PERTEMUAN II RUANG LINGKUP OBJEK STUDI KEWIRAUSAHAAN
RUANG LINGKUP DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN PENGANTAR Dalam konteks bisnis, menurut Thomas W, Zimmerer (2006), “Kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar”
Soeharto Prawirokusumo (2007) mengatakan bahwa, pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen, karena: Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yaitu terdapat teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi permulaan dan didikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.
LANJUTAN Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan pendapatan, atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.
Objek Studi Kewirausahaan Soeparman Soemahamidjaja (2007) mengatakan bahwa, kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi: Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha. Dalam merumuskan tujuan hidup/usaha diperlukan adanya perenungan dan koreksi, yang kemudian dibaca dan diamati berulang-ulang sampai dipahami apa yang menjadi kemauannya. Kemampuan motivasi diri, yaitu untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang besar.
3. Kemampuan berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu perintah orang lain, yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi terbiasa berinisiatif. 4. Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya cipta) dan setelah dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan inovasi. Kebiasaan inovasi adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan atau kombinasi baru yang dapat dijadikan perangkat dalam menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat.
Objek Studi Kewirausahaan Kemampuan membentuk modal material, sosial, dan intelektual. Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri, yaitu untuk selalu tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan dan tidak menunda pekerjaan. Kemampuan mental yang dilandasi agama. Kemampuan membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik maupun menyakitkan.
Perkembangan Disiplin Ilmu Kewirausahaan Sejalan dengan perkembangan konsep kewirausahaan, Peter F. Drucker (2004) mendefinisikan kewirausahaan sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Definisi tersebut secara lebih luas dikemukakannya bahwa kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, resiko, dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Dalam pengertian wirausaha di atas dapat disimpulkan beberapa konsep seperti kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (kreativitas dan inovasi), mengorganisasi, menanggung risiko, berorientasi hasil, peluang, kepuasan pribadi, dan kebebasan. Oleh karena itu, jiwa dan perilaku kewirausahaan tidak hanya dijumpai dalam konteks bisnis, tetapi juga dalam semua organisasi dan profesi, baik yang bersifat waralaba maupun nirlaba seperti pendidikan, kesehatan, penelitian, hukum, arsitektur, teknik, pekerjaan sosial, dan distribusi.
Hakikat Kewirausahaan Kewirausahaan adalah kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan siasat, kiat, dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. Oleh karena itu, seorang wirausaha adalah orang yang berani menghadapi resiko dan menyukai tantangan. Ide kreatif dan inovatif wirausaha diawali dengan proses imitasi dan duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses pengembangan, dan berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda itulah yang disebut tahap kewirausahaan.
Pandangan Ahli Ekonomi Menurut ahli ekonomi, wirausaha adalah orang yang mengombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal, dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa.
Pandangan Ahli Manajemen Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam meggunakan dan mengombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru (Marzuki Usman, 2007). Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimism, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.
Pandagangan Pelaku Bisnis Menurut Dun Steinhoff dan John F. Burgess (2003), pengusaha adalah orang yang mengorganisasikan, mengelola, dan berani menanggung risiko sebuah usaha atau perusahaan (a person who organizes, manages, and assumes the risk of a business or enterprise is an entrepreneur), sedangkan wirausaha adalah orang yang menanggung risiko keuangan, material, dan sumber daya manusia, cara menciptakan konsep usaha yang baru atau peluang dalam perusahaan yang sudah ada (entrepreneur is individual who risk financial, material, and human resources, a new way to create a new business concept of opportunities within an exiting firm).
Pandangan Psikolog Wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain. Meskipun sudut pandang tentang wirausaha tersebut berbeda-beda dan konsep kewirausahaan seakan-akan identik dengan kemampuan pengusaha dalam dunia bisnis, akan tetapi pada umumnya mengandung unsur-unsur yang hampir sama, yaitu seseorang yang memiliki kemampuan kreatif, inovatif, berani menanggung resiko, serta selalu mencari peluang melalui potensi yang dimilikinya.
Ada tujuh hakekat penting kewirausahaan, yaitu: Kewirausahaan adalah nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 2004). Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Peter Drucker, 2004). Kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan atau usaha (Zimmerer, 2005). Kewirausahaan adalah nilai yang diperlukan untuk memulai dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawirokusumo, 2007).
Kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan bermanfaat serta nilai lebih terhadap barang dan jasa. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan, menghasilkan barang dan jasa sehingga lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Kewirausahaan adalah proses dinamis atas penciptaan tambahan kekayaan Kewirausahaan adalah proses dinamis atas penciptaan tambahan kekayaan. Kekayaan diciptakan oleh individu yang berani mengambil risiko utama dengan syarat-syarat kewajaran, waktu, dan atau komitmen karier atau penyediaan nilai untuk berbagai barang dan jasa. Produk dan jasa tersebut tidak atau mungkin baru atau unik, tetapi nilai tersebut bagaimanapun juga harus dipompa oleh usahawan dengan penerimaan dan penempatan kebutuhan keterampilan dan sumber-sumber daya.
SEKIAN & TERIMA KASIH