BAB 2 PEMBANGUNAN EKONOMI
PERTUMBUHAN EKONOMI VS PEMBANGUNAN EKONOMI Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan ekonomi. Akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan ekonomi di mana pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada sektor ekonomi. Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan naiknya produksi nasional, pendapatan nasional, dan pendapatan per kapita. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan pendapatan atau produksi nasional dalam suatu negara dari tahun ke tahun.
PERTUMBUHAN EKONOMI VS PEMBANGUNAN EKONOMI Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai output per kapita dalam jangka panjang, sementara pembangunan ekonomi adalah proses meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto), sekaligus meningkatkan pendapatan per kapita penduduk suatu negara melalui pertumbuhan ekonomi. x 100% Pertumbuhan Ekonomi = PDBt = Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun t PDBt-1 = Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun t-1
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Mar 3,6 4,8 2,5 3,4 6,4 4,6 Jun 4,9 3,7 3,5 3,8 5,5 5,2 Sept 4,0 3,1 3,9 5,3 Des 6,9 1,6 4,4 -
FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN EKONOMI Sumber Daya Alam Sumber Daya Modal dan Teknologi Jumlah Penduduk dan Kualitas Penduduk (Sumber Daya Manusia) Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat Luas Pasar atau Pangsa Pasar
TEORI-TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI Teori Pertumbuhan Ekonom-Ekonom Klasik: Adam Smith Dalam buku The Wealth of Nations’, pertumbuhan ekonomi akan dipengaruhi oleh PDB dan pertumbuhan jumlah penduduk. PDB sendiri dipengaruhi oleh faktor ketersediaan sumber daya alam, jumlah penduduk, dan persediaan barang-barang modal. David Richardo dan Thomas Robert Malthus David Ricahrdo terkenal dengan teori ‘the law of diminishing return’, sementara Thomas Robert Malthus terkenal dengan teori ‘pertumbuhan penduduk’. D. Richardo berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi antara lain dipengaruhi oleh SDA yang terbatas, jumlah penduduk yang selalu berkembang, proses kemajuan teknologi, sektor pertanian yang dominan. Menurut Ricardo dan Malthus pertumbuhan ekonomi tidak akan terjadi secara terus-menerus dalam jangka panjang, tetapi akanmengalami stagnasi
Teori Neo Klasik : Robert Sollow Harrod-Domar Pertumbuhan ekonomi antara lain dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk (SDM), akumulasi modal, dan teknologi modern. Sollow berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang pesat dapat menjadi sumber daya dalam pembangunan. Dan jika dimanfaatkan dengan baik akan mampu membentuk akumulasi modal. Dan jika dikombinasikan dengan teknologi modern maka akan menghasilkan output, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Harrod-Domar Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh pertambahan modal karena akan meningkatkan produksi barang-barang. Penambahan produksi ini akan menaikkan pendapatan nasional dan sekaligus menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Harrod-Domar dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut: Pada tahap awal, perekonomian telah mencapai full employment. Tingkat kesempatan kerja dan alat-alat modal yang ada di masyarakat sudah dimanfaatkan sebelumnya. Kegiatan ekonomi terdiri dari sektor rumah tangga konsumsi dan sektor rumah tangga produksi, dan belum mengikutsertakan sektor pemerintah dan sektor perdagangan. Tabungan masyarakat bersifat proporsional dengan pendapatan nasional. Ini berarti tabungan dimulai dari titik nol. Marginal Prospensity to Save (MPS) atau kecenderungan menabung marjinal memiliki besaran yang tetap. MPS terjadi akibat adanya erubahan pendapatan.
Teori Modern Walt Whitman Rostow dalam buku ‘The Stages of Economic Growth’ berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi dibagi menjadi 5 tahap: Masyarakat Tradisional (The Traditional Society). Pada tahap ini masyarakat masih sangat sederhana. Kegiatan produksi hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan tidak menggunakan teknologi yang modern, hanya menggunakan alat-alat sederhana dan tidak ada pembagian kerja. Pra-Lepas Landas (The Pre-Condition for Take Off). Masyarakat berada pada masa transisi.masyarakat sudah mulai menyadari arti penting pembangunan ekonomi dan mulai mempersiapkan diri untuk mencapai kemajuan. Lepas Landas (The Take Off). Sudah terjadi perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat.
Dorongan Menuju Kedewasaan (The Drive to Maturity) Dorongan Menuju Kedewasaan (The Drive to Maturity). Pada tahap ini masyarkat sudah betul-betul menggunakan teknologi modern dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Tahap ini ditandai dengan: Struktur dan keahlian tenaga kerja yang mengalami perubahan. Sifat kepemimpinan perusahaan atas dasar profesionalisme, tidak selalu dipegang oleh pemilik perusahaan. Masyarakat bosan dengan berbagai kehebatan yang dihasilkan industrialisasi karena pada dasarnya industrialisasi juga mengakibatkan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat sehingga mulai muncul berbagai kritik terhadapnya.
Konsumsi Tinggi. Perhatian masyarakat mulai berubah kepada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat, tidak lagi pada masalah produksi. Pada tahap ini masyarakat memiliki tujuan sebagai berikut: Memperbesar kekuasaan untuk memajukan pengaruhnya kepada negara lain. Meningkatkn kemakmuran masyarakat dengan menciptakan pembagian pendapatan yang merata pada semua lapisan masyarakat, termasuk dalam masalah perpajakan. Mempetinggi tingkat konsumsi masyarakat di atas kebutuhan konsumsi minimal.
Teori Pertumbuhan Austria (Historis) Werner Sombart (1863-1941) Pertumbuhan ekonomi secara garis besar dibedakan menjadi: Zaman Perekonomian Tertutup. Masyarakat menghasilkan barang terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan segala sesuatu dilakukan berdasarkan sifat kekeluargaan. Zaman ini dibagi menjadi (i) zaman perekonomian desa, (ii) zaman feodal dan tuan tanah. Zaman Kerajinan dan Pertumbuhan. Sudah dilakukan pembagian kerja dalam kegiatan ekonomi. Zaman Kapitalis. Bibit-bibit kapitalis sudah mulai muncul dalam kegiatan perekonomian. Kaum kapitalis sudah mulai menguasai organisasi perekonomian.
Menurut Zombart, zaman kapitalis ini dapat dibagi: Zaman Kapitalis Purba. Ditandai oleh ciri-riri: (1) perekonomian dilakukan untuk mencukupi kebutuhan hidup sendiri; (2) hubungan masyarkat bersifay kekeluargaan dan terikat adat istiadat; (3) kehidupan ekonomi masih bersifat statis dan (4) kehidupan ekonomi tergantung sektor pertanian. Zaman Kapitalis Madya (Fruh Kapitalis). Ditandai oleh ciri-ciri: (1) tujuan kegiatan ekonomi mencari keuntungan; (2) hubungan masyarakat bebas; (3) muncul sifat individu; (4) kehidupan ekonomi berjalan dinamis; (5) muncul jenis pekerjaan baru, misalnya pedagang; (6) produksi berdasarkan pesanan; (7) sudah dipergunakan uang sebagai alat tukar. Zaman Kapitalis Raya (Hoch Kapitalis). Ditandai dengan: (1) tumbuh kaum kapitalis yang memiliki faktor-faktor produksi; (2) produksi dilakukan secara massal dengan alat-alat modern; (3) timbul monopoli dan persaingan tidak sehat; (4) terjadi eksploitasi terhadap buruh oleh majikan. Zaman Kapitalis Akhir (Spat Kapitalis). Ditandai oeh cici-ciri; (1) muncul usaha untuk lebih mementingkan kesejahteraan bersama daripada kepentingan individu secara adil; (2) campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi; (3) hilangnya para majikan besar.
Frederich List (1789-1846). Pertumbuhan ekonomi dapat diukur melalui usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan (berdasarkan kemajuan teknik produksi) dan jenis pekerjaan sebagai mata pencaharian. List lalu membedakan pertumbuhan ekonomi sebagai berikut: Masa Berburu dan Mengembara. Masa Beternak dan Bertani. Masa Bertani dan Kerajinan Tangan. Massa Kerajinan, Industri dan Perniagaan.
Karl Bucher (1847-1930). Pertumbuhan ekonomi menurut Karl Bucher dapat dibedakan menjadi: Rumah Tangga Tertutup. Rumah Tangga Kota. Rumah Tangga Bangsa. Rumah Tangga Dunia
Masing-masing tokoh memiliki cara pandang masing-masing dalam mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi antara lain: Werner Sombart mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi melalui hubungan antara produsen dan konsumen. Frederich List mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi melalui kemajuan teknik produksi. Karl Bucher mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan produsendalam menyalurkan hasil produksinya sampai ke tangan konsumen (distribusi).
PEMBANGUNAN EKONOMI Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional, mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat, dan institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Tujuan inti dari pembangunan antara lain adalah peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup yang pokok, peningkatan standar hidup, dan perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial.
Tahap Pembangunan Ekonomi Secara umum, setiap negara harus melalui tiga tahapan pembangunan ekonomi sebagai berikut: Tahap Pertanian (Agraris). Pada tahap ini sebagian besar penduduk bekerja dalam bidang pertanian. Tahap Manufaktur (Industri). Pada tahap ini sebagian besar penduduk bekerja di bidang industri. Tahap Ketiga (Bidang Jasa). Pada tahap ini terjadi perpindahan tenaga kerja ke sektor jasa karena
Sumber pembiayaan ekonomi antara lain dapat diperoleh melalui : Simpanan domestik.Masyarakat di negara berkembang cenderung tidak mungkin menabung, karena untuk hidup saja sulit, tetapi mereka pasti menyimpan sesuatu untuk masa depan mereka. Investasi asing. Investasi asing bisa meliputi pendirian kantor cabang, pendirian perusahaan modal asing (PMA), atau pembelian perusahaan lokal oleh perusahaan asing. Bantuan luar negeri (foreign aid). Bantuan luar negeri merupakan uang, barang, jasa dari negara-negara (pemerintah) dan organisasi-organisasi internasional kepada negara-negara yang memerlukan.
Bantuan luar negeri itu terdiri dari beberapa macam: Bantuan Ekonomi. Bantuan ekonomi merupakan pinjaman dan grant dalam bentuk uang atau peralatan untuk menambah sumber modal negara-negara berkembang. Bantuan Teknis. Bantuan teknis antara lain berupa penyediaan tenaga-tenaga ahli profesional seperti insinyur, guru teknisi, dan sebagainya untuk mengajarkan keahlian mereka kepada masyarkat di negara berkembang. Bantuan Militer. Bantuan militer merupakan bantuan ekonomi dan teknis untuk angkatan bersenjata suatu negara.
KARAKTERISTIK NEGARA BERKEMBANG PNB per kapita yang rendah. Ekonomi agraris. Kondisi kesehatan yang memprihatinkan. Tingkat buta huruf yang masih tinggi. Tingginya angka pertumbuhan penduduk.
PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA Secara hakikat, pembangunan nasional Indonesia adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan dengan Pencasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasioanal adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur, yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah NKRI yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman., tentram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai. Masyarakat (rakyat) merupakan pelaku utama dalam pembangunan nasional, sementara pemerintah berkewajiban untuk membimbing, mengarahkan, dan menciptakan suasana yang saling menunjang dan saling mendukung.
Modal Dasar. Modal dasar adalah keseluruhan sumber kekuatan nasional, baik yang efektif maupun potensial, yang dimiliki dan didayagunakan bangsa Indonesia dalam pembangunan nasional. Modal dasar meliputi: Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan negara RI. Jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Wilayah nusantara yang luas dan terletak di khatulistiwa yang mampu memberikan keunggulan komparatif. Kekayaan alam yang beraneka ragam yang terdapat di laut, darat dan udara. Penduduk yang besar jumlahnya. Rohaniah dan mental. Budaya bangsa Indonesia yang dinamis. Potensi dan kekuatan insentif bangsa. TNI yang merupakan kekuatan pertahanan keamanan nasional.
Faktor Dominan. Segala sesuatu yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembangunan nasional agar pembangunan bisa berjalan lancar. Faktor dominan meliputi: Kependudukan dan sosial budaya. Wilayah yang bercirikan kepulauan dan kelautan, serta lingkungan dan alam tropisnya. Sumber daya alam yang beraneka ragam dan tidak merata penyebarannya, termasuk flora dan fauna. Kiualitas sumber daya manusia Indonesia terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Disiplin nasional yang merupakan kepatuhan dan ketaatan kepada hukum dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Manajemen nasional sebagai mekanisme penyelenggaraan negara dan pemerintahan. Perkembangan regional dan global seta tatanan internasional yang selalu berubah secara dinamis. Kemungkinan pengembangan.
Pembangunan ekonomi sebagai proses dalam meningkatkan PNB atau pendapatan per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang. Pembangunan ekonomi menurut pengertian tersebut memiliki 3 unsur penting: Sebagai suatu proses, pembangunan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan pembangunan yang dilakukan secara terus-menerus dengan maksud mengubah keadaan perekonomian tertentu menjadi keadaan perekonomian yang diinginkan. Sebagai tolok ukur keberhasilan, pembangunan ekonomi dilakukan untuk meningkatkan PNB atau pendapatan per kapita. Kenaikan PNB atau pendapatan per kapita berlangsung dalam jangka panjang.
INDIKATOR KEBERHASILAN EKONOMI Pendapatan nasional. Negara yang pembangunan ekonominya berhasil akan mampu menunjukkan kenaikkan pendapatan nasional. Produksi nasional (PNB). Keberhasilan pembangunan ejkonomi suatu negara dapat diukur menggunakan produksi nasional yang dicapai oleh negara tersebut. Kesempatan kerja. Pelaksanaan pembangunan ekonoi harus diikuti dengan terbentuknya kesempatan kerja yang luas. Perekonomian yang stabil. Mampu menjaga staibilitas ekonomi, meliputi stabilitas pendapatan, kesempatan kerja, harga, serta mampu mengendalikan inflasi dabn sebagainya. Neraca pembayaran luar negeri. Mampu menjaga keseimbangan neraca pembayaran luar negeri agar tidak mengalami defisit, diusahakan agar surplus. Distribusi pendapatan yang merata. Ketidakmerataan distribusi pendapatan nasional akan mengakibatkan gejolak sosial sehingga menganggu keamanan negara.
POLA PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA Pembangunan Jangka Panjang I Pembangunan jangka panjang I (PJPT I) meliputi 5 Pelita. Secara umum tujuan yang hendak dicapai pada masing-masing Pelita adalah sebagai berikut: Meningkatakan taraf hidup,kecerdasan, dan kesejahteraan seluruh rakyat, yang semakin merata dan adil. Meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya. Pelita I sampai dengan Pelita V merupakan pembangunan jangka panjang pertama.
Pelita I (1 April 1969-31 Maret 1974) Pelita I (1 April 1969-31 Maret 1974). Menitikberatkan pada pembangunan sektor pertanian dan industri yang mendukung pertanian. Pelita II (1 April 1974-31 Maret 1979). Menitikberatkan pada pembangunan sektor pertanian dan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. Pelita III (1 April 1979-31 Maret 1984). Menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pelita IV (! April 1984-31 Maret 1989). Pembangunan sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri berat maupun ringan. Pelita V (1 April 1989-31 Maret 1994). Pembangunan pertanian untuk memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya, serta meningkatkan sektor industri yang menghasilkan brang-barang ekspor, industri yang menyerap tenaga kerja, pengolah hasil pertanian dan dapat menghasilkan mesin-mesin sendiri.
Pembangunan Jangka Panjang II Pelita VI (1 April 1994-31 Maret 1999) Kebijakan pembangunan bertumpu pada Trilogi Pembangunan: Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terciptanya kemakmuran yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Tujuan Pelita IV adalah: Menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan secara lahir batin yang lebih selaras, adil dan merata. Meletakkan landasan pembangunan yang mantap untuk tahap pembangunan berikutnya.
Pelita VII (1 April 1999-31 Maret 2004) Tujuan Pelita IV: Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan tekad kemandirian manusia Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin yang lebih selaras, adil dan merata. Meletakkan landasan pembangunan yang mantap untuk tahap pembangunan berikutnya.
KELEMAHAN PENYELENGGARAAN NEGARA PADA MASA ORDE BARU Sebelum Pelita VII terlaksana, Indonesia dilanda krisis ekonomi. Pertumbuhan ekonomi terhenti dan taraf hidup masyarakat menurun drastis karena banyak terjadi PHK dan peningkatan pengangguran. Pelaksanaan pembangunan yang kurang merata antardaerah mengakibatkan terjadinya kesenjangan pertumbuhan. Berbagai kelemahan-kelemahan penyelenggaraan negara di masa lalu mengakibatkan gejala disintegrasi bangsa, terjadi banyak konflik sosial, melemahnya penegakkan hukum dan HAM, kesejahteraan masyarakat berkurang, dan pembangunan di daerah-daerah yang kurang berkembang.
Program Pembangunan Nasional (Propenas) Propenas ditetapkan oleh presiden bersama-sam adengan DPR. Propenas adalah rencana pembangunan berskala nasional dan merupakan konsensus (kesepakatan bersama) seluruh masyarakat tentang pembangunan nasional yang akan diselenggarakan dalam kurun waktu 5 tahun. Masing-masing departemen dan pemerintah daerah harus menyusun Resnstra (Rencana Strategis) dan Properda (Program Pembangunan Daerah). Proenas dijabarkan dalam Repeta (Rencana Pembangunan Tahunan) yang memuat APBN.
Tujuan Propenas Membangun sistem politik yang demokratis serta mempertahankan persatuan dan kesatuan. Mewujudkan supremasi hukum dan pemerintahan yang bersih (good government). Mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat landasan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Membangun kesejahteraan rakyat dan ketahanan budaya. Meningkatkan pembangunan daerah.
Masalah Pembangunan Ekonomi di Indonesia Masalah Kependudukan Jumlah penduduk yang sangat besar. Laju pertumnuhan penduduk yang pesat. Komposisi penduduk menurut umur yang tidak menguntungkan. Penyebaran penduduk yang tidak merata. Arus urbanisasi yang relatif tinggi.
Pemerintah melakukan berbagai kebijakan untuk mengatasi masalah kependudukan, antara lain: Mengendalikan tingkat kelahiran dengan program keluarga berencana. Menurunkan tingkat kematian ibu dan anak melalui program peningkatan gizi keluarga (pengadaan Posyandu). Mengadakan transmigrasi lokal maupun nasional untuk pemerataan penyebaran penduduk. Menyelenggarakan proyek-proyek di daerah serta proyek padat karya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mengurangi arus urbanisasi.
Masalah Kemiskinan Sejumlah kebijakan pemerintah dalam mengatasi kemisikinan antara lain sebagai berikut: Kebijakan Trilogi Pembangunan. Kebijakan Impres Desa Tertinggal (IDT). Pemberian Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP). Kebijakn Intensifikasi Khusus (Insus). Pemberdayaan Koperasi. Pemberian Kredit Usaha Kecil (KUK). Pengembangan Kawasan Terpadu. Program Bapak Angkat Untuk Usaha Kecil.
Indonesia masih termasuk negara terbelakang dalam bidang: Keterbelakangan Indonesia masih termasuk negara terbelakang dalam bidang: Pendidikan. Relatif terlihat bahwa sebagian besar penduduk Indonesia hanya mengenyam pendidikan dasar. Kesehatan. Tampak tingkat kematian yang masih cukup tinggi, disebabkan oleh keterbatasan obat-obatab, tenaga medis, dan peralatan medis. Kemajuan Teknologi. Indonesia masih mendatangkan banyak tenaga ahli dari luar negeri untuk jenis pekerjaan tertentu. Sikap Mental Ekonomi. Indonesia masih menduduki peringkat tinggi dalam hal korupsi, kolusi dan nepotisme. Ekonomi. Keterbelakangan pada bidang ekonomi terlihat pada rendahnya pendapatan per kapita, banyaknya pengangguran, terbatasnya pasar untuk produk dalam negeri, tingkat manajemen dan profesionalitas yang rendah.
Lapangan Pekerjaan Sejumlah upaya pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan atau kesempatan kerja adalah: Peningkatan pendidikan. Pemebrian kursus-kursus keterampilan. Pemerataan pembangunan. Proyek-proyek padat karya. Pemberian kredit-kredit usaha kecil. Pengangguran di Indonesia tidak semata-mata disebabkan karena tersedianya lapangan pekerjaan, tetapi juga disebabkan oleh: Rendahnya mutu atau kualitas angkatan kerja. Banyaknya lulusan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi setiap tahun.
Pemerataan Pembangunan Pembangunan tidak merata mengakibatkan terjadinya jurang pemisah antara derah yang satu dengan daerah yang lain, antara perkotaan dan pedesaan. Oleh karena itu, pemerintah mengambil delapan jalur pemeratan dalam pelaksanaan pembangunan sebagai berikut: Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya pangan, sandang, dan perumahan. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan. Pemerataan pembagian pendapatan. Pemerataan kesempatan kerja. Pemerataan kesempatan berusaha. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita. Pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah tanah air. Pemerataan kesempatan untuk memperoleh keadilan.
Keberhasilan dan Kegagalan Pembangunan Ekonomi Indonesia Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat melalui: Tingkat pendapatan nasional. Tingkat produksi nasional. Kesempatan kerja. Perekonomian yang stabil. Neraca pembayaran luar negeri. Distribusi pendapatan yang merata.
Dari indikator-indikator tersebut maka pelaksanaan pembangunan ekonomi di Indonesia belum mencapai hasil sebagaimana diharapkan. Namun tidak bisa dikatakan bahwa pembangunan ekonomi mengalami kegagalan. Hingga akhir tahun 2004, ada beberapa prestasi dan kemajuan di bidang ekonomi sebagaimana telah dicapai oleh pemerintahan Presiden Megawati. Pencapaian tersebut antara lain sebagai berikut : Nilai rupiah yang semakin stabil, berkisar Rp. 8.700/US$. Laju inflasi diperkirakan mencapai 7%. Laju pertumbuhan ekonomi mencapai 5%. Berkurangnya pengangguran.
Dampak Pembangunan Ekonomi Dampak Positif Pembukaan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Meningkatkan pendapatan masyarakat. Fasilitas umum dapat terpenuhi sehingga segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar. Terjadi perubahan struktur ekonomi dari agraris ke industri sehingga pilihan kegiatan ekonomi bagi masyarakat menjadi semakin banyak. Dampak Negatif Meningkatkan urbanisasi Terjadinya pencemaran lingkungan akibat limbah pembangunan.