Pengetahuan Bahan & Material (DPI – 262)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SOAL-SOAL RESPONSI 9 STAF PENGAJAR FISIKA.
Advertisements

Pengetahuan Bahan Nama : Verawati H ( ) Agatha ( )
GAMBAR POTONGAN PERTEMUAN V OKT 2007.
BAB 4 SPESIFIKASI BATU GERINDA
Bangunan Pengambilan dan Pembilas
Bangunan Pengambilan dan Pembilas
Alat Bantu & Alat Ukur Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil
PENUANGAN (CASTING) PENGERJAAN DINGIN (COLD WORKING) ELECTROFORMING
TEKNOLOGI BETON.
SMKN Jakarta SUHU & KALOR 2014 SMK Bidang Keahlian Kesehatan.
TEKNOLOGI PEMBUATAN BETON
Cetakan, Inti & Perhitungannya
Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005)
Laboratorium Metalurgi
  Nama : Ahmad Bahtiar NPM : Jurusan : Teknik Mesin
Memahami Dasar-dasar Mesin
BETON.
Manfaat dan Masalah Pemuaian Zat
HOUSING Transmisi Mesin otomatis dodos sawit Cantas Malaysia berbahan Aluminium paduan.
Pena Pasak Seal Kelompok 2 Ema Herfiana Muhammad Amir Faizal
Awal penggunaan logam oleh orang adalah ketika orang membuat perhiasan
PROSES PENGECORAN.
TEKNIK PENGECORAN LOGAM KELAS XII/ SEMESTER 5 DAN 6 KOMPETENSI DASAR 2
MEMBUAT CETAKAN GIPS UNTUK TEKNIK CETAK TUANG DUA SISI ATAU LEBIH
PENGECORAN BIASA Pertemuan 11
Teknologi Dan Rekayasa
MODUL 3 Fasa-fasa Struktural: Pembentukan dan Transisinya
Pengerjaan Panas (Hot Working)
MEMPERSIAPKAN DAN MENCAMPUR PASIR UNTUK CETAKAN LOGAM
PENGECORAN TANPA TEKANAN
Pengenalan Teknik Pola Pengecoran Logam
Pengerjaan Dingin.
Proses Dasar Pembentukan Logam
MELAKSANAKAN PENGECORAN BETON
Oleh : Renhard Niptro G ( )
TEKNIK PENGECORAN LOGAM KELAS XII/ SEMESTER 5 DAN 6 KOMPETENSI DASAR 1
MENGOPERASIKAN MESIN CETAK DAN MESIN INTI
TEKNIK PEMBENTUKAN MATERIAL
MEMBERSIHKAN DAN MEMOTONG LOGAM COR/ TEMPA
MENGOPERASIKAN MESIN PENGECORAN BERTEKANAN
TEKNIK PENGECORAN LOGAM KELAS XII/ SEMESTER 5 DAN 6 KOMPETENSI DASAR 1
MENGOPERASIKAN MESIN PENGECORAN BERTEKANAN
MENGOPERASIKAN MESIN CETAK DAN MESIN INTI
MEMBERSIHKAN DAN MEMOTONG LOGAM COR/ TEMPA
PENGECORAN TANPA TEKANAN
MENGOPERASIKAN MESIN PENGECORAN BERTEKANAN
MENGOPERASIKAN MESIN CETAK DAN MESIN INTI
Squeeze Casting (Liquid Metal Forging)
Tugas Teknik pengecoran
PENGECORAN TANPA TEKANAN
PENGECORAN TANPA TEKANAN
Proses Dasar Pembentukan Logam
MENGOPERASIKAN MESIN CETAK DAN MESIN INTI
BAB 1 MORTAR Sep-18.
Kelompok 6 Ahmad Fatoni Akhmad Baharuddin Basit Ardian Dwiko Sampurna
SAMBUNGAN ELEMEN MESIN
OLEH: MUHAMMAD FAIZAL S
Bata Ringan vs Bata Merah
PROSES PENGECORAN ( METAL CASTING ) Laboratorium Metalurgi
BAB 12 TEORI DASAR PENGECORAN
Pengudaraan / Penghawaan
O TEKNIK PENGECORAN Pengecoran Bertekanan Rendah
PENGUAPAN DAN PENGERINGAN
Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005) Batu-batuan yang sangat banyak dipakai dalam pembangunan gedung, irigasi, dan lain-lian mempunyai sifat & karakteristik.
 Aluminium (atau aluminum, alumunium, dan almunium) dalam sistem periodik ialah unsur kimia yang terletak pada golongan 13 periode 3. Lambang aluminium.
Presentasi Laboratorium Metalurgi II Kelompok 24 : Greynaldi Gasra ( ) Adam Andi Nugroho ( )
Casting Metallurgy Sesi 1.
SEMEN Semen Portland adalah material berbentuk bubuk berwarna abu-abu dan banyak mengandung kalsium dan alumunium silika. Bahan dasar pembuat semen adalah.
PENGERJAAN DINGIN. PROSES PENGERJAAN DINGIN PADA LOGAM ( COLD WORKING ) Pengerjaan dingin (cold working) yang merupakan pembentukan plastis logam di bawah.
Merancang dan Menguji Campuran Beton Trial (Mix Design) Sesuai dengan Karakteristik Mutu Beton Rieske Iswardhany
Transcript presentasi:

Pengetahuan Bahan & Material (DPI – 262) Pengecoran Logam Pengetahuan Bahan & Material (DPI – 262) M. Derajat A

Pengecoran Logam : Suatu proses penuangan logam cair ke dlm cetakan kemudian membiarkannya menjadi beku. Tahapan proses pengecoran logam (dengan cetakan pasir) : Bahan baku pola Pasir Persiapan pasir cetak Pembuatan pola (pattern) Bahan inti Pembuatan inti (core) ; jika diperlukan Pembuatan cetakan Logam mentah Peleburan logam Penuangan Hasil cetak Pembersihan & pemeriksaan Pembongkaran cetakan pasir Pemadatan & pendinginan M. Derajat A

Prinsip Dasar Pengecoran & Permasalahannya : Cetakan : Mampu memenuhi bentuk & ukuran yg ditentukan Mampu mengakomodir terjadinya perubahan ukuran akibat panas Mampu mengikuti bentuk rumit rancangan Peralatan : Mampu menahan titik lebur (baik alat tuang, inti, maupun cetakan) Metoda pengecoran : Mampu melakukan penuangan logam cair ke dlm cetakan Mampu menyingkirkan unsur-unsur yang tidak diperlukan Mampu menghasilkan produk yang berkualitas Keleluasaan thd perubahan ukuran : Perubahan ukuran akibat penyusutan saat dingin, akibat adanya proses memesin berikutnya, untuk kemudahan pencabutan. M. Derajat A

Tahapan Pembuatan Cetakan Pasir : M. Derajat A

Pola & Suaian : Pola : Macam-macam suaian : Duplikat benda kerja yang akan di cor dengan perbedaan sesuai persyaratan cetakan dan proses pengecoran. Pemilihan jenis pola tergantung jumlah benda kerja yg akan dicor.   Macam-macam suaian : Suaian susutan : perubahan volume akibat adanya perubahan suhu Suaian pengerjaan akhir : tambahan ukuran untuk bagian yang akan di kerjakan mesin. Suaian distorsi : perubahan bentuk akibat perubahan ukuran/ volume yang tidak seragam saat penyusutan. Misal : benda yang tidak simetris. Suaian pencabutan : penyesuaian untuk kemudahan pencabutan pola M. Derajat A

Jenis-jenis Pola : Pola Tunggal/ Pejal (Solid Pattern) Jenis yang paling sederhana & murah. Bentuk prinsipnya menyerupai coran asli. Jenis ini utk jml produksi sedikit. Pola Belah/ Terpisah (Split Pattern) Pola ini dibuat utk memudahkan pembuatan cetakan. Utk jml produksi sedang. Pola Bagian Lepas (Loose Piece Pattern) Untuk coran yg bentuknya rumit. Biaya pembuatan tinggi. Perawatan lebih sulit. Pola Sistem Saluran (Flow System Pattern) Utk jml produksi banyak. Umumnya terbuat dari logam agar dapat menahan pelenturan akibat kelembaban. M. Derajat A

Jenis-jenis Pola (lanj.) : Pola Pelat Penyambung (Match Plate Pattern) Untuk memudahkan pekerjaan pembuatan cetakan dengan mesin. Pelat penyambung terdiri dari pelat logam atau kayu dengan pola & saluran yg dipasangkan secara tetap. Pada ujungnya terdapat lubang utk pemasangannya pada kotak cetakan standar. Pola Pelat Penuntun (Guide Plate Pattern) Dapat digunakan utk pola tunggal atau ganda. Pola jenis ini lebih sulit pembuatannya. Pola Putar/ Sapuan (Sweeps Pattern) Digunakan utk bentuk yang beraturan. Pola putar utk membuat cetakan mangkuk bulat yg besar, pola sapuan datar utk membuat alur atau tonjolan. Keuntungannya adalah mengurangi biaya pembuatan pola tetap yang cukup mahal. M. Derajat A

Jenis-jenis Pola (lanj.) : M. Derajat A

Persiapan Pasir Cetak : Pasir utk cetakan harus dibubuhi bahan tambahan agar memenuhi persyaratan : Tahan suhu tinggi (refractoriness) Mudah dibentuk (kohesiveness) Mampu dilewati gas (permeabilitas) Memberi tempat utk perubahan ukuran (collapsibility) Bahan-bahan tambahan yang dibutuhkan utk peningkatan sifat-sifat pasir cetak : Refractoriness, yaitu : silika, zircon, olivine Kohesiveness, yaitu : tanah liat, bentonit, kaolinit, klite Permeability, yaitu : ukuran butir, tipe, & jml tanah liat. Collapsibility, yaitu : sereal M. Derajat A

Pengujian Pasir Cetak : Pengujian bahan butir Bahan butir terlalu besar berakibat coran kasar, bahan butir terlalu halus mengurangi permeabilitas. Pengujian ini memiliki kelemahan tidak bisa mengukur penyebaran tiap jenis ukuran butir pasir.   Pengujian kadar air Pasir basah ditimbang kemudian dipanaskan, dlm keadaan tertutup lalu didinginkan kemudian ditimbang lagi, sehingga dapat dihitung % kadar air. % kadar air = {(m – m’) / m} x 100% dimana : m = berat mula-mula, & m’ = berat setelah dipanaskan  M. Derajat A

Pengujian Pasir Cetak (lanj.) : Pengujian permeabilitas Udara bertekanan diarahkan & dihembuskan pada sample cetakan pasir, kemudian volume udara yg melalui sample tsb di ukur. Ukuran sample benda uji Ø 50 x 50 mm Permeabilitas, P = (Q x L) / (F x A x t) Dimana : Q = Volume udara yg melalui sample, L = tebal sample, F = tekanan udara, A = luas penampang sample, t = waktu Pengujian kekuatan Kekuatan kurang berakibat cetakan mudah pecah, sebaliknya terlalu kuat menghalangi pemuaian sehingga sulit di bongkar. Kekuatan tekan = (beban pada patahnya benda uji (kg)) / (luas penampang benda uji (mm2) M. Derajat A

Pengujian Pasir Cetak (lanj.) : Pengujian kadar tanah liat Tanah liat terlalu sedikit berakibat kurang kuat, terlau banyak permeabilitas turun & sulit di bongkar Pasir cetak ditimbang kemudian di panaskan hingga beratnya tetap (dengan % kadar air seperti yg di harapkan), lalu di campur & di aduk menggunakan larutan soda kaustik konsentrasi 0,1 %. Maka tanah liat akan terpisah dari pasir cetak lalu pasir cetak di timbang. Kadar tanah liat = (berat benda uji – berat pasir cetak) / (berat benda uji) M. Derajat A