BAHASA INDONESIA Neneng Sri Wulan (Definisi Bahasa, Sejarah BI, dan Kedudukan BI)
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama , berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. (Kridalaksana)
Saussure: Langage: bahasa secara umum/ universal Langue: sistem bahasa tertentu Parole: wujud bahasa yang konkret , yang diucapkan anggota masyarakat dalam kegiatan sehari-hari
hakikat bahasa: bahasa itu adalah sebuah sistem; bahasa itu berwujud lambang; bahasa itu berupa bunyi; bahasa itu berwujud arbitrer; bahasa itu bermakna; bahasa itu bersifat konvensional; bahasa itu bersifat produktif; bahasa itu bervariasi; bahasa itu bersifat dinamis; bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial; bahasa itu merupakan identitas penuturnya.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa melayu Riau dari abad ke-19. lingua franca
Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Pertama : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA Kedua : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA,MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,BANGSA INDONESIA Ketiga : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN,BAHASA INDONESIA
Ejaan van ophuisjen (1901) Huruf ï yang berfungsi sebagai huruf i, seperti mulaï dengan ramai, juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb. Tanda baca, seperti koma ain, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
Ejaan Republik/ Soewandi (1947) Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
Ejaan melindo (Melayu Indonesia) Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972.
perubahan Indonesia (pra-1972) Malaysia (pra-1972) Sejak 1972 tj ch c dj j kh nj ny sj sh sy y oe* u
Hasil perumusan “Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975, antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai: lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial, budaya, dan bahasanya, dan alat perhubungan antarbudaya, antardaerah.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara befungsi sebagai: bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.