Children’s rights Summative By: Humphrey 6A
Children Slavery "Di bagian selatan dari Nias sampai sekarang terbanyak orang terjebak dalam perbudakan. Cara untuk melakukan itu sangat mirip dengan perbudakan di Afrika. Eksport orang-orang budak dari pelabuhan-pelabuhan Nias Utara jauh lebih kecil. Betapa besar jumlahnya sulit dikatakan, karena beberapa pedagang dengan sengaja memperbesarkan angka itu, yang lain memperkecilnya. Sesuai dengan hakekatnya, perdagangan itu sulit diperhitungkan angkanya. Namun kita telah memperbandingkan pelbagai berita tentang jumlah kapal yang berangkat ke Nias dengan jumlah nilai import. Berdasarkan perbandingan itu kami cukup yakin dapat memastikan, bahwa angka para budak yang dieksport tidak di bawah orang. Pembeli terbanyak adalah orang Cina dan para pelaut dari Aceh. Yang pertama menghantar para budak itu ke Padang dan ke Batavia (= Jakarta / penulis). Di sepanjang penyeberangan orang yang bernasib buruk itu dirantai. Karena beberapa peristiwa diketahui, bahwa mereka dengan tiba-tiba mengamuk dan menyerang para penumpang kapal itu dan kemudian menerjunkan diri ke dalam laut. Kami telah mencatat, bahwa orang-orang Nias tidak makan nasi. Pemakaian garam juga tidak biasa bagi mereka. Tetapi di atas kapal laut mereka hanya diberi makanan yang diasinkan. Hal ini serta faktor-faktor lain yang tidak menguntungkan mengakibatkan, bahwa terkadang dua pertiga dari budak-budak itu meninggal di penyeberangan. Pada umumnya seperempat gugur. Adegan-adegan kekerasan yang terjadi di pulau itu sendiri demi untuk mendapat orang budak mungkin dapat dibayangkan, tapi lebih sulit untuk menulisnya. Seorang saksi mata menceritakan suatu peristiwa, yang pasti bukan satu kali saja terjadi. (Di suatu tempat) para pemburu budak telah bersepakat untuk menyerang satu rumah yang terasing yang didiami oleh satu keluarga yang baik, untuk melarikan semua penghuni rumah itu. Pada waktu tertentu rumah itu dikerumuni. Ketika bapak keluarga itu menyadari itu dan tidak melihat jalan untuk menyelamatkan diri, dia mengunci diri bersama dengan keluarganya di dalam kamar rumah itu, mematikan satu demi satu semua anggota keluarganya dan akhirnya diri sendiri. Menurut hukum (Nias) seorang dapat dijadikan budak atas kejahatan tertentu, bahkan budak itu dapat dijual oleh tuannya. Hukuman yang keras itu mungkin makin berkembang karena makin laris perdagangan budak. Tetapi alasan ini tidak cukup untuk menerangkan, mengapa setiap tahun begitu banyak orang yang bernasib buruk itu dijual. Sebaliknya cukup banyak contoh ada yang membuktikan bahwa tujuan tercapai melalui kekerasan. Para raja mengakui hal itu, tetapi berpaling juga bahwa sumber keburukan itu terletak pada kelakuan orang-orang asing itu. Memang harapan untuk meraih keuntungan besar dan cara untuk merayu dari para pedagang budak merupakan suatu godaan besar, sehingga ditemukan cukup banyak orang jahat di pulau itu yang dengan kekerasan dan tipu muslihat memangsa korban mereka."
Summarizing This article is showing the poor life of children from Nias, Sumatera Utara as a slave. They were treated roughly by their owners and sometimes is sold to get benefit. Many peoples were sold, especially children because they didn’t have any money for their leaving, foods and education. Even their own parents or siblings killed by his/her own father and siblings, to fulfill own life.
My Opinion According to my opinion, this article shows about how children around the world are not happy like ordinary children that can play, eat and educate in school well. This make me feel sorry to the poor children that can’t have many happiness.
Bible References Matthew 22: Jesus replied: “Love the Lord your god with all your heart and with your soul and with all your mind” 38 This is the first and greatest commandment. 39 And the second is like it: “Love your neighbor as yourself”. According to my opinion we need to have a kind heart towards god. We have to be happy hearted.
Catholic Social Teaching Human diversity: People
Ten commandments
Conclusion