SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
<Artificial intelligence>
Advertisements

Contoh Kasus Fuzzy dalam menentukan Jumlah Produksi Barang berdasarkan Jumlah Permintaan konsumen dan Jumlah Barang yang tersedia di gudang.
Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus IF
INFERENSI.
Logika Fuzzy.
Sistem Inferensi Fuzzy
FUZZY.
Logika Fuzzy.
C REATING FIS S UGENO WITH J AVA Praktikum 13. R EVIEW FIS Metode Penalaran Mamdani Input dan Output berupa himpunen fuzzy Penentuan nilai defuzzifikasi.
FUZZY INFERENCE SYSTEMS
MOTOR INFERENSI.
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMAAN BEASISWA BAGI MAHASISWA BERBASIS LOGIKA FUZZY ADE SYAYUTI MANNAF K
FUZZY INFERENCE SYSTEMS
LOGIKA FUZZY Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf
Logika Fuzzy.
LOGIKA FUZZY PERTEMUAN 3.
Penalaran Mamdani dan Tsukamoto Pada pendekatan Fuzzy Inference System
LOGIKA FUZZY .
CONTOH PENERAPAN LOGIKA FUZZY Fuzzy tsukamoto, mamdani, sugeno
FUZZY LOGIC LANJUTAN.
Kuliah Sistem Fuzzy Pertemuan 5 “Sistem Inferensi Fuzzy”
Intelligent Control System (Fuzzy Control)
Logika Fuzzy.
Model Fuzzy Tsukamoto.
Kecerdasan Buatan Logika Fuzzy.
Logika fuzzy.
KECERDASAN BUATAN LOGIKA FUZZY (Fuzzy Logic) Edy Mulyanto.
LOGIKA FUZZY (Lanjutan)
LOGIKA FUZZY Oleh I Joko Dewanto
LOGIKA FUZZY ABDULAH PERDAMAIAN
FUZZY INFERENCE SYSTEMS
FUZZY INFERENCE SYSTEMS
Model Fuzzy Mamdani.
Pertemuan 11 FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS)
KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 5
CARA KERJA SISTEM PAKAR
Logika Fuzzy.
FUZZY TSUKAMOTO UTHIE.
FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) - MAMDANI
FIS – Metode SUGENO Pert- 6.
Sistem Inferensi Fuzzy
REASONING FUZZY SYSTEMS.
FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS)
FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS)
Kode MK : TIF01405; MK : Kecerdasan Buatan
FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) - TSUKAMOTO
FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) - SUGENO
<KECERDASAN BUATAN>
LATIHAN 1 (kelompok 1 – 3) Permintaan terbesar 6000 kemasan/hari, permintaan terkecil 2000 kemasan/hari Persediaan barang digudang terbanyak mencapai 700.
LOGIKA FUZZY Dosen Pengampu : Dian Tri Wiyanti, S.Si, M.Cs
Oleh : Yusuf Nurrachman, ST, MMSI
Perhitungan Membership
METODE FIS Pertemuan Ke-5.
Pertemuan 11 FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS)
Sistem Inferensi Fuzzy
Operasi Himpunan Fuzzy
FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) - TSUKAMOTO
Rusmala, S.Kom., M.Kom Pertemuan 9, 10, 11
Sistem Pakar teknik elektro fti unissula
FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) - TSUKAMOTO
FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) - SUGENO
METODE FIS Pertemuan Ke-5.
FUZZY TSUKAMOTO UTHIE.
CCM110 Matematika Diskrit Pertemuan-11, Fuzzy Inference System
Logika Fuzzy (Fuzzy Inference System)
Fuzzy Expert Systems.
Penalaran Logika Fuzzy
FUZZY TSUKAMOTO UTHIE.
Operator Himpunan Fuzzy
LOGIKA FUZZY. Definisi Logika Fuzzy adalah peningkatan dari logika Boolean yang mengenalkan konsep kebenaran sebagian. Di mana logika klasik menyatakan.
Transcript presentasi:

SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Penggunaan akan bergantung dari domain masalah yang terjadi PENALARAN FUZZY Digunakan untuk menghasilkan suatu keputusan tunggal / crisp saat defuzzifikasi Penggunaan akan bergantung dari domain masalah yang terjadi Pada Fuzzy Inference System dikenal 3 jenis Tsukamoto Mamdani Sugeno

PENALARAN TSUKAMOTO Contoh Kasus Suatu perusahaan tekstil akan memproduksi pakaian dengan jenis XYZ Dari 1 bulan terakhir, permintaan terbesar mencapai 5000 potong per hari, dan permintaan terkecil mencapai 1000 potong per hari. Persediaan barang di gudang tiap bulan paling banyak 600 potong per hari dan persediaan terkecil mencapai 100 potong per hari. Dikarenakan memiliki keterbasan, perusahaan ini hanya mampu memproduksi pakaian paling banyak 7000 potong per hari. Untuk efisiensi, mesin dan SDM setiap hari diharapkan perusahaan memproduksi paling tidak 2000 potong pakaian. Berapa potong pakaian jenis XYZ yang harus diproduksi apabila terdapat permintaan sejumlah 4000 potong dan persediaan di gudang terdapat 300 potong.

PENALARAN TSUKAMOTO Contoh Kasus (Rule) [R1] : IF Permintaan TURUN And Persediaan BANYAK THEN Produksi Pakaian BERKURANG [R2] : IF Permintaan TURUN And Persediaan SEDIKIT THEN Produksi Pakaian BERKURANG [R3] : IF Permintaan NAIK And Persediaan BANYAK THEN Produksi Pakaian BERTAMBAH [R4] : IF Permintaan NAIK And Persediaan SEDIKIT THEN Produksi Pakaian BERTAMBAH

PENALARAN TSUKAMOTO Penyelesaian Untuk menyelesaikan masalah tersebut perhatikan variabel yang digunakan dalam proses fuzzifikasi yang harus Kita lakukan. Input : 1. Permintaan [1000 5000] {TURUN NAIK} 2. Persediaan [100 600] {SEDIKIT BANYAK} Output : Jumlah Produksi [2000 7000] {BERKURANG BERTAMBAH}

Representasi Fuzzy Input Permintaan PENALARAN TSUKAMOTO Representasi Fuzzy Input Permintaan Turun Naik 1000 5000 4000 0,75 0,25 Fungsi permintaan

Representasi Fuzzy Input Persediaan PENALARAN TSUKAMOTO Representasi Fuzzy Input Persediaan Sedikit Banyak 100 600 300 0,6 0,4 Fungsi persediaan

Representasi Fuzzy Output Jumlah Produksi PENALARAN TSUKAMOTO Representasi Fuzzy Output Jumlah Produksi Berkurang Bertambah 2000 7000 Fungsi jumlah produksi

PENALARAN TSUKAMOTO Perhatikan Aturan Yang digunakan berdasarkan input yang diberikan pada Masalah Berapa potong pakaian jenis X, Y dan Z yang harus diproduksi apabila terdapat permintaan sejumlah 4000 potong dan persediaan di gudang terdapat 300 potong. 4000 : termasuk dalam kategori turun dan naik 300 : termasuk dalam kategori banyak dan sedikit Jadi, Semua Aturan / Rule digunakan

PENALARAN TSUKAMOTO = min (0,25,0,4) = 0,25 Proses Implikasi [R1] IF Permintaan TURUN And Persediaan BANYAK THEN Produksi Pakaian BERKURANG alpha_predikat1 = min (µTurun [4000],µBanyak [300]) = min (0,25,0,4) = 0,25 Lihat Himpunan Berkurang pada Output (7000-z) / (7000-2000) = 0,25 z1 = 5750

PENALARAN TSUKAMOTO = min (0,25;0,6) = 0,25 Proses Implikasi [R2] IF Permintaan TURUN And Persediaan SEDIKIT THEN Produksi Pakaian BERKURANG alpha_predikat1 = min (µTurun [4000],µSedikit [300]) = min (0,25;0,6) = 0,25 Lihat Himpunan Berkurang pada Output (7000-z) / (7000-2000) = 0,25 z1 = 5750

PENALARAN TSUKAMOTO = min (0,25;0,6) = 0,25 Proses Implikasi [R2] IF Permintaan TURUN And Persediaan SEDIKIT THEN Produksi Pakaian BERKURANG alpha_predikat1 = min (µTurun [4000],µSedikit [300]) = min (0,25;0,6) = 0,25 Lihat Himpunan Berkurang pada Output (7000-z) / (7000-2000) = 0,25 z2 = 5750

PENALARAN TSUKAMOTO = min (0,75;0,4) = 0,4 Proses Implikasi [R3] IF Permintaan NAIK And Persediaan BANYAK THEN Produksi Pakaian BERTAMBAH alpha_predikat1 = min (µNaik [4000],µBanyak [300]) = min (0,75;0,4) = 0,4 Lihat Himpunan Bertambah pada Output (z-2000) / (7000-2000) = 0,4 z3 = 4000

PENALARAN TSUKAMOTO = min (0,75;0,6) = 0,6 Proses Implikasi [R4] IF Permintaan NAIK And Persediaan SEDIKIT THEN Produksi Pakaian BERTAMBAH alpha_predikat1 = min (µNaik [4000],µSedikit [300]) = min (0,75;0,6) = 0,6 Lihat Himpunan Bertambah pada Output (z-2000) / (7000-2000) = 0,6 z4 = 5000

PENALARAN TSUKAMOTO (DEFUZZIFIKASI) Perhitungan Nilai Crisp pada Penalaran Tsukamoto Diperoleh dengan menggunakan Rata-rata terbobot sebagai berikut : Dengan demikian, jumlah pakaian jenis XYZ yang harus diproduksi berjumlah 4983 potong

PENALARAN MAMDANI Metode Mamdani dikenal dengan metode Min-Max yang diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Dengan Menggunakan Kasus yang sama, tentukan berapa jumlah pakaian yang harus diproduksi apabila kita menggunakan metode Mamdani ?

PENALARAN MAMDANI [R1] IF Permintaan TURUN And Persediaan BANYAK THEN Produksi Pakaian BERKURANG Berkurang Turun Banyak 0,4 0,25 4000 300 Produksi permintaan persediaan

PENALARAN MAMDANI [R2] IF Permintaan TURUN And Persediaan SEDIKIT THEN Produksi Pakaian BERKURANG Berkurang Turun Sedikit 0,6 0,25 0,25 4000 300 Produksi permintaan persediaan

PENALARAN MAMDANI [R3] IF Permintaan NAIK And Persediaan BANYAK THEN Produksi Pakaian BERTAMBAH Bertambah Banyak Naik 0,75 0,4 0,4 4000 300 Produksi permintaan persediaan

PENALARAN MAMDANI [R4] IF Permintaan NAIK And Persediaan SEDIKIT THEN Produksi Pakaian BERTAMBAH Bertambah Banyak Naik 0,75 0,6 0,6 4000 300 Produksi permintaan persediaan

PENALARAN MAMDANI (AGREGASI/KOMPOSISI) ` PENALARAN MAMDANI (AGREGASI/KOMPOSISI) Menggunakan Nilai Maksimum Dari Daerah Hasil setiap Rule 0,6 0,25 500 1000 1000 1500 7000 Center of Gravity

PENALARAN MAMDANI (AGREGASI/KOMPOSISI) Dengan Menggunakan Konsep Integral dan membagi dengan luas Daerah Arsiran 0,6 0,25 A1 A2 A3 500 1000 1000 1500 ? 7000 Center of Gravity

PENALARAN SUGENO Pada penalaran ini output bukan berupa himpunan fuzzy Dengan demikian, aturan / rule harus dimodifikasi sedemikian rupa.

RULE PADA PENALARAN SUGENO [R1] : IF Permintaan TURUN And Persediaan BANYAK THEN Produksi Pakaian Permintaan - Persediaan [R2] : IF Permintaan TURUN And Persediaan SEDIKIT THEN Produksi Pakaian 1.25 * Permintaan - Persediaan [R3] : IF Permintaan NAIK And Persediaan BANYAK THEN Produksi Pakaian Permintaan [R4] : IF Permintaan NAIK And Persediaan SEDIKIT THEN Produksi Pakaian 1.5 *Permintaan - Persediaan

DEFUZZIFIKASI PENALARAN SUGENO Dilakukan dengan Prinsip Rata-rata Terboboti

KASUS PADA PENALARAN SUGENO Dengan Menggunakan Kasus yang sama Suatu perusahaan tekstil akan memproduksi pakaian dengan jenis XYZ Dari 1 bulan terakhir, permintaan terbesar mencapai 5000 potong per hari, dan permintaan terkecil mencapai 1000 potong per hari. Persediaan barang di gudang tiap bulan paling banyak 600 potong per hari dan persediaan terkecil mencapai 100 potong per hari. Dikarenakan memiliki keterbasan, perusahaan ini hanya mampu memproduksi pakaian paling banyak 7000 potong per hari. Untuk efisiensi, mesin dan SDM setiap hari diharapkan perusahaan memproduksi paling tidak 2000 potong pakaian. Berapa potong pakaian jenis XYZ yang harus diproduksi apabila terdapat permintaan sejumlah 4000 potong dan persediaan di gudang terdapat 300 potong. Tentukan jumlah potong pakaian yang harus diproduksi dengan menggunakan penalaran Sugeno!