ABSTRAKSI PENELITIAN Penulis Kusnoto dan Sri Mumpuni Sosiawati Asal Fakultas Kedokteran Hewan Sumber Dana DIPA-RM Tahun 2009 Bidang Ilmu PROFIL SUBKELAS IGG SERUM MENCIT ANTI-TOXOCARA CANIS SEBAGAI DASAR PEMILIHAN MARKER SPESIFIK UNTUK PEMERIKSAAN ANTIBODI PADA KASUS TOXOCARIASIS ABSTRAK Hingga saat ini protein Toxocara canis isolat lokal dengan spesifisitas tinggi untuk diagnosis secara imuno¬logis pada infeksi toxocariasis belum diketahui. Padahal protein tersebut penting untuk diagnosis mengingat penyakit ini tergolong penting untuk diperhatikan karena selain bersifat zoonosis dan berdampak sangat berat, juga memiliki gejala klinis yang variatif serta pada infeksi bentuk larva tidak bisa didiagnosis secara konvensional (dengan pemeriksaan feses). Secara keseluruhan penelitian ini merupakan bagian dari payung penelitian dengan target akhir berupa kit diagnostik untuk diagnosis etiologik hingga pada tingkat spesies dan vaksin anti- nematoda. Tujuan khusus penelitian ini meliputi: Mendapatkan protein spesifik ES-L2J T. canis yang dapat digunakan sebagai antigen pada pemeriksaan dengan ELISA dan imunogen pada pembuatan antibodi monoklonal; Menentukan nilai antigenisitas, sensitivitas dan spesifisitas protein ES T._canis pada diagnosis toxocariasis hewan coba (mencit) yang diimunisasi ES-L2J T._canis dan homogenat cacing lain dengan teknik indirect-ELISA; Menentukan subkelas Ig G spesifik dan dominan pada respon imun humoral mencit terhadap infeksi T. canis yang dapat digunakan sebagai biomarker untuk mengem¬bangan diagnosis toxocariasis pada pemeriksa¬an serum dengan teknik ELISA- isotyping kit. Prosedur penelitian ini meliputi: 1) Koleksi dan Identifikasi Toxocara spp. dari Anjing yang terdiri dari: a) Isolasi cacing dewasa, b) Isolasi larva stadium kedua (L2) T. canis, c) Isolasi larva stadium kedua dorman dari jaringan mencit (L2J) T. canis, d) Pembuatan homogenat L2, L2 dorman dan cacing dewasa; 2) Analisis protein Toxocara canis dengan teknik SDS-PAGE; 3) Karakterisasi protein T. canis, isolasi protein spesifik dan uji reaksi silang antara antigen T. cati dengan serum anti-T. canis dengan teknik Western blot; 4) Uji Antigenisitas protein dengan teknik dot blot dan ELISA pada mencit yang diinfeksi Toxocara canis; 5) Uji Antigenisitas, sensitivitas dan spesifisitas protein dengan teknik elisa pada mencit yang diimunisasi berbagai homogenat cacing; dan 6) Pengamatan profil subkelas IgG dengan ELISA-isotyping kit. T. canis memliki banyak protein dengan BM beragam dari 8 - 200 kDa; Berdasarkan hasil Western blot dapat disimpulkan protein spesifik T. canis pada BM 168, 120, 91, 80, 70, 62, 51, 48, 45, 42, 38, 35, 32, 24, 18, 14 & 11 kDa dapat dikembangkan untuk diagnostik; sedangkan protein dengan cross reaction tinggi untuk kandidat vaksin dan terapi imunologik; Reaksi silang antara Ag T. cati–Ab T. canis terjadi pada BM 140, 91, 62, 42, 38, 34, 33, 32, 30, 29, 27, 24, 17, 14, 12, dan 10 kDa; reaksi silang antara Ag T._canis–Ab T. cati terjadi pada BM 160, 140, 120, 91, 80, 70, 54, 42, 38, 35, 34, 33, 32, 30, 29, 27, 24, 20, 18, 14 dan 12 kDa; Reaksi silang tidak terjadi antara Ag T. cati dan Ab T. canis pada BM 168, 120, 80 dan 70 kDa, dan Ag T. canis dan Ab T. cati pada BM 168, 51, 48, 45, dan 35 kDa; Berdasarkan nilai OD pada ELISA, protein murni Toxocara spp. antigenisitas tinggi terhadap serum anti- Toxocara spp., keduanya memiliki antigenisitas yang lebih rendah terhadap cacing lain (Ancylostoma spp. dan D. caninum), dengan nilai sensitivitas 100% dan spesifisitas 87,5%; Berdasarkan hasil ELISA-isotyping, subkelas Ig G dominan dalam serum mencit yang diinfeksi dengan T. canis adalah Ig G2a. Pada penelitian ini telah dibuktikan bahwa teknik indirect-ELISA dengan menggunakan subkelas IgG sebagai antibodi kedua mempunyai peluang untuk dikembangkan sebagai diagnosis etiologik toxocariasis. Subkelas Ig G ) lebih spesifik terhadap infeksi T._canis.a(IgG2 Kata kunci : Subkelas IGG, Anti-Toxocara Canis, Toxocariasis