ALJABAR MATRIKS pertemuan 10 Oleh : L1153 Halim Agung,S.Kom

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
General Vector Spaces.
Advertisements

Vektor dalam R3 Pertemuan
VEKTOR.
PERTEMUAN KE-2 Penggunaan Matriks dan Transformasi Linear dalam
TRANSFORMASI LINIER II
Transformasi Linier.
Ruang Hasil kali Dalam (INNER PRODUCT SPACE)
RUANG VEKTOR UMUM.
Sistem Persamaan Linier
RUANG VEKTOR Trihastuti Agustinah..
Modul 2: Aljabar Matriks
Ruang N Euclides Ruang vektor umum Subruang
Pengenalan Konsep Aljabar Linear
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA
Bab 4 vektor.
ALJABAR LINIER & MATRIKS
Program Studi Teknik Elektro, UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
HASIL KALI SILANG.
Ruang Vektor berdimensi - n
Aljabar Linear Elementer
Matriks dan Ruang Vektor
RUANG VEKTOR EUCLIDEAN
Ortogonal.
ALJABAR LINIER & MATRIKS
SUDUT ANTARA DUA VEKTOR PROJEKSI & KOMPONEN DUA VEKTOR
GEOMETRI ANALITIK RUANG
Pengantar Vektor.
Transformasi Linier.
BAB VII RUANG VEKTOR UMUM (lanjutan).
Aljabar Linear Elementer
Matriks dan Transformasi Linier
TRANSFORMASI.
TRANSFORMASI LINIER.
BAB V (lanjutan) VEKTOR.
PERMUTASI Merupakan suatu himpunan bilangan bulat {1,2,…,n} yang disusun dalam suatu urutan tanpa penghilangan atau pengulangan. Contoh : {1,2,3} ada 6.
Vektor Ruang Dimensi 2 dan Dimensi 3
BAB V (lanjutan) VEKTOR.
BAB VIII RUANG HASILKALI DALAM (lanjutan).
TRANSFORMASI LINIER.
ALJABAR MATRIKS pertemuan 12 Oleh : L1153 Halim Agung,S.Kom 1.
BAB VIII RUANG HASILKALI DALAM (lanjutan).
RUANG PERKALIAN DALAM.
BAB 8 RUANG PERKALIAN DALAM.
RUANG VEKTOR EUCLIDEAN
Standard Unit Vektor Kombinasi Linear Membangun Bebas Linear Basis
Ruang-n Euclides Orang yang pertama kali mempelajari vektor-vektor di Rn adalah Euclides sehingga vektor-vektor yang berada di ruang Rn dikenal sebagai.
Pertemuan 16 Geometri Projektif Sasaran Pengkajian tentang Koordinat-koordinat Luas.
Determinan.
(Tidak mempunyai arah)
RUANG HASIL KALI DALAM Kania Evita Dewi.
ALJABAR LINEAR BASIS DAN DIMENSI
BAB I SISTEM PERSAMAAN LINIER
VektoR.
SISTEM PERSAMAAN LINEAR
Persamaan Linear Persamaan linear adalah persamaan dimana peubahnya tidak memuat eksponensial, trigonometri (seperti sin, cos, dll.), perkalian, pembagian.
RUANG HASIL KALI DALAM Kania Evita Dewi.
P. XIV RUANG-RUANG VEKTOR EUCLIDEAN
Aljabar Linear Elementer
IV. FUNGSI KONTINU Definisi Diberikan himpunan dan , fungsi
TRANSFORMASI LINIER KANIA EVITA DEWI.
RUANG VEKTOR.
TRANSFORMASI LINIER KANIA EVITA DEWI.
KANIA EVITA DEWI RUANG VEKTOR REAL.
OPERASI BARIS ELEMENTER
TRANSFORMASI LINIER Afri Yudamson, S.T., M.Eng..
VEKTOR.
PERTEMUAN 6 Cross Product, Garis dan Bidang di Ruang-3.
PERTEMUAN 8 TRANSFORMASI LINIER.
TRANSFORMASI LINIER BUDI DARMA SETIAWAN.
NILAI EIGEN VEKTOR EIGEN
Transcript presentasi:

ALJABAR MATRIKS pertemuan 10 Oleh : L1153 Halim Agung,S.Kom

Hasil kali skalar di dalam Rn Hasil kali xTy disebut hasil kali skalar dari x dan y. secara khusus , jika x = {x1,…,xn} dan y = {y1,…,yn} , maka Contoh : Jika x = dan y = maka Hasil kali skalar di dalam R2 dan R3 Jika diberikan sebuah vektor x di R2 dan R3 , maka panjang Euclidisnya dapat didefinisikan dalam bentuk hasil kali skalar Jika diberikan dua vektor taknol x dan y , maka kita dapat menganggap keduanya sebagai segmen-segmen garis berarah yang berawal dititik yang sama. Sudut antara 2 vektor atau segmen garis berarah tersebut kemudian didefinisikan sebagai sudut ϴ

Teorema : Jika x dan y adalah dua vektor taknol didalam salah satu R2 atau R3 dan ϴ adalah sudut diantaranya , maka Jika x dan y adalah dua vektor taknol maka kita dapat menyebutkan arah – arah mereka dengan membentuk vektor – vektor satuan , dan Jika ϴ adalah sudut antara x dan y , maka cosinus dari sudut antara vektor – vektor x dan y adalah hasil kali skalar dari vektor-vektor arah yang bersesuian dengan u dan v

Akibat : (Ketaksamaan Cauchy-Schwarz) jika x dan y adalah vektor – vektor didalam salah satu R2 atau R3 , maka dengan kesamaan akan berlaku jika dan hanya jika salah satu dari vektor-vektor tersebut adalah 0 atau vektor yang satu adalah kelipatan dari vektor yang satunya lagi jika dan hanya jika cos ϴ = ±1 Definisi : Vektor – vektor x dan y didalam R2 (atau R3) dikatakan ortogonal jika xTy = 0 Vektor 0 adalah ortogonal dengan setiap vektor di R2 Vektor – vektor (3,2) dan (-4,6) adalah ortogonal di R2 Vektor – vektor (2,3,-1) dan (1,1,1) adalah ortogonal di R3 , dll

Proyeksi skalar dari x pada y : Proyeksi vektor dari x dan y : Contoh : Titik Q adalah titik pada garis y = x/3 yang terdekat ke titik (1,4). Tentukan koordinat Q. Jawab : Ambil vektor w = (3,1)T adalah sebuah vektor dalam arah garis y = x/3. misalkan v = (1,4)T. jika Q adalah titik yang diinginkan , maka QT adalah proyeksi vektor dari v pada w Jadi Q = (2,1;0,7) adalah titik terdekat.

Notasi : Jika P1 dan P2 adalah dua titik dalam ruang 3 dimensi , kita akan melambangkan vektor dari P1 dan P2 dengan Jika N adalah vektor taknol dan Po adalah yang tertentu , maka himpunan titik – titik P sedemikian sehingga adalah ortogonal terhadap N akan membentuk sebuah bidang Π didalam ruang 3 dimensi yang melalui Po. Vektor N dan bidang Π dikatakan normal satu sama lain. Sebuah titik P = (x1,y1,z1) akan terletak pada Π jika dan hanya jika Jika N = (a,b,c)T dan Po = (xo,yo,zo) , persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk : a(x – xo) + b(y – yo) + c(z – zo) = 0

Contoh 1: Tentukan persamaan dari sebuah bidang yang melewati titik (2,-1,3) dan normal ke vektor N = (2,3,4)T Jawab : adalah atau 2(x - 2) + 3(y + 1) + 4(z – 3) = 0 Contoh 2 : Tentukan jarak dari titik (2,0,0) ke bidang x + 2y +2z = 0 Vektor N = (1,2,2)T adalah normal ke bidang dan bidang melalui titik asal. Misalkan v = (2,0,0)T. jarak d dari (2,0,0) ke bidang adalah harga mutlak dari proyeksi skalar dari v pada N, jadi

Ortogonalitas dalam Rn Jika x ϵ Rn , maka panjang Euclidus dari x didefinisikan dengan Ketaksamaan Cauchy-Schwarz berlaku di Rn. Akibatnya Sudut antara 2 vektor taknol x dan y didalam Rn adalah Vektor – vektor x dan y dikatakan ortogonal jika xTy = 0. Seringkali simbol ┴ digunakan untuk menandakan ortogonalitas.

Latihan Carilah sudur antara vektor – vektor v dan w untuk setiap vektor – vektor dibawah ini. v = (2,1,3)T dan w = (6,3,9)T v = (4,1)T dan w = (3,2)T Carilah titik yang berada pada garis y = 2x yang terdekat ke titik (5,2) Carilah titik yang berada pada garis y = 2x + 1 yang terdekat ke titik (5,2) Carilah jarak dari titik (1,1,1) ke bidang 2x + 2y + z = 0 Carilah jarak dari titik (2,1,-2) ke bidang 6(x – 1) + 2(y – 3) + 3(z + 4) = 0 Untuk setiap vektor pada no 1 tentukan proyeksi skalar dan proyeksi vektor dari v pada w Carilah persamaan dari bidang normal untuk vektor N yang diberikan dan melewati titik Po , jika N = (2,4,3)T dan Po = (0,0,0)

Ruang bagian ortogonal Misalkan A adalah matriks m x n dan misalkan x ϵ N(A). Karena Ax = 0 , kita dapatkan ai1.x1 + ai2.x2 + … + ain.xn = 0 untuk setiap i = 1, … , m Persamaan diatas mengatakan bahwa x ortogonal terhadap vektor kolom ke i dari AT untuk i = 1, … , m karena x ortogonal pada setiap vektor kolom dari AT , maka x ortogonal ke setiap kombinasi linear dari vektor – vektor kolom AT sehingga jika y sembarang adalah vektor dalam ruang kolom AT , maka xTy = 0. Jadi setiap vektor didalam N(A) ortogonal ke setiap vektor didalam ruang kolom dari AT. Jika dua ruang bagian dari Rn memiliki sifat ini , maka kita karakan bahwa ruang bagian tersebut ortogonal Definisi : Dua ruang bagian X dan Y dari Rn dikatakan ortogonal jika xTy = 0 untuk setiap x ϵ X dan setiap y ϵ Y. jika X dan Y ortogonal , kita tulis X ┴ Y.

Definisi : Misalkan Y adalah suatu ruang bagian dari Rn. Himpunan semua vektor – vektor didalam Rn yang ortogonal pada setiap vektor di Y akan dinotasikan dengan Y┴ . Jadi , Y┴ = { x ϵ Rn | xTy = 0 untuk setiap y ϵ Y } Himpunan Y┴ disebut komplemen ortogonal dari Y Catatan. Ruang bagian X = rentangan(e1) dan Y = rentangan(e2) dari R3 yang diberikan pada contoh sebelumnya adalah ortogonal , tetapi kedua ruang bagian tidak saling komplemen ortogonal, Sesungguhnya . X┴ = Rentang(e2,e3) dan Y┴ = Rentang(e1,e3) Jika X dan Y adalah ruang bagian ortogonal dari Rn , maka X ∩Y = {0}. Jika Y adalah ruang bagian dari Rn , maka Y┴ juga merupakan ruang bagian dari Rn.

Ruang – Ruang bagian pokok (FUNDAMENTAL SUBSPACES) Misalkan A adalah matriks m x n. vektor b ϵ Rm berada didalam ruang kolom dari A jika dan hanya jika b = A x untuk x ϵ Rn . Jika kita menganggap A adalah sebuah operator pemetaan Rn ke dalam Rm maka ruang kolom dari A adalah sama dengan peta dari A. R(A) = peta dari A = ruang kolom dari A = {b ϵ Rm | b = A x untuk x ϵ Rn} R(AT) = ruang kolom dari AT = ruang baris dari A = ruang bagian dari Rm = {y ϵ Rn | y = AT x untuk x ϵ Rn} Teorema : Jika A adalah sebuah matriks m x n , maka N(A) = R(AT)┴ dan N(AT) = R(A)┴ Secara khusus , hasil ini juga berlaku untuk matriks B = AT , Jadi N(AT) = N(B) = R(BT) ┴ = R(A)┴

Contoh. Misalkan A = Ruang kolom dari A terdiri dari semua vektor dalam bentuk Perhatikan bahwa , jika x adalah sembarang vektor di Rn dan b = Ax , maka b = Ruang nol dari AT terdiri dari semua vektor dalam bentuk β(-2,1)T. Karena (1,2)T dan (-2,1)T ortogonal, maka setiap vektor di R(A) akan ortogonal terhadap setiap vektor dalam N(AT). Hubungan yang sama berlaku antara R(AT) dan N(A). R(AT) berisi vektor – vektor dalam bentuk αe1 dan N(A) terdiri dari semua vektor – vektor dalam bentuk βe2. Karena e1 dan e2 ortogonal , tiap vektor dalam R(AT) ortogonal terhadap setiap vektor dalam N(A)

Teorema. Jika S adalah ruang bagian dari Rn , maka dim S + dim S┴ = n. Lebih lanjut , jika [x1, … , xr] adalah basis untuk S dan [xr+1 , … , xn] adalah basis untuk S┴ , maka [x1, … , xr, xr+1 , … , xn] adalah basis untuk Rn. Bukti Jika S = {0} , maka S┴ = Rn dan dim S = dim S┴ = 0 + n = n Jika S ≠ {0} , maka misalkan [x1 , … , xr] adalah basis untuk S dan definisikan X sebagai matriks r x n dimana baris ke – I adalah xiT untuk tiap i. Berdasarkan definisi ini maka matriks X mempunyai rank r dan R(XT) = S. S┴ = R(XT)┴ = N(X) Dim S┴ = dim N(X) = n - r

Definisi. Jika U dan V adalah ruang – ruang bagian dari ruang vektor W dan setiap w ϵ W dapat ditulis secara tunggal sebagai penjumlahan u + v , dimana u ϵ U dan v ϵ V , maka kita katakan bahwa W adalah penjumlahan langsung (direct sum) dari U dan W dan kita tulis Teorema Jika S adalah ruang bagian dari Rn , maka Jika S adalah ruang bagian dari Rn , maka (S┴)┴ = S

Contoh : Misalkan A = Jawab : Kita dapat mencari basis untuk N(A) dan R(AT) dengan mentransformasikan A kedalam bentuk eselon baris tereduksi. Karena (1,0,1) dan (0,1,1) membentuk basis untuk ruang baris A , maka (1,0,1)T dan (0,1,1)T membentuk basis untuk R(AT) . Jika x ϵ N(A) , maka berdasarkan bentuk eselon baris tereduksi dari A bahwa x1 +x3 = 0 x2 + x3 = 0 jadi , x1 = x2 = -x3 Dengan menetapkan x3 = α , kita dapat melihat bahwa N(A) terdiri dari semua vektor berbentuk α(1,-1,1)T. Perhatikan bahwa (-1,-1,1)T adalah ortogonal terhadap (1,0,1)T dan (0,1,1)T

Contoh : Misalkan A = Jawab : Untuk mencari basis untuk R(A) dan N(AT) reduksikan AT kedalam bentuk eselon baris tereduksi Jadi (1,0,1)T dan (0,1,2)T membentuk sebuah basis untuk R(A) . Jika x ϵ N(AT) , maka x1 = -x3 x2 = -2x3 Jadi N(AT) adalah ruang bagian dari R3 yang direntang oleh (-1,-2,1)T Perhatikan bahwa (-1,-2,1)T adalah ortogonal terhadap (1,0,1)T dan (0,1,2)T

Latihan Tentukan basis untuk R(AT) , N(A) , R(A) dan N(AT) : 1. 2. 3. 4.

Ruang hasil kali dalam Definisi : Hasil Kali dalam pada ruang vektor V adalah sebuah operasi pada V yang menunjuk setiap pasang vektor – vektor x dan y didalam V sebuah bilangan real (x,y) yang memenuhi syarat berikut : (x,y) ≥ 0 dengan persamaan jika dan hanya jika x = 0 (x,y) = (y,x) untuk semua x dan y didalam V (αx + βy , z) = α(x,z) + β(y,z) untuk semua x,y,z didalam V dan semua skalar α dan β Sebuah ruang vektor V dengan hasil kali dalamnya disebut ruang hasil kali dalam Jika v adalah sebuah vektor di dalam sebuah ruang hasil kali dalam V , panjang atau norma dari v diberikan oleh Dua vektor u dan v dikatakan ortogonal jika (u,v) = 0

Teorema (Hukum phytagoras) jika u dan v adalah vektor – vektor ortogonal didalam sebuah ruang hasil kali dalam V, maka Definisi Jika u dan v adalah vektor – vektor didalam ruang hasil kali dalam V dan v ≠ 0 , maka proyeksi skalar dari u pada v diberikan oleh Dan proyeksi vektor dari u pada v diberikan oleh Norma Definisi : sebuah ruang vektor V dikatakan ruang linear bernorma jika untuk setiap vektor v ϵ V dikaitkan dengan sebuah bilangan real yang disebut norma dari v yang memenuhi : ≥ 0 dengan kesamaan berlaku jika dan hanya jika v = 0 untuk tiap skalar α untuk semua v , w ϵ V Syarat ketiga disebut ketaksamaan segitiga

Teorema Jika V sebuah ruang hasil kali dalam , maka persamaan untuk semua v ϵ V mendefinisikan sebuah norma pada V Secara umum , sebuah norma adalah cara untuk mengukur jarak antara vektor Definisi Misalkan x dan y adalah vektor – vektor didalam ruang linear yang bernorma , jarak antara x dan y didefinisikan sebagai bilangan Dimana

Latihan Jika diberikan x = (1,1,1,1)T dan y = (8,2,2,0)T Tentukan sudut ϴ antara x dan y Cari proyeksi vektor p dari x pada y Periksa bahwa x – p ortogonal terhadap p Hitung dan periksa apakah hukum phytagoras dipenuhi.