PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN Ada 2 cara perjuangan mempertahankan kemerdekaan: - Perjuangan bersenjata/fisik - Perundingan/Diplomasi Penyebab Konflik Indonesia VS Belanda - Sekutu dan NICA melakukan provokasi dan teror terhadap bangsa Indonesia - Timbulnya semangat anti kolonialisme dikalangan rakyat - Belanda melakukan agresi
KEDATANGAN SEKUTU DAN NICA AFNEI yang dipimpin Philip Christison mempunyai tugas : Memulihkan keamanan dan ketertiban Mengurus, penyerahan, pelucutan dan pemulangan tentara Jepang Membebaskan tawanan perang Mencari dan mengadili penjahat perang Kedatangan AFNEI diboncengi NICA Inggris dan Belanda sepakat kalau tugas AFNEI selesai Indonesia akan diserahkan kepada Belanda
Perjuangan Bersenjata 1. Pertempuran Surabaya, 10 November 1945 Sebab ; Ultimatum sekutu tgl 9 November agar semua pimpinan dan orang-orang yang bersenjata harus lapor, menyerahkan senjata, menyerahkan diri ditempat yang ditentukan dengan batas waktu tgl 10 November 1945 jam 06.00 Tokoh : Bung Tomo, Gubernur Suryo pidato Bung Tomo
2. Bandung Lautan Api Sebab : Ultimatum Sekutu tgl 23 Maret 1946 agar TRI meninggalkan seluruh kota Bandung Tokoh : Aruji Kartawinata, M.Toha 3. Pertempuran Bojongkokosan 9 Desember 1945 Sebab; Belanda mengingkari kesepakatan pengiriman perbekalan dalam pembebasan tawanan perang (tidak melibatkan pihak Indonesia
4. Pertempuran Medan Area 10 Desember 1945 Sebab : 1Desember 1945 sekutu memasang papan pembatas yang bertuliskan: Fixed Boundaries Medan Area Tokoh : Ahmad Taher 5. Peristiwa Merah Putih di Manado 14 Feb 1946 Sebab : Tindakan sewenang-wenang NICA yg melakukan penangkapan sejumlah tokoh RI 6. Pertempuran Ambarawa 12-15 Desember 1945 Sebab: Sekutu membebaskan tentara Belanda yang ditawan, membuat kekacauan Tokoh : Kol Sudirman, letkol Isdiman
KONFRENSI INTER INDONESIA PERJUANGAN DIPLOMASI AGRESI II SERANGAN UMUM 1 MARET 49 UNCI LINGGAJATI RENVILE ROEM-ROYEN KMB KONFRENSI INTER INDONESIA AGRESI I KTN
LINGGARJATI Waktu ; 10-15 November 1946 ditanda tangani 25 Maret 1947 (Istana Rijswijk) Delegasi Indonesia : Sutan Syahrir, Mr. Moh Roem, Mr. Soesanto Tirtoprojo, dr. A.K. Gani Delegasi Belanda ; Prof. Schermerhorn, Dr. Van Mook Penengah dari Inggris : Lord Kilern Hasil : 1. Belanda mengakui secara de facto wilayah RI atas Jawa, sumatera, Madura 2. RI dan Belanda akan membentuk NIS 3. RI dan Belanda membentuk UIB, Ratu Belanda sebagai ketua
Agresi Militer Belanda I Waktu : 21 Juli 1947 Sebab : Beda tafsir mengenai hasil linggajati Sasaran : kota-kota di Pulau Jawa dan Sumatera Tujuan : 1. Politik : menghancurkan kedaulatan RI 2. Ekonomi : Menguasai pusat penghasil bahan makanan dan bahan ekspor 3. Militer : menghancurkan TNI
Komisi Tiga Negara (KTN) Keampuhan Perjuangan diplomasi ( India dan Australia mengajukan resolusi kepada Dewan Keamanan PBB) Dibentuk 18 September 1947 Tugas : mencari penyelesaian sengketa RI – Belanda Australia Richard Kirby Belgia Paul Van Zeeland Amerika Frank graham
Renville, 8 Desember 1947-17 januari 1948 Ketua delegasi Indonesia : Amir Syarifudin Ketua delegasi Belanda : Abdulkadir Wijoyoatmojo Hasil : 1. Penghentian tembak menembak 2. Daerah dibelakang garis Van Mook harus dikosongkan 3. Belanda bebas membentuk negara federal didaerah yang diduduki melalui flebisit terlebih dahulu 4. Dalam Uni-indonesia Belanda, NIS sederajat dengan kerajaan Belanda
Agresi Militer Belanda II, 19 Desember 1948 Pelaksanaan hasil Renville tidak berjalan baik 18 Desember 1948, Dr. Beel mengatakan Belanda tidak lagi terikat dengan hasil Renville Sasaran Ibu Kota RI, Yogyakarta Sidang kabinet Darurat, hasilnya: 1. Memberikan mandat kepada Syafruddin Prawiranegara utk membentuk PDRI 2. Presiden dan Wakil tetap di Yogya dengan resiko ditangkap 3. TNI keluar dari Yogyakarta untuk gerilya
Serangan Umum 1 Maret 1949 Penggagas : Sri Sultan Hamengkubuwono IX Pelaksana : Pasukan TNI dari Brigade 10/Wehkreise dipimpin Letkol Soeharto Dampak - Meningkatkan moral rakyat dan TNI yg sedang gerilya - Menunjukan pada dunia Internasional bahwa TNI dan RI masih ada - Mendukung perjuangan diplomasi diforum PBB - Mematahkan moral tentara Belanda
United Nations Commision for Indonesia Serangan Umum 1Maret 1949 berhasil menarik simpatik dunia, (AS memaksa Belanda untuk menghentikan agresinya ke Indonesia) DK PBB dapat menekan Belnda untuk mentaati resolusinya PBB membentuk UNCI dan menghubungi pemimpin RI yang ditahan di Pulau Bangka UNCI berhasil membawa Belanda – RI dalam perundingan Roem Royen
Roem – Royen Waktu ; 17 April – 7 Mei 1949 RI diketuai Mohammad Roem Belanda dipimpin Dr. Van Royen Hasil: Pernyataan RI: 1. kesediaan menghentikan perang gerilya 2. bekerjasama memulihkan pedamaian dan tertib hukum 3. Ikut KMB Pernyataan Belanda: 1. setuju kembalinya pemerintah RI di Yogyakarta 2. menghentikan operasi militer dan membebaskan tahanan politik 3. setuju RI bagian NIS 4. menyelenggarakan KMB
Konferensi Inter Indonesia Waktu : 19-22 Juli 1949 di Yogyakarta 30 Juli- 2 Agustus 1949 di Jakarta Peserta : RI dan negara federal bentukan Belanda Latarbelakang keinginan menjalin persatuan dan sikap bersama menghadapi Belanda dalam KMB Hasil ; BFO mendukung tuntutan RI agar pengakuan kedaulatan tanpa ikatan politik dan ekonomi RI dan BFO membentuk panitia persiapan nasional sebelum dan sesudah KMB NIS menjadi RIS, Merah Putih sebagai Bendera, Indonesia Raya sebagai lagu Kebangsaan, Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional, 17 agustus sebagai hari Nasional APRIS sebagai angkatan perang nasional yg berintikan TNI
KMB Tempat, waktu : Den Haag, 23 Agustus-2 November 1949 RI Moh. Hatta Belanda Van Maarseveen. BFO Sultan Hamid II Hasil : Belanda mengakui kedaulatan RIS paling lambat 30 Desember 1949 RIS terdiri atas 15 negara federal dan RI, corak pemerintahan RIS diatur menurut konstitusi yang dibuat delegasi RI dan BFO selama KMB RIS dan Belanda akan membentuk Uni-Indonesia Belanda dipimpin ratu Belanda Pasukan Belanda ditarik, KNIL dibubarkan, anggotanya boleh masuk TNI Masalah Irian akandiselesaikan satu tahun setelah pengakuan kedaulatan