Source : Chater 4. Determinants of Fertility in Developing Countries. Part A. Edited by Rodolfo A. Bulatao et al. 1983 Presented by Abdurrahman.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Merencanakan Ukuran Sampel untuk Evaluasi Teracak.
Advertisements

UKURAN NILAI PUSAT UKURAN NILAI PUSAT ADALAH UKURAN YG DAPAT MEWAKILI DATA SECARA KESELURUHAN JENIS UKURAN NILAI PUSAT : MEAN , MEDIAN, MODUS KUARTIL,
(PENGARUH USIA PERNIKAHAN
Fertilitas Andri Wijanarko,SE,ME
PENYEBARAN DATA Tujuan Belajar :
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
ESTIMATION OF FERTILITY OWN CHILDREN METHOD
(DESCRIPTIVE ANALYZE)
UKURAN FERTILITAS.
Tabel Kematian (Life Tabel)
DISTRIBUSI PROBABILITAS
Populasi Penduduk Dunia
Coale Index.
DASAR-DASAR DEMOGRAFI
Pertumbuhan Penduduk Oleh : Rouhdy Rangga ( )
DISAMPAIKAN PADA SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PARDOMUAN B.M.SIANIPAR MORTALITAS.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
UKURAN-UKURAN DALAM ANALISIS DEMOGRAFI
UKURAN PEMUSATAN DATA Sub Judul.
VI. ESTIMASI PARAMETER Estimasi Parameter : Metode statistika yang berfungsi untuk mengestimasi/menduga/memperkirakan nilai karakteristik dari populasi.
Ns. Halimatul Mufidah, S.kep
Presented by : Hidayatunnismah NPM : NATURAL FERTILITY : Age Patterns, Levels dan Trends (By : John Knodel)
PENGERTIAN DASAR Prof.Dr. Kusriningrum
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
Dasar – dasar Epidemiologi Ukuran Frekuensi Epidemiologi
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT
Ukuran Frekuensi Epidemiologi
KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN
Kelompok 2 Anggota : Andi Muhammad Fikri Anisa Zuraida
Fertilitas.
Konsep Dasar Demografi
EUTOKIA DAN DISTOKIA PADA GAJAH
FERTILITY REGULATION AND ITS COSTS: Dipresentasikan Oleh:
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
7. RANTAI MARKOV WAKTU KONTINU (Kelahiran&Kematian Murni)
KELUARGA BERENCANA ALAMIAH (KBA)
TEMU – 6 TUJUAN diakhir kuliah mahasiswa mampu menghitung ukuran angka kesakitan dan angka kematian.
Fertilitas Andri Wijanarko,SE,ME
Konsep Epidemiology(2)
Laporan Pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 BADAN PUSAT STATISTIK.
Populasi Penduduk Dunia
MATERI 13 EFISIENSI REPRODUKSI
Pengukuran masalah kesehatan
UKURAN MORBIDITAS & MORTALITAS DALAM EPIDEMIOLOGI
Ukuran Frekuensi Epidemiologi
UKURAN EPIDEMIOLOGI DAN INTEPRETASI DATA
GIZI BURUK.
PARAMETER EPIDEMIOLOGI
DASAR-DASAR DEMOGRAFI
Konsep Dasar Demografi Pengertian Bahasa yunani Demos  ”Penduduk/masyarakat” Grafein  “ menulis Ilmu tentang penduduk atau population study untuk mengenal.
Ukuran DEMOGRAFI.
KELUARGA BERENCANA ALAMIAH (KBA)
FECUNDITAS/FECUNDITY :
Lutvia Resta Setyawati
MORTALITAS ( KEMATIAN)
BAB. 5 MORTALITAS.
KEPENDUDUKAN-DEMOGRAFI
Pengantar & Pengertian Perkembangan
Menentukan Periode Dan Usia Kehamilan.
Definisi Fertilitas. Fertilitas merupakan hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas menyangkut.
MENGERTI SIKLUS HAID.
MORTALITAS ILSA WAHYUNI ( ) KELOMPOK 6 FITRIANI AHMAD
FAKTOR PENENTU FERTILITAS
MORTALITAS (KEMATIAN).
MORTALITAS Rizka Esty Safriana, SST., M.Kes. Faktor penyebab dinamika penduduk: 1.Kelahiran (Fertilitas) 2.Kematian (Mortalitas) 3.Imigrasi ?  Kematian.
FERTILITAS.
BIOSTATISTIK.
KEPENDUDUKAN DAN DEMOGRAFI
Transcript presentasi:

Source : Chater 4. Determinants of Fertility in Developing Countries. Part A. Edited by Rodolfo A. Bulatao et al Presented by Abdurrahman

Definition Natural fertility as “fertility of human population that makes no deliberate effort to limit births.” (Henry 1953). Natural marital fertility  natural fertility karena perkawinan Menurut studi komparatif natural fertility bervariasi, fertilitas tertinggi 2x terendah Natural marital fertility jauh di bawah angka maksimum secara biologis, karena birth intervalnya 2 – 3 tahun, lebih lama dari minimum yg mungkin,yaitu kurang dari setahun

Four Factors Hal ini dapat dijelaskan karena ada faktor penghambat  proximate determinants of natural marital fertility Ada 4 faktor yang teridentifikasi (Henry, 1953) : 1. Pospartum infecundable period 2. Waiting time to conception 3. Intrauterine mortality 4. Permanent sterility

1. Pospartum Infecundable Period Segera setelah melahirkan seorang wanita mengalami ketidaksuburan, Keadaan ini dikenal dengan postpartum infecundable periode Perbedaan lamanya periode bisa disebabkan jenis kelahiran, lama dan frekuensi pemberian ASI (breastfeeding) The earlier the death of infant take place, the shorter the birth interval, and the shorter postpartum

1A. Breastfeeding and Postpartum Amenorrhea Pemberian ASI adalah determinan utama dari lamanya Amenorrhea Amenorrhoea, is the absence of a menstrual period in a woman of reproductive age Tanpa pemberian ASI rata-rata amenorrheic interval hanya 1,5 to 2 bulan Duration of breastfeeding Duration of Amenorrhoea Duration of Postpartum infecundable

Regression Equation A: mean or median duration of postpartum amenorrhea (in months) B: mean or median duration of breastfedding (in months) R² = 0,96

Estimasi Dengan Regresi Karena korelasi yang tinggi antara rata-rata lamanya pemberian ASI sehingga, regresi memungkinkan mengestimasi lamanya amenorrhea pada sebuah populasi Namun bisa jadi lebih tinggi atau lebih rendah dari keadaan sebenarnya Example : A = breastfeeding 24 months  B = amenorrhea 7 months

2. Waiting Time to Conception Periode ini disebut pula dengan fecundable or ovulatory interval dan mengikuti postpartum infecundable period Selama interval ini, seorang wanita mempunyai resiko mengalami kehamilan jika mengalami ovulasi secara reguler dan melakukan hubungan kelamin (intercourse)

Wanita subur yang tidak memakai kontrasepsi apapun (noncontracepting fecundable women), yang terlibat dalam intercourse secara teratur memerlukan beberapa bulan untuk hamil Masa menunggu untuk hamil (the conception wait) diestimasi dengan mengurangkan 9 bulan untuk masa kehamilan penuh (full gestation) dan 2 bulan untuk kematian janin (intrauterine mortality) dari interval antara perkawinan dan kelahiran pertama

17 – 9 = 6

Lamanya waktu menunggu untuk hamil (The duration of the waiting time to conception) ditentukan oleh tingkat kehamilan (rate of conception) Pengukuran tingkat kehamilan umumnya menggunakan fecundability, yang didefinisikan sebagai probabiliti dari kejadian hamil dalam sebulan di antara wanita subur (fecundable woman)

Fecundability berhubungan terbalik dengan the conception wait (lamanya waktu menunggu kehamilan) Pada populasi yang homogen, hubungan tersebut dapat didefinisikan menurut equation berikut: Di mana w : the conception wait f : fecundability W = 1/f

Namun kenyataanya, fecundability tidak sama pada setiap wanita, karena perbedaan frequensi intercourse dan karakteristik biologis wanita. Pada populasi di table 2, lebih tepat didekati dengan menggunakan: W = 1,5/f

2.A. Fecundability and the frequency of intercourse Fecundabilty pada sebuah populasi bergantung langsung pada frekuensi dari intercourse (see Table 3)

The Result of Study Ada hubungan positif yang kuat antara coital frequency dan fecundability Untuk memahami hubungan ini, perlu melihat faktor biologi yang terlibat dalam proses kehamilan

How does the conception happen? Kehamilan yang berlangsung selama masa menstrual cycle terjadi jika, 1. the cycle is ovulatory 2. insemination occurs during the fertile periode in the middle of the cycle 3. insemination during the fertile period leads to a fertilization 4. fertilization results in a recognizable conception

Jika probabilitas dari masing-masing ke empat kejadian tersebut dinyatakan sebagai variabel p1, p2, p3, dan p4 So, the fecundability (f), is equal: f = p1 x p2 x p3 x p4

Berdasarkan bukti dari beberapa studi, didapat: p1 estimated 0,95 p2 = 1 – [(M-n)(M-n-1)/(M²-M)] n is the number of coital acts occuring during an interval of M days P3 estimated 0,95 P4 estimated 0,5 So, f = 0,45 {1 – [(M-n)(M-n-1)/(M²-M)]}

Berdasarkan Tabel 4 Misalkan lama siklus menstruasi M = 26 hari Jumlah frekuensi berhubungan per siklus menstruasi (coital act) = 5 kali Maka nilai fecundability, f = 0,45 {1 – [(M-n)(M-n-1)/(M²-M)]} = 0,45{1-((26-5)(26-5-1)/(26²-26))} = 0,45{1-(420/650)}=0,159

f = 0,45 {1 – [(M-n)(M-n-1)/(M²-M)]} =0,45{1-((26-5)(26-5-1)/(26²-26))} = 0,159

2B. The Duration of Fertile Period Masa subur (the fertile period) sulit dibuktikan secara pasti Data biologi dan demographic yang tersedia dapat digunakan untuk mempelajari lamanya masa subur

The Biological Evidence Estimasi yang paling mendekati masa subur adalah penjumlahan dari the fertile lifetimes dari sperma dan ovum Namun, estimasi ini agak lebih tinggi, karena tidak memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk sperm capacitation sekitar 6 jam. See figure 2

Fertile lifetimes untuk sperma adalah 24 s.d 48 jam, sedangkan ovum 12 s.d 24 jam Dengan menambahkan lifetimes keduanya dan mengurangkan 6 jam capacitation period, didapat range range 30 s.d 66 jam untuk masa subur dan rata-ratanya sekitar 48 jam atau 2 hari. Bentuk grafik masa subur mendekati persegi panjang i. Sperm lifetimes = 24 – 48 ii. Ovum lifetimes = 12 – 24 iii.Sum of i and ii = 36 – 72 iv.Capacitation= 6 Fertile Period= 30 – 66

Demographic evidence Vollman (1953) menganalisis dengan sistem kalender, melalui pencatatan harian dari kejadian intercourse, dan didapat probabilita dari kehamilan sebelum dan sesudah hari ke 14 dari sikulus menstruasi (see figure 3.c)

Barret and Marshall (1969), mengumpulkan data temperatur harian wanita di sekitar terjadinya ovulasi menurut perubahan temperatur

3. Spontaneous Intrauterine Mortality A spontaneous abortion is a fetal death before the 28th week of gestation. After that date, the fetus become viable Resiko kematian janin keseluruhan, setelah minggu ke empat puluh kehamilan adalah sekitar 20% Mayoritas besar kematian terjadi pada awal awal kehamilan (8,1%)

The risk of fetal mortality in the period from 4 to 8 weeks is slightly overestimated, because the data were recorded solely on the basis of a report of delayed menstruation Sulit menentukan secara pasti apakah kematian janin yang terjadi pada minggu ke 5 dan ke 6, benar-benar telah terjadi kehamilan yang kemudian mengalami mati, kecuali tes kehamilan telah digunakan. Angkanya bisa saja saja menjadi 17%

Tingkat Kematian janin (Intrauterine mortality rates) secara substansi bervariasi menurut umur. Paling rendah pada usia 20-an awal, kemudian meningkat perlahan pada usia pertengahan 30 dan meningkat tajam sesudahnya Wanita yang berumur 40 s.d 44 tahun mengalami kematian janin sekitar 2 kali dari rata-rata.

4. Prevalence of permanent sterility Menopouse menandakan akhir dari masa reproduksi wanita Pada negara maju, rata-rata wanita mengalami menopause pada usia 47 s.d 50 tahun, sedangkan negara berkembang 43,7 s.d 50,7 tahun Sterility or infecundity is defined as the physiological incapacity to produce a live birth. Meskipun seorang wanita pasti mengalami steril setelah menopause, namun steril bisa terjadi lebih awal

Several Causes can be identified: 1. Sejumlah keadaan abnormal pada sistem reproduksi yang mengakibatkan tercegahnya seorang wanita sehat mengalami kehamilan 2. Insiden tinggi karena siklus tidak teratur dan anovulantory 3. Kenaikan yang cepat mortalitas embrio yang tidak terdeteksi di antara wanita yang berumur 40-an tahun 4. Prevalensi tinggi pada penyakit yang spesifik, utamanya ghonorrea and genital tuberculosis

The Result of Data Analysis Sekitar 3% pasangan di masyarakat Eropa adalah steril sejak periode awal reproduksi. Dengan meningkatnya umur pasangan wanita, steril juga meningkat, naik perlahan hingga usia 30 akhir, dan drastis naik sesudahnya mencapai 100% pada usia 50.

Mean Age at onset of Sterility Rata-rata umur pada permulaan steril diestimasi pada umur 41,6 tahun (Henry, 1965), di bawah umur rata-rata menopause Wanita yang steril, tidak dapat menjadi subur (fertile), namun wanita yang subur dapat menjadi tidak subur (infertil) meskipun periode yang singkat

Akhir dari childbearing atau permulaan dari steril diukur dari rata-rata umur saat melahirkan terakhir Berdasarkan tabel 8, rata-rata umur saat melahirkan terakhir berada pada 39 to 41 tahun It can be varied by such factors as taboos againts intercourse at older ages, disease, and age misreporting

PROPOSITIONS 1. Ada 4 proximate determinants of natural marital fertility a. The duration of postpartum infecundability b. The duration of the waiting time to conception c. The risk of spontaneous intrauterine mortality d. The incidine of permanent sterility

PROPOSITIONS (2) 2. Durasi dan pola pemberian ASI adalah determinan utama dari durasi postpartum 3. Frequensi of intercourse adalah determinan mendasar dari fekundabilitas dan waktu menunggu hamil (conception wait) 4. Durasi dari masa subur (fertile period) di mana fertilisasi dapat terjadi pada pertengahan dari siklus adalah berkisar 2 hari

PROPOSITIONS (3) 5. Hanya ½ (p4=0,5) dari semua ovum yang dibuahi dikuti oleh missed menstruation, sisanya gagal implant 6. Rata-rata umur seorang wanita pada kelahiran terakhirnya mendekati 40 tahun pada populasi dengan natural fertility 7. Variasi pada durasi postpartum amenorrhea adalah penyebab utama dari tingkat perbedaan natural marital fertility

THANK YOU FOR YOUR ATTENTION