INTERAKSI, TINDAKAN SOSIAL DAN SOSIAL PROSES SOSIAL (2)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Advertisements

Sosiologi Pedesaan Pertemuan V
PROSES-PROSES SOSIAL DAN
BENTUK – BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Bentuk bentuk interaksi sosial
PROSES SOSIAL & INTERAKSI SOSIAL
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
INTERAKSI SOSIAL Siti Azizah
Tindakan Sosial  Seluruh perilaku manusia yang dilakukan dengan sadar ataupun tidak sadar untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak semua perilaku dapat.
INTERAKSI SOSIAL PULUNG SISWANTARA.
BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Pengertian dan bentuk-bentuk akomodasi
Akomodasi (accomodation)
PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
BENTUK – BENTUK INTERAKSI SOSIAL
KONFLIK PADA DUNIA KERJA
PERTEMUAN 15 KONFLIK.
PROSES SOSIOLOGI dan INTERAKSI SOSIOLOGI
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya
INTERAKSI SOSIAL PERTEMUAN 04
INTERAKSI SOSIAL Interaksi Sosial Interaksionisme Simbolik
Tindakan Sosial Interaksi Sosial Perubahan Sosial
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
PEMIKIRAN TOKOH – TOKOH DALAM ILMU SOSIAL
BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Nilai, Norma, dan Interaksi Sosial
BAB 04 TINDAKAN SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
PERILAKU KELOMPOK PERTEMUAN 6.
Interkasi sosial Siti Rohmah B.
PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL
BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
TINDAKAN DAN INTERAKSI SOSIAL
Komunikasi dan Manajemen Konflik
`SOSIOLOGI PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
SOSIOLOGI INTERAKSI SOSIAL
Muhammad noor hidayat Interkaisi sosial.
Dr. Syahrial Syarbaini,MA.
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS]
KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA
INTERAKSI SOSIAL.
BUDAYA POLITIK DI I N D O N E S I A
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
PROSES SOSIAL DAN Interaksi Sosial
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
Interaksi Sosial Disusun oleh : Chevia Yuliana (k )
PROSES SOSIOLOGI dan INTERAKSI SOSIAL
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Tindakan Sosial Interaksi Sosial
PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI
HUBUNGAN SOSIAL.
SMPNegeri 1 Gianyar Yang kita bahas saat ini adalah mengenai Interaksi Sosial.
INTERAKSI SOSIAL S2 KTP 2009/2010 KOMPETENSI MATERI TUGAS VIDEO
KOMPETENSI II INTERAKSI SOSIAL SESUAI NILAI DAN NORMA
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL Oleh : Elvri T Simbolon
OLEH KELOMPOK 1 (X UNGGULAN 2)
BENTUK – BENTUK INTERAKSI SOSIAL
BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Guru: Drs. Mohammad Arifin, M.A. SOSIOLOGI X INTERAKSI SOSIAL # 3 1.
PROSES SOSIOLOGI dan INTERAKSI SOSIOLOGI
BENTUK – BENTUK INTERAKSI SOSIAL
BENTUK – BENTUK INTERAKSI SOSIAL
BENTUK – BENTUK INTERAKSI SOSIAL
INTERAKSI S0SIAL KELOMPOK 5 : - Mohammad Efendi ( ) - N - P - b - G.
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
BENTUK – BENTUK INTERAKSI SOSIAL
 Tindakan Sosial  Interaksi Sosial 1. Tindakan Sosial Sebagai anggota masyarakat tindakan manusia dapat mempengaruhi atau dipengaruhi kondisi masyarakat.
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
Transcript presentasi:

INTERAKSI, TINDAKAN SOSIAL DAN SOSIAL PROSES SOSIAL (2) Departemen Sosiologi FISIP Universitas Airlangga

Kompetensi Mampu menjelaskan Tindakan Sosial Proses sosial Bentuk-bentuk proses sosial Manfaat dalam kehidupan sehari-hari Bertindak dengan pertimbangan matang Bertindak dengan sudut pandang pihak lain Bertindak dengan media yang tepat. Orang-orang optimis memandangi mawar dan bukan durinya. Orang pesimis memandangi duri dan mengabaikan mawarnya (Kahlil Gibran)

Tindakan Sosial  Seluruh perilaku manusia yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak semua perilaku dapat dimengerti sebagai suatu manifestasi rasionalitas. Misal: ada orang yang bersedia membeli lukisan abstrak –seperti lukisan Affandi atau Picasso, atau perangko kuno dengan harga jutaan  ada orang yang mengatakan sebagai tindakan orang yang membeli lukisan itu adalah tidak rasional. tetapi kalau kita mau berpikir lebih mendalam maka tahu alasan subyektif mereka hingga bersedia mengeluarkan uang begitu banyak untuk sebuah lukisan,

Menurut Max Weber, metode yang bisa dipergunakan untuk memahami arti-arti subyektif tindakan sosial seseorang adalah dengan verstehen.  kemampuan untuk berempati atau kemampuan untuk menempatkan diri dalam kerangka berpikir orang lain yang perilakunya mau dijelaskan dan situasi serta tujuan-tujuannya mau dilihat menurut perspektif itu

Max Weber mengklasifikasikan ada empat jenis tindakan sosial Rasionalitas instrumental. Di sini tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Rasionalitas yang berorientasi nilai. Sifat rasionalnya adalah bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. Contoh perilaku beribadah. Apapun yang Anda berikan kepada orang lain, akan kembali kepada Anda (Estee Lauder)

Tindakan tradisional. Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan. Tindakan afektif. Tipe tindakan ini didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional, dan merupakan ekspresi emosional dari individu. Orang Bahagia merencanakan tindakan, bukan merencanakan hasil (Dennis Wholey)

“Pengambilan Peran” Dalam Interaksi Sosial Secara teoritis, tindakan sosial dan interaksi sosial adalah dua konsep yang berbeda arti. Tindakan sosial adalah hal-hal yang dilakukan individu atau kelompok kepada individu lainnya di dalam interaksi dan situasi sosial tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah proses di mana antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok berhubungan satu dengan yang lain.

Interaksi sosial adalah syarat utama bagi terjadinya aktivitas sosial dan hadirnya kenyataan sosial.  Max Weber melihat kenyataan sosial sebagai sesuatu yang didasarkan pada motivasi individu dan tindakan-tindakan sosial  Ketika berinteraksi, seseorang atau kelompok sebenarnya tengah berusaha atau belajar bagaimana memahami tindakan sosial orang atau kelompok lain.  Sebuah interaksi sosial akan kacau bilamana antara pihak-pihak yang berinteraksi tidak saling memahami motivasi dan makna tindakan sosial yang mereka lakukan. Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Menurut Goffman Ketika berinteraksi –yang itu berarti seseorang tampil di panggung depan (frontstage)-- maka yang bakal ditampilkan adalah pernyataan yang diberikan sesuai dengan identitas macam apa yang ingin dikesankan si pembicara. Sedangkan, bila seseorang berada di panggung belakang (backstage), pernyataan dan perilaku apapun yang ditampilkan si pembicara tidaklah menjadi persoalan.  Seseorang yang berada di kamar mandi, misalnya, ia tentu tanpa canggung sedikit pun untuk bertindak apa saja karena di hadapannya tidak ada orang lain yang diperhitungkan reaksinya. Orang sukses selalu mencari kesempatan untuk membantu orang lain. Orang gagal selalu bertanya, apa yang akan saya dapat (Brian Tracy)

Menurut George Herbert Mead Agar interaksi sosial bisa berjalan dengan tertib dan teratur dan agar anggota masyarakat bisa berfungsi secara “normal”, maka yang diperlukan bukan hanya kemampuan untuk bertindak sesuai dengan konteks sosialnya, tetapi juga memerlukan kemampuan untuk menilai secara obyektif perilaku kita sendiri dari sudut pandang orang lain. Pertanyaan umum yang lazim muncul adalah: apakah perilaku atau tindakan kita sudah cukup pantas di hadapan si X atau si Y? Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

George Herbert Mead Seseorang atau kelompok yang telah mampu berempati dan menilai diri sendiri sesuai dengan pandangan orang lain disebut sebagai “diri” (the self). “Diri” dibentuk dan diubah melalui interaksi dengan orang lain: seseorang tidak dilahirkan dengan identitas dan karakteristik ”diri” yang telah menjadi, melainkan ia akan dibentuk oleh lingkungannya melalui simbol-simbol dan sosialisasi. Mead menyebut kemampuan untuk menyesuaikan perilaku seseorang sebagai tanggapan terhadap situasi-situasi sosial tertentu sebagai “pengambilan peran”(role-taking). Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Menurut para penganut pendekatan interaksionisme simbolik, setiap tindakan “pengambilan peran” pada dasarnya harus memperhatikan dua faktor dugaan orang sebelumnya terhadap tanggapan yang akan diberikan oleh orang lain kepada mereka. pemikiran atau pandangan orang mengenai perilaku mereka sendiri dengan mengingat tafsiran mereka terhadap tanggapan orang lain.  Mead lebih lanjut menyatakan bahwa dalam “diri” terdapat dua komponen yakni I dan me.  Perilaku yang diperbuat dengan memperhitungkan kemungkinan reaksi atau sikap-sikap orang lain mencerminkan apa yang oleh Mead dinamakan me.  Sedangkan I adalah perwujudan dari identitas pribadi orang per orang yang khas. Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

PROSES SOSIAL Cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan kelompok-kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut Setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu, sedemikan rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

INTERAKSI SOSIAL Merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, kelompok dengan kelompok atau orang perorangan dengan kelompok. Interaksi sosial telah terjadi karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang ybs.  karena bau keringat, minyak wangi, suara tertentu dll. yang menimbulkan kesan dalam pikiran seseorang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukan. Orang sukses selalu mencari kesempatan untuk membantu orang lain. Orang gagal selalu bertanya, apa yang akan saya dapat (Brian Tracy)

Faktor yang mendasari Proses Interaksi Sosial 1. Faktor Imitasi Positif karena mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku  Negatif karena meniru tindakan yang menyimpang dan mematikan daya kreasi 2. Faktor Sugesti  berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya kemudian diterima pihak lain.  berlangsung karena pihak yang menerima dilanda emosi, sehingga menghambat daya berpikir secara rasional. Misal: orang yang memberi pandangan adalah orang yang berkuasa, berwibawa atau mayoritas Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

 kecenderungan atau keinginan dalam diri 3. Faktor identifikasi  kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.  lebih dalam dari imitasi, karena kepribadian dapat terbentuk atas dasar ini. 4. Faktor simpati  suatu proses dimana orang tertarik pada pihak lain, perasaan pegang peran penting  dorongan utama simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerjasama dengannya. Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Proses sosial Adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu tertentu, sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Secara garis besar, proses sosial bisa dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu proses sosial yang assosiatif, dan proses sosial yang dissosiatif. Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Bentuk-bentuk Proses Sosial Proses sosial dibedakan ke dalam 2 jenis 1. Proses sosial yang asosiatif Apabila proses itu mengindikasikan adanya “gerak pendekatan atau penyatuan” 2. Proses sosial yang disosiatif  Apabila proses itu mengindikasikan adanya “gerak perenggangan atau disintegrasi” Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Proses Sosial yang Asosiatif terdiri dari : 1. Kerjasama 2. Akomodasi 3. Asimilasi Tindakan tidak selalu mendatangkan kebahagiaan, tetapi tidak akan ada kebahagiaan tanpa tindakan (William James)

Kerjasama  muncul karena orientasi orang perorangan thd kelompoknya (in-group-nya) dan kelompok lainnya (out-group-nya) CH Cooley Kerjasama terjadi jika orang sadar memiliki kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan memiliki pengetahuan dan pengendalian diri terhadap kepentingannya. Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Bentuk Kerjasama Kerukunan 2. Bargaining, Yaitu  mencakup gotong royong dan tolong menolong  kerjasama spontan 2. Bargaining, Yaitu pelaksanaan perjanjian/ tawar menawar mengenai pertukaran barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih sehingga mencapai kesepakatan Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

3. Cooptation, usaha ke arah kerjasama yang dilakukan dengan jalan menyepakati pimpinan yang akan ditunjuk untuk mengendalikan jalannya organisasi atau kelompok 4. Coalition, yaitu ; yaitu usaha dua organisasi atau lebih yang--sekalipun mempunyai struktur berbeda-beda--hendak mengajar tujuan yang sama dengan cara yang kooperatif;

5. Joint venture, yaitu yaitu usaha bersama untuk mengusahakan sesuatu kegiatan, demi keuntungan bersama yang akan dibagi nanti, secara proporsional dengan cara saling mengisi kekurangan masing-masing partner 6. Social Exchange, yaitu  suatu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih saling memberi dan atau/ saling menerima sesuatu, dengan atau tanpa memperhitungkan untung rugi Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Akomodasi, menunjuk pada suatu keadaan yaitu keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi terkait dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masy  Menunjuk pada suatu proses usaha untuk meredakan pertentangan atau mencapai kestabilan Menurut Gilliin dan Gillin, akomodasi sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia mengadakan penyesuaian diri (adaptation) untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Semua masalah menjadi lebih kecil jika anda tidak mengelaknya, tapi penghadapinya (William F. Halsey)

Tujuan akomodasi Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompoksbg akibat perbedaan paham Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara atau temporer Memungkinkan terjadinya kerjasama antar klp yang hidup terpisah akibat faktor psikologis, kebudayaan dll Mengusahakan peleburan antar kelompok sosial yang terpisah, melalui perkawinan campuran atau asimilasi dalam arti luas. Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Penyelesaian pertentangan dengan cara Bentuk bentuk akomodasi 2.1. Coercion, yaitu Penyelesaian pertentangan dengan cara paksa. Biasanya dilakukan oleh atasan (yang punya kekuatan) terhadap bawahan (ada pihak yang lemah dan ada yang kuat) 2.2 Compromise, yaitu Penyelesaian pertentangan yang dilakukan oleh mereka yang bersengketa dengan cara saling mengurangi tuntutannya sehingga dapat mencapai kesepakatan Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

2.3 Mediation, yaitu Penyelesaian pertentangan yang menggunakan jasa pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak dan bersifat netral. 2.4. Arbitration, yaitu Penyelesaian pertentangan yang menggunakan jasa pihak ketiga yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bersengketa Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

2.5. Conciliation, yaitu Penyelesaian pertentangan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang mempunyai kewenangan terhadap penyelesaian masalah itu. 2.6. Adjudikasi, yaitu Penyelesaian pertetangan yang dilakukan oleh pengadilan atau institusi pemerintah yang diberi kewenangan menyelesaian konflik Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

2.7. Stalemate (jalan buntu), yaitu Penyelesaian pertentangan yang berhenti karena kekuatan masing-masing pihak yang seimbang, sehingga saling diam. 2.8. Toleration, yaitu Penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh masing-masing pihak yang bersengketa secara tidak sengaja dan tidak terencana dan tanpa persetujuan yang formal. Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Asimilasi Adalah pembauran dua atau lebih kelompok yang berbeda secara horizontal. Seperti perbedaan agama, suku/ethnis, agama, bahasa, adat istiadat dan sejenisnya.  Perbedaan yang bersifat horizontal yang ada pada masyarakat memungkinkan terjadinya disintegrasi sosial ataupun konflik, oleh karena itu perlu adanya upaya pembauran. Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Alamiah (Sukarela atau tanpa campur tangan pihak lain) Proses Pembauran Dapat terjadi secara : Alamiah (Sukarela atau tanpa campur tangan pihak lain) Rekayasa (sengaja diupayakan oleh pihak lain) Masalah adalah sebuah kesempatan bagi anda untuk mengerahkan yang terbaik dari diri anda (Duke Ellington)

Bertindaklah seakan kita mustahil gagal (Dorothe Brande) Faktor yang memperlancar Asimilasi 1. Kesamaan berbagai unsur budaya 2. Perkawinan campuran 3. Ciri fisik yang sama 4. Sikap toleran thdp perbedaan 5. Kesempatan sama dlm Bid. Ekonomi/lapangan pekerjaan 6. Sikap terbuka para penguasa Bertindaklah seakan kita mustahil gagal (Dorothe Brande)

Faktor yang menghambat asimilasi Terisolasinya kehidupan golongan tertentu dlm masyarakat (minoritas) Kurangnya pengetahuan ttg kebudayaan yang dihadapi Perasaan takut thd kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi Perasaan bhw suatu kebudayaan golongan ttt lebih tinggi drpd kebud golongan lain Perbedaan warna kulit In-group feeling Gangguan dari golongan yang berkuasa thd golongan minoritas Perbedaan kepentingan Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Di mana ada harapan, impian akan menjadi kenyataan ( Geniene Bondy) Amalgamasi Merupakan peleburan dua kelompok budaya yang kemudian melahirkan budaya baru. Biasanya dapat terjadi dengan sukarela maupun dengan pemaksaan Di mana ada harapan, impian akan menjadi kenyataan ( Geniene Bondy)

Proses sosial yang Disosiatif proses yang sosial yang memungkinkan terjadinya disintegrasi sosial atau percerai- beraian atau putusnya interaksi sosial. Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Proses sosial disosiatif terdiri dari : 1. Kompetisi 2. Konflik 3. Kontravensi Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Kompetisi Merupakan interaksi sosial yang mengandung perjuangan untuk mendapatkan sesuatu yang terbatas dan diinginkan oleh orang banyak Bentuk Kompetisi/persaingan: 1. Kompetisi personal  Persaingan antar individu 2. Kompetisi impersonal  Persaingan antar kelompok atau organisasi Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Bidang Kompetisi meliputi : 1. Bidang Ekonomi 2. Bidang Sosial 3. Bidang politik 4. Bidang agama 5. Bidang Kebudayaan Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Konflik Pertentangan dalam prakteknya tidak saja terjadi sebagai proses yang bersifat untuk mempertahankan eksistensi individu/kelompok, tetapi dapat juga bertujuan untuk membinasakan lawannya Penyebab Konflik, a.l. Perbedaan pemikiran, pandangan, pendapat dll. Tentang nilai, norma/ajaran, kepentingan dan tindakan tertentu.( sosial, ekonomi, politik, budaya, agama dll) Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

1. Konflik latent 2. Konflik manifest 3. Konflik Ideologis Bentuk konflik a.l. ; 1. Konflik latent 2. Konflik manifest 3. Konflik Ideologis 4. Konflik politis 5. Konflik realistis 6. Konflik non realistis Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Bentuk khusus konflik Pertentangan pribadi Pertentangan rasial Pertentangan antar kelas sosial Pertentangan Politik Petentangan Internasional Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Fungsi dan Dampak Konflik Fungsi Konflik 1. Menumbuhkan perubahan 2. Meningkatkan solidaritas kelompok dalam (in-group) Dampak Negatif Konflik a.l. ; 1. Kerugian harta 2. Hilangnya hak hidup 3. Renggang bahkan putusnya kerjasama Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Kontravensi Merupakan bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau unsur-unsur kebudayaan baru Merupakan aktivitas untuk merintangi/ menghalangi pihak lain dalam mencapai tujuan, yang dilandasi unsur ketidak senangan, karena dianggap merugikan Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

Cara-cara kontravensi Kasar dan halus. Terbuka dan tersembunyi. Resmi dan tidak resmi. Bahagia/sukses ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan

terimakasih Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan