19 Sumatra Barat 2914.00 20 Sulawesi Tenggara 2889.00 21 Banten 2851.00 22 Sulawesi Selatan 2799.00
Peringkat IPKM Provinsi (2008) Total ABCD 23 Kalimantan Barat 2769.00 24 Papua 2766.00 25 Papua Barat 2748.00 26 Kalimantan Selatan 2680.00 27 Kalimantan Tengah 2554.00 28 Sulawesi Tengah 2549.00 29 Nusa Tenggara Barat 2457.00 30 Sulawesi Barat 2413.00 31 Aceh 2297.00 32 Nusa Tenggara Timur 2263.00 33 Gorontalo 2129.00
Provinsi Terbaik - Terburuk Indikator Indon. DIY Sulbar Prev. Balita Gizi Buruk 5.4 2.4 V 10,0 ? Prev. Balita Gizi Kurang 13.0 8.5 15,4 Prev. Balita sangat pendek 18.8 11.5 27,1 Prevalensi Balita sangat kurus 6.2 3.8 8,7 Persentase kualitas air bersih 87.7 95.0 86.8 Akses air bersih kurang 37.6 22.9 62,6 Akses sanitasi kurang 54.0 46.0 70,0 Perilaku buang air besar 71.1 89.3 57.4 Perilaku cuci tangan 23.2 32.8 18.4 Konsumsi energi/kapita 1789.9 1743.7 1415,6 V = Lebih baik dari rerata nasional ? = Lebih buruk dari rerata nasional
Provinsi Terbaik - Terburuk Indikator Indon. DIY Sulbar Konsumsi protein/kapita 62.5 54.1 ? 55,0 Akses yankes berjrk >5 km 6.0 2.3 V 14,5 Akses yankes wkt >60 mnt 2.7 0.4 6,8 Pemanfaatan posyandu 27.3 23.8 27.9 Pemanfaatan pondok bersalin 21.9 8.7 19,0 Sumber pembiayaan kes. 74.5 77.8 49 Cakupan imunisasi Lengkap 46.2 64.6 17.3 Cakupan penimbg balita 25.5 5.0 36.5 Prevalensi BBLR 11.5 14.9 7.2 Cakupan KN1 57.6 81.8 47.3 V = Lebih baik dari rerata nasional ? = Lebih buruk dari rerata nasional
SUM.BARAT RISKESDAS 2007 : BERDASAR URUTAN IPKM (INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT), SUMBAR URUTAN 19 DARI 33 PROV APA TANTANGANNYA ?
LATAR BELAKANG UNDANG-UNDANG RI No.36/2009 (HAK INISIATIF DPRRI) tentang KESEHATAN, mendorong Reformasi dan Reorganisasi Kemenkes RI. PASAL 48 Ayat 1 UPAYA KESEHATAN TERDIRI DARI 17 JENIS PELAYANAN (2) Pelay. KESEHATAN TRADISIONAL Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer (BINA YANKES TRADKOM) mulai aktif 3 Januari 2011 LATAR BELAKANG 07/04/2017
SKN dan Renstra 2009-2014 AMANAT 70 20% 50% 36 1. SKN 2009 : pengobatan tradisional, alternatif dan komplementer merupakan bagian dari subsistem upaya kesehatan sebagai pilihan pelayanan 2. RENSTRA KEMENKES 2010-2014 : No INDIKATOR 2010 2011 2012 2013 2014 1. Cakupan KAB/KOTA yang menyelenggarakan program bina yankestrad, alternatif dan komplementer 10% 20% 30% 40% 50% 2. Jumlah RUMAH SAKIT yang menyelenggarakan yankestrad yang aman dan bermanfaat sebagai pelayanan kesehatan alternatif dan komplementer 26 36 46 56 70
PELAYANAN KESEHATAN (WHO) MODERN MEDICINE (iptek dan dik formal) TRADITIONAL. MEDICINE (Kurang iptek dan dik informal/non formal) Disebut juga : Allophatic Konvensional Biomedisin Scientific medicine Western medicine Disebut juga : Komplementer Alternatif Non Konvensional Oriental Medicine Holistik Alamiah Natural
Dikelompokkan berdasarkan metode yang dominan digunakan KLASIFIKASI BATTRA Dikelompokkan berdasarkan metode yang dominan digunakan RAMUAN KETERAMPILAN MANUAL ALAT/TEKNOLOGI MENTAL -Battra Jamu -Battra Gurah -Homoeopath -Aromaterapist -SPA terapis, dsb pijat urut, shiatsu, patah tulang, dukun bayi, battra sunat, refleksi, akupressuris, akupunkturis, chiropraktor, battra bekam, apiterapis, penata kecantikan, dsb reiki, qigong, kebatinan, tenaga dalam, paranormal, dsb
PELUANG Riskesdas 2010 Pemanfaatan obat tradisional dalam bentuk ramuan/jamu adalah bagian dari pelayanan kesehatan tradisional 55,3 % penduduk Indonesia menggunakan ramuan tradisional (jamu) untuk memelihara kesehatannya 95,6% dari angka tersebut mengakui ramuan tradisional yang digunakan sangat bermanfaat bagi kesehatan
Dampak globalisasi (1) ANCAMAN TINGGI RENDAH DAYA SAING -MINAT ASING -MINAT MASYARAKAT TINGGI RENDAH DAMPAK POSITIF LEBIH BESAR (EKSPANSI DI DALAM DAN KE LUAR NEGERI) DAMPAK NEGATIF LEBIH BESAR DAMPAK POSITIF LEBIH BESAR (EKSPANSI KE LUAR NEGERI)
DAMPAK GLOBALISASI (2) ANCAMAN DAMPAK NEGATIF Masuknya obat dan peralatan kesehatan tradisional asing yang tidak dpt dipertanggungjawabkan Berkembangnya yankestrad asing yg tdk dpt dipertanggungjawabkan Filosofi pelayanan kesehatan berubah, aspek komersial lebih menonjol dari pada aspek sosial Biaya pelayanan kesehatan meningkat, terkait dengan perubahan filosofi pelayanan kesehatan Persaingan pelayanan kesehatan tradisional meningkat, mendorong munculnya pelbagai dampak negatif DAMPAK POSITIF Jumlah dan jenis obat/alat yankestrad yang beredar meningkat sehingga memudahkan masyarakat Jumlah dan jenis yankestrad meningkat sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat Kesempatan bekerja di bidang yankestrad meningkat, di dalam maupun di luar negeri Eksodus devisa berkurang karena jumlah pasien berobat ke luar negeri menurun TREND MAKIN MENINGKAT
Kenapa Indonesia “kalah”? Kesulitan berkolaborasi Inferiority complex (tidak masalah kalo kalah dengan orang asing, asal tidak dengan bangsa sendiri) Mudah puas Sikap menunggu terhadap hal baru DARMAWAN,SOLO,2011
PELAYANAN KESEHATAN TINJAUAN IPTEK TINJAUAN MANFAAT Pelayanan kesehatan modren Pelayanan kesehatan tradisional TINJAUAN MANFAAT Pelayanan kesehatan konvensional Pelayanan kesehatan komplementer dan alternatif EVIDENCE BASED EMPIRIC BASED A.Azwar 2011
PENGOBATAN TRADISIONAL Permenkes RI Nomor :1109/MENKES/PER/IX/2007 PENGOBATAN TRADISIONAL ADALAH PENGOBATAN NON-KONVENSIONAL UNTUK MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT MELIPUTI UPAYA PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF DAN REHABILITATIF YANG DIPEROLEH MELALUI PENDIDIKAN TERSTRUKTUR DENGAN KUALITAS, KEAMANAN DAN EFEKTIFITAS YANG TINGGI YANG BERLANDASKAN ILMU PENGETAHUAN BIOMEDIK, YANG BELUM DITERIMA DALAM KEDOKTERAN KONVENSIONAL
PELAYANAN TRADKOM Permenkes RI Nomor :1109/MENKES/PER/IX/2007 SINERGI PELAYANAN adalah Penggabungan Metoda Pengobatan Non Konvensional dengan Pengobatan Konvensional yang akan memberikan Manfaat/ Khasiat pengobatan yang lebih baik dibandingkan dengan manfaat satu jenis pengobatan saja. INTEGRASI PELAYANAN-> Penyatuan/Penggabungan sebagian atau seluruh aspek Pengobatan Tradisional (sebagai Komplementer-Alternatif) pada Pelayanan Kesehatan disemua tingkatan Fasilitas Kesehatan, termasuk aspek Regulasi, Pembiayaan, serta Kebijakan mengenai Penyelengaraan Pelayanan dan Obat yang digunakan.
RUANG LINGKUP TRADKOM Permenkes RI Nomor :1109/MENKES/PER/IX/2007 INTERVENSI TUBUH DAN PIKIRAN (MIND AND BODY INTERVENTIONS) SISTEM PELAYANAN PENGOBATAN ALTERNATIF (ALTERNATIVE SYSTEMS OF MEDICAL PRACTICE) CARA PENYEMBUHAN MANUAL (MANUAL HEALING METHODS) PENGOBATAN FARMAKOLOGI DAN BIOLOGI (PHARMACOLOGIC AND BIOLOGIC TREATMENTS) DIET NUTRISI UNTUK PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN (DIET AND NUTRITION THE PREVENTION AND TREATMENT OF DEASEASE) CARA LAIN DALAM DIAGNOSA DAN PENGOBATAN (UNCLASSIFIED DIAGNOSTIC AND TREATMENT METHDS)
TUPOKSI SENTRA P3T MELAKS PENAPISAN MEL KAJI/LIT/UJI MELAKSANAKAN DIKLAT MELAKS YANKESTRAD DALAM RANGKA MENUNJANG LIT DAN SEBAGAI MODEL SEBAGAIPUSAT JARINGAN INFORMASI DOKUMENTASI
DIT BINA KESEHATAN KOMUNITAS SENTRA P3T Suatu wadah/laboratorium untuk : Pengkajian/Pengujian/Penelitian Pendidikan Pelatihan Pelayanan tentang obat dan cara pengobatan tradisional DIT BINA KESEHATAN KOMUNITAS
KEBIJAKSANAAN SENTRA P3T Sentra P3T menggunakan sarana & tenaga yg ada, tidak membentuk struktur baru, berkedudukan di Provinsi Kegiatan mencakup kaji/lit/uji, diklat, pelayanan, JID Sentra P3T melekat pada RS, Balitbangkes, FK, Bapelkes, Dinkes, Yayasan atau Institusi Swasta yg memenuhi persyaratan Sentra P3T dikembangkan di bbrp prov dg kekhususan msg2 & bentuk berbeda-beda (spesifik daerah) Pengemb status Sentra P3T di era desentralisasi sesuai potensi, kesiapan & dukungan daerah prov. Diselenggarakan berkoord. dg LP/LS terkait, PSM & swasta Hasil pengemb. diarahkan u/ berintegrasi dg sistem yankes formal atau berkembang secara tersendiri DIT BINA KESEHATAN KOMUNITAS
ALASAN PEMANFAATAN YANKESTRAD LATAR BELAKANG Dibentuk BKTM (Makasar) & LKTM (Palembang) Yankestrad : warisan budaya Pemanfaatan masy cukup tinggi, baik melalui selfcare atau fasilitas battra Sebagian besar yankestrad belum dpt dipertanggungjawabkan keamanan & manfaatnya Pada umumnya yankestrad blm terstandar Pendidikan formal battra sudah ada, sebgn besar ilmu yg diperoleh battra melalui pengalaman turun-temurun, kursus2 atau pendidikan non formal lainnya. (Permenkes No 1200 dan 1201 thn 2009) PENINGKATAN KELEMBAGAAN Dibentuk SP3T (Kepmenkes No 0584 thn 1995) Perlu ada institusi utk melakukan penapisan melalui kajian/uji/lit terhadap yankestrad ALASAN PEMANFAATAN YANKESTRAD Mudah diperoleh dari lingkungan sekitarnya Meningkatnya penyakit degeneratif yg umumnya blm dpt ditangani scr tuntas dg pengobatan modern Promosi berlebihan tentang yankestrad Mutu yankestrad perlu ditingkatkan agar dapat menjadi alternatif & berdampingan dg yankes modern dalam meningkatkan derajat kes masy 27 27
(melakukan penapisan yankestrad) PERAN SP3T (melakukan penapisan yankestrad) HASIL PENAPISAN Terbukti aman & bermanfaat Membahayakan masyarakat Tidak bermanfaat Dpt terintegrasi ke dalam fasilitas kes formal Berkembang tersendiri di masyarakat Dilarang 28
SP3T : MEDAN PALEMBANG JAKARTA BANDUNG SEMARANG YOGYA SURABAYA DENPASAR MAKASSAR KENDARI MANADO MATARAM AMBON LKTM (Es.4) PALEMBANG TAHUN 2009 (UPT KEMKES) BKTM (Es. 3) MAKASAR 29
PELAYANAN KESEHATAN KOMPLEMENTER DAN ALTERNATIF Pada saat ini kedalam pelayanan kesehatan komplementer dan alternatif termasuk pula pelayanan kesehatan tradisional Pelayanan kesehatan komplementer adalah pelayanan kesehatan yang melengkapi pelayanan kesehatan konvensional Pelayanan kesehatan alternatif adalah pelayanan kesehatan yang mengganti pelayanan kesehatan konvensional Contoh pelayanan kesehatan komplementer dan alternatif yang telah masuk pelayanan kesehatan tradisional Chiropractic Osteopathy Homeopathy Naturopathic Acupuncture Herbal Massage Manipulation Breathing exercise Yoga TCM
PEMANFAATAN YANKES (USA) KOMPLEMENTER DAN ALTERNATIF Sekalipun pelayanan kedokteran konvensional telah mengalami perkembangan pesat, pemanfaatan pelayanan kesehatan komplementer dan alternatif tetap populer. Ambil contoh di Amerika Serikat Dimanfaatkan oleh lebih dari 40% penduduk Pengeluaran dana lebih dari US$ 27 milyar Kunjungan pasien 600 juta pertahun, jauh melampaui kunjungan pasien ke sarana pelayanan kesehatan primer yang hanya 350 juta pertahun Sekitar dua per tiga pengguna adalah kaum ibu Pengobatan kompelemter dan alternatif yang banyak digunakan adalah herbal, suplemen gizi, pijat, chiropractic, self-help, energy healing dan homeopathy
JEJARING ORGANISASI TRADKOM KEMKES SP3T RUMAH SAKIT REGULATOR/ POLICY MAKER 1. Melakukan Penapisan yankestrad (alat/teknologi /metode, pengobat, obat) 2. Melakukan diklat 3. Memberikan pelayanan Kestrad sbg model 4. Koordinator JID PUSKESMAS DINKES PROV Koordinator Bin-was Yankestrad di wil Provinsi DINKES KAB/KOTA BATTRA SWASTA DAN BATTRA ASING BKTM/LKTM 1. Memberikan STPT/SIPT 2. Koordinator bin-was a. Membina battra : sarasehan, KIE, Pelatihan b. Memantau pekerjaan battra/kunj. langsung 3. Membina , mengemb. TOGA & selfcare secara Trad 4. Pencatatan, pengumpulan data & pelaporan TUGAS Pemantauan & evaluasi yankestrad FUNGSI a. Menyusun renc dan eval b. Pemantauan & evaluasi c. Melaksanakan kemitraan d. Melaksanakan diklat, e. Melaksanakan urusan ketata usahaan UKMB DAN MASYARAKAT 32
TUPOKSI PUSKESMAS 1 PUSAT PEMBANGUNAN WILAYAH BERWAWASAN KESEHATAN 2 PUSAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 3 PUSAT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PRIMER 4 PUSAT PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN PRIMER
UU No 44/2009 tentang RUMAH SAKIT POTENSI RUMAH SAKIT : Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat PELAYANAN PARIPURNA: Pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT 1. Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit 2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tk ke-2 dan ke-3 sesuai kebutuhan medis 3. Penyelenggaraan diklat SDM dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian yankes 4. Penyelenggaraan litbang serta penapisan teknologi bidang kes dalam rangka peningkatan yankes dangan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kes TUGAS Memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
PERSYARATAN RUMAH SAKIT PELAYANAN TRADKOM Permenkes RI Nomor :1109/MENKES/PER/IX/2007 Kebijakan ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS Terakreditasi minimal 5 (lima) Pelayanan Utama Penggunaan Pengobatan harus Sinergi dengan Pelayanan lainnya. Tenaga Pengobatan Tradkom harus memiliki sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh Organisasi Profesi atau Sertifikat yang diakui Organisasi terkait.
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PELAYANAN TRADKOM Permenkes RI Nomor :1109/MENKES/PER/IX/2007 Peran Komite Medik dalam Menentukan dan Membina Jenis Pelayanan Tradkom PelayTradkom terintegrasi dalam Struktur Organisasi RS dan Sistem (Renc, Pelaks, Nil, Lit, Bang, Bina dan Was) Tatacara Sinergi dengan Pelayanan lainnya Dokter/Dokter Gigi dan Tenaga Kesehatan lainnya yang dapat memberikan Pelayanan Standar fasilitas, Prasarana dan Peralatan Tatacara Audit Medik Pasien yang dapat mengunakan Pelayanan Rekam Medis Pengaturan tentang Biaya Pelayanan
INTERNATIONAL PATIENT TRADING TRADITIONAL INDONESIAN HERBAL MEDICINE (TIHM) IS A SECRET WEAPON !!! (China is an excelent example)
PRIORITAS PROGRAM DIREKTORAT BINA YANKES TRADKOM Revitalisasi Sentra P3T dan BKTM/LKTM, serta Peningkatan kelembagaan 2-3 Sentra P3T menjadi BKTM, dan mendorong inisiasi pmbtkan 5-10 SP3T Pengembangan Pelayanan Kes Terintegrasi (Konvensional dan Tradkom) pada Puskesmas dan RSU Pemerintah. Tersusunnya Regulasi yang Kuat dan Akuntabel sebagai payung dan Mekanisme pengaturan Yankes Tradkom maupun bagi Battra Asing Kerjasama Kemitraan dgn bbg pihak untuk Peningkatan Kualitas dan Ketersediaan Bahan Yankes Tradkom Penguatan peran Pelayanan Kesehatan Tradkom dalam aspek Promotif dan Preventif mendukung pencapaian MDGs dan secara spesifik Pemberdayaan Masyarakat di wilayah DTPK
abidin-seminar kualitas dokter/drg THE PARADOX OF OUR TIME We have more experts, but more problems; more medicine, but less wellness. we write more, but learn less; plan more, but accomplish less. We've learned to rush, but not to wait; we have higher incomes, but lower morals. Every day, every hour, and every minute is special. And you don’t know if it will be your last. 40 Terimakasih.. Maturnuwun... 4/7/2017 abidin-seminar kualitas dokter/drg 40 40