”Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah”

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
POLA HIDUP SEHAT.
Advertisements

TUGAS PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PRIBADI, PENDIDIKAN DAN KARIER, DAN KEHIDUPAN BERKELUARGA PTIK.
TUGAS PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PRIBADI, PENDIDIKAN DAN KARIER, DAN KEHIDUPAN BERKELUARGA PTIK.
Landasan Filosofis dan Alternatif Model Pendidikan Bagi Anak CI-BI, Ravik Karsidi, 29 Desember LANDASAN FILOSOFIS DAN ALTERNATIF MODEL PENDIDIKAN.
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LANDASAN FILOSOFIS DAN ALTERNATIF
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Pada Masa ini anak sangat aktif
ESTY ARYANI SAFITHRY, M.Psi, Psi
IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
Dr. Tjhin Wiguna, SpKJ(K) Psikiater Anak
PENJAS ADAPTED BAGI TUNAGRAHITA
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PRA SEKOLAH, SD DAN SMP
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PENJAS ADAPTED BAGI TUNARUNGU
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2. Masa anak sekolah (6 – 12 tahun) Keterampilan yang diperlukan pada masa anak sekolah (Hurlock dalam Munandar, 1999):
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
PERKEMBANGAN EMOSI-SOSIAL
Menghilangkan Rasa Takut pada Anak
Masa Kanak-Kanak Akhir/ Masa Sekolah
Om swastyastu.
Home Home Kelompok 3 Fitri Suci Maharsih Nurkhasanah Yoana Natalia E
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
POKOK BAHASAN Pertemuan 5 Matakuliah: Psikologi Pendidikan Tahun: 2009.
Perkembangan Peserta Didik “Fase Remaja(Adolescence)”
Periode Bayi (Infancy)
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PRINSIP–PRINSIP Perkembangan
KESUKARAN BELAJAR PART III
PERKEMBANGAN SOSIAL DAN BAHASA
Oleh: Nanik Agustina / SDN Klojen Kota Malang
PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2.
ASPEK PSIKOLOGIK PADA ANAK DENGAN KELAINAN ENDOKRIN
Keluarga dengan Anak yang Baru lahir dan Anak Usia 0-3 tahun
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.
BINA DIRI untuk Tunagrahita
Karateristik dan Perbedaan Individu
ESTY ARYANI SAFITHRY, M.Psi, Psi
BAB II PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN
Perkembangan Fisik & Motorik wien/pgsd_perk.
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
Perkembangan Peserta Didik (Pertemuan 2)
Perkembangan fisik adalah Perkembangan fisik atau pertumbuhan biologis (biological growth) merupakan salah satu aspek penting dari perkembanagan individu.
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
MENGENAL DAN MELAYANI ABK
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12 Thn)
Perkembangan Intelek dan Bahasa Anak
PERKEMBANGAN ANAK USIA 4 -6 TAHUN
Blindness (Gangguan Penglihatan)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK
Perkembangan anak Usia SD
Kata remaja disebutkan sebagai masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa, ada juga istilah asing yang menunjukan masa remaja, antara lain: puberty.
GANGGUAN BELAJAR Kemampuan membaca, berhitung atau menulis jauh (2 SD) di bawah: Kemampuan rata-rata anak seusianya Kelayakan berdasarkan tingkat pendidikan.
ANAK – REMAJA
Intelectual Disability
PENILAIAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS AGUSNADI TALAH.
ANAK – REMAJA
“P ERKEMBANGAN S OSIAL -E MOSIONAL MASA KANAK - KANAK AKHIR ” ( USIA 6-12 TAHUN ) N AMA : M AWAR S IMANJUNTAK NIM :
By. Faradilla Safitri, S.ST., M.Kes
PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 5 Anggota :1.Roni Hermawan ( ) 2. Joko Sutrisno( ) 3. Ilvan Triyudha Pangestu( ) 4. Resti Nurmaya( )
Transcript presentasi:

”Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah” Perkembangan Peserta Didik

Perkembangan Fisik-Motorik Perbedaan Fisik anak disebabkan oleh berbagai perbedaan, antara lain : Gizi dan Nutrisi. Perlakuan orangtua terhadap anak. Kebiasaan hidup. Olahraga. Seiring pertumbuhan fisik anak –> perkembangan motorik sudah terkoordinasi dengan baik.

Perkembangan Intelektual Menurut Piaget, perkembangan intelektual ditandai dengan kemampuan : Mengklasifikasikan benda-benda berdasarkan ciri yang sama. Menghitung angka-angka atau bilangan. Memecahkan masalah yang sederhana. Kemampuan intelektual tersebut dapat dijadikan dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir.

Perkembangan Bahasa Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain. Pada anak usia sekolah, diharapkan dengan pelajaran bahasa di sekolah siswa dapat : Berkomunikasi secara baik dengan orang lain. Mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap, atau pendapatnya. Memahami isi bahan bacaan yang dibacanya. Orangtua yang bijak = yang membimbing anaknya untuk belajar berbicara dari yang sederhana – kompleks.

Karakteristik Emosi Anak Emosi yang Tidak Stabil Perkembangan Emosi Karakteristik Emosi Anak Emosi yang Stabil Emosi yang Tidak Stabil Menunjukkan wajah yang ceria. Mau bergaul dengan teman secara baik. Bergairah dalam belajar. Dapat berkonsentrasi dalam belajar. Bersikap menghargai terhadap diri sendiri dan orang lain. Menunjukkan wajah yang murung. Mudah tersinggung. Tidak mau bergaul dengan orang lain. Suka marah-marah. Suka mengganggu teman. Tidak percaya diri.

Perkembangan Sosial Perkembangan Sosial = pencapaian kematangan dalam interaksi sosial anak. Perkembangan sosial pada anak usia sekolah ditandai dengan adanya perluasan hubungan, baik dengan anggota keluarga – teman sebaya – lingkungan masyarakat. Pada anak usia sekolah, anak sudah sanggup menyesuaikan diri dari sikap egosentris kepada sikap kooperatif atau sosiosentris.

Perkembangan Kepribadian Perkembangan kepribadian terdiri dari aspek emosi dan pemahaman. Aspek emosi = positif (gembira), negatif (sedih). Aspek pemahaman = bersifat internal dan bersifat psikologis . Pada saat ini, anak mulai membandingkan keadaannya dengan keadaan orang lain, terutama teman sebaya.

Kesadaran Beragama Pada usia anak sekolah, kesadaran beragama ditandai oleh : Sikap keagamaan masih reseptif namun sudah disertai pengertian. Pandangan ketuhanan diperoleh secara rasional. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam. Pendidikan agama di SD merupakan dasar pembinaan sikap positif terhadap agama dan pembentukan kepribadian akhlaq anak. (Zakiah Darajat, 1968 : 58)

Karakteristik Perkembangan Remaja

Pengertian Remaja remaja berasal dari kata adolescence yang berati tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan, kematangan disini mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. (Sitti Harinah, 2008:57)

Aspek Fisik Ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot Matangnya organ-organ seksual

faktor yang yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja Keluarga Gizi Gangguan emosional Jenis kelamin Status sosial ekonomi Kesehatan Pengaruh bentuk tubuh

Aspek intelektual Pada masa remaja terjadi reorganisasi lingkungan syaraf Lobe Frontal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif tingkat tinggi, yaitu kemampuan merumuskan masalah, perencanaan, dan pengambilan keputusan. (Sitti Harinah, 2008: 203)

Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek remaja bertambahnya informasi yang disimpan dalam otak remaja banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah adanya perbedaan berpikir yang menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, serta menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.

Aspek bahasa Karakteristik perkembangan bahasa remaja telah mencapai tahap kompetensi lengkap. Pada masa ini, individu diharapkan telah mempelajari semua sarana bahasa dan keterampilan-keterampilan performansi untuk memahami dan menghasilkan bahasa tertentu dengan baik.

Aspek sosial Perkembangan sosial pada remaja yaitu kemampuan remaja dalam memahami orang lain. Kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya. Masa remaja juga ditandai dengan berkembangnya sikap konformitas

Aspek emosional Puncak emosional pada individu berada pada masa remaja, perumbuhan organ-organ seksual dalam diri remaja inilah yang mempengaruhi emosi atau perasaan-perasaan baru yang belum pernah dialami sebelumnya,

Permasalahan Perkembangan Fisik Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut golden age. Anak ini memiliki daua aspek perkembangan yaitu biologis dan psikologis.

1. Permasalahan Perkembangan Fisik Anak cacat mental adalah : Mereka yang kecerdasannya jelas berada di bawah rata-rata. Mereka yang mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Mereka yang kurang cakap dalam memikirkan hal-hal yang abstrak, yang sulit-sulit, dan yang berbelit-belit. Mereka yang kurang atau terbelakang atau tidak berhasil bukan untuk sehari dua hari atau sebulan atau dua bulan, tetapi untuk selama-lamanya, dan bukan hanya dalam satu dua hal tetapi hamper segala-galanya, lebih-lebih dalam pelajaran seperti mengarang, menyimpulkan isi bacaaan, menggunakan simbol-simbol, berhitung, dan dalam semua pelajaran yang bersifat teoritis. mereka yang kurang atau terhambat dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan

Dalam bahasa Inggris sakit mental disebut mental illness yaitu merupakan kegagalan dalam membina kepribadian dan tingkah laku. Sedangkan cacat mental dalam bahasa Inggris disebut mentally retarded atau mental retardation merupakan ketidakmampuan memecahkan persoalan disebabkan karena kecerdasan (inteligensinya) kurang berkembang serta kemampuan adaptasi perilakunya terhambat. Hal ini yang membedakan cacat mental dengan sakit jiwa ialah Cacat mental bermula dan berkembang pada masa perkembangan, yaitu sejak anak lahir sampai kira-kira usia 18 tahun. Sedangkan sakit jiwa dapat menyerang setiap saat, kapan saja. Namun sekalipun sakit jiwa dan cacat mental berbeda, tidak mustahil anak cacat mental menderita sakit jiwa.

Ada beberapa anak yang mengalami cacat mental Ada beberapa anak yang mengalami cacat mental. Anak cacat mental adalah anak yang kecerdasannya berada di bawah rata-rata. Kemampuan inteligensi anak cacat mental kebanyakan diukur dengan tes Stanford Binet dan Skala Weschler (WISC). Klasifikasi Anak Cacat Mental Cacat Mental Ringan Cacat Mental Sedang Cacat Mental Berat

Cacat Mental Ringan Cacat mental ringan disebut juga debil. Kelompok ini memiliki IQ antara 68-52 menurut Binet, sedangkan menurut Skala Weschler (WISC) memiliki IQ 69-55. Mereka masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Namun pada umumnya anak cacat mental ringan tidak mampu melakukan penyesuaian sosial secara independen dan anak ini tidak mengalami gangguan fisik. Mereka secara fisik tampak seperti anak normal pada umumnya. Oleh karena itu agak sukar membedakan secara fisik antara anak cacat mental dengan anak normal.

Cacat Mental Sedang Anak cacat mental sedang disebut juga imbesil. Kelompok ini memiliki IQ 51-36 berdasarkan skala Binet sedangkan menurut Skala Wsechler memiliki IQ 54- 40. Anak cacat mental sedang masih memperoleh kecakapan komunikasi selama masa anak usia dini. Walaupun agak lambat. Anak dapat mengurus atau merawat diri sendiri dengan pelatihan yang intensif. Mereka dapat memperoleh manfaat latihan kecakapan sosial dan pekerjaan namun tidak dapat menguasai kemampuan akademik seperti: membaca, menulis, dan berhitung. Akan tetapi mereka masih dapat bepergian di lingkungan yang sudah dikenalnya. .

Cacat Mental Berat Kelompok anak cacat mental berat disebut juga idiot. Kelompok ini dapat dibedakan lagi antara anak cacat mental berat dan sangat berat. Cacat mental berat (severe) memiliki IQ antara 32-20 menurut skala Binet dan antara 39-25 menurut Skala Wechsler (WISC) Anak cacat mental sangat berat (profound) memiliki IQ dibawah 19 menurut Skala Binet dan IQ dibawah 24 menurut skala Wechsler (WISC). Anak cacat mental berat memerlukan bantuan perawatan secara total dalam hal berpakaian, mandi, makan, dan lain-lain. Hampir semua anak cacat mental berat dan sangat berat menyandang cacat ganda. Umpamanya sebagai tambahan cacat mental tersebut si anak lumpuh (karena cacat otak) , tuli atau cacat lainnya.

Karakteristik Anak Cacat Mental Karakteristik Anak Cacat Mental Ringan Anak cacat mental ringan banyak yang lancar berbicara tetapi kurang pembendaharaan kata-katanya. Mereka mengalami kesukaran berfikir abstrak, tetapi mereka masih dapat mengikuti pelajaran akademik baik di sekolah biasa maupun di sekolah khusus. Sebagaimana tertulis dalam The New American Webster (1956:301) bahwa: “Moron (debile) is a person whose mentality does not develop beyond the 12 year old level”. Maksudnya, kecerdasan berfikir seseorang cacat mental ringan paling tinggi sama dengan kecerdasan anak normal usia 12 tahun.

Karakteristik Anak Cacat Mental Sedang Anak cacat mental sedang hampir tidak bisa mempelajari pelajaran-pelajaran akademik. Mereka pada umumnya belajar secara membeo. Perkembangan bahasanya lebih terbatas daripada anak cacat mental ringan. Mereka hampir selalu bergantung pada perlindungan orang lain, tetapi dapat membedakan bahaya dan yang bukan bahaya. Mereka masih mempunyai potensi untuk belajar memelihara diri dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan dapat mempelajari beberapa pekerjaan yang mempunyai arti ekonomi. Pada umur dewasa mereka baru mencapai kecerdasan yang sama dengan anak umur 7 atau 8 tahun.

c. Karakteristik Anak Cacat Mental Berat Anak cacat mental berat dan sangat berat sepanjang hidupnya akan selalu tergantung pada pertolongan dan bantuan orang lain. Mereka tidak dapat memelihara diri sendiri. Pada umumnya mereka tidak dapat membedakan mana yang berbahaya dan yang tidak berbahaya, tidak mungkin berpartisipasi dengan lingkungan di sekitarnya, dan jika sedang berbicara maka kata-kata ucapannya sangat sederhana. Kecerdasan seorang anak cacat mental berat dan sangat berat hanya dapat berkembang paling tinggi seperti anak normal yang berumur 3 atau 4 tahun.

Sunaryo Kartadinata (1998/1999) mengatakan karakteristik anak cacat mental antara lain : Keterbatasan inteligensi, Keterbatasan social dengan ciri-ciri ; cenderung berteman dengan anak yang lebih muda, ketergantungan terhadap orang tua, tidak mampu memikul tanggung jawab. Keterbatasan fungsi-fungsi mental lainnya seperti; kurang mampu mempertimbangkan sesuatu, kurang mampu membedakan yang baik dengan yang buruk, yang benar dan yang salah, tidak membayangkan terlebih dahulukonsekuensi suatu perbuatan

3. Penyebab Permasalahan Fisik a. Peristiwa kelahiran Di negara sedang berkembang, penyebab cacat mental yang utama adalah kerusakan pada otak saat kelahiran. Kehamilan yang tidak di control, bimbingan persalinan yang tidak tepat, bantuan persalinan salah, fasilitas persalinan yang kurang memadai banyak mengakibatkan kerusakan pada otak anak. b. Infeksi Anak menderita infeksi yang merusak otak seperti meningitis, encephalitistu berkulosis, dan lain-lain. Sekitar 30%-50% dari mereka yang mengalami kerusakan otak akibat penyakit-penyakit tersebut menderita deficit neorologikdan cacat mental

c. Malnutrisi berat Kekurangan makanan bergizi semasa bayi dapat mengganggu partumbuhan dan fungsi susunan syaraf pusat. Malnutrisi ini kebanyakan terjadi pada kelompok ekonomi lemah. d. Kekurangan yodium Kekurangan yodium dapat mempengaruhi perkembangan mental anak, termasuk salah satu penyebab cacat mental. Untuk mengenal anak cacat mental secara dini, beberapa gejala ini dapat dijadikan indicator.

e. Terlambat memberi reaksi Gejala-gejala ini dapat diamati pada saat minggu-minggu pertama kehidupan anak. Antara lain: lambat memberi senyum jika anak diajak tertawa atau digelitik. Anak tidak memperhatikan atau seolah-olah tidak melihat jika dirangsang dengan gerakan tangan kita. Bagi anak yang sehat, bola matanya akan mengikuti gerakan tangan kita. Bagi anak yang sehat, bola matanya akan mengikuti gerakan tangan tersebut kekiri atau kekanan. Begitu juga terhadap bunyi-bunyian, anak yang sehat akan tersentak, terkejut, membesarkan bola mata, dan berusaha mencari suara tersebut. Sebaliknya anak cacat mental akan terlambat bereaksi terhadap bunyi-bunyian, seolah-olah tergantung pendengarannya. Anak cacat mental juga lambat mengunyah makanan, sehingga ia seringkali mengalami gangguan.

f. Memandang tangannya sediri Bayi yang berusia antara 12-20 minggu bila berbaring sering memperhatikan gerakan tangannya sendiri. Pada anak cacat mental gejala ini masih terlihat walaupun usianya sudah lebih tua dari 20 minggu. g. Memasukkan benda ke mulut Kegiatan memasukkan benda ke dalam mulut merupakan aktifitas yang khas untuk anak usia 6- 12 bulan. Anak cacat mental masih suka memasukkan benda atau mainan ke dalam mulutnya walaupun usianya sudah mencapai 2 atau 3 tahun. h. Kurang perhatian dan kurang konsentrasi Anak cacat mental kurang memperhatikan lingkungan sekitar. Perhatiannya terhadap mainan hanya berlangsung singkat saja. Malahan seringkali tidak mengacuhkan kejadian-kejadian di sekelilingnya. Bila diberi mainan, ia kurang tertarik dan tidak berusaha untuk mengambilnya.

B. Permasalahan Perkembangan Intelektual Anak Usia Dini Anak akan mengalami gangguan emosi dan perilaku yaitu : Agresif secara verbal atau fisik yang bisa membahayakan dirinya atau orang lain Menarik diri atau tidak percaya diri Pencemas dan Hiperaktif

C. Permasalahan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Bahasa adalah bentuk komunikasi baik itu lisan, atau tertulis, yang didasarkan pada sistem simbol. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa a. Kognisi (Proses Memperoleh Pengetahuan) b. Pola Komunikasi dalam Keluarga c. Jumlah keluarga d. Posisi Urutan Kelahiran e. Kedwibahasaan (Pemakaian dua bahasa)

2. Faktor yang Mempengaruhi Masalah Bahasa pada Anak Faktor kesehatan Intelegensi Status sosial ekonomi keluarga Jenis Kelamin Hubungan Keluarga

D. Permasalahan Perkembangan Sosial-Emosional Anak Usia Dini Permasalahan Perkembangan Sosial-Emosional Anak Usia Dini, yaitu a. Berkembangnya konsep diri b. Munculnya egosentris c. Rasa ingin tahu yang tinggi d. Imajinasi yang tinggi e. Belajar menimbang rasa f. Munculnya control internal g. Belajar dari lingkungan h. Berkembangnya cara berpikir i. Berkembangnya kemampuan berbahasa

A . KAJIAN TEORITIS 1 . Perkembangan Remaja dan Permasalahannya a . Masalah-masalah yang mungkin timbul berkaitan dengan perkembangan fisik dan psikomotorik b . Masalah-masalah yang mungkin timbul berkaitan dengan perkembangan bahasa dan perilaku kognitif. c . Masalah-masalah yang mungkin timbul berkaitan dengan perkembangan perilaku sosial, moralitas, dan keagamaan.

2 . Implikasi bagi Pendidikan d . Masalah-masalah yang mungkin timbul berkaitan dengan perkembangan perilaku afektif, konatif, dan kepribadian. 2 . Implikasi bagi Pendidikan a . Untuk memahami dan mengurangi permasalahan yang bertalian dengan perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik. b . Untuk memahami dan mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang bertalian dengan perkembangan bahasa dan perilaku kognitif, antara lain:

c. Untuk memahami dan mengurangi kemungkinan c . Untuk memahami dan mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang timbul bertalian dengan perilaku sosial, moralitas dan kesadaran hidup atau penghayatan keagamaan. d . Untuk memahami dan mengurangi permasalahan yang timbul bertalian dengan perkembangan fungsi-fungsi konatif, afektif, dan kepribadian.

  KESIMPULAN Tugas-tugas perkembangan remaja yang meliputi tugas kehidupan pribadi sebagai individu, kehidupan pendidikan dan karier, serta kehidupan keluarga merupakan langkah awal seorang remaja dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat agar diterima sebagai individu yang mandiri dan mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi masyarakat yang sangat kompleks. Perkembangan remaja dipengaruhi koleh beberapa faktor diantaranya faktor keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, dan pergaulan yang sangat berpengaruh bagi perkembangan, apalagi bagi seorang remaja yang mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi.

Wasalamuallaikum Wr. Wb. dwijo_srisudhigdho@yahoo.com