POTENSI PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA DI SEKTOR PERTANIAN Oleh: Dr. Suswono, MMA Menteri Pertanian Republik Indonesia Disampaikan pada Seminar Nasional “Mencetak Sejuta Lapangan Kerja” Kamar Dagang dan Industri Indonesia 14 Desember 2011
PENDAHULUAN Potensi penciptaan kesempatan kerja pertanian berkorelasi positif dengan pertumbuhan sektor pertanian Untuk dapat menciptakan lapangan kerja baru yang sepadan dengan pertambahan angkatan kerja serta menghilangkan pengangguran, produksi nasional perlu ditingkatkan Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat antara tahun 2005- 2010 memungkinkan pertumbuhan kesempatan kerja. Kondisi riil saat ini: Sektor pertanian dibebani penyerapan tenaga kerja yang cukup besar. Kontribusi PDB pertanian terhadap PDB nasional tidak sebanding dengan peran penyerapan TK pertanian. Perlu memperluas penciptaan lapangan kerja sektor pertanian
Indikator Ekonomi Makro Nasional Menurunnya gini rasio tahun 2010 secara nasional didukung oleh membaiknya indikator kinerja ekonomi, seperti: Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 tumbuh dengan 6,1 persen, dan tahun 2011 triwulan III mencapai 6,5 persen. Sektor pertanian tumbuh 2,9 Persen, sektor industri 4,5 Persen, dan sektor jasa-jasa 6,0 Persen. Kesempatan kerja tumbuh 3,18 persen, Agust 2010) dan 1,35 persen Agust 2011. Tingkat kemiskinan menurun menjadi 12,49 persen (Maret 2011).
Tingkat Kesejahteraan Penduduk dan Pekerja Gini rasio yang membaik juga dirasakan oleh kelompok berpendapatan rendah. Selama periode 2008-2010 pertumbuhan ekonomi semakin banyak dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama menengah ke bawah. Peningkatan kesejahteraan juga terlihat dari pendapatan per kapita, yang pada tahun 2010 mencapai USD 3.004,9, naik dari USD 2.349,6 di tahun 2009. Upah riil pekerja sektor pertanian yang merupakan 40,0 persen dari penduduk yang bekerja juga meningkat. Dari sisi Produktivitas, sektor pertanian tumbuh lebih besar dari sektor lainnya. Pertumbuhan Produktivitas Tahun Sektor (%/th) Pertanian Industri Jasa & Lainnya 2006 5,37 3,64 6,31 2007 -2,79 0,78 4,54 2008 6,24 1,35 -2,15 2009 5,07 0,05 1,44 2010 3,47 0,29 1,60 2011-III 4,20 0,09 0,70
DISTRIBUSI DAN PERTUMBUHAN PDB MENURUT LAPANGAN USAHA, 2010 (Persen) Pertumbuhan PDB sektor pertanian masih lebih rendah dibandingkan sektor lainnya.
Pangsa Ekonomi dan Tenaga Kerja Indonesia Menurut Sektor, 2010 SEKTOR EKONOMI TIDAK SEIMBANG: Sektor pertanian menyumbang 15% terhadap perekonomian nasional , tetapi beban penyerapan tenaga kerja 38% Produktivitas rendah Kemiskinan di Sektor Pertanian.
Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja Pertanian Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2005-2010 Pertumbuhan Ekonomi (%) Pertumbuhan KK (%) Pertumbuhan Produktivitas (%) Pertanian 3,70 0,09 3,61 Industri 3,90 2,95 0,93 Tradable 3,83 0,76 3,05 Konstruksi 7,70 4,11 3,44 Perdagangan 6,41 4,66 1,67 Transportasi 14,75 -0,11 14,87 Keuangan 6,47 8,83 -2,17 Jasa Kemasyarakatan 6,26 9,09 -2,60 Lainnya 6,40 -3,24 Non-tradable 7,01 5,38 1,55 Total 5,71 2,86 2,76 Meningkatnya produktivitas sektor pertanian membawa perbaikan pada upah pekerja, seiring dengan meningkantya Nilai Tukar Petani (NTP) dari 100,79 tahun 2009 (Desember) menjadi 105,17 tahun 2011 (September). Sektor pertanian tetap penting karena kontribusinya terhadap terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja, meskipun saat ini pertumbuhannya krelatif rendah
PERKEMBANGAN PANGSA PDB DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PERTANIAN vs INDUSTRI Transformasi ekonomi dari sektor pertanian menuju industri ditandai menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDB sangat tajam, diikuti meningkatnya kontribusi sektor industri. Penurunan kontribusi sektor pertanian tdk sebanding dengan penurunan beban penyerapan tenaga kerja sektor pertanian.
Perbandingan Produktivitas Tenaga Kerja Sektoral (Juta per TK), 2000 dan 2010 Produktivitas TK sektor pertanian masih paling rendah dibandingkan sektor lain.
Perkembangan Jumlah Angkatan Kerja Pertanian Tahun Angkatan Kerja (Ribu Orang) Total Angkatan Kerja (Ribu Orang) Pangsa Pertanian terhadap Total (%) Pertanian Non Pertanian 2004 40,608.0 53,114.0 93,722.0 43.33 2005 41,814.2 53,133.9 94,948.1 44.04 2006 42,323.2 52,853.9 95,177.1 44.47 2007 42,608.8 54,974.4 97,583.1 43.66 2008 42,689.64 59,360.22 102,049.86 41.83 2009 43,029.49 61,455.95 104,485.44 41.182 2010 42,825.81 64,679.76 107,505.57 39.84 %/tahun 0.81 3.56 2.4 Sumber: Statistik Pertanian (berbagai tahun), Badan Pusat Statistik.
PERANAN SEKTOR PERTANIAN MENGATASI MASALAH TENAGAKERJA PERTANIAN PERMASALAHAN Kualitas TK rendah TK setengah pengangguran masih besar Peran sektor informal tinggi Tingkat upah dan kesejahteraan rendah Kesempatan kerja masih terbatas Perlindungan TK rendah Daya saing TK rendah PERAN Peningkatan kualitas TK Penciptaan kesempatan kerja sektoral Penciptaan kesempatan kerja formal Peningkatan kesejahteraan petani. Peningkatan produktivitas TK Peningkatan perlindungan TK Peningkatan daya saing TK
Pertumbuhan yang Inklusif untuk Memperluas Kesempatan Kerja Sektor Pertanian Pertumbuhan yang dinikmati oleh rumah tangga petani secara luas Pertumbuhan yang mendorong perbaikan pemerataan. Pertumbuhan yang dapat menyertakan sebanyak-banyaknya angkatan kerja untuk memperoleh lapangan kerja yang baik. Pertumbuhan yang berpihak masyarakat miskin (pro-poor). Pengurangan kesenjangan pembangunan antar daerah. 12 12 12 12
Strategi dalam Menyertakan sebanyak-banyaknya Angkatan Kerja Memperoleh Pekerjaan Memperbaiki Iklim Usaha di dalam negeri Mendorong Perkembangan Industri yang banyak menyerap lapangan kerja, Mendorong UMKM sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih “pro job” Mendorong Perkembangan Ekspor padat pekerja Mendorong Perkembangan Perekonomian Perdesaan dan Pertanian Mengefektifkan program-program APBN untuk memperluas Kesempatan Kerja Strategi ini dipilih mengingat: Kondisi pasar kerja masih dualistik (sektor modern><tradisional) Sebagian besar angkatan kerja tidak terampil Pertanian berada pada kondisi Labour surplus
SASARAN INDIKATOR MAKRO PERTANIAN TAHUN 2010-2014 2010** 2011* 2012* 2013* 2014* Rerata Pertumbuhan PDB Pertanian Sempit (%) 1) 3.62 3.61 3.69 3.77 3.75 Penyerapan Tenaga Kerja (juta orang) 2) 42.4 42.9 43.5 44.0 44.6 Tambahan Lapangan Kerja (ribu orang) 2) 930 1.193 1.285 924 1.068 1.080 - Nilai Tukar Petani (2007=100) ≥100 - Investasi PMDN (Rp milyar) 4) 4.604 6.558 8.674 11.238 14.112 9.000 - Investasi PMA (US$ juta) 4) 382 500 750 1.000 13.000 3.127 Neraca Perdagangan Pertanian US $ milyar 5) 24,351 29,535 35,660 42,909 52,016 36,894 Target indikator Makro Pertanian yang akan dicapai berkorelasi positif dengan penciptaan lapangan kerja pertanian
POTENSI PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA DI SEKTOR PERTANIAN Diperoleh melalui peningkatan kapasitas: Sumberdaya Alam (perluasan areal lahan pertanian) Daya Beli masyarakat petani : peningkatan NTP Investasi padat tenaga kerja Iklim usaha yang mendukung Peluang Pasar Inovasi dll
1. Sasaran Perluasan Areal Lahan Pertanian 2 Juta Hektar Tipologi Lahan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 (Hektar) Cetak Sawah 12.025 59.493 250.000 Pembukaan Lahan Kering 1.050 98.950 100.000 400.000 Perluasan Areal Hortikultura 3.525 96.475 Perluasan Areal Perkebunan Rakyat 10.200 143.670 143.850 585.430 Pengembangan Areal mak ternak 5.705 90.000 85.295 85.000 351.000 Pengembangan padang pengembalaan 1.070 2.500 3.750 13.570 Sasaran Perluasan Areal Lahan Pertanian akan menciptakan lapangan kerja di sektor pertanian
Daya Beli Daya beli masyarakat petani dicerminkan melalui Nilai Tukar Petani, yaitu perbandingan antara indeks penerimaan dan indeks pengeluaran petani. Peningkatan NTP berkorelasi positif dengan penciptaan lapangan kerja. Sasaran NTP sampai dengan 2014 berkisar 115- 120, yang berarti bahwa penerimaan petani semakin lebih besar dari pengeluaran.
Pertumbuhan (%/tahun) 3. Pertumbuhan Investasi Sektor Pertanian Tahun PMDN PMA (Rp. Milyar) (US $ Juta) 2000 1,918.22 95.63 2001 1,121.67 79.43 2002 194.45 18.05 2003 526.98 221.23 2004 3,192.64 186.54 2005 3,558.77 230.11 2006 34,979.00 403.44 2007 4,997.96 290.11 2008 1,234.48 154.29 2009 2,621.92 150.16 2010 9,080.83 773.67 Pertumbuhan (%/tahun) 21.46 18.90 Pertumbuhan investasi sektor pertanian PMDN dan PMA tumbuh masing-masing 21.46% dan 18.90 diarahkan pada investasi yang banyak menyerap tenaga kerja pertanian yang ditempuh melalui REVITALISASI TEKNOLOGI DAN INDUSTRI HILIR
Iklim usaha yang semakin membaik Kebijakan perdagangan (pajak ekspor, tarif impor) yang dapat meningkatkan kegiatan sektor riil. Kebijakan harga yang berpihak pada produsen Peluang Pasar Pangsa dan negara tujuan ekspor yang semakin meluas Terjalinnya kerjasama ekonomi antar wilayah baik dalam skla nasional (antar daerah) maupun kerjasama regional (antar begara)
Terima Kasih 20