RASIO PROFITABILITAS Kuliah ke-7
Pengertian Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hasil pengukuran ini dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektiv atau tidak.
Tujuan rasio profitabilitas : 1. Mengukur laba yg dihasilkan. 2. Menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 3. Menilai besarnya laba setelah pajak dg modal sendiri. 4.Mengukur produktivitas perusahaan dari seluruh dana perusahaan yg digunakan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Manfaat Rasio Profitabilitas : Mengetahui besarnya tingkat laba Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu Mengetahui besarnya laba bersih setelah pajak dg modal sendiri Mengetahui produktivitas dari seluruh dana yg digunakan oleh perusahaan
Jenis Rasio Profitabilitas Gross Profit margin Operating rasio Net profit margin Return on Invesment (ROI) Return on Total Assets (ROA) Return on Equity (ROE)
IV. Rasio profitabilitas 1. Rasio gross profit margin merupakan rasio yg digunakan untuk mengukur margin laba kotor atas penjualan pada suatu periode tertentu
Rumus gross profit margin : Laba bruto GPM = ----------------- x 100% Penjualan Neto 2250 GPM = ---------------- x 100% = 26,47 % 8500
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih. Setiap Rp.100 penjualan bersih dapat menghasilkan laba bruto sebesar Rp.26,47,-
HPP + Biaya operasional 2. Operating rasio Operating rasio merupakan rasio yg digunakan untuk mengukur besarnya biaya operasional dalam menghasilkan tingkat penjualan pada suatu periode. Rumus nya : HPP + Biaya operasional OR = ------------------------------- x 100% Penjualan bersih
Besarnya biaya operasional yg digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan bersih. Setiap Rp. 100,- penjualan mempunyai biaya operasi sebesar Rp 86,- Makin besar rasio ini menunjukkan semakin buruk kondisinya. 6250 +1.065 OR = ------------------------------- x 100% = 86 % 8.500
3. Net profit margin Net profit margin merupakan rasio yg digunakan untuk mengukur margin laba bersih setelah pajak (EAT) atas penjualan neto pada suatu periode tertentu Laba setelah pajak NPM = -------------------------------- x 100% penjualan neto
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak dari penjualan bersih. Setiap Rp.100,- penjualan bersih dapat menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp.6,50,- 560 NPM = --------------------- x 100% = 6,5 % 8.500
4. Return on Total Assets (ROA) Return on Total Assets (ROA) merupakan rasio yg menunjukkan hasil laba bersih operasional atas jumlah aset yg digunakan dalam perusahaan Laba bersih operasi (EBIT) ROA = ---------------------------------- x 100% aset bersih
Kemampuan perusahaan mendapatkan laba bersih sebelum pajak dengan aset yang dimiliki. Setiap Rp.100,- aset yang dimiliki dapat menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp.11,90 950 ROA = ------------------------- x 100% = 11,9 % 8.000
5. Return on Invesment (ROI) Return on Invesment (ROI) merupakan rasio yg digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak (EAT) dengan jumlah aset perusahaan EAT ROI = ------------------------- x 100% aset bersih
560 ROI = --------------------- x 100% = 7 % 8.000 Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan aset yang dimiliki. Setiap Rp.100,- aset yang dimiliki dpt menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp.7,-
6. Return on Equity (ROE) Return on Equity (ROE) merupakan rasio yg digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan equity perusahaan EAT ROE = ---------------------------- x 100% modal sendiri (equity)
Kemampuan modal sendiri (equity) dalam menghasilkan laba setelah pajak. Setiap Rp.100,- modal sendiri dapat menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp.22,85,- 560 ROE = ----------------- x 100% = 22,85 % 2.450