Teori-teori Sebab-sebab Kejahatan dari Aspek Biologis
Teori- teori yang mencari sebab kejahatan dari aspek fisik (biologi kriminal) Usaha mencari sebab-sebab kejahatan dari ciri-ciri biologis dipelopori oleh ahli-ahli fenologi, seperti Gall dan Spurzheim, yang mencoba mencari hubungan antara bentuk tengkorak kepala dengan tingkah laku. Mereka mendasarkan pada pendapat Aristoteles yang menyatakan bahwa otak merupakan organ dari akal. Ajaran ahli-ahli fenologi ini mendasarkan pada preposisi dasar : Bentuk luar tengkorak kepala sesuai dengan apa yang ada di dalamnya dan bentuk dari otak, Akal terdiri dari kemampuan atau kecakapan, dan Kemampuan atau kecakapan ini berhubungan dengan bentuk otak dan tengkorak kepala.
Casare Lombroso adalah seorang dokter ahli kedokteran kehakiman, merupakan tokoh yang penting dalam mencari sebab-sebab kejahatan dari ciri-ciri fisik (biologis) penjahat. Pokok-pokok ajaran Lambroso: 1. Menurut Lambroso, penjahat adalah orang yang mempunyai bakat jahat. 2. Bakat jahat tersebut diperoleh karena kelahiran yaitu diwariskan dari nenek moyang (born criminal). 3. Bakat jahat tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri biologis tertentu, seperti muka yang tidak simetris, bibir tebal, hidung pesek, dan yang lain-lain. 4. Bakat jahat tersebut tidak diubah, artinya bakat jahat tersebut tidak dapat dipengaruhi.
Menurut Lambroso, manusia pertama adalah penjahat semenjak lahir Menurut Lambroso, manusia pertama adalah penjahat semenjak lahir. Dengan kata-katanya yang merendahkan, dia mengatakan: laki-laki adlah pembunuh, pemerkosa, sedangkan wanita adalah pelacur. Karena peranan sejarah yang sifatnya selektif dan korektif, maka kemudian mereka kehilangan sifat biadabnya, dan memperoleh beradabnya, sehingga masyarakat modern adalah masyarakat yang tidak jahat tetapi ada penjahat. Masyarakat primitif yang menurut dia jahat tersebut oleh lambroso dipakai sebagai primus teorinya dalam menjelaskan adanya penjahat dengan menggunakan hipotesa atavisme tersebut.
Adapun pengaruh teori Lambroso: pengaruh positif, timbulnya perhatian para ahli hukum pidana dalam memandang penjahat sebagai subyek dan bukan hanya sebagai obyek belaka. Akibatnya mulai diperhatikan aspek-aspek subyektif dari pelaku . Pengaruh Negatif , timbulnya sikap penegak hukum khususnya hakim yang berprasangka terhadap terdakwa yang dianggap memiliki “ciri-ciri” penjahat, sehingga akan merugikan kepentingan terdakwa. Salah seorang murid Lambroso yaitu Enrico Ferri adalah seorang ahli hukum dan guru besar dalam pidana, berjasa dalam menyebarkan ajaran Lambroso.
Kejahatan = Bakat + Lingkungan + Lingkungan Ferri mengajukan rumus tentang timbulnya kejahatan sebagai berikut : tiap-tiap kejahatan adalah resultante dari keadaan individu, fisik dan sosial, yang dapat digambarkan sebagai berikut: Kejahatan = Individu + Sosial + Fisik Individu dapat dipecah menjadi bakat dan lingkungan, manusia dan fisik adalah lingkungan alam, sehingga formulanya menjadi : Kejahatan = Bakat + Lingkungan + Lingkungan Oleh ferri bakat diartikan sebagai bakat jahat. Meskipun ferri mengakui pengaruh lingkungan terhadap kejahtan, namun bagi ferri faktor yang menentukan terjadinya kejahatan adalah tetap bakat (jahat), sedangkan lingkungan hanyalah memberikan bentuk kejahatan.
Di Indonesia, gejala meningkatknya kejahatan yang dilakukan oleh wanita pada akhir-akhir ini juga tidak dapat dilepaskan dari perubahan nilai-nilai budaya dan meningkatnya peranan sosial wanita dalam kehidupan sosial. Usaha lainnya adalah dengan mencari hubungan antara kejahatan dengan ciri biologis yang lain yaitu umur, perbedaan umur akan mempengaruhi perbedaan ciri-ciri biologis, misalnya pada pria tumbuh jakun, kumis dan sebagainya. Dari penelitian yang dilakukan oleh Sutherland dibuktikan tidak ada umur tertentu yang memegang peranan untuk semua jenis kejahatan, akan tetapi kelompok umur tertentu hanyalah memegang peranan pada kejahatan tertentu, sedangkan pada kelompok umur yang lain pada jenis kejahatan yang lain.
Kretchmer membedakan tipe dasar manusia dalam 3 bentuk : 1.Tipe leptosome, yang memepunyai bentuk jasmani tinggi, kurus, dengan sifatnya pendiam dan dingin, bersifat tertutup dan selalu menjaga jarak. 2.Tipe piknis yang memepunyai bentuk tubiuh pendek, kegemuk-gemukan dengan sifatnya yang ramah dan riang. 3.Tipe atletis, yang mempunyai bentuk tubuh dengan tulang dan otot yang kuat, dada lebar, dagunya kuat dan rahang menonjol. Sifatnya eksplosif dan agresif. Menurut kretchmer, tipe leptosome kebanyakan melakukan kejahatan pemalsuan, tipe piknis kebanyakan melakukan kejahatan penipuan dan pencurian, sedangkan tipe atletis melakukan kejahatan kekerasan terhadap orang dan seks.
Tokoh lain yang termasuk mahzab ini adalah H Tokoh lain yang termasuk mahzab ini adalah H. Sheldon, dalam menjelaskan tingkah laku manusia, sheldon membandingkannya dengan dunia hewan yang terdiri dari kelompok herbivora dan karnivora, yang kemudian dia membagi manusia ke dalam 3 tipe berdasarkan panjang pendeknya usus, yaitu: 1.Tipe endomorphic, yang memiliki sifat sabar dan lamban, 2.Tipe mesomorphic, sifatnya aktif dan agresif, 3.Tipe ectomorphic, sifatnya introvert, sensitif terhadap kegaduhan dan gangguan.
Thank’s