Kerusakan karena suhu rendah
Kerusakan karena suhu rendah Suhu beku (Freezing) akan membunuh jaringan. Komoditas yang sensitif terhadap Chilling. Q10 biasanya lebih tinggi temperatur chilling. Pada beberapa komoditas, respirasi meningkat pada suhu chilling yang rendah. Setelah dipindahkan pada suhu non-chilling, respirasi menjadi tidak normal dan tetap tinggi.
Kerusakan karena suhu rendah Chilling Injury
Kerusakan karena suhu rendah Freezing Injury
Kerusakan karena suhu tinggi Respirasi meningkat apabila temperatur naik sampai titik tertentu. Temperatur di atas titik tersebut ( komoditas tertentu) protein akan mengalami denaturasi dan respirasi menurun dengan cepat. Waktu x Temperatur, merupakan komponen yang menentukan kematian sel. Sel dapat bertahan hidup pada temperatur tinggi, dalam jangka pedek (digunakan untuk perlakuan karantina).
Kerusakan karena suhu tinggi Heat Injury
Kerusakan karena suhu tinggi Heat shock (dikenakan temperatur tinggi secara cepat, bukan temperatur lethal), akan memacu pembentukan heat schock protein yang dapat melindungi sel dari stress (tekanan) temperatur baik tinggi maupun rendah.
Konsentrasi Atmosfer Oksigen Dibawah ~ 2 – 3 %, ETS mulai terhambat. Konsentrasi O2 rendah, akan menurunkan respirasi. Dibawah ~ 2 – 3 %, ETS mulai terhambat. Apabila penggunaan ATP lebih besar daripada ATP yang dapat dihasilkan melalui Siklus Krebs dan ETS yang terhambat, maka kebutuhan ATP akan dicoba dipenuhi melalui respirasi anaerob. Respirasi anaerob hanya menghasilkan 2 ATP per mol, glukosa vs. 36 ATP melalui respirasi aerob (18 kali lipat ). Poduksi CO2 6,3 kali lipat.
Konsentrasi Atmosfer Karbon dioksida Konsentrasi CO2 tinggi, juga akan menurunkan respirasi. Kemungkinan melalui penghambatan dekarboksilasi pada saat respirasi aerob. Setiap komoditas mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mentolerir CO2 tinggi (mis. Selada vs strawberi) Sama seperti pengaruh O2 rendah, apabila penggunaan ATP lebih besar daripada ATP yang dapat dihasilkan melalui Siklus Krebs dan ETS yang terhambat, maka kebutuhan ATP akan dicoba dipenuhi melalui respirasi anaerob.
Konsentrasi Atmosfer Etilen Buah klimakterik & non-klimaterik mempunyai respon yang berbeda terhadap etilen di lingk-nya. Buah klimakterik : Etilen mempersingkat waktu untuk memulai peningkatan klimakterik ( termasuk produksi etilen secara autokatalitik). Penambahan konsentrasi etilen dari luar kurang berpengaruh terhadap laju respirasi sebelum atau selama klimakterik.
Etilen pada buah klimakterik 1000 10 Penyerapan O2 1 0,1 kontrol 1 7 9 Hari 3 5
Konsentrasi Atmosfer Etilen Buah non-klimakterik : Penambahan etilen akan menyebabkan peningkatan respirasi Pemberian konsentrasi etilen yang lebih tinggi tidak akan mengubah kecepatan tercapainya laju respirasi maksimum. Semakin tinggi konsentrasi etilen yang, akan semakin tinggi laju respirasinya. Tidak berpengaruh terhadap produksi etilen secara autokatalitik. Laju respirasi kembali normal apabila setelah etilen dihilangkan.
Etilen pada buah Non- klimakterik 100 1000 80 10 60 1 40 0,1 kontrol Penyerapan O2 1 40 0,1 kontrol 20 1 7 Hari 3 5
Stress Fisik Setiap jenis stres fisik dapat menyebabkan respirasi dan produksi etilen meningkat secara cepat, baik pada buah klimakterik maupun non-klimakterik.