1. Gangguan Cairan & Aliran darah 2. Penuaan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
Advertisements

PATOLOGI UMUM PATOLOGI ANATOMI.
PATOLOGI UMUM PATOLOGI ANATOMI.
Dr.H.Asril Zahari Sp.B KBD
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Heru Santoso Wahito Nugroho, S.Kep, Ns, M.M.Kes
Matrissya Hermita Biopsikologi UG
Kebutuhan Dasar Oksigenasi
BAB 5 Sistem Sirkulasi.
BAB 5 Sistem Sirkulasi.
Peredaran darah manusia
Sirkulasi Cair Tubuh PURWO SRI REJEKI.
Respon – Adaptasi akut & kronis tubuh terhadap latihan Fisik
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
SISTEM SIRKULASI.
Dr.Hendrik SB,drg.,Mkes ANTIHIPERTENSI Dr.Hendrik SB,drg.,Mkes
PENDAHULUAN Kerusakan atau gangguan terdapat pada sel dan jaringan tubuh atau faal yang menyimpang mengganggu S.Kep, Ns, M.Kes.
FUNGSI SISTEM LIMFE, EDEMA DAN LIMFADENOPATI
Cairan tubuh, elektrolit dan pengaturannya
PATOFISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN DIANA IRAWATI. Overview of Nephron Function.
NURSING CARE OF CARDIOGENIC SHOCK
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
CAIRAN TUBUH Imran Tumenggung
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
Sistem Peredaran Darah
SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA
Gangguan Sirkulasi dan Cairan Tubuh
LANJUTAN GANGGUAN SIRKULASI
MAHMUDDIN & MARIO LAURENZA MD
Hipoksia Maryunis, S.Kep. Ns. Yunis- PSIK UH.
Sistem peredaran darah pada manusia
Penyakit dan gangguan pada darah
SISTEM SIRKULASI.
PERSENTASE CAIRAN (LIQUID)
Oleh : Nindita Putri Nirwasita 5B
BAB 5 SISTEM SIRKULASI.
SISTEM ORGAN & FUNGSINYA
Di susun oleh : Abdull Rahim Mokodompit
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Penyakit Darah Disusun Oleh: Raihan Pradhika Rangkuti Rakha Fajar
SEMINAR HASIL RIA MARESTY.
Syok.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN ASFIKSIA
Sistem Organ & Fungsinya
BAB 5 Sistem Sirkulasi.
OBAT DIURETIK.
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
Oleh : Anhari Raushanfikri Bagus Arlianto Putra Kevin Augusto Asyrafi
BAB 5 Sistem Sirkulasi.
Assalamualaikum Kelompok 7 Ika Apriani Riza Sativa
BAB 5 Sistem Sirkulasi.
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
Perdarahan (Hemorrhagi)
Disusun oleh: NOPIA NUR HAYATI
Kelainan pada sistem darah
PATOFISIOLOGI PENYAKIT GINJAL ILMU GIZI / FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Drastya Amalia Nurul Ghina Qonita Kamila Anindita
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
SISTEM EKSKRESI MASUK KELUAR.
TRAUMA ABDOMEN.
DIABETES MELITUS.
Keseimbangan Cairan, elektrolit, dan Asam Basa
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
Pendahuluan Anak merupakan kelompok pasien yang unik pada pertolongan gawat darurat Mempunyai masalah dan perlakuan yang berbeda dibanding dewasa Perlengkapan.
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
Syok anafilaktik PKM ANREAPI. Syok Suatu sindrom klinik yang mempunyai cici-ciri berupa : Hipotensi Takikardi Hipoperfusi (urine
GAGAL JANTUNG AKUT Suatu sindrom gagal jantung yang timbulnya berlangsung dengan cepat dan singkat akibat disfungsi otot jantung (disfungsi sistolik, diastolik,
DEFINISI  Syok merupakan kegagalan sirkulasi tepi menyeluruh yang mengakibatkan hipotensi jaringan.  Kematian karena syok terjadi bila kejadian ini.
Transcript presentasi:

1. Gangguan Cairan & Aliran darah 2. Penuaan

GANGGUAN HEMODINAMIK Udema - Dehidrasi Hiperaemia dan Kongesti Hemorrhagia Hemostasis – Trombosis Iskemia – Infark Syok

UDEMA Penyebab - tekanan intravaskuler naik ( hidrostatik ) PENIMBUNAN CAIRAN DALAM CELAH INTERSTITIAL DAN/ATAU RONGGA DALAM TUBUH misal : hidrothoraks, hidrosalpinx, ascites Penyebab - tekanan intravaskuler naik ( hidrostatik ) - permeabilitas dinding pembuluh darah naik - tekanan osmotik plasma turun - retensi natrium - obstruksi aliran limfe

Hidrostatik Udema 1. Akibat dari hambatan aliran balik vena dekompensasi jantung kanan  udema umum dekompensasi jantung kiri  udema lokal : udema pulmo Udema Pulmo dapat disebabkan oleh - naiknya permeabilitas kapiler pulmo (mis infeksi) - sindroma nephrotik - sirosis hepatis 2. Akibat naiknya aliran masuk arteri respon radang  dilatasi arteri  udema lokal

Permeabilitas Pembl Drh Naik Tekanan Osmotik Plasma Turun Ditemukan pada respon radang Tekanan Osmotik Plasma Turun Terjadi pada hipoalbuminaemia yg diakibatkan oleh Turunnya sintesis dalam hati (penyakit hati terminal) Banyaknya yg terbuang melalui urin (sindrom nephrotik) Intake yg kurang (kwashiokor, malnutrisi) Retensi Natrium Primer o.k kerusakan ginjal Sekunder o.k aliran darah ginjal <  perfusi <  sekresi renin  sistem angiotensin  aldosteron>  tubulus menahan Na  retensi air  isi intravask naik  tek hidrostatik naik  udema hidrostatik

Ascites 1. pada sirosis hepatis, o.k - sel hati rusak  sintesis albumin<  hipoalbumin - gangguan saluran limfe yg melalui hati - ginjal terganggu  sistem renin- angiotensin  hiperaldosteronism  retensi Na dan air 2. pada tumor ovarium , o.k - desakan  hambatan aliran darah dan limfe  - tek hidrostatik naik  ascites

LYMPHEDEMA ditemukan pada - obstruksi sistem limfatik di inguinal (filariasis)  elephantiasis - kanker mamma  obstruksi  udema mamma - radioterapi  fibrosis  obstruksi  udema Dehidrasi o.k air hilang >> dan atau pemasukan<< pada : muntah/diare, luka bakar luas, diuresis, keringat >>, diabetes insipidus Klinik : mulut & kulit kering, hematokrit >>  viskositas naik  aliran lambat  organ terganggu

HIPERAEMIA merupakan proses aktif dari naiknya aliran darah yang masuk dalam jaringan akibat dari dilatasi pembuluh darah misal pada respon radang, aktifitas otot KONGESTI merupakan hiperaemia pasif akibat hambatan aliran darah kapiler sbg akibat hambatan aliran darah vena (misal pd trombus vena, dekompensasi jantung)  jar/organ merah tua kebiruan o.k darah miskin oksigen

Kongesti Akut Bisa tanpa akibat serius, bisa nekrosis iskemik pada jaringan sekitar pembuluh darah akibat hipoksi dan tekanan > Pada hati  kongesti sentrilobuler  nekrosis (sentral hemorrhagik) Kongesti Pasif Kronik  iskemia disertai kematian sel, diganti jaringan ikat Pada hati terjadi hati pala (nutmeg liver) lanjut  fibrosis >  cardiac cirrhosis Pada paru  heart failure cells  lanjut  jaringan ikat kolagen >  brown induration

HEMORRHAGIA Keluarnya darah dari pembuluh darah/jantung o.k trauma, spontan (mis.hipertensi) , lemahnya dinding pembuluh darah (mis.defisiensi vit C), kelainan trombosit (mis idiopatik trombositopenia purpura) Klinik : petechiae, purpura, echymoses, hematoma, mengisi rongga (hematotoraks, hematosalping) hematuri, hematemesis, hemoptoe, epistaksis

SYOK Jumlah aliran darah ke jaringan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme nya  iskemia reversibel  ireversibel  mati sesuai utk kegagalan hemodinamik, tdk sepsis/ neurogenik Klasifikasi Kardiogenik oleh karena - kegagalan pompa (fibrilasi jantung, infark miokard) - gagal jantung obstruktif (pd emboli paru masif) 2. Hipovolemik o.k perdarahan >>, cairan tubuh <<

a. Vasodilatasi pd septikaemia/toksin bakteri  Syok Septik 3. Hipotensi Perifer o.k hilangnya tonus vaskuler perifer serta pengumpulan darah pd sirkulasi perifer,karena a. Vasodilatasi pd septikaemia/toksin bakteri  Syok Septik b. Stimulasi neurogenik pd nyeri >>, trauma medula spinalis atau otak  Syok Neurogenik c. Reaksi anafilaktik  Syok Anafilaktik Mikrotrombi sistem vaskuler, perdarahan, bercak- bercak nekrosis iskemik yg banyak

KELAINAN ORGAN 1. Paru  adult respiratory distress syndrome 2. Tr Gastro-intestinal  iskemia mukosa  perdarahan 3. Ginjal  nekrosis tubuler 4. Hati  nekrosis sentrilobuler 5. Otak  iskemik  perdarahan dan udema 6. Kel Adrenal  perdarahan dan nekrosis kortek

STADIUM SYOK 1. Syok Kompensasi dgn cara denyut jantung > , konstriksi pembuluh darah tepi, keluarnya cairan < Klinik : takhikardia, kulit pucat, urin < 2. Syok Dekompensasi ditandai hipotensi, dispneu, takhipneu, oliguri, asidosis (anoksia  fungsi ginjal/paru terganggu, anaerobik glikolisis jar) 3. Syok Ireversibel terjadi kolaps sirkulasi serta hipoperfusi organ vital  kegagalan organ Klinik : hipotensi dan takhikardia hebat, respirasi distres, kesadaran << koma anuria dan asidosis

MINERAL DAN TREIS ELEMEN Kalium, dilepas oleh sel/jar yg rusak  dlm darah - hiperkalemi yg moderat asimptomatik yg berat  risiko cardiac arrest - hipokalemi menyebabkan disritmia jantung, kelemahan otot, gangguan fungsi ginjal Kalsium - hiperkalsemi, akut  muntah, poliuria persisten  kalsifikasi metastatik (tertimbun di tub ginjal, alveoli paru ) - hipokalsemi, menyebabkan neuromuskuler hiper sensitif  tetani

Timbunan Kalsium Tanpa Hiperkalsemi 1. Kalsifikasi distrofik, pada nekrosis koagulasi, penyembuhan radang bernanah, aterosklerosis, tbc  kekakuan organ, bentuk berubah  fungsi terganggu 2. Kalsinosis, timbunan dlm jar subkutis, otot pada skleroderma, dermatomiositis 3. Pembentukan tulang heterotropik, timbunan merangsang metapalsia tulang oleh fibroblast 4. Pembentukan batu /litiasis, endapan kalsium membentuk batu dalam saluran/ ruang organ tubuh, misal vesikolitiasis

TREIS ELEMEN Merupakan elemen yg ada dlm tubuh dalam jumlah sedikit dan diperlukan tubuh Masuk dlm tubuh dpt sengaja atau tidak Treis elemen Konsentrasi Jenis Penyakit Zinc rendah gangguan perbaikan luka Iodine rendah struma Mercuri tinggi neuropati Timah tinggi neuropati, anemia Aluminium tinggi encefalopati, kelainan tlg Tembaga tinggi kerusakan hati Kobalt tinggi kardiomiopati

BED REST Sakit  istirahat total di tempat tidur  KOMPLIKASI 1. ulkus dekubitus tekanan nekrosis iskemik  ganggren 2. trombosis vena gerak otot <  aliran balik lambat  trombus 3. osteoporosis dan kelemahan otot  pengurangan masa tulang dan pelepasan kalsium  hiperkalsiuria  batu ginjal masa otot juga berkurang  lemah 4. pneumonia hipostatik gerak respirasi dan reflek batuk << kongesti aliran darah dan udema pulmoner  bronkopneumonia

PENUAAN Mengapa menjadi tua ?? 1. umur spesies berbeda 2. nutrisi baik  umur lebih panjang 3. beberapa jenis sel mampu membelah

PENUAAN pertahanan thd infeksi berkurang, akumulasi hasil Berkurangnya (bertahap) kemampuan jaringan untuk meremajakan (renew) diri, mempertahankan struktur dan fungsi normal, menolak/bertahan terhadap ruda paksa (termasuk infeksi), memperbaiki seluruh kerusakan, sepanjang hidupnya pertahanan thd infeksi berkurang, akumulasi hasil metabolisme dan distorsi struktur, yang terpapar sebagai “penyakit degeneratif” (hipertensi, aterosklerosis, diabetes, kanker) yang membantu menghantarkan ke- akhir hidup melalui peristiwa yang dramatik (seperti stroke, infark miokard, penyebaran kanker dsb)

Proses Penuaan berbeda beda untuk setiap sel, individu, spesies, karena : 1. Perbedaan Genetik 2. Perbedaan Nutrisi 3. Perbedaan Sel / Jaringan 4. Perbedaan Kemampuan Pembelahan Sel  Umur Sel Laboratorik Tergantung dari : a. spesies sel donor b. umur sel donor c. adanya gangguan metabolisme d. asal jaringan e. kemampuan proliferasi jaringan asal

CAUSES OF AGING 1. Teori “Genetic Clock” waktu/jumlah mitosis terbatas  habis  mati (tanpa ada kejadian apa apa) Bukti pendukung a. Lama hidup setiap spesies berbeda b. Perubahan Neoplastik  penuaan berhenti, pembelah an terus menerus  sel immortal o.k adanya perubahan program dalam inti 2. Teori “Error Catastrophe” kesalahan2 dalam sel yang terakumulasi, akan mengawali serangkaian reaksi dari kesalahan lain yang bertambah besar dan akhirnya membunuh sel sendiri

Bukti Pendukung 1. Kesalahan Duplikasi DNA Kejadiannya bertambah sejalan dengan bertambahnya umur sel. Kesalahan Aktifitas Polimerase DNA  hilangnya kemampuan replikasi sintesis DNA  gen yang berguna hilang, mis gen yg menyebabkan sintesis mitosis-inhibiting protein 2. Kesalahan Sintesis RNA Mutasi DNA yg cacat menyebabkan hilangnya RNA (yg ber guna) dan protein (mis repair enzyme), atau akumulasi RNA abnormal dan division-inhibiting protein 3. Perubahan Sintesis Protein (baik akibat kesalahan: mutasi DNA/transkripsi/translasi) yang berlangsung mengikuti waktu

4. Unrepaired DNA dan Lesi Lainnya Lesi DNA (akibat gagalnya sistem ensim yg bertugas memperbaiki lesi) yang spontan atau akibat lingkungan, terjadi sepanjang waktu dan terakumulasi 5. Stabilitas DNA dan Efisiensi Perbaikan Semakin stabil duplikasi DNA semakin panjang umur spesies Begitu juga kemampuan perbaikan lesi DNA, yang makin efisien pada spesies yang berumur panjang

KARAKTERISTIK USIA LANJUT Kemunduran respon terhadap penyakit tidak ada tanda dan gejala khas termasuk lab Nilai ambang sakit lebih tinggi datang dengan kondisi lebih lanjut/luas/parah Penyakit multipel dementia senilis, katarak, pendengaran berkurang, elastosis kulit, osteoporosis, hipertesi, IHD, hiperplasia prostat, sendi degeneratif, udema tungkai akibat gagal jantung, atrofi berbagai organ

PENYAKIT AKIBAT LINGKUNGAN LINGKUNGAN PENYAKIT SEMBUH/BERAT BURUK/JELEK * tractus respiratorius  pneumokoniosis * organ lain tersering : - kanker paru, copd (emfisema, bronkitis kr) - aterosklerosis, infark miokard

EFEK POLUTAN Efek Langsung, asam/basa kuat  efek korosif langsung pada kulit Efek Tidak Langsung, bahan kimia merubah metabolisme sel dan merusaknya Efek Lanjut, jumlah kecil dlm waktu lama  kumulatif  terlihat, misal ultra violet PAPARAN KLINIK EFEK POLUTAN 1. Toksik Akut 2. Reaksi Alergi 3. Kanker 4. Penyakit Paru Kronik - Pneumokoniosis

Perkembangan Selanjutnya Tergantung PNEUMOKONIOSIS Penyakit paru akibat debu yang terhirup Perkembangan Selanjutnya Tergantung * konsentrasi polutan * ukuran dan bentuk kontaminan * jumlah yang tertahan dalam tr resp * lamanya terpapar * kelarutan dan reaktifitasnya yang larut : reaksi paru eksudatif akut tidak larut : pneumokoniosis fibrosa

1. Debu batubara,  tertimbun dalam paru  makrofag  terbentuk makula & jar ikat  fibrosis paru masif progresif  bercak paru hitam 2. Debu karbon,  antrakosis  ke pleura  pleuritis fibrosa sekunder  meluas  alveolus/elastisitas berkurang klinik : batuk dahak pekat hitam 3. Debu silika, awal keluhan tidak nyata  lanjut  meluas  alveolus terisi eksudat ( eksudasi alveolus masif)  fibrosis & kalsifikasi  nodul putih keabuan klinik : batuk, dispneu, nyeri dada sampai hemoptoe 4. Debu asbes,  pneumokoniosis interstitialis fibrosa  lanjut meluas  perlekatan (dgn pleura)  sesak & tekanan pulmonal meningkat  dekomp jantung kanan CPC