THE ENGLISH SCHOOL Hubungan Internasional

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ES. Q Rizky: Asumsi dasar ES? Tuty: Perbedaan dasar ES dan FS? Oki: Kenapa perhatian dari int’l system ke int’l society? Wahyu: Teori ini terlalu ideal.
Advertisements

KONSEP DASAR HAK ASASI MANUSIA
Group 12 Realism.
KEKUASAAN (POWER) Hampir semua kegiatan politik menyangkut penggunaan kekuasaan (power). Subjek ilmiah politik adalah studi tentang kekuasaan; siapa yang.
KAJIAN HUKUM INTERNASIONAL
PEMIKIRAN POLITIK JOHN LOCKE
Dr. Ramlan Ginting, S.H., LL.M
Rasionalisme - Konstruktivisme dan English School dalam Teori Hubungan Internasional By : 9th Group.
Learning Medium School : SMPN 1 Gotham City Subject : English
Game Theory Purdianta, ST., MT..
REALISME.
TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN
Presented By : Group 2. A solution of an equation in two variables of the form. Ax + By = C and Ax + By + C = 0 A and B are not both zero, is an ordered.
1. Properties of Electric Charges 2. Coulomb’s law 3. The Electric Fields 4. Electrics Field of a Continuous Charge Distribution 5. Electric Field Lines.
Menulis Kolom  Kolom adalah opini atau artikel. Tidak seperti editorial, kolom memiliki byline.  Kolom Biasanya ditulis reguler. Biasanya mingguan atau.
1 Pertemuan 09 Kebutuhan Sistem Matakuliah: T0234 / Sistem Informasi Geografis Tahun: 2005 Versi: 01/revisi 1.
What is Education?  “Saya tidak akan menikah sebelum pendidikanku selesai”  What it education, learning, or schooling?  Schooling might be thought of.
PENYUSUNAN STRATEGI.
HAMPIRAN NUMERIK SOLUSI PERSAMAAN NIRLANJAR Pertemuan 3
Verb Tense Tense denotes the time of the action indicated by a verb. The time is not always the same as that indicated by the name of the tense.
PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL
1 Minggu 10, Pertemuan 20 Normalization (cont.) Matakuliah: T0206-Sistem Basisdata Tahun: 2005 Versi: 1.0/0.0.
1 Pertemuan 11 Function dari System Matakuliah: M0446/Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Tahun: 2005 Versi: 0/0.
Arafa Rizka Syaputra( ) Hidsal Jamil( ) Padel Aji Pamungkas( )
Introduction.  Proses manajemen untuk mengidentifikasi, mengantisipasi dan memuaskan kebutuhan pelanggan secara menguntungkan  Pemasaran adalah proses.
PENGERTIAN UMUM HUKUM INTERNASIONAL
KONSEP DASAR HAK ASASI MANUSIA
KEKUASAAN (POWER) Hampir semua kegiatan politik menyangkut penggunaan kekuasaan (power). Subjek ilmiah politik adalah studi tentang kekuasaan; siapa yang.
Filsafat Hak Asasi Manusia
By: Bianca, Jennifer, Anny.
Teori Dasar Sistem.
Software Engineering Rekayasa Perangkat Lunak
KEWAJIBAN PARA PUBLIC RELATIONS (TOUR OF DUTY) Pertemuan 3
HAK ASASI MANUSIA (HUMAN RIGHTS)
Heru Susetyo, SH. LL,M. M.Si. Ph.D.
SKOPE EKONOMI POLITIK DAN PEMBANGUNAN
Kerangka Konsep Karakteristik NGO
NEOREALISME.
Sistem Internasional Hartanto, SIP, MA
PARADIGM SHIFT JATI SURYANTO S.PD., MA.
Introduction to Sociology
HAK ASASI MANUSIA (HUMAN RIGHTS)
Open and Closed Social Stratification
TEORI HAM.
TEORI dan PRINSIP HAM.
The Administration of Development & The Development of Administration
CENTRAL TENDENCY Hartanto, SIP, MA Ilmu Hubungan Internasional
ANALISIS & DESAIN SISTEM
Hukum Diplomatik dan Konsuler Resiprositas dan Atribusi
HORTATORY EXPOSITION Nama : Syihabuddin ahmad al abid (XI-IPA 3 /32)
Master data Management
Pertemuan 4 CLASS DIAGRAM.
RATIONALISM Hartanto, S. I. P, M. A
Customer Relationship Management
Kelompok 10 – Kelas B: Bryan Bhaskara ( ) Febrina Husada ( )
How You Can Make Your Fleet Insurance London Claims Letter.
Don’t Forget to Avail the Timely Offers with Uber
Evidence-Based Medicine Prof. Carl Heneghan Director CEBM University of Oxford.
Studi Hubungan Internasional
Take a look at these photos.... Also, in case you're wondering where this hotel is, it isn't a hotel at all. It is a house! It's owned by the family of.
Struktur Sosial.
THE INFORMATION ABOUT HEALTH INSURANCE IN AUSTRALIA.
Lesson 2-1 Conditional Statements 1 Lesson 2-1 Conditional Statements.
By Yulius Suprianto Macroeconomics | 02 Maret 2019 Chapter-5: The Standard of Living Over Time and A Cross Countries Source: http//
Website: Website Technologies.
Draw a picture that shows where the knife, fork, spoon, and napkin are placed in a table setting.
2. Discussion TASK 1. WORK IN PAIRS Ask your partner. Then, in turn your friend asks you A. what kinds of product are there? B. why do people want to.
By Group 5. Once upon a time a lion was roaming in the jungle in search of a prey. Luckily, he saw a rabbit sleeping fast under a tree. He was delighted.
Wednesday/ September,  There are lots of problems with trade ◦ There may be some ways that some governments can make things better by intervening.
Transcript presentasi:

THE ENGLISH SCHOOL Hubungan Internasional Dosen: Hartanto, S.I.P, M.A. Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Respati Yogyakarta

The English School Teori ini didominasi oleh Teoritisi asal Inggris, dimana international society adalah obyek analisis yg paling utama. Several key thinkers can be noted, such as : Martin Wight (1977), Hedley Bull (1977), Adam Watson (1984), and John Vincent (1986). In more recent years, there are several influental member of the school, such as Robert Jackson, Tim Dunn, Nicholas Wheeler, Barry Buzan, and Richard Little.

The main thought of the English School Hedley Bull in his Anarchical Society defines the school as via media between Realism (Neorealism) and Revolutionalism (Idealism/Kantian). It is believe that the main actor of IR remains states and the international system is anarchy. However, albeit an anarchic one, it claims that sovereignty states succeeded in forming a society and order. There is a suprising high level of order and a low level of violence between states in the condition of anarchy. Anarchy is not chaos as what does happen in domestic level.

Hubungan internasional tidak semata-mata menggambarkan asumsi-asumsi realis, melainkan juga memiliki aspek-aspek kosmopolitan, yakni pemikiran yang melihat individu sebagai bagian dari umat manusia secara keseluruhan daripada bagian dari sebuah komunitas politik tertentu (warga negara). Dengan memperkenalkan konsepsi masyarakat internasional (international society of state), English school membedakan dirinya dari realisme yang melihat hubungan internasional sebagai perebutan kekuasaan (struggle for power) semata-mata dalam kerangka sistem internasional (international system of states).

Konsep masyarakat internasional juga membedakan English school dari liberalisme yang cenderung menganggap tatanan dunia saat ini sebagai langkah awal bagi terbentuknya sebuah komunitas politik universal yang akan menjamin keadilan bagi seluruh umat manusia. Tujuan utama English school adalah menjelaskan keberadaan tatanan yang berkembang di antara berbagai komunitas politik yang merdeka tanpa harus mengacu pada otoritas sentral yang lebih besar (oleh karenanya, anarkhi).

International System & International Society International System : it is formed when two or more states have sufficient contact between them and have sufficient impact on one another’s decisions to cause them to behave – at least in some measure – as parts of a whole (Bull-1977) International society: “it is formed when a group of states, conscious of certain common interests, common values, form a society in the sense that they conceive themselves to be bound by a common set of rules in their relations with one another, and share the works of common institution (Bull-1977).

Masyarakat internasional pada dasarnya tidak berbeda dari masyarakat domestik karena keduanya merupakan sarana untuk memenuhi tujuan-tujuan umat manusia dan berjalan dengan aturan-aturan dasar yang menentukan bagaimana anggota-anggotanya harus bertindak dan berperilaku ataupun aturan-aturan yang menentukan bagaimana aturan-aturan dasar tersebut dibuat dan dijalankan. Tatanan dalam masyarakat internasional muncul karena komunitas-komunitas politik yang menjadi anggota-anggotanya bersedia mengendalikan diri dalam penggunaan kekerasan dan mengedepankan cara-cara yang beradab dalam hubungan mereka.

From Power to Order

Bagaimana order tercipta dalam sistem yg anarki? Order tercipta karena semua negara pada dasarnya memiliki komitmen atas tiga nilai utama: menghindari konflik/perang, menunjung hak kekayaan pribadi (property rights), dan menjamin terjaganya setiap perjanjian (trust). Due to that matter states not only can make international system but also international society.

Order and Justice in IR

The tension within The English School The English School is interested in the processes which transform systems of states into societies of states. During that processes there’s a tension between maintaining order (the Pluralist group) and creating global justice (the Solidarist one) in certain particular issues. For example: 1. Nuclear weapon issues Pluralist: restriction of further development of nuclear. Solidarist: for the sake of justice all states has an equal right to acquire weapons including nuclear. 2. Humanitarian intervention. Pluralist : not allow for the sake of state’s sovereignty principle. Solidarist : it allow if human right values have been harmed.

Dalam kaitannya dengan transformasi ke arah masyarakat internasional, tatanan (order) dan keadilan (justice) merupakan dua tujuan yang sangat mengemuka yang seringkali sulit untuk dikombinasikan. Sejarah memberikan banyak contoh bagaimana prinsip keadilan yang menuntut semua negara diperlakukan sederajad dikorbankan demi tercapainya keseimbangan kekuatan (balance of power). Konflik antara keinginan untuk mencapai tatanan dan keadilan tetap berlangsung sampai sekarang seperti ditunjukkan oleh regim non proliferasi nuklir

Konflik antara keinginan untuk membangun order dan mencapai keadilan juga muncul dalam kaitannya dengan perbedaan gagasan mengenai keadilan. Dalam artian ini, upaya untuk memaksakan sebuah konsepsi keadilan kepada anggota masyarakat yang lain cenderung memperlemah upaya untuk membangun masyarakat internasional. Posisi English school cenderung pada menolak dua prinsip yang saling bertentangan: universalisme dan relativisme. English school menekankan penghargaan kepada pluralitas tanpa terjebak pada relativitas nilai dan menekankan pentingnya nilai dominan untuk memahami dan mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda.

The Revolt Again West and The Expansion of IC

Bentuk Revolusi Pertama, perjuangan untuk memperoleh kesamaan status sebagai negara berdaulat, seperti yang ditujukkan oleh Cina dan Jepang. Kerdua, perjuangan untuk mendapatkan kemerdekaan yang berlangsung di banyak daerah-daerah koloni atau jajahan. Perjuangan ini menggambarkan revolusi politik. Ketiga, revolusi rasial untuk menentang perbudakan dan perdagangan budak sebagai bentuk supremasi rasial.

Bentuk Revolusi Keempat, revolusi ekonomi untuk menentang berbagai bentuk ketidakmerataan serta eksploitasi akibat sistem perdagangan dan keuangan global yang didominasi Barat. Sekalipun revolusi ekonomi ini juga terkait dengan revolusi politik, perjuangan untuk mencapai keadilan ekonomi tetap berlangsung setelah masyarakat-masyarakat koloni mencapai kemerdekaan, seprti dimanifestasikan dalam tuntutan untuk membangun Tata Ekonomi Dunia Baru pada tahun 1970an. Kelima, revolusi kultural, yakni penolakan terhadap bentuk-bentuk imperialisme kultural. Upaya-upaya universalisasi konsepsi hak azasi manusia yang didasarkan pada individualme liberal, misalnya, secara jelas menggambarkan revolusi kultural ini.

Progress in International Relations

English School is principally about progress in the form of agreements about how to maintain order and, to a lesser degree, about how to promote support for principles of justice. Order is prior to justice, the point being that international order is a fragile achievement and that states have been unable to agree on the meaning of global justice. English School has defended international society from those who are intolerant of its deficiencies, impatient to see change and keen to use force and chicanery to bring other societies round to their preferred ideology. There is a parallel here with those classical realists who were opposed to the crusading mentality in international relations

Conclusion

English school merupakan sebuah pemikiran atau mazhab yang mempunyai asumsi adanya kerjasama dalam dunia yang anarkhi. Kerjasama itu berbentuk international society. Ada 3 pilar dari English School : Rationalism, Nilai-nilai demokrasi dan HAM. English School melihat negara sebagai sebuah produk dari kesepakatan-kesepakatan, atau melihat sebuah negara ditinjau dari asal-muasaknya, berbeda dengan kaum realis yang melihat sebuah negara sebagai sesuatu yang sudah jadi. Implikasi dari pemikiran English School : bahwa dalam pendangan paham ini dunia harus satu dalam Internasional Society, Mereka tidak melihat adanya pluralitas international society.