INVESTASI Pengorbanan dana yang ditanamkan saat ini dengan ekspektasi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang.
JENIS INVESTASI 1. REAL ASSETS 2. FINANSIAL ASSETS Land Building Mechine Gold 2. FINANSIAL ASSETS Saham Obligasi
Bukti kepemilikan terhadap perusahaan. SAHAM Bukti kepemilikan terhadap perusahaan. Lebih menarik dibandingkan surat berharga lainnya karena karakteristik saham yang memberikan penghasilan yang variatif.
TUJUAN INVESTASI Fokus utama dari setiap aktivitas investasi adalah mendapatkan keuntungan.
KEUNTUNGAN BERINVESTASI DALAM SAHAM 1. DIVIDEN Bagian keuntungan perusahaan yang menjadi hak pemegang saham. a. Cash Dividend Berasal dari Net Income After Tax. Tidak semua laba dibagikan, ada sebagian yang ditahan.
Pendapatan perlembar saham (EPS) = NIAT/jumlah saham yang beredar Ukuran yang menentukan proporsi NIAT yang dibagikan kepada investor adalah Rasio Pembayaran Dividen (DPR) = DPS/EPS Dividen perlembar saham (DPS) = Dividen/jumlah saham beredar di masyarakat
Contoh: PT. A telah membukukan laba bersih setelah pajak (NIAT) sebesar Rp. 600.000.000,-. Saham PT. A yang beredar sebanyak 2.000.000 lembar. Berapa pendapatan perlembar sahamnya (EPS) ? Jawab: EPS = Rp 600.000.000 = Rp 300,- 2.000.000 lembar Jika PT. A menentukan DPR sebesar 40%, berarti DPS yang diterima investor = 40% x Rp.300,- = Rp. 120,-
b) Stock Dividend dividen dalam bentuk saham dibagikan karena perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau memerlukan biaya pengembangan.
2. Capital Gain keuntungan yang diperoleh pemegang saham apabila harga jual > harga beli saham. Contoh: Ibu Ori membeli saham PT. A seharga Rp 5.050,-. Dua hari kemudian ia menjual saham tsb seharga Rp 5.100 perlembar. Maka capital gain yang ia peroleh adalah = Rp 5.100 – Rp 5.050 = Rp 50,-
Unsur yang melekat pada setiap dana yang diinvestasikan adalah keuntungan (Return) dan Resiko (Risk)
RESIKO Adalah kemungkinan hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan
1. Resiko Sistematis (Resiko Pasar) Wujud secara alami di pasar, tidak dapat dikurangi/didiversifikasi. Muncul karena faktor ekonomi makro: Inflasi Tingkat bunga dll
Contoh: Jika seseorang menginvestasikan dananya sebesar Rp 1.000.000,- dengan expected return Rp 1.050.000, Maka faktor resiko yang sebelumnya harus dipertimbangkan adalah: - inflasi: 3% = untung Rp 1.050.000.000 - (3% x Rp 1.000.000) = Rp 1.020.000 5% = 0 Rp 1.050.000.000 - (5% x Rp 1.000.000) = Rp 0 7% = rugi Rp 1.050.000.000 - (7% x Rp 1.000.000) = Rp 980.000
2. Resiko Tidak Sistematis = Resiko Unik bisa dikurangi dengan pembentukan portofolio.
Kerugian Berinvestasi dalam Saham 1. Capital Loss harga jual saham < harga belinya Contoh : Ibu Ori membeli saham PT.A seharga Rp 5.050,-. Apabila saham tsb hanya terjual seharga Rp 5000,- perlembar, maka capital loss yang diderita ibu Ori adalah Rp 50 perlembar 2. Opportunity Loss 3. Perusahaan dilikuidasi
PROSES INVESTASI PADA SAHAM 1. Penentuan Kebijakan investasi a. Kondisi Finansial berapa banyak dana yang akan diinvestasikan? b. Kondisi Psikologis berapa resiko yang bersedia ditanggung? Risk Seeker mempengaruhi jenis Risk Neutral sekuritas yang akan dipilih Risk Avers
2. Analisis Sekuritas Untuk mengidentifikasi saham yang mispriced (salah harga). Contoh: Pada saat dibeli, saham PT. Indofood Rp 12.000,- perlembar. Diprediksikan di masa mendatang bahwa harga INDF akan menjadi Rp 13.000,-. Ternyata di masa tsb harganya hanya Rp 11.000,- a. Analisis Fundamental b. Analisis Teknikal
3. Membentuk Portofolio Investasi sekumpulan investasi yang jenisnya berbeda untuk diversifikasi resiko. Contoh: Tn. A memiliki dana sebesar Rp 1 milyar yang dialokasikan ke beberapa sektor industri, yaitu: Perbankan, Retail, Pertambangan, Kimia, dan Asuransi.
4. Revisi Portofolio perubahan terhadap portofolio yang dimiliki jika tidak optimal lagi (tidak sesuai dengan preferensi resikonya). contoh: Tn. A merubah portofolio yang dimilikinya dengan mengganti sektor pertambangan dengan sektor telekomunikasi.
5. Evaluasi Kinerja Portofolio Investor melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio, baik dari segi keuntungan maupun resiko, apakah selanjutnya perlu melakukan revisi lebih lanjut.
ANALISIS FUNDAMENTAL Mengidentifikasi prospek perusahaan untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang
Karakteristik Analisis: Investor adalah rasional Mempelajari hubungan harga saham dengan kondisi pasar Asumsi: Nilai saham mewakili nilai perusahaan untuk meningkatkan nilai di kemudian hari.
Faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham: Kondisi ekonomi makro: inflasi, tingkat bunga, GNP, dll Kondisi spesifik perusahaan: kinerja perusahaan (Laporan Keuangan)
Membandingkan Nilai intrinsik saham dengan harga pasar saham. Analisis Fundamental Membandingkan Nilai intrinsik saham dengan harga pasar saham. Nilai intrinsik > harga pasar saham = overpriced (overvalued) sell Nilai intrinsik < harga pasar saham = underpriced (undervalued) buy
Nilai intrinsik (nilai fundamental) adalah nilai yang menentukan harga wajar suatu saham agar harga saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya (riil value). Dihitung dengan mencari Present Value dari semua aliran kas di masa yang akan datang, baik dari dividen maupun capital gain.
SOAL Anda sebagai calon investor ingin menginvestasikan dana anda pada saham industri Retail, dengan alternatif emiten yaitu: PT. Hero (HERO) & PT. Ramayana (RALS). Untuk menentukan pilihan saham mana yang layak untuk dibeli, lakukanlah analisis fundamental terhadap kedua emiten tsb, dan apa rekomendasi anda? Data Tambahan: Market Price: HERO @Rp 925 & RALS @RP 2.625 PER Industri Retail 10%