Peserta Orientasi Pemuda Lintas Agama Angkata I URGENSI PENGEMBANGAN WAWASAN MULTIKULTURAL Drs.H.SALMAN Kabag TU Kankanwil Kemenag Sumbar Junizar Suratman, M. Ag Dosen Fak. Ushulddin IAIN “IB” Junizar S Selamat Datang Peserta Orientasi Pemuda Lintas Agama Angkata I 1 1
URGENSI KERUKUNAN KEADAAN OBYEKTIF INDONESIA AGAMA BUDAYA INDONESIA BAHASA SUKU BUDAYA Junizar S 2
MULTIKULTURAL secara ETIMOLOGIS URGENSI KERUKUNAN 1. KONTEKS SOSIAL MULTIKULTURAL MULTIKULTURAL secara ETIMOLOGIS Berbagai Kebudayaan TERMINOLOGIS Keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan lain Sekelompok manusia yang tinggal dan hidup di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri tersendiri yang mampu membedakan antara satu dengan yang lain Mengapresiasi berbagai keragamaan dari berbagai dimensi Junizar S
MULTIKULTURAL KEINDONESIAAN MULTIKULTURALISME Faham/ pandangan dunia yang menekankan penerimaan terhadap keragaman/ perbedaan Suatu pemahaman, penghargaan dan penilaian atas budaya seseorang, serta penghormatan dan keinginantahuan ttg budaya etnis lain Penerimaan dan penghargaan terhadap suatu budaya, baik budaya sendiri maupun orang lain Multikultural = Pluralitas (x Isme) = Agree in This Agreement Junizar S
LANDASAN / PEDOMAN KEBEBASAN DALAM BERBEDA PANCASILA : SILA 1. KETUHANAN YANG MAHA ESA DIJABARKAN DALAM UUD 45 BAB XI TENTANG AGAMA Negara berdasar atas Keturhanan Yang Maha Esa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu PENJELASAN BAB XI AGAMA PASAL 29 AYAT 1 Ayat ini menyatakan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa Junizar S
KERUKUNAN: PROSES ATAU TUJUAN ? PRINSIP PROSES TOLERANSI MENGHARGAI MEMBIARKAN DIALOG THEOLOGIS SOSIOLOGIS Junizar S
Pluralitas, bukan Pluralisme LINGKUP KERUKUNAN KERUKUNAN (RUKUN; BAIK DAN DAMAI): Suatu Keadaan (proses) atau perihal hidup damai dan baik dalam dimensi keagamaan Kerukunan Intern Agama Antar Pemerintah Antar Agama Persaudaraan seagama Pancasila dan UUD 45 Pluralitas, bukan Pluralisme Junizar S
Positive Thinking Negative Thinking POTENSI KERUKUNAN Eksistensi Kerukunan sebagai proses dan suasana kehidupan beragama dari ummat dan pemeluk agama yang plural dalam kehidupan berbangsa Positive Thinking Negative Thinking Junizar Suratman Sekretaris Jur. Perbandingan Agama Junizar S
PRILAKU-PRILAKU KERUKUNAN POSITIF (+) Berpikiran positif Bertanggung Jawab Saling Menghargai Inklusif-Ekslusif Saling hormat Saling Membantu Kejujuran Dll NEGATIF (-) Berpikiran negatif Keras Kepala Sikap tertutup Sikap curiga Kesombongan Curang Kebencian Dll Junizar S
PILAR-PILAR KERUKUNAN …… ADANYA PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK YANG MAMPU MENGANTISIPASI DAMPAK NEGATIF YANG DITIMBULKAN OLEH KEBIJAKAN PUBLIK ADANYA PEMIMPIN AGAMA YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN LUAS ADANYA MASYARAKAT YANG BERPENDIDIKAN, BERWAWASAN MULTIKULTURAL DAN BERSIKAP RASIONAL DALAM MENYIKAPI KERAGAMAN KEAGAMAAN DAN PERUBAHAN SOSIAL Junizar S
PRINSIP-PRINSIP TOLERANSI ……… LAPANG DADA / HATI TENGGANG RASA Menimbang Perasaan MENGHARGAI Memandang Penting MEMBIARKAN Tiada Melarang HARUS ADA DIALOG AGAMA Junizar S
SENDI-SENDI KERUKUNAN 2. DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA DIALOG BICARA ANTARA DUA PIHAK MENGENALI SEBAGAIMANA ADANYA FITRAH: MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL MEMBERI DAN MENDAPAT INFORMASI Junizar S
PRINSIP-PRINSIP KERUKUNAN Tidak ada paksaan masuk suatu agama Berlaku adil dan baik pada orang yang tidak memerangi karena agama Beramal boleh kepada siapa saja, meskipun beda agama Secara Historis : Piagam Madinah Orang Islam adalah satu kelompok, meskipun beda suku Hubungan antara sesama kelompok Islam dan antara kelompok Islam dengan kelompok lain didasarkan pada: hubungan tetangga yang baik, saling membantu dalam menghadapi musuh bersama, membela mereka yang teraniaya, saling menasehati dan menghormati kebebasan beragama Junizar S
TERIMA KASIH Eldison Bdk Padang