WAHYU WIBOWO 2008. POSISI BAHASA INDONESIA  Soempah Pemoeda 1928;  Jumlah penutur (BI & bahasa ibu);  Luas penyebaran (Semenanjung Melayu, Kep. Riau-

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERTEMUAN: 1 I. PENULISAN KARYA ILMIAH
Advertisements

PENULISAN BAHAN AJAR PAU-PPAI-UT.
POKOK BAHASAN 2 RISHE PURNAMA DEWI.
Teknik Penulisan Jurnal Ilmiah
MAKALAH Neneng Sri Wulan.
STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH UNTUK JURNAL BEREPUTASI
METODE ILMIAH 2.
SISTEMATIKA PENULISAN ILMIAH Saryono. Susunan Laporan Penelitian  Baris kepemilikan  Judul  Abstrak  Pendahuluan  Tinjauan Pustaka  Metode Penulisan/
SEJARAH SINGKAT, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
KEGIATAN MENULIS DI PERGURUAN TINGGI
BAB 2 KARYA TULIS ILMIAH Konsep Dasar Karya Tulis Ilmiah
RAGAM BAHASA KARYA TULIS BUKAN FIKSI DAN FIKSI Pertemuan 2
RAGAM BAHASA KARYA TULIS BUKAN FIKSI DAN FIKSI Pertemuan 2
WAHYU WIBOWO 2012 (tata permainan) BAHASA ARTIKEL ILMIAH WAHYU WIBOWO 2012.
KARYA TULIS ILMIAH BIDANG IPA Insih Wilujeng, M.Pd S-1 Pend. Fisika FMIPA UNY S-2 Pend. IPA UNESA S-3 Pend. IPA UPI.
(WAHYU WIBOWO, 2011) Oleh: Dr. Sutiyono. ABAD INI ADALAH ABAD BAHASA  Dalam memaknai realitas, manusia tidak lagi menjadi subjek bahasa. Manusia justru.
WAHYU WIBOWO ABAD BAHASA DEWASA INI  Dalam memaknai realitas, manusia tidak lagi menjadi subjek bahasa, sejarah, wacana,
METODE PENULISAN ILMIAH PERTEMUAN 2: PENDAHULUAN
ARTIKEL ILMIAH.
KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
BAB I PENULISAN KARANGAN
Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah
RESENSI BUKU KELOMPOK 4.
Bahasa dalam Tulisan Ilmiah
KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Sapja Anantanyu.
METODE PENULISAN ILMIAH PERTEMUAN 2: PENDAHULUAN
BAB V TEMA, TOPIK DAN JUDUL.
BAB I Bahasa Indonesia.
KARANGAN ILMIAH, ILMIAH POPULER, DAN NONILMIAH
Oleh: IDA ROSIDA,A.Ma DCT KELOMPOK TEMATIK
Pendekatan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Proposal Penyusunan perencanaan penelitian hukum perlu dijelaskan mengenai metode analisa yang akan diterapkan. Misalnya metode kualitatif atau metode.
Artikel
FORMAT PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
WAHYU WIBOWO 2011 BAHASA ARTIKEL ILMIAH WAHYU WIBOWO 2011.
BAHASA TATA TULIS ILMIAH
TATA TULIS KARYA ILMIAH TAHUN AKADEMIK 2016/
PERTEMUAN 3 DAN 4.
Konsep Karya Ilmiah By Ishmah Zakiyah.
Bahasa Indonesia yang baik dan Benar
RAGAM BAHASA.
MEMBUAT PROPOSAL PENELITIAN DAN TUGAS AKHIR
Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru
ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PEDAGOGIK: Jurnal Kependidikan
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DAN RAGAM BAHASA
Karangan Ilmiah, Ilmiah Populer, dan Nonilmiah
Oleh: WAHYU PURNOMOJATI PENGAWAS SMA BOYOLALI
KARANGAN ILMIAH, ILMIAH POPULER, DAN NONILMIAH
Dr. WAHYU WIBOWO/ARJU SUSANTO 2014
PENDAHULUAN, PENDEKATAN DAN METODE
Kuliah 6 Editorial dan Penyuntingan Berita
Oleh: Ary Kristiyani, M. Hum.
Penggolongan Karangan
Penggunaan Aspek Kebahasaan dalam Penulisan Karya Ilmiah
Dr. WAHYU WIBOWO 2013 (tata permainan) BAHASA ARTIKEL ILMIAH Dr. WAHYU WIBOWO 2013.
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH UNTUK SEMINAR DAN PUBLIKASI Herman Mawengkang Departemen Matematika, FMIPA USU UNIMAL
Pertemuan I MG Catur Yuantari
Sarana Ilmiah Dian Rahmawati F
Dischia Adbilla Axeleana (A
Penulisan Esai Disampaikan dalam Diklat LPM UNIROW Tuban
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
HAKIKAT MAKALAH Kelompok 3: DEVRIE ADITYA PURNAMA GINA ARTHA
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH
KONSEP DASAR PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
MISI KARYA ILMIAH DALAM UNIVERSITAS
SWASUNTING ARTIKEL ILMIAH untuk Publikasi
BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH HUKUM
WAHYU WIBOWO 2011 BAHASA ARTIKEL ILMIAH WAHYU WIBOWO 2011.
Penulisan karya ilmiah. Biodata:  Nama Lengkap : Dr. Asep Mahpudz, M.Si  Tempat, tanggal Lahir: Bandung, 8 Nopember 1966  Pekerjaan :  Dosen di FKIP.
Transcript presentasi:

WAHYU WIBOWO 2008

POSISI BAHASA INDONESIA  Soempah Pemoeda 1928;  Jumlah penutur (BI & bahasa ibu);  Luas penyebaran (Semenanjung Melayu, Kep. Riau- Lingga, pantai timur Sumatera => pulau);  Peranan sebagai sarana ilmu & budaya (penelitian & karya sastra);  Fungsi & Kedudukan (bahasa resmi, bahasa negara, bahasa persatuan, bahasa kesatuan, & bahasa nasional).

PENGGOLONGAN RAGAM BAHASA  Menurut golongan penutur: a) daerah (logat/dialek); b) tingkat pendidikan (baku-tidak baku) => “pakultas; pilem; pitenah; saya mau tulis itu surat ke rektor; c) sikap penutur (resmi, santai, akrab, marah, dst.);  Menurut jenis pemakaian bahasa: a) bidang persoalannya (agama, politik, ekonomi, dll., => “saya”-”penulis”); b) sarananya (lisan-tulisan {artikel: tulisan dalam media massa cetak}); c) interferensi (“bahasa gado-gado”) => tolong endogna digoreng wae; tadi masuknya ke luar mana?; hendak ke manakah suamiku?).

Jenis Pemakaian Bahasa => bahasa sebagai sarana tulis-menulis  Pemakaian bahasa Indonesia dalam situasi formal => penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi; artikel ilmiah; laporan penelitian);  Situasi formal (terikat konteks) berimplikasi pada pemakaian ragam bahasa baku, yang ciri-cirinya: #penggunaan awalan-akhiran yang konsisten; #penggunaan kata tugas yang konsisten (“penelitian ini akan penulis selesaikan sesuai harapan”); #penggunaan logika yang benar (“untuk mengejar ketertinggalan, penulis menyimpulkan bahwa…”); #penggunaan kalimat efektif (“kedua kelinci itu saling gigit- menggigit”)

Bahasa yang Baik dan Benar  Bahasa yang benar/betul: pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan (ejaan {tata tulis}, sintaksis, tata istilah);  Bahasa yang baik/tepat: pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa.  DEFINISI BAHASA: makna sebuah kata adalah penggunaannya dalam kalimat; makna sebuah kalimat adalah penggunaannya dalam bahasa; makna bahasa adalah penggunaannya dalam hidup.

GAYA PENULISAN (SIKAP PENULIS TERHADAP ISI & BENTUK TULISAN)  Gaya sastra => memunculkan kesan tertentu (=gaya impresionistik, subjektif, naratif);  Gaya keilmuan => menggarisbawahi kebenaran (=gaya formal, objektif, argumentatif, ekspositoris);  Gaya jurnalistik => melukiskan fakta (=gaya deskriptif, subjektif, persuasif, ekspositoris);

GAYA BERBAHASA ILMIAH?  Fokus => Berpikir ilmiah dengan sarana ilmiah. Sarana berpikir ilmiah perlu dipelajari oleh ilmuwan penulis jurnal, karena merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan metode-metode ilmiah;  Kategori => (1) bahasa ilmiah (berbeda dari bahasa alami); dan (2) logika matematika/statistika: polanya deduktif/induktif karena ada dua pengetahuan yang selalu berhubungan erat; menekankan aspek logika untuk tujuan mengambil kesimpulan yang didasarkan pada premis-premis yang kebenarannya telah ditentukan (matematika) atau penyimpulan kausal yang bersifat induktif berdasarkan tingkat peluangnya (statistika);  Target -> “memengaruhi” sikap dan perasaan pembaca melalui ejaan (tata tulis); diksi, tata bahasa, dan sintaksis (tata kalimat) yang sangat formal;

PERIHAL KATEGORI (SIKAP PENULIS TERHADAP ISI)  Memahami jenis bahasa: (a) bahasa alami (bahasa sehari-hari); (b) bahasa buatan (istilah; bahasa artifisial/simbolik/logika matematik/statistik, mis. a=b); (c) bahasa ilmiah: memperhatikan fungsi simbolik, karena tujuan komunikasi ilmiah menyampaikan informasi berupa pengetahuan. Jadi, harus bebas dari unsur emotif;  Memahami Tiga fungsi pokok bahasa: (a) ekspresif/emotif, pencurahan rasa takut; (b) afektif/praktis, menimbulkan efek psikologis; (c) simbolik/logik, menyatakan informasi pengetahuan melalui simbol-simbol agar tidak bias makna;  Memahami pentingnya definisi: (1) definisi sinonim, menjelaskan dengan persamaan kata; (2) definisi simbolik, menjelaskan dengan pernyataan berbentuk simbol (p=>q) = df (-p ^ -q), jika p maka q didefinisikan, non (p dan non q); (3) definisi etimologis, menjelaskan dengan menerangkan asal-muasalnya, “demos” adalah “rakyat” dan kratos” adalah “kekuasaan”, jadi demokrasi adalah…  Memahami bahwa artikel ilmiah harus menarik: agar isi tulisan “sampai” kepada pembaca, penulis harus mampu menarik hati pembaca.

PERIHAL TARGET (SIKAP PENULIS TERHADAP BENTUK YANG SANGAT FORMAL)  EJAAN: a) penulisan kata/istilah (“selebritis-selebritas”; b) pungtuasi (“S2” & “ke-15”); c) gabungan kata (“kerja sama”); d) pembentukan kata (peluluhan bunyi -> “memparkir”-”memarkir”; “mengritik-mengkritik”).  DIKSI: a) kata abstrak/konsep (“anarkis-anarkistis”); b) kata kajian (“H 2 0-air”); c) kata serapan (“bujet”, ”manajemen”); d) sinonimi (“kolosal-akbar-mega-raya- besar-gede-agung”);  GRAMATIKA, a) kelengkapan unsur S-P-O (“di sini melayani obat generik”); b) imbuhan (“{me}ngajak”); c) redudansi/mubazir (“sementara waktu”; “mengejar ketertinggalan”); d) kontaminasi/rancu (“sejak dari”, selain daripada itu”);  KALIMAT: a) tidak ambigu (“istri dosen yang gemuk itu nakal sekali”); b) menghindari ungkapan yang figuratif (“untuk memuluskan penelitian ini,…”); c) menghindari penonjolan persona (“perihal penelitian ini sudah saya konfirmasikan dengan…”); d) menonjolkan kalimat pasif (“perihal penelitian ini sudah dikonfirmasikan dengan…”; e) menghindari kalimat yang terlalu kompleks, sehingga “topik utama” menjadi hilang (= kalimat efektif, yakni kalimat yang dapat mewakili secara tepat pikiran, perasaan, dan kehendak penulisnya).

TIPS 1: PERIHAL KEBENARAN  Ilmu= science, wissenschaft, pengetahuan, ilmu alam, ilmu sosial, dan humaniora. Cirinya, merupakan aktivitas manusia dan hasil aktivitas tersebut. Dewasa ini; ILMU FORMAL (matematika, logika, informatika), ILMU EMPIRIS-FORMAL (fisika, kimia, bilogi), ILMU ARGUMENTATIF (ilmu sosial & humaniora);  Metode= prosedur yang mencakup pelbagai tindakan pikiran, pola kerja, cara teknis, dan tata langkah guna memeroleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang sudah ada. Corak-corak metodologis membuat ilmu pengetahuan bersifat positivistik (empiris, bebas dari pikiran etis, kausalitas, observatif, dan kuantitatif) dan kritis (fenomenologis, etis, interpretatif, relasional, kontekstual, dan deskriptif- kualitatif);  Kebenaran ilmiah: (a) korespondensi (pernyataan benar bila sesuai dengan realitas); (b) koherensi (pernyataan benar bila premisnya memenuhi syarat; (c) pragmatik (pernyataan benar bila bermanfaat); (d) redudansi (pernyataan dilebih-lebihkan, memang benar bahwa…);  Perihal variasi pembentukan kalimat, perhatikan…

Perhatikanlah kata-kata yang bergaris bawah  Presiden didampingi Ny. Ani Bambang Yudhoyono menemui korban gempa di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, dan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Pada kesempatan itu Presiden berdialog dengan dan memberikan bantuan;  Korban gempa di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, dan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, menerima bantuan langsung dari tangan Presiden Bambang Yudhoyono. Presiden yang didampingi oleh Ny. Ani Bambang Yudhoyono sempat pula berdialog dengan para korban gempa itu.

Lanjutan…  Alat untuk memadukan kalimat (sebagai variasi): (a) pengganti =>”Menurut SBY,…. Ia menegaskan,…; (b) urutan waktu => “Mula-mula…, kemudian…, pada akhirnya…”; (c) parafrase => “blablabla…. Dengan kata lain,…”; (d) tambahan => “blablabla…. Selain itu,…”; (e) perbandingan => “blablabla…. Berbeda dengan itu, …”; (f) ragu- ragu => “blablabla…Hal itu dimungkinkan karena…” (g) tegasan => “blablabla…. Bahkan, dapat terjadi…”  Rujukan: EYD, KBBI, Tesaurus Bahasa Indonesia, Glosarium Bahasa Indonesia.

Berilah komentar… Pemasaran adalah merupakan salah satu kegiatan utama dalam bidang perekonomian, disamping kegiatan produksi dan konsumsi. Konsumsi baru bisa terlaksana setelah adanya kegiatan produksi dan pemasaran. Dengan kata lain, produksi dan pemasaran dapat membantu terlaksananya tujuan konsumsi. Pemasaran jika kita lihat berada diantara produksi dan konsumsi, yang berarti bahwa pemasaran menjadi penghubung antara dua faktor tersebut. Dalam kondisi perekonomian sekarang ini, tanpa adanya pemasaran orang sulit mencapai tujuan konsumsi yang memuaskan. Betapapun baiknya produk yang dihasilkan, jika orang lain tidak mengetahuinya, maka produk tersebut sulit akan laku.

senarai istilah  PADANAN ISTILAH peat-gambut; pain-nyeri; list-senarai; balanced budget-anggaran-berimbang; body lotion-calir raga; mike-pelantang; acid sulphate soil-tanah sulfat masam; active bud-tunas aktif; placenta-tembuni; dashboard-panel instrumen; penthouse-gria tawang; vegetarian-nabatiwan; seafood-boga bahari/hidangan laut;

Lanjutan… customer service-layanan pelanggan/nasabah; best seller-pelarap/pelaris; door prize-hadiah lawang; power steering-kemudi daya; ballroom-balai-ria; bell captain-pramutama tamu; cottage-pondok; beef fillet-filet sapi; food seasonings-penyedap makanan; date of record-tanggal rekam; baby bond-obligasi kecil; kick off-tendangan awal; steam engine-mesin kukus; sewage flowrates-debu radioaktif; check in-lapor masuk/lapor berangkat; check out-lapor keluar; VIP-pribadi amat penting; out-bond tour-wisata luar kota; airsick-mabuk udara; fairway-alur pelayaran; hunting system-sistem lacak; standby-tunggu muat; disinfection-awahama; electric dipole transition-transisi dwikutub elektrik; Josephson tunnelling-penerobosan Josephson; photochemical smog-asbut fotokimia; deodorant-pengawabau;

TIPS 2: Membingkai Tulisan  Membingkai (framing), mengkonstruksi fakta/realitas melalui ideologi (nilai-nilai atau sistem ide) dan persepsi penulis; atau menghadirkan fakta/realitas melalui penafsiran subjektif;  Target: menonjolkan bagian tertentu dari fakta/realitas;  Strategi: (a) pengidentifikasian masalah (penetapan peristiwa dan penyebab masalah); (b) pengevaluasian nilai-nilai moral (penentuan etis penyebab masalah); (c) pemecahan masalah. Dapat dilakukan pada judul (teknik empati), fokus penulisan (teknik asosiasi), dan amanat/tujuan (teknik persuasif).  Pemicu: positivisme (fungsionalis, pluralis, liberalis, behavioralis, strukturalis) vs kritisisme (ekspresif, humanistik, fenomenologi, analitis, hermeneutika). Penulis dan pembaca adalah sama-sama subjek yang aktif dalam memaknai teks (makna teks bukan dari pesan yang dibaca, melainkan karena kepolisemiannya yang berimplikasi dengan masalah etis);  Dasar: Filsafat Bahasa (Ludwig Wittgenstein): makna sebuah kata adalah penggunaannya dalam bahasa dan makna bahasa adalah penggunaannya dalam hidup;

TIPS 3: Komponen Artikel Ilmiah  Judul, khas, menarik, 12 kata (berbentuk frasa), boleh dengan sub, relasional (sos), kausalitas (eks), menonjolkan kata kunci, judul juga harus “provokatif”;  Nama penulis, tidak dibubuhi pangkat/gelar akademik, menerakan alamat lembaga plus nomor kontak (HP/pos-el.;);  Abstrak, disajikan dalam satu paragraf (200 kata), bersifat deskripsi-informatif tentang latar belakang dan tujuan penelitian, metode yang digunakan, dan hasil/simpulan yang dicapai;  Kata kunci, kata-kata yang mengandung konsep pokok, jumlah bervariasi (3-6 kata tunggal);  Pendahuluan, latar belakang masalah, hipotesis (bila perlu), tujuan, disusun dalam 3-4 paragraf (2 hlm ketik), sering-sering mengacu pada pustaka yang menjadi landasan/alasan penelitian, manfaat penelitian;  Tinjauan pustaka, dimasukkan ke dalam bagian pendahuluan, metode, dan pembahasan;  Metode, mendeskripsikan secara rinci langkah/cara penelitian dengan mengacu pada metode umum (kuantitatif vs deskriptif-kualitatif);  Pembahasan dan hasil penelitian, tidak sekadar menarasikan hasil penelitian tetapi menunjukkan hubungan yang ada di antara fakta; tonjolkanlah kecendekiaan peneliti, adakah spekulasi/argumentasi yang berlebihan, perhatikanlah kerapian paragraf;  Simpulan/saran, bukan perulangan hasil penelitian melainkan generalisasi dari temuan termasuk implikasinya; saran harus bertalian dengan pelaksanaan/hasil penelitian.

terima kasih, atur nuhun, adios, parenggg… nil voluntibus arduum, tidak ada yang sukar bagi yang punya kemauan… Salam, Wahyu Wibowo lahir di Jakarta, 8 Maret 1957; lektor kepala pada Universitas Nasional, Jakarta; redaktur senior majalah Solusi Investasi, Jakarta; penulis 22 judul buku tentang kebahasaan, komunikasi, kesusastraan, dan kepenulisan; doktor filsafat UGM Yogyakarta; HP ; ;