Oleh : Bernaldo Yudha Widyantoko PB I HAKIKAT KURIKULUM Oleh : Bernaldo Yudha Widyantoko
Konsep Dasar Kurikulum Hakikat Kurikulum Konsep Dasar Kurikulum Komponen Kurikulum Teori Kurikulum
HAKIKAT KURIKULUM Menjelaskan pengertian kurikulum; Menjelaskan kedudukan kurikulum dalam pendidikan; Menjelaskan fungsi dan peranan kurikulum; Mengidentifikasi berbagai komponen kurikulum Menjelaskan karakteristik teori perbedaannya dengan teori kurikulum yang lain
UNDANG-UNDANG SISDIKNAS GURU SEBAGAI FASILITATOR DAN MOTIVATOR LINGKUNGAN BELAJAR TERANCANG DAN TAK TERANCANG & KONTEKSTUAL MENITIK BERATKAN PADA METHOD OF INQUIRY PEMBELAJARAN SISWA SUMBER BELAJAR MENUNJUKKAN KINERJA KREATIF ( KOGNITIF, PSIKOMOTOR, AFEKTIF - UTUH ) MULTI DEMENSI Student Centered Learning
PENGETAHUAN PENGETAHUAN DIPANDANG SEBAGAI SESUATU YANG SUDAH JADI, YANG TINGGAL DIPINDAHKAN ( DITRANSFER ) DARI DOSEN KE MAHASISWA. PENGETAHUAN ADALAH HASIL KONSTRUKSI (BENTUKAN) ATAU HASIL TRANSFORMASI SESEORANG YANG BELAJAR.
BELAJAR BELAJAR BUKAN MENERIMA PENGETAHUAN ( PASIF - RESEPTIF ) BELAJAR ADALAH MENCARI DAN MENGKONSTRUKSI ( MEMBENTUK ) PENGETAHUAN AKTIF DAN SPESIFIK CARANYA
MENGAJAR · Menyampaikan pengetahuan (bisa Klasikal) Berpartisipasi dengan siswa dalam membentuk pengetahuan (individual / kelompok) Menjalankan sebuah instruksi yang telah dirancang . Menjalankan berbagai strategi yang membantu siswa untuk dapat belajar.
(TRANSFER OF KNOWLEDGE) BUKAN LAGI BAGAIMANA GURU MENGAJAR DENGAN BAIK (TEACHER CENTERED), TAPI……. TEACHING (TRANSFER OF KNOWLEDGE) BAGAIMANA SISWA BISA BELAJAR DENGAN BAIK DAN BERKELANJUTAN (STUDENT CENTERED LEARNING) LEARNING ( METHOD OF INQUIRY )
PERUBAHAN ORIENTASI KURIKULUM (K 13?) BERBASIS PADA ISI KEILMUAN BERBASIS PADA KEBUDAYAAN KONSORSIUM SAINS, TEKNOLOGI, SENI, (1985 -1998) KONSEP UNESCO (1998)
Unesco Menetapkan 2 Prinsip Pendidikan 1. Empat Pilar Pendidikan Learning to know (belajar untuk mengetahui) Learning to do (belajar melakukan) Learning to live together (belajar hidup dalam kebersamaan) Learning to be (belajar menjadi diri sendiri) 2. Life long education, pendidikan semur hidup
KURIKULUM (Berbagai terminologi dalam kurikulum) oleh Robert S Zais, 1981 Curriculum Fondation, atau asas-asas kurikulum dengan memperhatikan filsafat bangsa, keadaan masyarakat dan kebudayaan Curriculum Construction, membahas berbagai komponen dengan berbagai pertanyaan apa yg dimaksud dg masyarakat yg baik Kemana arah dan tujuan pendidikan Apa hakikat manusia Bagaimana merancang kurikulum Materia apa yang diberikan
KURIKULUM (Berbagai terminologi dalam kurikulum) oleh Robert S Zais, 1981 3. Curriculum Development, pengembangan kurikulum membahas berbagai macam model pengalaman kurikulum, dalam hal ini siapa yg berkepentingan, guru, tenaga kependidikan, orang tua atau siswa ? 4. Curriculum Implementation, seberapa jauh kurikulum dilaksakan di lapangan 5. Curriculum Enggineering, proses yang memfungsikan sistem kurikulum di sekolah dengan menghasilkan kurikulum, melaksanakan kurikulum dan menilai keefektifan kurikulum dan sistemnya.
PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu ( UU SISDIKNAS No.20, TAHUN 2003 ). Merupakan ”Rambu-rambu untuk menjamin mutu dan kemampuan sesuai dengan program studi yang ditempuh“ Seperangkat rencana dan pengaturan berdasarkan standar pendidikan tentang kemampuan dan sikap serta pengalaman belajar, dan penilaian yang berbasis pada potensi dan kondisi peserta didik KBK adalah kurikulum yang disusun berdasarkan atas elemen-elemen kompentensi yang harus dicapai oleh siswa sebagai peserta didik
. Konsep kurikulum: Berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan Bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianut Dalam arti sempit: Kumpulan mata pelajaran / bahan ajar yang harus disampaikan guru Dalam arti luas: Lebih menekankan pada pengalaman
KURIKULUM DIPANDANG SEBAGAI TUJUAN . KURIKULUM DIPANDANG SEBAGAI TUJUAN Mauritz Johnson membedakan antara kurikulum dengan pengajaran. Interaksi siswa dengan lingkungan disebut pengajaran sedangkan rentetan hasil belajar yang diharapkan (tujuan) disebut kurikulum PENGAJARAN interaksi Hasil pengajaran yang diharapkan (TUJUAN) siswa lingkungan Perencanaan isi KBM Evaluasi KURIKULUM
SEBAGAI RANCANGAN / RENCANA . SEBAGAI RANCANGAN / RENCANA Menurut Mac Donald, sistem persekolahan terbentuk atas 4 subsistem: Mengajar kegiatan profesional guru Belajar upaya siswa sebagai respon Pengajaran interaksi belajar mengajar Kurikulum rencana sebagai pedoman Menurut Beauchamp, kurikulum dibedakan sebagai rencana tertulis, dan kurikulum fungsional Menurut Taba, perbedaan kurikulum dengan pengajaran terletak pada keluasan cakupan KURIKULUM PENGAJARAN Tujuan umum/akhir Isi dan metoda lebih luas Tujuan khusus/dekat Lebih sempit
. SEBAGAI BIDANG STUDI Merupakan penerapan dari teori-teori kurikulum, hasil pengkajian dan pengembangan para ahli kurikulum. Menurut Zais: kurikulum sebagai bidang studi mencakup: Batasan/jarak/cakupan subject matter Prosedur pengembangan dan praktek Menurut Beauchamp: teori kurikulum adalah sekumpulan pernyataan yang berhubungan yang memberi arti terhadap kurikulum sekolah dengan titik beratnya pada hubungan antarlelemen, perkembangan, penggunaan, dan evaluasi
Kurikulum sebagai rencana: . Cakupan bidang studi: Sistem kurikulum: Konsep kurikulum Penentuan kebijakan Penentuan Susunan personalia Penggunaan Prosedur pengembangan Pengembangan Penerapan Disain Evaluasi dan penyempurnaan Evaluasi Fungsi: Kurikulum sebagai rencana: Menghasilkan kurikulum sebagai dokumen tertulis Tujuan Menjaga kurikulum tetap dinamis Bahan Kegiatan Alat Waktu
KURIKULUM: Mengindikasi rencana untuk mendidik siswa . KURIKULUM: Mengindikasi rencana untuk mendidik siswa Merupakan bagian dari ruang lingkup kajian kurikulum dan berisikan komponen-komponen kurikulum Identifikasi ruang lingkup kajian Merupakan substansi / subject matter dalam bidang kurikulum Berbagai proses yang terdapat dalam kurikulum seperti pengembangan kurikulum, perubahan kurikulum SUMBER: ZAIS, 1976: 3
Curriculum as program of studies Curriculum as course content . Curriculum as program of studies Curriculum as course content Curriculum as planned learning experience Curriculum as experiences had under the auspices of the school Curriculum as a structured series of intended learning outcomes Curriculum as a written plan for action SUMBER: ZAIS, 1976: 7-11
; Menurut hilda taba (1962) dilema tentang definisi kurikulum terjadi karena tidak dapat meletakkan posisi antara dua kutub UMUM SPESIFIK KURIKULUM PEMBELAJARAN SUMBER: ZAIS, 1976: 12
DOKUMEN ( CURRICULUM PLAN ) KEGIATAN NYATA ( ACTUAL CURRICULUM ) KURIKULUM DOKUMEN ( CURRICULUM PLAN ) KEGIATAN NYATA ( ACTUAL CURRICULUM ) SERANGKAIAN MATA Pelajaran SILABUS PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN ( RPP-RH ) PROSES PEMBELAJARAN PROSES EVALUASI ( ASSESSMENT ) PENCIPTAAN SUASANA PEMBELAJARAN
Kedudukan kurikulum Secara singkat, posisi kurikulum dapat disimpulkan menjadi tiga, yaitu: kurikulum sebagai konstruk, kurikulum sebagai jawaban untuk menyelesaikan berbagai masalah yang berkenaan dengan pendidikan, kurikulum untuk membangun kehidupan masa depan yang didasarkan atas kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan berbagai rencana pengembangan dan pembangunan bangsa. Kurikulum sangat penting bagi beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Beberapa pihak yang dimaksud anatara lain guru, kepala sekolah, masyarakat, dan penulis buku ajar.
Fungsi dan Efektivitas Kurikulum Fungsi Kurikulum: Fungsi kurikulum bagi guru Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah Fungsi kurikulum bagi masyarakat Fungsi kurikulum bagi para penulis buku ajar Efektivitas Kurikulum Efektivitas: sejauh mana suatu tindakan berpengaruh secara positif terhadap hal lain. Kurikulum dikatakan efekttif jika dapat berinteraksi secara tepat dengan kompetensi guru, membantu siswa dalam mengukur pengalaman belajar sesuai kebutuhannya, dan memproduksi outcome pendidikan yang diharapkan.
Komponen-komponen kurikulum Tujuan, Isi, Struktur program, Organisasi, Proses belajar mengajar Evaluasi. Sebagai sebuah sistem pelbagai komponen kurikulum memiliki keterkaitan yang bersifat harmonis dan tidak saling bertentangan
Komponen Kurikulum Komponen Tujuan Tujuan Pendidikan Nasional Tujuan Institusional Tujuan Kurikulum, yaitu tujuan yg ingin dicapai pada bidang studi Tujuan Insruksional, tujuan yg ingin dicapai pada tingkattan tataran pengajaran Komponen Isi, isi dari atau meteri yg ingin dikuasai dari setiap bidang studi Komponen Organisasi dan Strategi, terdapat struktur horizontal dan vertikal, Separatet subject matter, pemisahan mata pelajar Correlatet curiculum, penyinggungan antara mata pelajaran Integratet Curriculum, Pemaduan beberapa bahan dari beberapa mata pelajaran .
Komponen Kurikulum Core Curriculum mengandung (Alberty,1953) Tujuan yg mendasar Materi atau bahan yg teridiri dari atar berbagai pengalaman belajar yg disusun atas dasar unit kerja Metode yang digunakan Bimbingan belajar yg diperlukan 2. Hidden Curriculum (Alberty,1953) Kurikulum yg tersembunyi yaitu hal2 yg berhubungan dg pendidikan moral dan peran guru dalam mentrasformasikan standar moral
Anatomi Kurikulum TUJUAN EVALUASI MATERI PROSES
Pengembangan Tujuan Akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-komponen kurikulum lainnya. Tujuan dirumuskan berdasarkan: Perkembangan tuntutan, kebutuhan, dan kondisi masyarakat Pencapaian nilai-nilai filosofis terutama falsafah negara (Tujuan Pendidikan Nasional)
TUJUAN AKHIR (GOALS) PEMBELAJARAN (UNIT 1) (UNIT 2) PEMBELAJRAN (UNIT n) Goals adalah tujuan yang diharapkan dicapai setelah melalui satu periode pembelajaran Objectives adalah tujuan yang dicapai setelah melalui satu unit pembelajaran
Pengembangan tujuan Sifat tujuan hirarkhial (berjenjang) artinya: tujuan pembelajaran tidak boleh lebih luas dari tujuan akhir tujuan-tujuan pembelajaran jika disatukan akan menggambarkan tujuan akhir Tujuan pembelajaran harus operasional Tujuan pembelajaran harus dapat diukur ketercapaiannya Tujuan pembelajaran mencakup domain kognitif, afektif, dan psikomotorik
Pengembangan tujuan Domain KOGNITIF: Knowledge: kemampuan mengingat kembali materi yang baru dipelajari (recall). Contoh: mengulang kembali, mendefinisi Comprehension: kemampuan untuk menangkap makna materi belajar. Contoh: mengilustrasikan, menggambarkan Application: kemampuan memanfaatkan materi belajar dalam situasi yang baru/konkrit. Contoh: menggunakan, mempraktekkan Analysis: kemampuan untuk memilah/membagi materi ke dalam komponen-komponen sehingga struktur organisasinya dapat dipahami. Contoh: membandingkan, mendeteksi Synthesis: kemampuan untuk membentuk satu kesatuan yang baru. Contoh: memformulasikan, memprediksi Evaluation: kemampuan mempertimbangkan aspek nilai (value) dalam materi belajar. Contoh: mempertimbangkan, memutuskan Revisi taksonomi yang baru?
Pengembangan tujuan Domain AFEKTIF: Receiving: merujuk kepada kepekaan siswa terhadap stimulus, kemauan untuk menerima. Contoh: memperhatikan, menerima Responding: merujuk kepada perhatian aktif siswa terhadap stimulus, kemauan untuk merespon atau memberi perhatian. Contoh: menikmati, memberi kontribusi, kerjasama Valuing: merujuk kepada keyakinan dan sikap, komitmen. Contoh: menghormati, mempertimbangkan Organization: merujuk kepada internalisasi nilai dan keyakinan yang melibatkan konseptualisasi nilai dan organisasi sistem nilai. Contoh: mengklarifikasi, menguji Characterization: merujuk kepada internalisasi dan perilaku yang merefleksikan seperangkat nilai dan karakteristik filosofi kehidupan (penjatidirian). Contoh: menyimpulkan, menetapkan
Pengembangan tujuan Domain Psychomotor: Reflex movements: refleks yang melibatkan satu segmen otot dan memungkinkan keterlibatan lebih dari satu segmen otot Fundamental movements: keterampilan gerak yang berhubungan dengan berjalan, berlari, melompat, menekan Perceptual abilities: ditujukan kepada keterampilan yang berhubungan dengan koordinasi pergerakan tubuh, visual, auditori Physical abilities: berkenaan dengan daya tahan, fleksibilitas, ketangkasan, kekuatan, kecepatan Skilled movements: merujuk kepada ketangkasan permainan, olahraga Nondiscursive communication: merujuk kepada ekspresi gerakan yang disesuaikan dengan postur, ekspresi wajah, gerakan-gerakan kreatif (nondiscursive = tidak menyimpang)
Pengembangan tujuan Kriteria pengembangan tujuan pembelajaran: Berorientasi pada siswa, penekanan pada apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang dilakukan oleh instruktur Berisikan hasil belajar, apa yang harus dicapai oleh siswa (learning outcomes) Jelas dan dapat dipahami, eksplisit berisikan kata kerja yang menggambarkan perilaku (definite action) dan merujuk kepada objek perilaku tersebut. Pernyataan TP juga hanya berisikan satu makna/arti, tidak ambiguous Dapat diobservasi, diukur ketercapaiannya Kunci tujuan yang dapat diobservasi adalah digunakannya kata kerja yang dapat diobservasi
Pengembangan tujuan Kata kerja yang tidak dapat diobservasi Mengetahui Memahami Mengerti Mencintai Meyakini Mengapresiasi Memikirkan Menyenangi Mengakrabi Menilai Merealisasikan
Pengembangan tujuan Kata kerja yang dapat diobservasi Mengidentifikasi Mengisolasi Membicarakan Memisahkan Membuat daftar Menjelaskan Memilih Menghitung Menambahkan Menggambarkan Menganalisis Memprediksi Melokalisasi
Pengembangan tujuan Keuntungan pengembangan tujuan pembelajaran khusus (objectives): Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa Memudahkan guru dalam memilih dan menyusun bahan ajar Memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pengajaran Memudahkan guru mengadakan penilaian, menentukan bentuk evaluasi, merumuskan butir tes, dan menentukan kriteria pencapaiannya
Pengembangan tujuan SMARTER: Specific: contoh: lebih baik menggunakan kata siswa mampu menulis ketimbang siswa dapat bekerja keras Measurable: contoh: siswa mampu menulis sebanyak 1 halaman Acceptable: perhatikan apakah pernyataan tujuan dapat diterima, contoh: siswa mampu menulis sebanyak 1 halaman untuk siswa kelas 2 SD Realistic: meskipun tujuan sudah terukur dan dapat diterima, masih harus dipertimbangkan apakah pernyataan tujuan realistik, contoh: menulis sebanyak 1 halaman dalam waktu 5 menit
Pengembangan tujuan SMARTER: Time frame: perhatikan kerangka waktu yang diajangkan dalam pernyataan tujuan Extending: kalimat tujuan harus memperlihatkan pengembangan kapabilitas siswa. Apakah menulis 1 halaman tersebut mampu mengembangkan kapabilitas menulis siswa Rewarding: perhatikan apakah pernyataan tujuan mampu memberikan nilai lebih kepada siswa
Pengembangan bahan ajar Dengan BAHAN apa siswa dapat mencapai tujuan ? Guru menyediakan materi pelajaran yang telah TERPILIH dan TERORGANISASI
Pengembangan bahan ajar TERPILIH: Pengetahuan sejarah sangat besar jumlahnya. Guru tidak boleh terperangkap pada transfer of knowledge Bahan pelajaran harus dipilih sesuai dengan tujuan pengajaran Bahan pelajaran dipilih untuk disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental intelektual siswa Didasarkan atas asas kebermaknaan dan kemanfaatan TERORGANISASI: Membagi sesuatu ke dalam bagian-bagian tertentu dan mengelompokkannya atas prinsip tertentu Menyusun secara teratur / terstruktur Melihat keterhubungan satu terhadap yang lain
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR Sebelum mengajar Selama mengajar Setelah mengajar Memilih dan menganalisis konten / isi materi Menjelaskan tujuan dan mengatur tugas-tugas untuk siswa Memeriksa kembali pemahaman siswa Memilih pendekatan / metode Memberikan pertanyaan untuk mengembangkan pemahaman Mintakan umpan balik dari siswa Alokasikan waktu dan ruang Membantu siswa dan menyediakan waktu untuk latihan Evaluasi pembelajaran Tetapkan struktur pembelajaran Gunakan waktu jeda untuk memeriksa kembali pemahaman siswa Buat laporan kemajuan tiap siswa Bangkitkan motivasi Lakukan transisi dan kelola aktivitas Lakukan refleksi terhadap perbaikan pembelajaran (http://www2.potsdam.edu/CRANE/campbemr/curriculum/college-methods/planning/planning-1.html)
Pengembangan bahan ajar Materi diorganisasi berdasarkan scope dan sequence Mengacu ke Tujuan Pembelajaran Melibatkan materi substansi, materi proses, materi value Dilengkapi dengan sumber-sumber (sumber tertulis, sumber elektronik)
Pengembangan bahan ajar Sequence adalah susunan bahan ajar yang terdiri atas topik/subtopik, dan di dalam tiap topik/subtopik terkandung ide pokok yang relevan dengan tujuan Cara penyusunan sequence: Kronologis Kausal Struktural Logis dan Psikologis (deduktif, induktif) Spiral Rangkaian ke belakang Hirarkhi belajar
TEORI KURIKULUM TEORI: Satu set/sistem pernyataan yang menjelaskan serangkaian hal Karakteristik pernyataan: Besifat memadukan Berisi kaidah-kaidah umum Bersifat meramalkan Teori lahir dari suatu proses, menjelaskan suatu kejadian yang menunjukkan sifat universal Guna teori (a) mendeskripsikan, (b) menjelaskan, (c) memprediksikan, (d) kontrol
. TEORI KURIKULUM: Suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah; makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan, penggunaan dan evaluasi kurikulum.
PERKEMBANGAN TEORI KURIKULUM Franklin Bobbit: kehidupan manusia terbentuk oleh sejumlah kecakapan, diperoleh melalui pendidikan yakni penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, kebiasaan, apresiasi TUJUAN Kurikulum. Keseluruhan tujuan & pengalaman menjadi bahan kajian teori kurikulum 1920: pengaruh pendidikan progresif berkembang gerakan pendidikan yang berpusat pada anak. Isi kurikulum didasarkan pada minat & kebutuhan siswa Caswell: konsep kurikulum yang berpusat pada masyarakat kurikulum interaktif yang menekankan pada partisipasi guru 1947: dirumuskan 3 tugas teori kurikulum: Identifikasi masalah yang muncul dalam pengembangan kurikulum Menghubungkan masalah dengan struktur yang mendukungnya Meramalkan pendekatan di masa yang akan datang
Ralph W Tyler: 4 pertanyaan pokok inti kajian kurikulum: . Ralph W Tyler: 4 pertanyaan pokok inti kajian kurikulum: Tujuan Pengalaman pendidikan Organisasi pengalaman Evaluasi 1963: Beauchamp: teori kurikulum berhubungan erat dengan teori-teori lain Othanel Smith: sumbangan filsafat terhadap teori kurikulum (perumusan tujuan & penyusunan bahan) Mc Donald (1964): 4 sistem dalam persekolahan yakni kurikulum, pengajaran, mengajar, belajar Beauchamp (1960 – 1965): 6 komponen kurikulum sebagai bidang studi (1) landasan kurikulum, (2) isi kurikulum, (3) disain kurikulum, (4) rekayasa kurikulum, (5) evaluasi kurikulum, (6) penelitian dan pengembangan Mauritz Johnson (1967): membedakan kurikulum (tujuan) dengan proses pengembangan kurikulum. Pengalaman belajar merupakan bagian dari pengajaran
Sumber/landasan inti penyusunan kurikulum: Bertolak dari kehidupan dan pekerjaan orang tua Menjadi luas, meliputi semua unsur kebudayaan Bersumber pada anak: kebutuhan, perkembangan, dan minat Berdasarkan pengalaman kurikulum yang sebelumnya Nilai (value) Kekuasaan sosial & politik
Prinsip Dalam Pengembangan Teori Kurikulum Dimulai dengan perumusan/pendefinisian Mempunyai kejelasan nilai & sumber pangkal tolaknya Menjelaskan karakteristik disain kurikulum Menggambarkan proses penentuan kurikulum & interaksi antara proses Menyiapkan diri bagi proses penyempurnaan
Sub Teori Kurikulum Disain Kurikulum Rekayasa Kurikulum Merupakan pengorganisasian tujuan, isi, serta proses belajar. 2 dimensi penting yakni (a) substansi, dan (b) model pengorganisasian (bagaimana penggunaan kurikulum dan bagaimana kurikulum di evaluasi) Rekayasa Kurikulum Proses memfungsikan kurikulum di sekolah / upaya agar kurikulum berfungsi Bidang pelaksanaan proses rekayasa Keterlibatan personal dalam proses pelaksanaan kurikulum Tugas dan prosedur perencanaan kurikulum Tugas dan prosedur pelaksanaan Tugas dan prosedur evaluasi