PENATALAKSANAAN NAPZA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BERDUKA DAN KEHILANGAN
Advertisements

PERILAKU REMAJA, NARKOBA DAN HIV AIDS
PENCEGAHAN DAN BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
By. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns
Sehat mental:  Kemampuan individu untuk mnyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan. Kriteria sehat jiwa (WHO)  Dapat.
ASUHAN KEPERAWATAN PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN NAPZA
PASIEN PENYALAHGUNAAN & KETERGANTUNGAN NAPZA
PEKERJAAN SOSIAL DENGAN INDIVIDU DAN KELUARGA
ASKEP WAHAM.
GANGGUAN KONSEP DIRI Pengertian Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
Stefana D. P. C Ngasdianto
ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA
Upaya Kesehatan Jiwa Oleh : Ns. Rosintan SKep.
STRESS DALAM PEKERJAAN
DALAM KEPERAWATAN JIWA
ASKEP DEPRESI PD LANSIA
HAMBATAN-HAMBATAN PERAWATAN PALIATIF CARE
LINGKUP DAN PERAN FUNGSI KEPERAWATAN GERONTIK
Proses keperawatan adalah suatu metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan. Sebagai suatu pendekatan Problem – Solving yang memerlukan.
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
ILMU PERILAKU KESEHATAN The Stage Of Substance Use Theory
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
DAMPAK PSIKOSOSIAL PADA PASIEN PENYAKIT KRONIS (HEMODIALISA)
KEHILANGAN DAN BERDUKA
R BAYU KUSUMAH N KESEHATAN.
ASUHAN KEBIDANAN IV.
ADIKSI.
PARADIGMA ASUHAN KEBIDANAN
ASKEP JIWA ANSIETAS BY SLAMETININGSIH.
depresi Dinas Kesehatan Kota Palembang
Dasar-Dasar Dukungan Psikososial
Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif Berbahaya Lainnya
Menyampaikan Berita Duka
SKIZOFRENIA.
KONFLIK DALAM KELUARGA MENURUT PERSPEKTIF PEKERJAAN SOSIAL
Oleh : Afrira Esa Putri, S.SiT
KONSEP MODEL KESEHATAN JIWA
Say no to drug Oleh Nurul Faradisa.
Standar Pelayanan Pekerjaan Sosial di bidang kesehatan.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny ” R” DENGAN MASALAH
Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
MANAGEMEN PENCEGAHAN BUNUH DIRI
PEKERJA SOSIAL PADA UNIT PSIKIATRI (SAKIT MENTAL)
KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS
Mengelola Stres pada Pekerja Kemanusiaan: Membantu diri sendiri
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
ZAT PSIKOTROPIKA Pengertian
BERDUKA DAN KEHILANGAN
GANGGUAN ALAM PERASAAN
Terapi Terhadap Gangguan Psikologis
Pembimbing: dr. Dina Fitriningsih,SpKJ, MARS
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HARGA DIRI RENDAH
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Konsep Dasar Keperawatan
COMMUNITY MENTAL HEALTH NURSING (CMHN) Kelompok 1 : ANI A.SYAMSUDIN DENOK WAHIDA.
Upaya Kesehatan Jiwa Oleh : Ns. Rosintan SKep.
Manajemen Stres TUJUAN PEMBELAJARAN  Peserta pelatihan dapat Mengetahui gambaran umum mengenai Definisi Stress  Peserta dapat Mengetahui Penyebab dan.
By. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns
GELANDANGAN PSIKOTIK.
1 By : Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes. Latar belakang Krisis multidimensional berdampak negatif terhadap status kesehatan dan ketahanan keluarga di Indonesia.
KONSEP DASAR MANUSIA Diah Warastuti 1. SUB POKOK BAHASAN Mahluk biologik, Organ2 yg bekerja sbg su/ sistem yg utuh Mahluk psikologik, Tingkah laku merup.
ADIKSI. ADIKSI = DEPENDENT= KECANDUAN A person is said to be dependent on a substance when he or she repeatedly self-administered it, resulting in tolerance,
ASUHAN KEPERAWATAN PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN NAPZA Anugrah nurul hudda S.Kep.,Ns.
Arti dan Konsep Sehat  WHO (1947) Sehat : suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau.
Transcript presentasi:

PENATALAKSANAAN NAPZA Ns. IRA ERWINA, M. Kep, Sp. KepJ

PRESPEKTIF TEORI KETERGANTUNGAN TEORI KESEHATAN MASYARAKAT TEORI BIO-PSIKO-SOSIAL SIKLUS ADIKSI RENTANG RESPON

1. TEORI KESEHATAN MASYARAKAT HOST ADDICTED ENVIRONTMENT AGENT

2. TEORI BIO-PSIKO-SOSIAL BIOLOGIS Faktor predisposisi : - genetik -biologi -kimia PSIKOLOGIS: - pengalaman emosional - masalah psikologis SOSIAL: interaksi sosial

3. SIKLUS ADIKSI Adiksi emosional Adiksi psikologis Adiksi fisiologis

4. RENTANG RESPON KOPING TERHADAP OBAT ADAPTIF MALADAPTIF AKTIVITAS FISIK MEDITASI KADANG-KADANG MENGGUNAKAN ROKOK, KAFEIN, ALKOHOL, OBAT DENGAN RESEP SERING MENGGUNAKAN ROKOK, KAFEIN, ALCOHOL, OBAT TERLARANG TERGANTUNG PADA ROKOK, KAFEIN, ALCOHOL, PENGGUNA/ TERGANTUNG

MODEL PSIKOSOSIAL PADA ADIKSI PREDISPOSISI : GENETIK BIO/BIOKIMIA PSIKOLOGIS SOSIAL PRIMARY PREVENTION DRUG INITIATION USE PROGRESSION : EXPERIMENT USE REGULAR USE DAILY PREOCCUPATION HARMFUL DEPENDENCY SECONDARY PREVENTION ENABLING SYSTEM : FAMILY PEER SOCIAL NETWORK SCHOOL JOB COMMUNITY TERTIARY PREVENTION DISEASE/SUBSTANCE DEPENDENCE

TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA Pemakaian coba-coba (experimental use) Pemakaian sosial/rekreasi (social/recreational use)  Pemakaian Situasional (situasional use) Penyalahgunaan (abuse) Ketergantungan (dependence use) 

DAMPAK PEMAKAIAN NAPZA BAGI DIRI SENDIRI BAGI KELUARGA BAGI PENDIDIKAN ATAU SEKOLAH BAGI MASYARAKAT, BANGSA DAN NEGARA

ASKEP NAPZA PendekatanBIO-PSIKO-SOSS a. Biologis Kondisi: Overdose (OD), Putus zat (withdrawal ) - Intensive Care OD - Detoksifikasi Putus zat b. Psikologis - Motivasi - Penyelesaian masalah - Terapi kognitif  - Latihan : asertif , self affirmations, relaksasi- - Pencegahan relapse

ASKEP NAPZA c. Sosial - Konseling keluarga - Terapi kelompok - SHG 2. Kemampuan memilih cara penyembuhan Pilihan sehat I : menggunakan obat/zat bukan pilihan Pilihan sehat II : penegasan (afirmasi) hidup Pilihan sehat III : suara hati yang sehat Pilihan sehat IV : spektrum pilihan ( willfulness, will- lessness, willingness)

WILLINGNESS Spriritual : Terbuka, gembira , merasa utuh, berhubungan dgn kearifan, internal, merasa nikmat Mental : Mampu menerima keragu-raguan, dpt berkonentrasi, berhati-hati, terpecaya, kreatif, realistis, toleran Emosi : terbuka, percaya, damai, mencintai, caring,menerima diri, menghargai, berterima kasih Willingness : keinginan yg logis Fisik : fleksibel, adaptasi, seimbang, relaks, dapat mengelola stres, ulet

(Keinginan yang bulat) will-fullness Spriritual : Membenarkan diri, Tidak toleransi, Berupaya mengontrol Orang lain, Dogmatis, Mengingkari spiritual Emosi Tidak dapat mengontrol perasaan, Merasa hebat, Sangat agresif,  Selalu marah, Mendominasi Mental Kaku, Obsesi, Kurang kreatif , Berpikir hitamputih, Curiga, Fanatik, Denial WILL-FULLNES (Keinginan yang bulat) Fisik Kompulsif Kekuatan obatDiit dan puasa yang kakuSelalu aktif Berani ambil resiko

will-lessness Spiritual Kosong/ hampa kurang, hubungan dengan supernatural, Tidak percaya pada diri dan pengalaman superfisial spiritual Mental Tidak dapat memutuskan, Tidak percaya, Merasa tidak berguna, Tidak dapat fokus, Berfikir negatif Mental Will-lessness (Tidak ada keinginan) Emosi Tidak berdaya,Putus asa, Rasa bersalah dan malu Fisik Tidak bertenaga, ImmobilisasiIsolasi dan menarik diriMenyerah, Defisit perawatan dirihipotensi

PENATALAKSANAAN MODEL MORAL MODEL ADIKSI SEBAGAI PENYIMPANGAN SOSIAL MODEL PENYAKIT/ GANGGUAN KESEHATAN MODEL PSIKOLOGIS MODEL KEBUDAYAAN DAN SOSIAL

PENANGGULANGAN NAPZA 1) Pencegahan Pencegahan dapat dilakukan, misalnya dengan: Memberikan informasi dan pendidikan yang efektif tentang NAPZA Deteksi dini perubahan perilaku Menolak tegas untuk mencoba (“Say no to drugs”) atau “Katakan tidak pada narkoba”

PENANGGULANGAN NAPZA 2) Pengobatan Terapi pengobatan bagi klien NAPZA misalnya dengan detoksifikasi. Detoksifikasi adalah upaya untuk mengurangi atau menghentikan gejala putus zat, dengan dua cara yaitu: a) Detoksifikasi tanpa subsitusi Klien ketergantungan putau (heroin) yang berhenti menggunakan zat yang mengalami gajala putus zat tidak diberi obat untuk menghilangkan gejala putus zat tersebut. Klien hanya dibiarkan saja sampai gejala putus zat tersebut berhenti sendiri.

PENANGGULANGAN NAPZA b. Detoksifikasi dengan substitusi Putau atau heroin dapat disubstitusi dengan memberikan jenis opiat misalnya kodein, bufremorfin, dan metadon. Substitusi bagi pengguna sedatif-hipnotik dan alkohol dapat dari jenis anti ansietas, misalnya diazepam. Pemberian substitusi adalah dengan cara penurunan dosis secara bertahap sampai berhenti sama sekali. Selama pemberian substitusi dapat juga diberikan obat yang menghilangkan gejala simptomatik, misalnya obat penghilang rasa nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai dengan gejala yang ditimbulkan akibat putus zat tersebut.

PENANGGULANGAN NAPZA 3) Rehabilitasi Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu melalui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan religi agar pengguna NAPZA yang menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin. Tujuannya pemulihan dan pengembangan pasien baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Sarana rehabilitasi yang disediakan harus memiliki tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan (Depkes, 2001).

Sesudah klien penyalahgunaan/ ketergantungan NAPZA menjalani program terapi (detoksifikasi) dan konsultasi medik selama 1 (satu) minggu dan dilanjutkan dengan program pemantapan (pascadetoksifikasi) selama 2 (dua) minggu, maka yang bersangkutan dapat melanjutkan ke program berikutnya yaitu rehabilitasi (Hawari, 2003). klien tersebut akan dirawat di unit rehabilitasi (rumah sakit, pusat rehabilitasi, dan unit lainnya) selama 3-6 bulan. Lama rawat di unit rehabilitasi berdasarkan parameter sembuh menurut medis bisa beragam 6 bulan dan 1 tahun, mungkin saja bisa sampai 2 tahun.

DENGAN REHABILITASI PENGGUNA NAPZA MAMPU : Mempunyai motivasi kuat untuk tidak menyalahgunakan NAPZA lagi Mampu menolak tawaran penyalahgunaan NAPZA Pulih kepercayaan dirinya, hilang rasa rendah dirinya Mampu mengelola waktu dan berubah perilaku sehari-hari dengan baik Dapat berkonsentrasi untuk belajar atau bekerja Dapat diterima dan dapat membawa diri dengan baik dalam pergaulan dengan lingkungannya

JENIS PROGRAM REHABILITASI REHABILITASI PSIKOSOSIAL REHABILITASI KEJIWAAN REHABILITASI KOMUNITAS REHABILITASI KEAGAMAAN

BENTUK-BENTUK KEGIATAN HABILITASI TUJUAN : stabilisasi keadaan mental dan emosi pasien sehingga gangguan jiwa yang sering mendasari ketergantungan napza dapat dihilangkan atau diatasi LATIHAN JASMANI AKUPUNTUR TERAPI RELAKSASI TERAPI TINGKAH LAKU TERAPI DISULFIRAM (utk alkohol) TERAPI ANTAGONIS OPIOIDA METADONE MAINTENANCE PROGRAM PSIKOTERAPI INDIVIDUAL KONSELING PSIKODRAMA

REHABILITASI Bertujuan agar penderita bisa melakukan perbuatan secara normal, bisa melanjutkan pendidikan sesuai kemampuannya, bisa bekerja lagi sesuai dengan bakat dan minatnya, dan yang terpemting bisa hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitarnya REHABILITASI SOSIAL REHABILITASI EDUKASIONAL REHABILITASI VOKASIONAL REHABILITASI KEHIDUPAN BERAGAMA

MODALITAS TERAPI NAPZA Therapeutic Community -TC Model, model ini merujuk pada keyakinan bahwa gangguan penggunaan NAPZA adalah gangguan pada seseorang secara menyeluruh. Pendekatan yang dilakukan meliputi terapi individual dan kelompok, sesi encounter yang intensif dengan kelompok sebaya dan partisipasi dari lingkungan terapeutik dengan peran yang hirarki, diberikan juga keistimewaan (privileges) dan tanggung jawab Merupakan perawatan inap dengan periode erawatan dari dua belas sampai delapan belas bulan yang diikuti dengan program aftercare jangka pendek

MODALITAS TERAPI NAPZA 2. Model Medik, model ini berbasis pada biologik dan genetik atau fisiologik sebagai penyebab adiksi yang membutuhkan pengobatan dokter dan memerlukan farmakoterapi untuk menurunkan gejala-gejala serta perubahan perilaku. Program ini dirancang berbasis rumah sakit dengan program rawat inap sampai kondisi bebas dari rawat inap atau kembali ke fasilitas di masyarakat

MODALITAS TERAPI NAPZA 3. Model Minnesota fokus pada abstinen atau bebas NAPZA sebagai tujuan utama pengobatan berlangsung selama tiga sampai enam minggu rawat inap dengan lanjutan aftercare, termasuk mengikuti program self help group (Alcohol Anonymous atau Narcotics Anonymous) serta layanan lain sesuai dengan kebutuhan pasien secara individu

MODALITAS TERAPI NAPZA 4. Model Eklektik, model ini menerapkan pendekatan secara holistik dalam program rehabilitasi. Pendekatan spiritual dan kognitif melalui penerapan program 12 langkah merupakan pelengkap program TC yang menggunakan pendekatan perilaku, hal ini sesuai dengan jumlah dan variasi masalah yang ada pada setiap pasien adiksi.

MODALITAS TERAPI NAPZA 5. Model Multi Disiplin, program ini merupakan pendekatan yang lebih komprehensif dengan menggunakan komponen disiplin yang terkait termasuk reintegrasi dan kolaborasi dengan keluarga dan pasien

MODALITAS TERAPI NAPZA 6. Model Tradisional, tergantung pada kondisi setempat dan terinpirasi dari hal-hal praktis dan keyakinan yang selama ini sudah dijalankan. Program bersifat jangka pendek dengan aftercare singkat atau tidak sama sekali. Komponen dasar terdiri dari : medikasi, pengobatan alternatif, ritual dan keyakinan yang dimiliki oleh sistem lokal contoh : pondok pesantren, pengobatan tradisional atau herbal

MODALITAS TERAPI NAPZA 7. Faith Based Model, sama dengan model tradisional hanya pengobatan tidak menggunakan farmakoterapi

SELESAI