INTIMATE RELATIONSHIP Ike Herdiana Disampaikan pada perkuliahan Pengantar Psikologi Sosial FISIP
DEFINISI 3 komponen dasar dalam hubungan yang erat/intim : Kelekatan emosional, perasaan afeksi dan cinta Pemenuhan kebutuhan psikologis dari pasangan,seperti berbagi perasaan dan mendapat jaminan rasa aman Saling ketergantungan diantara individu-individu,masing-masing memiliki pengaruh yang bertahan lama dan berarti
Suatu hubungan intim atau erat secara ideal harus memiliki tiga komponen tsb Tidak semua hubungan intim mengandung tiga komponen tsb
FROM ATTRACTION TO LOVE Stimulus – value – role model (Murstein, 1987) mengemukakan bahwa pemilihan teman terjadi dalam tiga tahap. STAGE THEORY Stimulus stage : dua orang saling tertarik satu sama lain (fisik) Value stage : dua orang mencari sejauh mana mereka memiliki kemiripan dalam nilai dan sikap Role Stage : pasangan mulai melaksanakan peran-peran dalam hubungan mereka
Value stage dapat mendorong seseorang melakukan perkawinan dengan pasangannya Kritik para ahli terhadap teori ini : bahwa hubungan itu tidak harus melewati tahap-tahap tersebut, misalnya dapat langsung ke tahap value stage.
BUILDING A RELATIONSHIP SOCIAL EXCHANGE : THE INTIMATE MARKETPLACE Model ekonomik dari perilaku manusia R asa suka kita kepada orang lain didasarkan pada penilaian kita terhadap kerugian dan keuntungan yang diberikan seseorang kepada kita. Perilaku sosial di dasarkan pada memaksimalkan profit (keuntungan) dan meminimalkan kerugian (cost) Hubungan yang memberikan lebih banyak reward dan memberikan paling sedikit cost akan lebih memuaskan dan dapat dipertahankan lebih lama.
Dalam penilaian itu, kita juga akan melakukan perbandingan, menilai keuntungan yang kita peroleh dari seseorang dibanding keuntungan yang kita peroleh dari orang lain. Mnrt perspektif teori ini, ganjaran memiliki 6 bentuk dasar : cinta, uang, status, informasi, barang dan jasa. Seseorang dapat mempertahankan hubungan dengan kompromi untuk menjaga perdamaian
Biasanya orang menggunakan tolok ukur untuk menilai hasil suatu hubungan Orang akan menggunakan tolok ukur yang berbeda, sebab berdasar pengalaman hubungan dimasa lalunya ada beberapa orang yang memiliki kesuksesan tinggi(hubungan yang menguntungkan) dan sebaliknya. Berdasarkan pada perbedaan inilah, individu mengembangkan harapan yang berbeda tentang jenis hasil yang mungkin mereka terima dari suatu hubungan
Thibaut&Kelley (1959) menggambarkan harapan ini sebagai tingkat perbandingan (Comparison Level), yaitu keputusan seseorang mengenai kualitas hasil yang diharapkan untuk diterima atau menurutnya pantas untuk diterima. Pada umumnya, suatu hasil yang memenuhi atau melebihi harapan yang dimiliki seseorang akan mengarahkan pada perasaan puas, begitu pula sebaliknya (dalam Brigham,1991)
Tingkat perbandingan individu tergantung pada pengalaman masa lalu dalam hubungan dengan orang lain dan keputusan mereka mengenai hasil yang pantas mereka terima. Disamping menggunakan tingkat perbandingan untuk mengevaluasi apakah hubungan itu menguntungkan/merugikan, orang juga menggunakan tolok ukur berupa tingkat perbandingan alternatif (Comparison Level for Alternatives)
CL alt mengacu pada nilai dari alternatif hubungan lain yang terbaik yang memungkinkan seseorang dapat memasukinya. Jika ganjaran yang ada dari hubungan alternatif itu tinggi, maka seseorang mungkin menjadi kurang komitmen terhadap suatu hubungan saat ini. Contoh : Cinta segitiga…
2. EQUITY THEORY : BALANCE ARRANGEMENT Pada prinsipnya, teori ini berpendapat bahwa pola hubungan manusia melibatkan proses tukar menukar, dimana supaya pertukaran itu bisa menumbuhkan keharmonisan dan perasaan senang atau kepuasan maka harus dilandasi prinsip keadilan Orang akan sangat puas dalam hubungan jika apa yang didapatkan (benefit) dan kontribusinya benar-benar seimbang. Hubungan dapat mengakibatkan over benefit atau under benefit.
Formula dasar teori Equity : Your Benefits = Your Partner’s Benefits Your Contributions Your Partner’s Contributions Teori equity memiliki beberapa asumsi dasar : Manusia berusaha memaksimalkan hasil yang mungkin mereka peroleh dalam suatu hubungan Apabila individu berada dalam situasi yang dirasa tidak adil (inequity), maka ia akan mengalami tekanan emosional, dan ini menuntut dicapainya situasi yang dirasa adil (equity)
Semakin besar situasi inequity, maka semakin besar drive atau motivasi untuk memulihkan ke situasi equity. Masyarakat (kelompok) berusaha memaksa orang lain berbuat sesuai dengan prinsip equity. Jika tidak akan mendapat hukuman, dan sebaliknya.
3. SELF DISCLOSURE : GROWING CLOSER Keinginan, perasaan untuk hubungan yang intim. Dasar dari social exchange (Irving Altman&Dalmas Taylor, 1973) Dalam pandangan model ini, keintiman berkembang melalui dinamika proses yang mana individu menyingkapkan informasi, pikiran dan perasaan kepada pasangan ; penerimaan sebagai respon dari partner ; dan menafsirkan respon partner itu sebagai understanding (secara cermat menangkap kebutuhan, perasaan pembicara), validating (memperkuat bahwa pembicara diterima dan dinilai secara individual) dan caring (menunjukan afeksi dan perhatian bagi pembicara)
Teori Social Penetration : hubungan bergerak dan meningkat dari superficial exchange menuju hubungan yang intim. Prosesnya : Tahap orientasi. Pertukaran penjajakan afeksi (Exploratory Affective Exchanges) Pertukaran afeksi (Affective Exchanges) Pertukaran yang stabil (Stable Exchanges)
4. PERBEDAAN INDIVIDU DALAM SELF DISCLOSURE Kathryn Dindia&Mike Allen (1992) dalam penelitiannya mendapatkan bahwa wanita lebih dapat mengungkapkan diri daripada pria, tetapi scr umum perbedaannya lebih kecil dan bervariasi. Wanita lebih dapat mengungkapkan diri kepada wanita daripada pria thd wanita atau pria thd pria. Wanita lebih dapat terbuka thd pria dibandingkan pria thd wanita
TYPES OF RELATIONSHIP LIKING VS LOVING Zick Rubin (1973) mengembangkan liking scale dan loving scale untuk mengukur 2 tipe hubungan Skor bergerak dari 1-10 (sangat tidak suka – sangat suka) Tinggi total skor pada 1,3,5 menunjukan liking Tinggi total skor pada 2,4,6 menunjukan loving Mutually Exlusive Reaction intimate relationship, yaitu saling memberi dan menerima
Pertanyaan : Yang saya ketahui, orang ini adalah orang yang menyenangkan. Saya merasa dapat mempercayai orang ini untuk segalanya Orang ini adalah orang yang patut saya tiru Saya akan memberikan maaf pada orang ini atas tindakannya Saya menaruh kepercayaan besar pada orang ini, bahwa ia dapat mengambil keputusan yang baik Saya akan mengerjakan apapun untuk orang ini
2. EXCHANGE VS COMMUNAL RELATIONSHIP Menurut Margaret Clark (1986), ada 2 tipe hubungan : Exchange Relationship : hubungan pertukaran, dimana para partisipan mengharapkan dan menginginkan timbal balik secara ketat (cost accounting) dalam interaksi mereka. Merujuk pada taraf hubungan yang hanya permukaan dan tidak emosional persahabatan Communal Relationship : hubungan komunal, yang merupakan hubungan dimana para partisipan mengharap dan menginginkan respon yang timbal balik terhadap kebutuhan2 satu sama lain. Merujuk pd hubungan yang intim,emosional dan komitmen cinta.
3. HOW DO I LOVE THEE ? Hatfield, 1988 membagi hubungan menjadi 2 jenis: Companion Love : partnership yang stabil, diwarnai oleh kepercayaan, rasa aman, dsb. Passionate Love : romantic love, dorongan yang tinggi, memberikan daya tarik yang intens dan rasa takut untuk ditolak.
CONFLICT IN RELATIONSHIP Masalah dalam komunikasi Negative Affect Reciprocity : Perasaan negatif yang disebabkan oleh saling menyerang. Perilaku nonverbal, banyak terjadi pada pasangan yang distressed. Demand/Withdraw Interaction Pattern : Initiation, interaction, criticism.
2. THE ATTRIBUTIONAL TRAP Unhappy couples : akan membuat pola atribusi yang penuh tekanan sehingga memberikan efek negatif terhadap relasinya. Happy couples : akan membuat relasi yang nyaman dan membentuk atribusi yang positif terhadap pasangannya.
COPING AFTER A RELATIONSHIP ENDS Interdependence and Expectations Closeness and Identity A delicate Balance
DAFTAR PUSTAKA SHARON S. BREHM & SAUL M. KASSIN. SOCIAL PSYCHOLOGY. 1996. USA. HOUGHTON MIFFLIN COMPANY. Tri Dayakisni&Hudaniah. PSIKOLOGI SOSIAL. 2003. MALANG. UMM PRESS.