EFEK TEMBAGA TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROALGA LAUT, Isochrysis sp

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
Advertisements

Pencemaran Lingkungan (Polusi)
Seminar Komprehensif Hendri Ahmadi
Pendugaan Secara Statistik()
Uji Efektivitas Antimikroba Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus niruri) Terhadap E. coli Secara In Vitro Airin Aldiani
Air Bersih: Hidup Bergantung Padamu!
Standarisasi Air minum dalam kemasan
Teknik Pengawetan Makanan Berkualitas Tinggi
KARAKTERISTIK PARAMETER BAKTERIOLOGIKAL HUBUNGANNYA DENGAN PERUNTUKAN KAWASAN TATAGUNA LAHANDI PERAIRAN TELUK LAMPUNG Penulis : djoko hadi kunarso Disusun.
EFEKTIVITAS PENAMBAHAN Bacillus sp.
Wina Chomsa Artarini P Dosen pembimbing: A. Shofy Mubarak, M. Si., S. Pi. Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, DEA, Drh. FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN.
Oksigen Terlarut Kelompok 2 : Aisyah Ayu N Antania Hanjani
KIMIA KELAS XII.IPA SEMESTER I
KONSENTRASI ZAT Molaritas = mole / L larutan
EFEK PEMAPARAN DETERJEN TERHADAP RASIO SEKS ANAKAN Daphnia magna
Sidang Kompre FADHILAH SILVIANA PUTRI
KESEIMBANGAN LINGKUNGAN
Pendugaan DPI berdasarkan Frekuensi Panjang Ikan Praktikum m.k. DPI Bagian Sistem & Kebijakan Perikanan Tangkap Dept. PSP – FPIK IPB 2010 Julia E. Astarini.
Fenomena transport Cd2+, penjerapan, akumulasi, eceng gondok
LIMBAH IPA Created by : Franki Nova H, ST.
ROSI RISTIYANTO, Pengaruh Penambahan Potongan Kertas Koran pada Bata Beton Berlubang (Tinjauan Terhadap Kuat Tekan dan Serapan Air dengan Menggunakan.
METODE PENGUJIAN DAYA RACUN LIMBAH
Zat Pengatur Tumbuh dalam kultur jaringan
1. EKOTOKSIKOLOGI
Sistem Osmosis Tujuan : - Mempelajari proses osmosis yang terjadi pada sel. - Mempelajari pengaruh osmosis terhadap perubahan bentuk sel. Pendahuluan Osmosis.
UJI EKOTOKSISITAS PENGUJIAN TOKSIKAN PADA KONSENTRASI YANG MENGHASILKAN EFEK NEGATIF BAGI BIOTA.
Transfer Panas dan Massa
TOKSIKOLOGI Ilmu yang mempelajari pengaruh negatif toksikan pada makhluk hidup Bidang ilmu yang menunjang: Ilmu murni Ilmu terapan Biologi Imunologi.
TOKSISITAS TAHAPAN UJI.
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005)
WISNU JATI WONGSO PUTRO, Pengaruh Penambahan Potongan Kertas Koran pada Bata Beton Pejal (Tinjauan Terhadap Kuat Tekan dan Serapan Air dengan.
Pengangguran di Indonesia
SIFAT TOKSIKAN dan EFEKNYA BAGI BIOTA
PENGEMBANGAN METODE DIFUSI GAS BERBASIS ANALISIS INJEKSI ALIR (gd-FIA) UNTUK ANALISIS AMONIA DALAM AIR LAUT Oleh : Denalis Rohaningsih NIM :
Enggar Dwi Kartikasari
DOSIS OBAT & MACAM DOSIS
KARAKTER GRAFIT SEBAGAI SISTEM ELEKTRODA PADA ELECTRONIC WATER PURIFICATION (EWP) Mohammad Weldan Rikitta ( ) Pembimbing : Prof. Dr. Buchari.
KONSENTRASI LARUTAN Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dengan pelarut Zat terlarut (solut) LARUTAN Zat pelarut (solven) Konsentrasi Larutan.
Tugas Pengendalian Mutu
PROGAM STUDI KIMIA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2015
TOKSISITAS AIR LIMBAH LAUNDRY TERHADAP IKAN TAWES
 Dari 10 biota penelitian ternyata menghasilkan efek 5 biota mati (50%)  TERNYATA LC terjadi pada konsentrasi 5ppm  Hasil tersebut disebut : TOKSISITAS.
EVA MELATI, Studi Isoterm Langmuir Pada Adsorpsi Ion Logam Cu(II) oleh Bekatul Termodifikasi Fosfat.
SUWARNI, Pengaruh Pemanfaatan Pecahan Keramik sebagai Agregat Kasar pada Pembuatan Bata Beton Berlubang Ditinjau dari Kuat Tekan, Serap Air.
KUMALA CHANDRA GANDHI, Pengaruh Penggunaan Pecahan Keramik Sebagai Pengganti Agregat Kasar Terhadap Pembuatan Bata Beton Berlubang (Tinjauan.
Eko Suhartono Bag. Kimia/Biokimia Fak. Kedokteran UNLAM
Bahan Pencemar Air Senyawa organik dan senyawa anorganik yang terdapat dalam air dapat menyebabkan pencemaran air minum, meskipun untuk keperluan industri.
UJI DAN JENIS TOKSISITAS KIMIA DI INDUSTRI(MONITORING MANUSIA)
MUDUL6 KOLOID DAN LARUTAN
KUALITAS AIRTANAH TIDAK TERTEKAN DI INDRAMAYU
EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH MENGKUDU Morinda cirtifolia L
ARUS ENERGI DALAM EKOSISTEM
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pencemaran Lingkungan dan Toksikologi Logam Berat
Isolasi dan identifikasi Mikroorganisme
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN
ANALISIS BAHAN PENGAWET ALAMI PADA MINUMAN
Zat Pengatur Tumbuh.
ASISTENSI Extra Module PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN M10A135
MIKROALGAE SEBAGAI BAHAN BAKU BIODIESEL
TANAH TUGAS PRESENTASI KIMIA DASAR KELOMPOK 1.
UJI TOKSISITAS SUBLETHAL
KOMPONEN ORGANIK DI LAUT DAN MANFAATNYA Oleh: Kelompok II Mutmainnah (H ) Riswandi (H ) Yunita Pare Rombe (H ) Dewi Lidiawati (H )
Pemeriksaan Kualitas kimia Air PERTEMUAN 9 Nayla Kamilia Fithri
Retno Wilujeng Puspita Dewi
Bioremediasi air Reski Ramdhani Novianti Rasmin.
LARUTAN DAPAR DAN LARUTAN ISOTONIS
PENGANTAR TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Transcript presentasi:

EFEK TEMBAGA TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROALGA LAUT, Isochrysis sp Nama : Tri Furna Adhi Nim: 41613010056

Penulis : tri furna adhi Email: trifurnaadhi@gmail.com Penulis asli: Rachma Puspitasari dan Triyoni Purbonegoro Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI Jalan Pasir Putih, Ancol Timur, Jakarta Utara Email: poespitsari@yahoo.com

PENDAHULUAN Beberapa logam berat diketahui sebagai sumber polutan air tawar dan akuatik yang membawa efek toksik pada alga seperti tembaga dan kadmium. Tembaga merupakan logam yang relatif memiliki toksisisitas tinggi terhadap organisme akuatik. Isochrysis sp adalah salah satu jenis mikroalga yang dominan di perairan akuatik. Alga adalah komponen esensial dari ekosistem akuatik yang memproduksi oksigen dan substansi organik melalui proses fotosintesis yang sangat dibutuhkan bagi organisme lainnya antara lain ikan dan invertebrata

Saat ini, mikroalga merupakan indikator yang relevan dalam monitoring lingkungan karena mudah dipelihara dan sensitivitasnya yang tinggi terhadap polutan, sehingga banyak digunakan dalam uji ekotoksikologi baik air tawar atau air laut. Dalam uji toksisitas, beberapa parameter yang umum dilihat untuk memperkirakan efek dari toksikan terhadap mikroalga antara lain pertumbuhan dan aktivitas fotosintetik (Campanella et al., 2000). Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mempelajari toksisitas logam berat tembaga terhadap pertumbuhan Isochrysis sp dan membandingkan logam mana yang lebih toksik terhadap Isochrysis sp.

METODE Persiapan pengujian Kultur mikroalga murni, Isochrysis sp berumur 4 hari diperoleh dari Laboratorium Marikultur, Pusat Penelitian Oseanografi- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Organisme ini dipilih karena pertumbuhannya yang cepat, sensitivitasnya tinggi dan penanganannya mudah di laboratorium

Pelaksanaan uji toksisitas kadmium dan tembaga Toksikan acuan (reference toxicant) merupakan bahan atau zat yang diketahui dari penelitian sebelumnya untuk mendapatkan penjelasan pengaruh pada organisme uji (Rand and Petrocelli, 2005). Uji toksikan acuan dilakukan bersamaan dengan uji toksisitas logam tembaga. Prosedur pengujian kadmium ini sama seperti prosedur bahan yang diuji yaitu tembaga (Hindarti, 1997). Larutan stok kadmium (1000mg L-1 Cd) disiapkan dengan melarutkan kadmium klorida (CdCl2) ke dalam akuades. Pada penelitian ini dilakukan uji pendahuluan menggunakan toksikan tembaga dengan menguji empat seri konsentrasi tembaga yaitu 0,1; 1; 10 dan 100 mg/L Cu terhadap Isochrysis sp. Dari nilai IC50 96 jam yang diperoleh, ditentukan konsentrasi larutan uji tembaga yang akan dipakai dalam uji sebenarnya.

Analisis Data Diambil subsampel sebanyak 0,9 ml larutan uji dicampur dengan 0,1 ml lugol sebagai pengawet. Penghitungan jumlah sel menggunakan haemocytometer. Uji dianggap valid apabila jumlah sel pada kontrol negatif setelah 96 jam mencapai 2 x 105 sel/ml (ASTM, 1992). Kondisi ini menunjukkan bahwa pertumbuhan Isochrysis sp pada kontrol negatif dalam kondisi normal.

HASIL DAN PEMBAHASAN Syarat uji toksisitas pertumbuhan fitoplankton dianggap valid adalah jika jumlah sel pada kontrol negatif setelah 96 jam adalah ≥ 2 x 105 sel/mL (ASTM, 1992). Mengacu pada hal tersebut, kedua uji ini valid karena rata-rata jumlah sel pada kontrol uji kadmium adalah 12,9 x 105 sel/mL dan pada kontrol uji tembaga adalah 18,87x 105 sel/mL. Karakteristik pertumbuhan Isochrysis sp akibat pemaparan Cd dan Cu selama 96 jam .

KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tembaga lebih bersifat toksik terhadap Isochrysis sp dibandingkan kadmium. Toksisitas tembaga sekitar 34 kali lebih besar daripada kadmium. Nilai IC50 96 jam tembaga diperoleh sebesar 0,0372 mgL-1 Cu sedangkan kadmium sebesar 1,2870 mgL-1 Cd. Pada konsentrasi yang sama yaitu 0.18 mg L-1, kadmium menyebabkan penghambatan pertumbuhan sebesar 15,22% sedangkan tembaga menyebabkan penghambatan pertumbuhan sebesar 99,12% dibandingkan kontrol. Tembaga tidak memberikan efek yang signifikan (NOEC) terhadap pertumbuhan Isochrysis sp pada konsentrasi 0,018 mg L-1 Cu. Konsentrasi tembaga terendah yang memberikan efek signifikan (LOEC) terhadap pertumbuhan Isochrysis sp sebesar 0,032 mg L-1. Kadmium tidak memberikan efek yang signifikan (NOEC) terhadap pertumbuhan Isochrysis sp pada konsentrasi <0,18 mg L-1 Cd. Konsentrasi kadmium terendah yang memberikan efek signifikan (LOEC) terhadap pertumbuhan Isochrysis sp sebesar 0,18 mg L-1 Cd.

Saran Menurut saya kondisi perairan di Indonesia masih menunjukkan batas aman bagi pertumbuhan Isochrysis sp karena kadar mereka berada terukur masih di bawah nilai IC50 nya. Namun perlu diwaspadai sifat bioakumulatif, sifat antagonistic dan sinergetik yang dapat timbul akibat dari interaksi dua logam berat atau lebih. Keberadaan tembaga dan kadmium di lingkungan akuatik perlu dipantau karena kedua logam ini terbukti dapat mengganggu pertumbuhan normal fitoplankton selaku produsen primer di perairan. Apabila populasi normal fitoplankton terganggu dapat berefek pada konsumen di atasnya melalui rantai makanan dan pada akhirnya keseimbangan ekologi bisa terganggu.