bagi pengelola LABORATORIUM mIPa di sekolah menengah Kompetensi dasar bagi pengelola LABORATORIUM mIPa di sekolah menengah ( Dari sudut pandang praktisi pengembang lab. mipa ) dipersiapkan Oleh Sudrajat ( Staf pengajar) FMIPA UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA Tahun 2009
Menurut Hoffman (Hill & Houghton, 2001) Kompetensi adalah: (1). Competency is defined as observable performance”. (2). Competency is ”Refers to the standard or quality of the outcome of the person's performance”. (3).”Competence as an expression of the underlying attributes of a person”.
5 DIMENSI KOMPETENSI TASK SKILLS TRANSFER SKILLS JOB/ROLE TASK ENVIRONMENT SKILLS TASK MANAGEMENT SKILLS CONTINGENCY MANAGEMENT SKILLS
Contingency Management Skills: e.g.mobil mogok dan tahu cara mengatsinya Task Management skills: Menyesuaikan kaca spion, tempat duduk, Job/ Role environment skills: e.g. mampu membaca rambu lalu lintas serta mematuhinya Task Skills: e.g. maju, mundur, belok kiri, kanan Transfer/ Adoption skills: e.g. mampu mengemudi dengan stir kiri atau punkanan
APA YANG DIMAKSUD DENGAN KOMPETEN KOMPETEN MENCAKUP KEMAMPUAN : 1.MENGHASILKAN KINERJA SESUAI TARAF KETERAMPILAN YANG DISEPAKATI/ DIPERSYARATKAN (TASK SKILL) 2. MENGORGANISASIKAN TUGAS-TUGAS SECARA SPESIFIK (TASK MANAGEMENT SKILL) 3. BEREAKSI SECARA TEPAT JIKA TIMBUL MASALAH (MAMPU MENGATASI MASALAH) (CONTINGENCY MANAGEMENT SKILL) 4. BERPERAN SECARA BENAR DI DALAM LINGKUNGAN KERJANYA (JOB/ROLE ENVIRONMENT SKILLS) 5. MENERAPKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILANNYA PADA SITUASI YG BARU (TRANSFER/ADOPTION SKILL)
JENJANG KOMPETENSI KOMPETENSI UTAMA : Kemampuan minimal untuk menampilkan unjuk kerja yang memuaskan sesuai dengan bidang kajian KOMPETENSI PENDUKUNG : Kemampuan yang dapat mendukung kompetensi utama KOMPETENSI LAIN : Kemampuan yang ditambahkan yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup, dan ditetapkan berdasarkan keadaan serta kebutuhan lingkungan sekitar
Apakah IPA ? IPA dapat dipandang sebagai suatu ilmu pengetahuan yang kebenarannya dibenarkan menurut tolok ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis,diterima oleh akal sehat; Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataannya atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui inderanya.
IPA dipandang sebagai suatu produk dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Produk IPA ini berupa : Teori, Hukum-hukum, d. Prinsip d. Generalisasi Konsep Fakta.
IPA dipandang sebagai proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam tersebut memerlukan suatu tatacara tertentu yang sifatnya : analitis, cermat, lengkap serta menghubungkan gejala alam yang satu dengan yang lainnya sehingga keseluruhan membentuk suatu sudut pandang yang baru tentang objek yang diamatinya.
SISTEM KONSTRUK ( PENGETAHUAN RASIONAL IPA) Menurut Margenau ( Robinson, 1969), kebenaran IPA itu selalu berubah. Jika dianggap statis, biasanya karena kemampuan analisis manusia itu bersifat terbatas. Pengalaman seseorang akan mempengaruhi kebenaran. Sehingga, kebenaran dalam bidang IPA dengan sendirinya bersifat dinamis, mengalami pertumbuhan dan perubahan sesuai dengan pertumbuhan dan perubahan pengetahuan seseorang.
FAKTA ------------------------- Proses Konstruksi dipersepsi Ilmu Pengetahuan GEJALA ALAM dalam Otak Anak -------------------------------- diuji kembali Konsep Prinsip Hukum Teori Kenyataan Empiris diolah dalam sistem Konstruk dan dapat menghasilkan Kebenaran ( Konsep, Prinsip, Hukum, Teori ) dan Selanjutnya Kebenaran tersebut akan diuji dengan Kenyataan Alami berikutnya.
Proses Belajar IPA dapat digambarkan sebagai suatu Lingkaran, dimana ada proses INDUKSI dan ada proses DEDUKSI. Kita harus dengan jelas membedakan mana yang merupakan komponen deduksi dan mana yang merupakan komponen Induksi, hal ini akan membantu untuk menentukan strategi belajar IPA.
Proses Belajar IPA Prinsip HK Teori Hipotesis deduksi Induksi Konsep Lapangan ( Pengamatan) Penting ! Dari gambar di atas, tampak jelas bahwa pada setiap tingkat dapat dipandang sebagai permulaan ,akhir dan kelanjutan untuk Belajar IPA . Namun demikian, belajar secara kongkrit dipandang sebagai tk belajar yg lebih sederhana dibandingkan belajar secara abstrak. Sehingga tingkat permulaan, akhir dan kelanjutan proses belajar IPA dapat ditempatkan pada daerah Pengamatan .
PROSES SAINTIFIK Merupakan Kegiatan-kegiatan atau langkah-langkah yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan di dalam melakukan penelitian-penelitiannya. 1). Observasi/ Pengamatan 2). Pengukuran 3). Perhitungan 4). Klasifikasi 5). Interpretasi 6). Prediksi 7). Hipotesis 8). Mengendalikan Variabel 9). Merencanakan dan melaksanakan penelitian 10). Inferensi 11). Aplikasi 12). Komunikasi
PRAKTIKUM DEFINISI : STRATEGI PEMBELAJARAN YANG MEMUNGKINKAN SISWA DAPAT MEMPRAKTEKKAN SECARA EMPIRIS DALAM BELAJAR IPA , MENGINTEGRASIKAN KEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF MENGGUNAKAN SARANA LABORATORIUM LABORATORIUM : TEMPAT KERJA (BENGKEL, R.S, STUDIO, LAUT, PASAR, HOTEL, PERKANTORAN, PABRIK,DLL)
PRAKTIKUM UNTUK : - Ketrampilan Kognitif yg tinggi melatih agar teori dapat dimengerti, agar segi-segi teori yg berlainan dapat diintegrasikan, agar teori dapat diterapkan pada keadaan problema nyata. - Ketrampilan Afektif Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri, belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya dan belajar menghargai bidangnya.
PRAKTIKUM UNTUK : -Ketrampilan Psikomotor Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan, Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu
PRAKTIKUM Tujuan yg dapat dicapai melalui praktikum A. Problema - Mengenal - Analisa - Formulasi - Kriteria B. Informasi - Mengumpulkan - Menganalisa - Mengarahkan
PRAKTIKUM Tujuan yg dapat dicapai melalui praktikum C. Hipotesa - Menyusun - Menyeleksi - Kriteria D. Percobaan - Rencana - Mengerjakan - Statistik - Optimalisasi
PRAKTIKUM Tujuan yg dapat dicapai melalui praktikum E. Kesimpulan - Hipotesa - Problema F. Laporan - Catatan - Laporan
Dampak Pengiring Praktek Lab. Kerjasama Solidaritas Kolegial Kemitraan Kebanggaaan Profesi
PRAKTIKUM KOMPONEN PENTING DALAM PEMBELAJARAN MIPA HASIL IDENTIFIKASI KOMPETENSI LULUSAN YANG DIHARAPKAN BIAYA MAHAL, MAKA HARUS EFEKTIF DAN EFISIEN DIRENCANAKAN, DILAKSANAKAN DAN DIEVALUASI DENGAN BAIK DAN BENAR
KEGUNAAN PRAKTKUM MELATIH KETRAMPILAN MEMPRAKTEKKAN DAN MENGINTEGRASIKAN PENGETAHUAN YANG DIPUNYAI DALAM ALAM NYATA MEMBUKTIKAN DAN MENEMUKAN KONSEP SECARA ILMIAH
RANAH PRAKTIKUM KOGNITIF MENDALAMI TEORI MENGGABUNGKAN TEORI YG ADA MENERAPKAN TEORI PSIKOMOTOR MEMILIH, MEMPERSIAPKAN DAN MENGGUNAKAN ALAT DAN BAHAN AFEKTIF BEKERJASAMA, DISIPLIN, JUJUR, TERBUKA, MENGHARGAI ILMU
PENGEMBANGAN PSIKOMOTORIK DAN INQUIRY ANAK DIDIK LATIHAN PSIKOMOTORIK : - LATIHAN KETRAMPILAN DIUTAMAKAN LATIHAN PENEMUAN ILMIAH MASALAH > TEORI RELEVAN > HIPOTESIS > EKSPERIMEN > DATA EMPIRIS > UJI HIPOTESIS > SIMPULAN > LAPORAN
PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DI LABORATORIUM MIPA 1. Adopsi filosofi mutu Pengajaran di Lab yang bermutu adalah yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan siswa. Kebutuhan siswa adalah dapat belajar sesuatu yang baru dan berguna bagi masa depan dirinya. Harapannya adalah dapat belajar secara jelas. Pengajaran di Lab yang bermutu adalah yang secara keseluruhan memberi kepuasan kepada siswa. Kepuasannya bisa berasal dari : 1. Tujuan pengajaran & pelatihan yang bisa dimengerti, dan yang berkaitan dengan tujuan dirinya sendiri. 2. Materi pelajaran/pelatihan yang sesuai dengan tujuan pengajaran/pelatihan. HEDS 2
2. Fokus pada pelanggan 3. Pengalaman belajar yang menyenangkan : - Suasana lingkungan Lab. yang kondusif untuk belajar. - PBM yang efektif dan efisien. - Pengarahan belajar yang jelas. - Dan lain sebagainya. 4. Dapat mentransfer hasil belajarnya, se- hingga siswa dapat merasakan kemanfaatan belajar. 2. Fokus pada pelanggan Perhatian pengajar harus selalu dipusatkan pada kebutuhan dan harapan para siswa. Tugas utama pengajar adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan harapan para siswa. Untuk ini pengajar harus dapat : - mengetahui ciri-ciri siswanya. - mengidentifikasi dan menganalisa kebutuhan dan harapan siswa. HEDS 3
3. Pendekatan kerjasama kelompok Hasil pemikiran dan kerja kelompok selalu lebih baik dari hasil orang seorang. Ada dua macam kelompok untuk mutu Lab : 1. Kelompok pengajar (plus asisten, teknisi, laboran, dll ) dalam satu Lab. 2. Pengajar dan siswa dalam satu Lab. Kelompok Pengajar harus bekerjasama menyusun strategi untuk bisa membe-lajarkan siswa secara efektif dan efisien. Satu atau dua pengajar saja yang “mengajar” secara baik tidaklah cukup. Semua pengajar seharusnya bekerjasama agar semuanya dapat menjadi pengajar yang baik. HEDS 4
Kelompok Pengajar-siswa : Pengajar dan siswanya harus bisa bekerja sebagai tim yang efektif untuk mencapai tujuan belajar mengajar. Pengajar dan siswa mempunya tujuan yang sama dari proses belajar-mengajar. Pengajar ingin menjadi pengajar yang baik, dan siswa ingin belajar secara efektif. Pengajar tidak bisa dikatakan sebagai pengajar yang baik bila siswanya tidak bisa belajar dengan baik. Sebaliknya siswa akan sulit belajar dengan baik bila pengajarnya tidak baik. Sebagai anggota kelompok atau tim mereka harus kenal satu sama lain secara baik melalui interaksi yang sering dan intensif, yang kemudian akan menghasilkan adanya Proses Belajar-Mengajar yang efektif dan efisien. HEDS 5
4. Kepemimpinan yang membantu Belajar itu tidak mudah, apalagi kalau harus belajar sendiri. Karena itu ada guru atau pengajar yang bertugas memotivasi, mengarah-kan dan mempermudah serta mempercepat proses belajar orang-orang yang akan belajar. Belajar perlu motivasi; motivasi bisa berasal dari dalam diri sendiri (intrinsic motivation), tetapi juga bisa berasal dari luar (extrinsic motivation). Yang dari luar ini antaranya berasal dari guru atau pengajar. Dengan motivasi yang kuat, proses Belajar dapat berjalan dengan cepat dan lancar. Guru atau Pengajar berfungsi sebagai pendorong, penggerak dan pengarah proses belajar siswa. HEDS 6
Dalam Lab pengajar berfungsi sebagai pemimpin Dalam Lab pengajar berfungsi sebagai pemimpin. Dialah yang diharapkan mempengaruhi perilaku belajar dari para siswa. Oleh karena itu dia harus memiliki kepemimpinan. Kepemimpinan dalam Lab tidak asal bisa mempengaruhi perilaku siswa, tetapi pengaruh yang bersifat memberdayakan siswa. Kepemimpinan pengajar se-harusnya memberdayakan siswa, sehingga mereka akan menjadi lebih mampu mempelajari segala apa yang memang harus dipelajari. Belajar Kepemimpinan yang membuat orang merasa lebih berdaya adalah kepemimpinan yang membantu. HEDS 7
5. Komitmen pada Mutu Harus ada kesadaran dan keyakinan akan perlunya mutu pendidikan; dan karenanya perlu ada tekat dan rasa keterikatan yang kuat untuk menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan/pengajaran. IJASAH -------- ---------- ------------ ------- Pengajaran yang tak bermutu sama nilainya dengan tanpa pengajaran. Pendidikan yang tak bermutu bisa berakibat yang lebih berbahaya dari tanpa pendidikan. Komitmen yang kuat pada mutu pendidikan akan menggerakkan usaha yang terus-me-nerus untuk meningkatkan mutu, dan tidak akan menyerah pada kendala-kendala dan kesulitan-kesulitan lain yang menghadang. HEDS 8
6. Memperbaiki Mutu KBM MIPA secara berkelanjutan Tekad untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran harus dibuktikan dengan adanya usaha-usaha nyata memperbaiki mutu. Tidak hanya sekali memperbaiki dan selesai, tetapi sedikit demi sedikit secara terus-menerus. Mutu pendidikan/pengajaran tidak ada langit-langitnya, karena itu tidak mungkin meningkatkan mutu sekaligus dan selesai. Setiap kali perlu ditetapkan standar mutu yang ingin dicapai. Standar mutu pendidikan/pengajaran ini perlu ditingkatkan sedikit demi sedikit sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. HEDS 9
7. Keputusan berdasarkan data dan fakta Sebelum melakukan berbagai perbaikan mutu pendidikan/pengajaran harus melewati berma-cam pengambilan kesimpulan, penilaian, dan keputusan. Semua itu harus diambil/ dibuat berdasarkan fakta yang ada dan/atau data yang tersedia. Tanpa itu kesimpulan dan keputusan itu akan mengandung kelemahan dan keraguan, sehingga pelaksanaannyapun akan ragu-ragu. Mengidentifikasi masalah pengajaran di Lab juga perlu didasari oleh berbagai data dan fakta. Misalnya nilai rata-rata Lab, jumlah maha-siswa yang bertanya waktu praktikum, jumlah kehadira siswa , buku yang tersedia di perpustakaan, dll. Biasakanlah mengumpulkan data !!! 10 HEDS
8. Program belajar sambil bekerja Mengajar di Lab jangan dilihat sebagai pekerjaan rutin yang sama saja dari waktu ke waktu. Ini bisa membosankan. Sebaliknya bila kerja mengajar itu dilihat sebagai pelajaran yang harus dicermati (oleh pengajar), maka selain akan selalu menarik juga akan menggugah pe-ngajar untuk mencari dan mencoba prosedur-prosedur lain yang sekiranya akan lebih efektif dan lebih baik mutunya. Setiap kegiatan di Lab direncanakan dengan baik, dilaksa-nakan dengan cermat, dan hasilnya dievaluasi dibandingkan dengan standar mutu yang ditentukan sebelumnya. - Carilah instruktur atau tutor untuk Anda dan rekan-rekan. - Meliputi materi, metoda, prosedur, dll. Ini sangat mengasyikkan. HEDS 11
Alat dan Teknik untuk perbaikan mutu 9. Alat dan Teknik untuk perbaikan mutu Data dan fakta yang ada dapat disajikan dengan berbagai alat dan teknik untuk bisa dianalisa dan disimpulkan. - Flowchart - Diagram tulang ikan - Tabel - Diagram Pareto - Gantt Chart - Medan Gaya - Histogram - Afinitas - Matrik - Check Sheet - Brainstorming - Lain-lain. Orang Lingkungan Peralatan SEBAB Akibat Material Prosedur Diagram Tulang Ikan (Ishikawa Diagram) 12 HEDS
10. Perbaikan Proses yang Preventif Rendahnya mutu biasanya lebih banyak disebabkan oleh kurang tepatnya prosedur yang menghasilkan adanya proses yang tidak mendatangkan hasil seperti yang diharapkan. Oleh karena itu dari waktu ke waktu prosedur kerja yang digunakan di Lab perlu ditinjau apakah menda-tangkan hasil yang diharapkan. Bila tidak maka prosedur itu perlu diubah dengan yang lebih baik dan sesuai. Setiap prosedur kerja baru harus dicoba lebih dahulu. Kalau hasilnya memuaskan baru diadopsi. Dengan begitu dapat di- cegah adanya kegagalan yang tidak perlu. HEDS 13
11. Pengakuan dan Penghargaan Bagi pengajar, siswa atau pegawai yang telah berusaha memperbaiki mutu pendidikan-/pengajaran perlu diberi pengakuan dan peng-hargaan agar semua yang bersangkutan dengan pendidikan/pengajaran itu terdorong untuk terus melakukan usaha-usaha perbaikan . Siswa ataupun pengajar dapat saja mencoba cara-cara belajar baru yang lebih efektif. Kalau ini terjadi maka seyogyanya usaha mereka itu diakui dan diberi penghargaan sepantasnya. Usaha Perbaikan mutu pengajaran bukan monopoli pengajar dan pimpinan sekolah saja. Untuk mengundang partisipasi dari semua fihak, adanya sistem pengakuan dan penghargaan ini sangat penting. HEDS 14
12. Perbaikan Prosedur Antar Fungsional Pengajaran dan pendidikan yang bermutu bukan hasil karya orang secara individual, tetapi hasil kerja banyak orang yang bekerja-sama. Orang-orang yang bekerjasama itu mungkin berbeda status dan fungsinya. Karena itu perlu ditingkatkan prosedur-prosedur yang menghasilkan kerjasama antar fungsional itu. Misalnya perlu dikembangkan prosedur yang lebih memudahkan kerjasama antar pengajar dengan siswa, dengan teknisi, laboran, pustakawan, pegawai administrasi, dan dengan sesama pengajar. Prosedur yang memudahkan interaksi antar mereka ini perlu dikembangkan dan diperbaiki. 15 HEDS
13. Struktur yang mengundang partsipasi Struktur adalah cara pengaturan yang mantap, yang memungkin-kan sebanyak mungkin orang untuk berpartisipasi memperbaiki proses belajar-mengajar. Misalnya : rencanakan dan tradisikan adanya pertemuan antar pengajar dan siswa untuk mereview proses B-M, dan berdiskusi dalam rangka mencari cara-cara yang lebih baik dan lebih efektif untuk mencapai pendidikan/pengajaran yang bermutu. Demikian pula pertemuan antara para pengajar dengan orang tua mahasiswa , para pengusaha, unsur pemerintah, tokoh masyarakat, dan para donatur. HEDS 16
PERLU TEKNISI / LABORAN membantu Guru Bantu : MENCAPAI TUJUAN, HARUS : JELAS, TERUKUR DAN RELEVAN DG TUNTUTAN PROFESIONAL LULUSAN MENDESAIN PRAKTIKUM, AGAR DAPAT MENCAPAI TUJUAN INSTRUKSIONAL YG DIHARAPKAN MENERAPKAN PENGALAMAN BELAJAR YANG MENARIK DAN MENYENANGKAN EVALUASI HASIL DAN PROSES PRAKTIKUM YANG VALID DAN RELIABLE
Manajemen Laboratorium : Stoner, Freeman, & Gilbert (1995) menyebutkan “Management: the process of planning, organizing, leading, and controlling the work of organization members and of using all available organizational resources to reach stated organizational goals”. Menurut Daft (1991 ) “Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning, organizing, leading, and controlling organizational resource
Dalam Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2007 disebutkan bahwa komponen fasilitas laboratorium IPA di SMA meliputi (1) bangunan/ruang laboratorium, (2) perabot, (3) peralatan pendidikan, (4) alat dan bahan percobaan, (5) media pendidikan, (6) bahan habis pakai, (7) perlengkapan lainnya.
Pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium IPA sebagai fasilitas sekolah harus memperhatikan faktor kondisi dan mutu fasilitas, karena kedua faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung terhadap proses pendidikan.
Menurut Roehrich & Patrick (2003), menyatakan sbb: School facility factors such as building age and condition, quality of maintenance, temperature, lighting, noise, color, and air quality can affect student health, safety, sense of self, and psychological state. Research has also shown that the quality of facilities influences citizen perceptions of schools and can serve as a point of community pride and increased support for public education.
KOMPETENSI PENGELOLA LABORATORIUM MIPA DI SEKOLAH YANG DIPERLUKAN
Katz (Robbins, 2001) membagi tiga keterampilan manajemen yang mutlak diperlukan, yaitu: keterampilan teknik, keterampilan personal, keterampilan konseptual. - Keterampilan teknis berkaitan dengan kemampuan menerapkan pengetahuan atau keahlian khusus. - Keterampilan personal berkaitan dengan kemampuan bekerjasama, memahami, dan memotivasi orang lain. - Keterampilan konseptual berkaitan dengan kemampuan mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang rumit.
Manajemen laboratorium IPA yang efektif adalah manajemen laboratorium yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan laboratorium secara konsisten dan berkesinambungan serta mengelola sumberdaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen laboratorium IPA berkaitan dengan proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap kegiatan laboratorium IPA.
A. KOMPETENSI MENTAL YANG DIPERLUKAN HARUS BERJIWA VISIONER PUNYA MOTIVASI MENGEMBANGKAN LABORATORIUM YANG TINGGI MENCINTAI KERJA ILMIAH DI LABORATORIUM TAHAN BANTING/TIDAK MUDAH MENYERAH MENCINTAI PEKERJAANNYA SEPENUH HATI/ BANYAK PENGORBANAN UNTUK MEMAJUKAN LABORATORIUM D. KREATIF E. DINAMIS F. MUDAH BERGAUL ,TIDAK KAKU G. TIDAK DITAKUTI ANAK-ANAK H. Melaksanakan Komunikasi Interpersonal kemampuan untuk menerima dan melanjutkan informasi, menyediakan informasi untuk orang lain, dan membuat laporan hasil kerja
B. KEMAMPUAN MANAJERIAL Mampu mengelola laboratorium; 2. Mampu melaksanakan Peran dan fungsi laboratorium; 3. Mampu memanfaatkan laboratorium untuk kegiatan pembelajaran; 4. Mampu mengupayakan standar minimal sarana dan prasarana laboratorium; serta alat/bahan yang harus ada di dalamnya; 5. Menguasai operasional masing-masing alat yang ada di laboratorium;
6. mengusai standar prosedur operasional bekerja di laboratorium; 7. menguasai aspek-aspek keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium; 8. menguasai cara-cara menangani kecelakaan di 9. menguasai cara-cara menata alat/bahan di 10. menguasai cara-cara mengadministrasikan alat dan bahan; dan 11. menguasai cara-cara merawat peralatan khusus di laboratorium
C. KEMAMPUAN TEKNIS LABORATORIUM Melaksanakan kegiatan di laboratorium dengan benar.Unit kompetensi ini menjelaskan tentang kemampuan untuk bekerja di laboratorium dengan benar,yang mencakup antara lain melaksanakan pemantauan kondisi lingkungan laboratorium,melaksanakan pengecekan bahan uji dan bahan pendukung, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan kegiatan kontrol layanan laboratorium.
C. KEMAMPUAN TEKNIS LABORATORIUM 2. Mengatur kebersihan dan menyiapkan laboratorium untuk kegiatan praktikum rutin. Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk membersihkan wilayah kerja dan mengkondisikan lingkungan laboratorium untuk praktikum rutin 3. Menyimpan pereaksi yang masih bisa digunakan dan membuang pereaksi yang kedaluarsa. Unit kompetensi ini digunakan oleh laboran untuk menyimpan pereaksi yang masih bisa digunakan dan membuang pereaksi (termasuk sisa pereaksi) yang kadaluarsa
C. KEMAMPUAN TEKNIS LABORATORIUM 4.Mengatur dan merawat kebersihan peralatan gelas, keramik dan alat penunjang praktikum lainnya.Unit kompetensi ini mencakup kemampuanmenyiapkan peralatan dan bahan pembersih serta membersihkan dan merawat peralatan gelas, keramik dan alat penunjang lainnya
C. KEMAMPUAN TEKNIS LABORATORIUM 5. Mampu menangani sampel/bahan praktikum Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk mendapatkan sampel/bahan yang representative sebagai bagian dari aktivitas kontrol mutu kegiatan praktikum 6. Membuat dan menstandardisasi larutan/pereaksi.Unit kompetensi ini digunakan untuk menyiapkan larutan pereaksi yang akan digunakan pada proses praktikum kimia pada tingkat ketelitian rendah, sedang, dan tinggi
C. KEMAMPUAN TEKNIS LABORATORIUM 7. Bekerja berdasarkan K-3 Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja termasuk meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja. 8. Mampu mengelola dan melaksanakan semua acara praktikum yang telah ditetapkan dalam satuan kurikulum dengan bekerja dengan para guru yang ada
SEKIAN TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA