Pengantar Jurnalistik Session 6: Sikap Dasar Seorang Wartawan (Empat dari Sembilan Elemen Jurnalisme) Ambang Priyonggo, M.A.
Sembilan Elemen Jurnalisme (empat terakhir) 6. Jurnalisme harus menghadirkan sebuah forum untuk kritik dan komentar publik 7. Wartawan harus membuat hal yang penting menjadi menarik dan relevan 8. Wartawan harus menjaga berita dalam proporsi dan menjadikannya komprehensif 9. Wartawan punya kewajiban terhadap nurani
Elemen keenam Jurnalisme harus menghadirkan sebuah forum untuk kritik dan komentar publik
Penciptaan forum publik Kovach dan Rosenstiel menerangkan zaman dahulu banyak suratkabar yang menjadikan ruang tamu mereka sebagai forum publik di mana orang-orang bisa datang, menyampaikan pendapatnya, kritik, dan sebagainya. Di sana juga disediakan cerutu serta minuman. Seiring zaman berubah dan media baru bermunculan, sarana forum publik di media menjadi banyak caranya...
Penciptaan forum publik Semua bentuk medium yang dipakai wartawan sehari-hari bisa berfungsi untuk menciptakan forum di mana publik diingatkan akan masalah-masalah penting mereka sedemikian rupa sehingga mendorong warga untuk memberikan penilaian dan mengambil sikap
Dari berita pertama hingga talkshows ... Berita lanjutan Berita analisis Feature Tajuk rencana (editorial) Talkshows Chatroom E-Comment berikut adalah medium yang dapat dipakai wartawan atau media dalam menciptakan forum publik...
Tetap menampilkan fakta Halaman editorial suratkabar, kolumnis opini, acar bincang-bincang, esai majalah yang menyikapi sebuah masalah memang punya hak untuk beropini. Namun jika penulisnya ingin menyebut diri mereka wartawan, mereka tak boleh salah menyajikan FAKTA. Mereka harus berpegang pada standar kejujuran yang sama atau kesetiaan pada kepentingan publik.
Studi Kasus: Hardball Host ‘hardball’ Chris Matthews mewawancarai Kathleen Willey soal indikasi bahwa wanita ini digerayangi oleh Bill Clinton di Gedung Putih. Matthews bicara tentang seseorang yang berupaya membungkam Willey dengan ancaman. Matthews terang-terangan menggiring Willey bahwa orang yang mengancamnya adalah Cody Shearer, orang dekat Clinton.
Kenyataannya, Cody Shearer tidak pernah mengancam Willey. Saat kejadian, Shearer justru berada di California. Matthews telah salah menuding Shearer..... Padahal, opini publik yang negatif terhadap shearer sudah tercipta akibat salah tuding itu...
Belajar dari kasus Hardball... Kejujuran Fakta Verifiksai
Bahaya polarisasi forum publik Kegemaran media terhadap omongan telah meningkat jadi kegemaran akan polarisasi Seringkali diskusi hanya sedikit saja atau tak terkait sama sekali dengan misi pencerahan dari jurnalisme... Ciri Budaya Argumen (menyusutnya tingkat reportase, berkurangnya nilai kepakaran, penekanan pada rentang sempit kisah laris, dan penekanan pada penyederhanaan yang berlebihan, debat yang terpolarisasi)
Di Indonesia... Acara debat di TV One. Apakah menurut Anda, acara debat ini layak disebut sebagai forum publik? Atau justru ini menimbulkan sensasi karena cenderung menampilkan dua pihak yang berseberangan pendapat. Watch TV One: debat
Elemen Ketujuh: Wartawan harus membuat hal yang penting menjadi menarik dan relevan
Kisah Robert Moses oleh Robert Caro (Newsday)
Enak dibaca tidak selalu relevan Tugas jurnalis adalah mendongeng dengan sebuah tujuan. Tujuannya adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan orang dalam memahami dunia. Tantangan pertama adalah menemukan informasi yang orang butuhkan untuk menjalani hidup mereka, lalu membuatnya bermakna, relevan, dan enak disimak.
Godaan.. Godaan infotainment: seringkali informasi yang disampaikan infotaintment begitu menarik perhatian audiens, namun angle atau pun tema yang disajikan sebenarnya tidak memiliki relevansi kepada publik... Porsi tayangan infotainment menembus angka 14 jam sehari.... Penonton setia tembus 10 juta orang!
Elemen Kedelapan Wartawan harus menjaga berita dalam proporsi dan menjadikannya komprehensif
Proporsional itu berarti... Kovach dan Rosenstiel mengatakan banyak suratkabar yang menyajikan berita yang tak proporsional. Judul-judulnya sensional. Penekanannya pada aspek yang emosional. Mungkin kalau di Jakarta contoh terbaik adalah harian Rakyat Merdeka. Suratkabar macam ini seringkali tidak proporsional dalam pemberitaannya.
Koran Sensasional... Kovach dan Rosenstiel mengambil contoh yang menarik. Suratkabar sensasional diibaratkan seseorang yang ingin menarik perhatian pembaca dengan pergi ke tempat umum lalu melepas pakaian, telanjang. Orang pasti suka dan melihatnya. Pertanyaannya adalah bagaimana orang telanjang itu menjaga kesetiaan pemirsanya? Ini berbeda dengan pemain gitar. Dia datang ke tempat umum, memainkan gitar, dan ada sedikit orang yang memperhatikan. Tapi seiring dengan kualitas permainan gitarnya, makin hari makin banyak orang yang datang untuk mendengarkan. Pemain gitar ini adalah contoh suratkabar yang proporsional.
Subjektifitas... Proporsional serta komprehensif dalam jurnalisme memang tak seilmiah pembuatan peta. Berita mana yang diangkat, mana yang penting, mana yang dijadikan berita utama, penilaiannya bisa berbeda antara si wartawan dan si pembaca. Pemilihan berita juga sangat subjektif. Kovach dan Rosenstiel bilang justru karena subjektif inilah wartawan harus senantiasa ingat agar proporsional dalam menyajikan berita.
Elemen Sembilan Wartawan punya tanggung jawab pada nurani
Dengarkan hati nurani Setiap wartawan harus mendengarkan hati nuraninya sendiri. Dari ruang redaksi hingga ruang direksi, semua wartawan seyogyanya punya pertimbangan pribadi tentang etika dan tanggungjawab sosial. Ini elemen yang kesembilan.
“Setiap individu reporter harus menetapkan kode etiknya sendiri, standarnya sendiri dan berdasarkan model itulah dia membangun karirnya,” kata wartawan televisi Bill Kurtis dari A&E Network
Tak mudah menjalankan prinsip Menjalankan prinsip itu tak mudah karena diperlukan suasana kerja yang nyaman, yang bebas, di mana setiap orang dirangsang untuk bersuara. “Bos, saya kira keputusan Anda keliru!” atau “Pak, ini kok kesannya rasialis” adalah dua contoh kalimat yang seyogyanya bisa muncul di ruang redaksi.
Menciptakan suasana ini tak mudah karena berdasarkan kebutuhannya, ruang redaksi bukanlah tempat di mana demokrasi dijalankan. Ruang redaksi bahkan punya kecenderungan menciptakan kediktatoran. Seseorang di puncak organisasi media memang harus bisa mengambil keputusan –menerbitkan atau tidak menerbitkan sebuah laporan, membiarkan atau mencabut sebuah kutipan yang panas—agar media bersangkutan bisa menepati deadline.
Bob Woodward dari The Washington Post: “Jurnalisme yang paling baik seringkali muncul ketika ia menentang manajemennya.”
Ada pertanyaan?