Pendahuluan Analisis Soal Analisis Perangkat Soal Validitas Reliabilitas Analisis Butir Soal Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Pengecoh Spesifikasi Soal Karakteristik Soal
Manfaat Analisis Soal Membantu para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan Sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal (seperti tes yang disiapkan guru di kelas) Mendukung penulisan butir soal yang efektif Secara materi dapat memperbaiki tes di kelas Meningkatkan validitas dan reliabilitas soal Menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diharapkan Memberi masukan kepada siswa tentang kemampuan dan sebagian dasar untuk bahan diskusi di kelas Memberi masukan kepada guru tentang kesulitan siswa Memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan kurikulum Merevisi materi yang dinilai atau diukur Meningkatkan keterampilan penulisan soal
1. Tingkat Kesukaran Butir Soal (p) Pengertian: TK adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pd tingkat kemampuan tertentu, dinyatakan dalam bentuk indeks berkisar 0,00 -1,00 TK=0,00 artinya siswa tidak ada yang menjawab benar soal tsb. TK= 1,00 artinya siswa menjawab benar soal tersebut Semakin besar indeks TK yang diperoleh artinya soal semakin mudah
Kegunaan Tingkat Kesukaran Kegunaan bagi guru: Memberi masukan tentang hasi belajar siswa Memperoleh informasi tentang soal Kegunaan bagi pengujian dan pengajaran: Pengenalan konsep utk diajarkan ulang Mengetahui tanda ada soal yang bias Merakit tes yang memiliki ketepatan data
Katagori soal mudah sebagai berikut : Pengecoh butir soal tidak berfungsi Sebagian siswa yg menjawab benar soal tsb, berarti siswa telah memahami materi yg disoalkan Katagori soal sukar sebagai berikut : Kompetensi minimal siswa belum tercapai Materi yg ditanyakan tidak sesuai dengan bentuk soal Pernyataan kalimat terlampau panjang Butir soal mempunyai 2 atau lebih jawaban benar Butir soal “mungkin “ salah kunci
Rumus Tingkat Kesukaran untuk Tes Objektif p = Jml siswa menjawab benar butir soal Jumlah siswa yang mengikuti tes Klasifikasi TK soal sbb: 0,00 – 0,30 soal tergolong sukar 0,31 – 0,70 soal tergolong sedang 0,71 – 1,00 soal tergolong mudah
Contoh :
Tingkat Kesukaran butir soal tidak menunjukan soal tersebut baik atau tidak baik namun menunjukan sukar atau mudah untuk suatu kelompok tes tertentu
Tingkat Kesukaran Perangkat Soal Ditentukan dengan menjumlah tingkat kesukaran semua butir soal kemudian dibagi dengan jumlah butir soal Rumus : P(naskah ujian) = sum (p) N Keterangan : P = tingkat kesulitan naskah ujian p = tingkat kesulitan butir soal N = jumlah butir soal
2. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi dengan siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan
Manfaat Daya Beda Meningkatkan mutu butir soal melalui data empirik, soal baik, direvisi, atau ditolak Mendeteksi/membedakan kemampuan siswa (memahami atau belum memahami materi yang diajarkan)
Kalkulasi Daya Beda Susun urutan peserta tes berdasar skor yang diperolehnya mulai tertinggi sampai dengan terendah Bagi peserta menjadi dua kelompok sama besar jumlahnya Bila jumlah peserta lebih dari 50 orang maka diambil 27% dari kelompok atas dan 27% dari kelompok bawah Hitung jumlah kelompok atas dan kelompok bawah yang menjawab benar Kalkulasikan proporsi (p) peserta yang menjawab benar untuk masing-masing kelompok Kurangilah proporsi kelompok atas dari kelompok bawah maka diperolehlah indeks daya beda butir soal tersebut
Rumus Daya Beda (D) Analisis daya beda tes (D) pilihan ganda menggunakan rumus: Keterangan: D = Daya pembeda tes PA = Proporsi kelompok atas PB = Proporsi kelompok bawah BA = Jumlah kelompok atas yang menjawab benar JA = Jumlah peserta kelompok atas BB = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar JB = Jumlah peserta kelompok bawah D = PA - PB
Klasifikasi daya beda: D = 0,00 – 0,20 = jelek D = 0,21 – 0,40 = sedang D= 0,41 – 0,70 = baik D = 0,71 – 1,00 = baik sekali D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja Nitko, 1983 ditolak direvisi diterima
Contoh :
Pola Jawaban menuju Distractor Distribusi siswa dalam hal menentukan pilihan jawaban pada soal bentuk pilihan ganda Pola jawaban soal diperoleh dengan menghitung banyaknya siswa yang memilih pilihan jawaban a, b, c, d atau e atau yang tidak memilih pilihan manapun (blank atau Omit) Dari pola jawaban soal dapat ditentukan apakah pengecoh (distractor) berfungsi sebagai pengecoh dengan baik atau tidak Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali oleh siswa berarti pengecoh itu jelek Pengecoh berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarik yang sangat besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan
Kalkulasi Distractor Untuk keperluan analisis ini lembar jawaban peserta ujian dipilah mana yang termasuk kelompok atas dan kelompok bawah yang dijadikan sumber informasi. Distribusi jawaban kedua kelompok ini untuk setiap butir dimasukkan dalam satu tabel
Pertimbangan terhadap analisis pengecoh : 1. Diterima, karena sudah baik 2. Ditolak, karena tidak baik 3. Ditulis kembali, karena kurang baik Sebuah pengecoh dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes
Contoh Jawaban yang benar adalah B**. Kebanyakan peserta memilih B. Jawaban pengecoh C dan D ada yang memilih terutama mereka di kelompok bawah dengan demikian pengecoh berfungsi
Jawaban yang benar D. kebanyakan peserta memilih D Jawaban yang benar D** kebanyakan peserta memilih D. Pengecoh B dan C ada yang memilih tetapi pengecoh A tidak ada yang memilih, pilihan A harus diperbaiki
Jawaban yang benar A. Peserta paling banyak memilih A terutama kelompo bawah. Jawaban B,C,D berfungsi tetapi kelompok atas justru pilihannya pada B dan C. Jadi Soal harus diganti. Sebaran demikian mungkin disebabkan oleh rumusan pokok soal yang kurang baik atau pilihan B dan C demikian menarik sebagai jawaban yang benar atau pilhan A harus diperbaiki
Terima Kasih Wahyudi Prasetianto Dusria Afrindah