Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 MODIFIKASI PERILAKU KULIAH KE – 9 Pembentukan Perilaku dalam Organisasi Arundati Shinta Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Consequence (pembentukan perilaku) Berikut adalah pembentukan perilaku untuk lingkungan organisasi (penerapan prinsip Consequence dalam kehidupan sehari-hari) Mengapa shaping behavior harus dilakukan di organisasi? = krn perilaku indv sering tidka sesuai dg organisasi, shg perlkunya harus dibentuk agar sesuai dg harapan organisasi. Apa contohnya? = karyawan harus masuk kerja jam 07.00, dan selesai jam 15.00. Kenyataannya karyawan masuk jam 07.30 dan pulang jam 14.00. Hal ini sangat tidak disukai orgns sehingga hrs diubah. = Contoh lain?
Metode pada shaping behavior (1) 1). Reinforcement (penguatan / peneguhan perilaku) – dg reward (sstu yg menenyengkn). Akibat: adanya pengulangan perilaku. * uang, bonus, kenaikan gaji * pujian, pengakuan, penghargaan * makan malam dg si bos 2). Punishment (hukuman) – sstu yg tak menyengkn. Akibat = jera * dirumahkan selama 2 hr krn tertangkp minum miras di kantor
Metode pd shaping behavior (2) 3). Extinction meniadakan reward yg selama ini memperkuat trejadinya perilaku. Akibat = perilaku itu akan menghilang. Contoh= Seorang dosen sangat tidak senang bila di kelasnya banyak mahasiswa yang bertanya. Untuk capai tujuannya, maka dosen itu tidak beri perhatian pd mhw yg jelas2 sdh menunjukkan jari ingin tanya. Akibatnya ketika dosen itu memberikan kuliah maka tidak ada satu pun mahasiswa yang mau bertanya, sebab pasti tidak akan ditanggapinya.
Reinforcement vs extinction, punishment Untuk keperluan pembentukan perilaku karyawan di organisasi reinforcement > manjur drpd punishment atau extinction. Hasil penelitian: 1). Bbrp jenis reward lebih manjur untuk ubah perilaku drpd reward jenis lain. 2). Kecepatan terjadinya perubahan perilaku & permanennya perubahan perilaku shgga jadi suatu kebiasaan bergantung pd waktu datangnya penguatan perilaku itu.
Jadwal pemberian reward 1). Continuous (terus menerus) 2). Intermittent (kadang-kadang saja). Continuous: reward diberikan ketika karyawan setiap kali memperlihatkan perilaku yang diinginkan perusahaan. Contoh: ada seorang karyawan yang hobinya terlambat masuk kantor. Untuk ubah perilakunya, pimpinan akan segera memberikan pujian ketika karyawan itu masuk tepat waktu. Jadi dalam hal ini karyawan bisa menebak kapan datangnya reward itu, yaitu pada saat munculnya perilaku yang diinginkan organisasi. Mhs punya ide tuk ubah perilaku dosen yg suka telat?
Reward dg jadwal intermittent Reward secara intermittent = reward cukup sering diberikan pada karyawan, tetapi tidak semua kemunculan perilaku yang diinginkan organisasi akan mendapatkan reward. Karyawan tidak bisa menebak kapan reward itu akan diperolehnya. Contoh: karyawan sering telat 30 menit. Ketika datang tepat waktu, ia kadang mendapatkan reward kadang tidak mendapatkan sama sekali. Namun ketika ia hanya terlambat 5 menit saja, ia juga mendapatkan reward karena dipandang sudah berusaha memperbaiki diri. Metode intermittent > kuat drpd metode continuous krn karyawan tidak menggerutu ketika ia tidak mendapatkan reward apa pun meski ia sudah datang tepat waktunya.
Penentu reward intermittent 1). Interval = pemberian reward berdasarkan cepatnya waktu karyawan itu berubah semenjak pemberian reward yang terakhir. 2). Ratio = pemberian reward berdasarkan jumlah perubahan perilaku yang berhasil dilakukannya. 3). Variable 4). Fixed.
Jadwal pemberian reward secara intermittent Ratio Interval A C Fixed Variable D B
Jadwal pemberian reward secara intermittent Jadwal A (fixed-interval) = *reward diberikan berdasarkan waktu yang telah disepakati bersama. Misalnya karyawan mendapatkan gaji mingguan, dua mingguan, bulanan, atau waktu lainnya. * Ingatlah, pada saat ia mendapatkan gaji itu, belum tentu karyawan yang hobi terlambat itu datang tepat waktunya.
Jadwal pemberian reward secara intermittent Jadwal B (variable-interval) = reward diberikan secara mendadak waktunya dan tidak bisa diramalkan datangnya. = Contoh: seorang dosen mengatakan bahwa akan ada quiz sepanjang semester ini, namun mahasiswa tidak tahu jumlah dan kapan quiz itu akan diberikan. = Contoh: kunjungan petugas audit keuangan secara mendadak pada sebuah organisasi.
Jadwal pemberian reward secara intermittent Jadwal C (fixed-ratio) = reward diberikan berdasarkan jumlah perubahan perilaku yang konstan terjadi. = Misal: karyawan yg mampu jahit kancing dengan rapi minimal 5 lusin/hari dapat uang Rp. 10.000,-. Setelah jumlah itu tercapai & ia masih mampu jahit lagi minimal 1 lusin/hari, maka ia dapat tambahan uang Rp.2.500,-/lusin. = Jumlah uang itu sudah fixed (pasti) untuk suatu jumlah perilaku tertentu. Proses belajarnya yaitu pada masa lampau karyawan tidak bisa menjahit dalam jumlah yang banyak dan hasilnya tidak rapi. Agar terjadi perubahan perilaku, maka dirancang suatu reward (dalam hal ini uang). = Penerapannya prinsip intermittent yaitu pada tidak adanya reward meskipun karyawan sudah menjahit dengan rapi, karena jumlah quota tidak terpenuhi.
Jadwal pemberian reward secara intermittent Jadwal D (variable-ratio) = reward diberikan berdasarkan variasi perilaku yang ditampilkan karyawan. = Contoh: dengan hanya 2X menelepon pelanggan, seorang tenaga sales berhasil menghasilkan keuntungan yang lumayan. Untuk itu ia mendapat reward. Lain waktu ia juga hanya menelopn 2X, tetapi tidak sukses mendapatkan pelanggan, sehingga ia tidak mendapatkan reward. Lain waktu lagi ia menelepon sampai 20 kali dan ia sukses mendapatkan pelanggan, sehingga ia pantas mendapatkan reward. = Jadi pemberian reward tidak berdasarkan jumlah telepon yang dilakukan, tetapi berdasarkan jumlah pelanggan yang sukses dihubungi.
Referensi: Robbins, S. P. (1998). Organizational behavior: Concepts, controversies, applications. 8th ed. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.