Teori Kesalahan dalam Kimia Analitik Bab II Teori Kesalahan dalam Kimia Analitik Bagian 1
Teori kesalahan dalam Kimia Analitik Tujuan analisis kuantitatif Besaran yang diukur Jenis-jenis kesalahan Ketelitian dan ketepatan Ukuran ketelitian Ukuran ketepatan Menyatakan hasil akhir Penolakan hasil pengukuran Uji kenormalan Uji t untuk membandingkan dua macam hasil analisa Uji keragaman (uji F) Analisis sidik ragam
Tujuan analisis kuantitatif Adalah pengukuran banyaknya komponen yang diinginkan dalam cuplikan yang dianalisis kembali
Besaran yang diukur Pada analisis gravimerti : berat Pada analisis volumetri : konsentrasi Pada analisis instrumens : berbagai sifat fisik dari sistem yang dianalisis kembali
Jenis-jenis kesalahan Kesalahan sistematik Bersifat konstan, menimbulkan penyimpangan tertentu yang mempengaruhi kesalahan-kesalahan sistematik : ialah kesalahan operasional, alat, pereaksi dan metode. Kesalahan acak Selalu terjadi dalam analisa akibat adanya sedikit variasi yang tidak dapat ditentukan dalam setiap langkah prosedur analisis, umumnya kecil sehingga nilai rata-rata tidak terlalu jauh dari nilai sebenarnya. kembali
Cara memperkecil kesalahan sistimatik Kalibrasi Penetapan blanko Penetapan kontrol pembanding Penetapan ulangan Penetapan dengan berbagai metode kembali
Ketelitian dan ketepatan Ketelitian (precision) : nilai-nilai yg diperoleh kecil perbedaanya satu sama lain Ketepatan (accuracy) : nilai-nilai yang diperoleh dekat dengan nilai sebenarnya Biasanya dilakukan serangkaian penetapan dan hasilnya dinyatakan se- Bagai nilsi rata-rata (mean) kembali
Ukuran ketelitian Range ; selisih hasil penetapan terbesar dengan terkecil Penyimpangan rata-rata (mean deviation) : rata-rata penyimpangan hasil penetapan, tanpa memperhatikan tanda deviasinya (+ atau -) Simpangan baku (standar deviation) kembali
Ukuran ketepatan Kesalahan mutlak (d) d = I μ – x I μ = nilai sebenarnya Kesalahan nisbi dalam persen Dalam ppt (bagian perseribu) kembali
Menyatakan Hasil Akhir Hasil akhir analisis kimia umumnya dinyatakan dalam nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata dihitung setelah pemeriksaan apakah ada hasil analisa yang ditolak. Karena selalu mengandung unsur kesalahan maka selain nilai rata-rata perlu disertakan batas kesalahannya (limit of error) kembali
Contoh: Hasil analisa besi dalam bijih besi 4 kali penetapan (n) X = 15,30 % = 0,10 % T tabel 99% = 5,841
Sampai jumpa minggu depan selamat belajar