Perilaku Konsumen. Adhi Gurmilang Budaya Perilaku Konsumen. Adhi Gurmilang
DEFINISI BUDAYA the sum total of learned belief, values, and customs that serve to direct the consumer behavior of members of a particular society.
Kumpulan kepercayaan, nilai dan kebiasaan yang digunakan utuk mengarahkan perilaku konsumen suatu masyarakat.
Komponen kepercayaan dan nilai mengacu kepada akumulasi perasaan dan prioritas di mana individu memiliki “sesuatu” dan kepemilikan.
Lebih khusus lagi, kepercayaan terdiri dari pernyataan verbal dan mental dalam jumlah besar. Misalnya, saya percaya… hal ini mencerimkan pengetahuan seseorang dan bagaimana ia menguji sesuatu (misalnya seseorang, toko, produk, brand, dan lain-lain
KRITERIA NILAI jumlah relatif sedikit berfungsi sebagai panduan untuk perilaku yang sesuai dengan budaya tahan lama atau sulit untuk diubah tidak terikat dengan objek atau situasi spesifik diterima secara luas oleh anggota masyarakat
jadi nilai dan kepercayaan adalah citra mental yang mempengaruhi secara luas sikap secara spesifik di mana hal ini akan mempengaruhi seseorang untuk berespon pada situasi spesifik.
Contohnya kriteria yang digunakan untuk evaluasi alternatif pada kategori produk (misalnya Volvo versus Jaguar), atau preferensi seseorang untuk brand ini dipengaruhi oleh nilai seperti kualitas dan negeri asal pembuat produk serta kepercayaan spesifik seperti persepsi kualitas untuk produk Jerman versus Jepang.
Sebaliknya, kebiasaan merupakan model yang terlihat dari perilaku yang terdiri dari perilaku yang diterima secara budaya untuk berperilaku pada situasi spesifik.
Kebiasaan terdiri dari perilaku sehari-hari atau rutin Kebiasaan terdiri dari perilaku sehari-hari atau rutin. Contohnya, menambah susu dan gula pada kopi, menambahkan saos tomat pada hamburger. Kesimpulannya kepercayaan dan nilai adalah panduan untuk perilaku sedangkan kebiasaan adalah perilaku sehari-hari yang diterima.
BUDAYA BERSIFAT TIDAK TERLIHAT Dampak budaya bersifat alamiah dan otomatis yang mempengaruhi perilaku yang biasanya dianggap biasa saja.
Contohnya, ketika orang ditanya mengapa ia melakukan sesuatu, mereka sering menjawab, ”karena merupakan hal yang biasa dilakukan.” respon superfisial ini mencerminkan adanya pengaruh budaya pada perilaku kita.
Sering ketika berinteraksi dengan orang yang memiliki nilai dan kebiasaan yang berbeda ketika menjadi sadar betapa budaya membentuk perilaku kita.
Apresiasi mengenai budaya mempengaruhi kehidupan kita terasa ketika kita berhadapan dengan masyarakat lain yang memiliki karakteristik budaya yang berbeda. Contohnya, kita menggosok gigi dua kali sehari, di sisi lain ada masyarakat yang tidak menggosok gigi sama sekali.
KESIMPULAN Konsumen memandang diri mereka pada konteks budaya dan bereaksi terhadap lingkungan mereka berdasarkan kerangka budaya mereka. Setiap individu memandang dunia berdasarkan sudut pandang budaya masing-masing.
BUDAYA MEMENUHI KEBUTUHAN Budaya muncul untuk memenuhi kebutuhan orang di masyarakat. Budaya menawarkan urutan, arah, panduan pada setiap fase masalah manusia dengan menyediakan metode ”coba-salah” yang memenuhi kebutuhan sosial, personal dan fisiologis.
Contohnya budaya memberikan norma dan aturan tentang kapan untuk ”makan”, di mana tempat makan (retoran) apa yang pantas dimakan untuk sarapan (roti atau bubur ayam), dan lain-lain.
Budaya juga diasosiasikan dengan apakah yang dipertimbangkan oleh anggota lainnya sebagai keharusan dan apa yang dipandang sebagai kemewahan. Contohnya keharusan rumah tangga Indonesia untuk memiliki satelit parabola, dan lain-lain.
Selain itu, budaya memberikan pengetahuan yang mendalam apakah yang cocok untuk dipakai berdasarkan situasi. Contohnya, pakaian santai untuk di rumah, pakaian formal untuk bekerja, batik untuk undangan pernikahan dan lain sebagainya.
Terjadi perubahan dress code saat ini di mana yang semula formal menjadi casual. Misalnya, sudah biasa mengenakan jeans untuk pergi bekerja.
Untuk minuman, kopi dan teh merupakan minuman utama masyarakat Indonesia ketika sarapan. adanya Aqua, masyarakat Indonesia juga sudah terbiasa dengan air minum dalam kemasan. Padahal, ide Aqua sempat dicemooh melalui apakah orang mau membayar air putih?
Kebiasaan, kepercayaan dan nilai budaya akan terus diikuti selama mereka masih memberikan kepuasan. Ketika standar spesifik tidak lagi memuaskan masyarakat maka akan terjadi modifikasi atau penggantian sehingga hasil standar akan memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Dahulu, ATM merupakan teknologi yang hanya dimiliki oleh beberapa bank tertentu. Saat ini, dengan adanya budaya perbankan dipadukan teknologi informasi, ATM menjadi sesuatu yang mudah dijumpai di mana-mana dengan berbagai bank.
BUDAYA DIPELAJARI Tidak seperti karakteristik biologis seperti jenis kelamin, rambut, warna kulit atau kecerdasan, budaya merupakan sesuatu yang dipelajari. Pada usia muda, kita mendapatkan nilai, kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan kita.
Untuk anak, pembelajaran budaya didorong oleh proses bermain Untuk anak, pembelajaran budaya didorong oleh proses bermain. Ketika anak bermain, mereka berakting dan melakukan budaya. Pembelajaran budaya ini mempersiapkan mereka pada kehidupan nyata.
BAGAIMANA BUDAYA DIPELAJARI how to behave informal learning di mana anak mempelajari dengan meniru orang lain seperti keluarga, teman, karakter di televisi technical learning, di mana guru memberikan instruksi kepada anak apa, bagaimana, dan mengapa sesuatu harus dilakukan.
Saat ini, periklanan mendorong informal culture learning dengan memberikan audiens perilaku model yang dapat ditiru. Ini berlaku untuk produk yang beredar di lingkungan publik seperti pakaian, telepon seluler, mobil. Pengaruh kelompok teman sangat berpengaruh pada hal ini.
Repetisi periklanan menciptakan dan mendorong kepercayaan dan nilai budaya. Contohnya, iklan menekankan keuntungan produk dan jasa. Iklan produk telepon seluler yang menekankan desain, layar besar dan lain-lain. Singkatnya, iklan mengajarkan generasi masa depan kosumen untuk mengharapkan keuntungan yang sama dari kategori produk.
ENKULTURASI DAN AKULTURASI Pembelajaran budaya sendiri dikenal sebagai enkulturasi dan pembelajaran budaya baru atau asing merupakan akulturasi. Akulturasi merupakan konsep di mana pemasar menjual produk mereka di pasar asing.
Pemasar harus mempelajari budaya pasar mereka untuk menentukan apakah produk mereka diterima oleh masyarakat dan bagaimana melakukan komunikasi dan persuasi terhadap sasaran mereka.
BAHASA DAN SIMBOL Untuk mendapatkan budaya yang sama, anggota masyarakat harus dapat berkomunikasi dengan bahasa yang sama. Tanpa bahasa yang sama, shared meaning tidak dapat muncul dan komunikasi tidak akan terjadi.
Untuk berkomunikasi secara efektif, pemasar harus menggunakan simbol untuk menyampaikan citra dan karakteristik produk. Simbol ini dapat berupa non verbal atau verbal.
Simbol verbal dapat termasuk iklan televisi atau iklan majalah. Komunikasi non verbal termasuk penggunaan simbol seperti figur, warna, bentuk, bahkan tekstur untuk menambah makna tambahan pada iklan cetak, kemasan bahkan desain produk.
Pada dasarnya, bahasa simbolik membedakan manusia dengan binatang. Sebuah simbol merupakan tanda yang mengartikan sesuatu.
Setiap kata adalah simbol. Kata badai berarti angin dan hujan atau kekuatan untuk mendorong kita secara emosional, perasaan bahaya, kebutuhan perlindungan dan keamanan.
Karena akal manusia dapat mengolah simbol, misalnya orang mengalami visualisasi kognitif untuk produk pelembab. Dengan adanya perbandingan antara padang pasir dan padang rumput menandakan bahwa pelembab akan melembabkan kulit anda seperti padang rumput.
Kemampuan manusia mengolah simbol memberikan kemudahan bagi pemasar untuk menjual fitur dan menekankan benefit produk dan jasa. Melalui bahasa dan budaya yang sama, individu sudah mengetahui akan citra yang disampaikan, tanpa perlu berpikir aktif.
Beberapa simbol memiliki makna yang kontradiktif sehingga pemasar harus memastikan agar simbol mengkomunikasikan apa yang dimaksudkan. Contohnya, penggunaan gambar ahli ukir berusia sepuh.
Dapat ditafsirkan sebagai sesuatu yang ahli tetapi sebaliknya ditafsirkan sesuatu yang kolot dan kuno. Selain itu, penggunaan bahasa slang (ucapan populer) juga harus berhati-hati untuk tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda.
Harga dan saluran distribusi juga merupakan simbol. Misalnya harga mencerminkan kualitas dan lokasi penjualan juga menyimbolkan akan kualitas barang tersebut. Misalnya, membeli kemeja bermerk di pusat perbelanjaan ternama di Jakarta memiliki simbol berbeda dengan membeli kemeja di pusat grosir.
RITUAL Ritual merupakan aktivitas simbolik terdiri dari rangkaian langkah-langkah yang terjadi pada rangkaian bertahap dan diulang berulang kali.
Pada pelaksanaannnya, ritual meliputi siklus hidup manusia mulai dari lahir sampai meninggal, termasuk wisuda, pernikahan, dan lain-lain. Ritual ini dapat bersifat publik, rumit, religius, perilaku berdandan dan lain sebagainya.
Perilaku ritual biasanya bersifat formal dan perilaku yang mengacu kepada aturan seperti penggunaan KUHP untuk sidang hukum. Ritual juga terjadi berulang kali (misalnya memotong pita ketika meresmikan sesuatu).
Ritual cenderung penuh dengan benda-benda ritual yang diasosiasikan dengan kinerja ritual. Contohnya, ornamen dan makanan yang dihubungkan dengan perayaan Idul Fitri, atau ritual berdasarkan etnik untuk upacara pernikahan, malam minggu untuk bersantai dan lain-lain.
Untuk kejadian khusus seperti ulang tahun pernikahan, beberapa benda dipersepsikan sebagai sesuatu yang lebih pantas, misalnya perhiasan dibandingkan dengan alat-alat rumah tangga.
BUDAYA ITU DIMILIKI BERSAMA Untuk dianggap sebagai budaya, kepercayaan, nilai, kebiasaan harus dimiliki bersama oleh sebagian besar masyarakat. Budaya sering dipandang sebagai kebiasaan kelompok yang menghubungkan anggota masyarakat. Bahasa yang sama juga merupakan komponen penting terbaginya budaya di masyarakat.
Lembaga sosial di masyarakat juga merupakan tempat berbaginya budaya. Salah satunya adalah keluarga di mana keluarga berfungsi sebagai lembaga enkulturasi, penerusaan kepercayaan, nilai, kebiasaan pada anggota masyarakat.
Di keluarga, anak belajar arti akan uang, hubungan kualitas dan harga, pencicipan berbagai produk dan bagaimana berespon terhadap pesan promosi.
Lembaga lainnya adalah lembaga pendidikan dan rumah ibadah. Lembaga pendidikan bertanggung jawab akan keahlian dasar kerja, sejarah, patriotisme, kewarganegaraan.
Sedangkan rumah ibadah mengatur kesadaran, panduan, moral akan beribadah. Kedua lembaga ini mengajarkan konsep ekonomi dan etika.
Sedangkan lembaga keempat adalah media massa. Melalui media massa, kita mendapatkan informasi dan hiburan tetapi konteks media massa disini adalah kita belajar akan belief dan value melalui media massa. Belajar untuk berpakaian, menata rumah, perilaku yang diterima yang berhubungan kelas sosial melalui media.
BUDAYA ITU DINAMIS Untuk memenuhi peran sebagai pemuas kebutuhan, budaya harus berevolusi. Pemasar harus memantau lingkungan pasar untuk menerapkan pada produk yang sedang dipasarkan.
Perubahan budaya (misalnya teknologi baru, pertambahan penduduk, perang, kebiasaan, nilai) yang terjadi menyebabkan terjadi budaya baru di masyarakat. Misalnya, fenomena wanita karir. Mereka cenderung menunda pernikahan, dan tidak menunggu pria untuk membelikan barang- barang mewah karena mereka sudah memiliki pendapatan sendiri.
Perubahan budaya menyebabkan pemasar harus terus mempertimbangkan mengapa konsumen melakukan, apa yang dilakukan, siapa yang membeli, kapan mereka berbelanja, bagaimana, dan di mana media mampu menjangkau mereka, dan produk dan jasa apa yang sedang laku.
Terima Kasih