Kebudayaan Bali / Pulau Dewata Pertemuan 12 Matakuliah : G0542/Indonesian Culture & Society Tahun : 2007 Versi :Revisi 6 Kebudayaan Bali / Pulau Dewata Pertemuan 12
Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu Mahasiswa dapat menunjukkan solusi yang tepat mengenai masalah-masalah sosial yang dihadapi Masyarakat Bali dewasa ini
Outline Materi Materi 1 Pendahuluan Materi 2 Sistem Kekerabatan Materi 3 Sistem Religi Materi 4 Organisasi Sosial Materi 5 Sistem Mata pencaharian Materi 6 Kehidupan Sosial Budaya
Asal: imigran India dan Jawa (Jaman Majapahit (1500) Di Bali terdapat dua bentuk masyarakat: Masyarakat Bali Aga dan masyarakat Bali Majapahit. http://students.ukdw.ac.id/~22043719/about%20bali.html
Masyarakat Bali Aga umumnya mendiami daerah-daerah pegunungan dan kurang mendapat pengaruh dari kebudayaan Jawa Hindu. Sedangkan Bali Majapahit umumnya mendiami daerah-daerah dataran dan merupakan bagian yang paling besar dari penduduk pulau Bali serta mendapat pengaruh besar dari kebudayaan Jawa Hindu(Majapahit).
Agama Hindu pula yang memperkuat kebudayaan Bali. Sistem pelapisan sosial yang ada dalam masyarakat Bali didasarkan atas keturunan ( sistem kasta). Hal ini dipengaruhi oleh Agama Hindu (80%) Agama Hindu pula yang memperkuat kebudayaan Bali. http://students.ukdw.ac.id/~22043719/about%20bali.html
Hampir dalam setiap sendi kehidupannya masyarakat Bali diwarnai oleh upacara-upacara keagamaan. Kelahiran, potong gigi, perkawinan, kematian/Ngaben http://students.ukdw.ac.id/~22043719/about%20bali.html http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/1/8/ngiring.jpg
Salah satu konsep yang cukup penting bagi Orang Bali adalah konsep kaja-kelod. Kaja dalam Bahasa bali berarti ke gunung,sedangkan kelod berarti ke laut. Gunung memiliki arti penting dan dianggap suci dalam pandangan mereka. Sedangkan laut memiliki arti sebaliknya.
Contohnya Pura Besakih yang terletak di kaki gunung Agung. Berkaitan dengan konsep Kaja-Kelod, pura-pura yang dianggap suci umumnya terletak di pegunungan. Contohnya Pura Besakih yang terletak di kaki gunung Agung. http://students.ukdw.ac.id/~22043719/about%20bali.html
Sebuah Desa di Bali didasarkan atas kesatuan tempat Sebuah Desa di Bali didasarkan atas kesatuan tempat.Namun di samping kesatuan wilayah desa merupakan kesatuan keagamaan yang ditentukan oleh suatu kompleks pura/kuil desa yang disebut Kayangan tiga (pura puseh,pura bale agung dan pura dalem. itu http://images.encarta.msn.com/xrefmedia/sharemed/targets/images/pho/t002/T002356J.jpg
www.bisnisbali.com/.../ 16/news/ekonomi/eko.html Mata pencaharian mereka umumnya bercocok tanam,namun seiring dengan semakin majunya pariwisata mereka banyak yang terlibat di dalamnya. http://www.tc.knct.ac.jp/~yshimo/indonesia/bali/sell.jpg
Perkawinan merupakan suatu yang amat penting dalam kehidupan orang Bali,karena melalui perkawinan barulah seseorang dianggap sebagai warga penuh dari masyarakat dan baru sesudah itu ia memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajiban seorang warga komuniti dan warga kelompok kerabat. http://groups.msn.com/VriendenvanBali/bali1.msnw
Sebagai masyarakat agraris, untuk kepentingan bercocok tanam di sawah maka diperlukan pengaturan air yang baik yang dikenal dengan sistem Subak. http://www.bestattravel.co.uk/NR/rdonlyres/D3F3C2FB-A2DA-434E-B3F8-0E01FEE91A26/0/subak_sari_hotel_views.jpg
Menggugat Nilai Budaya yang Usang Pada tataran ideologi, budaya Bali seringkali disebut-sebut sebagai benteng pencegah berbagai keterpurukan. Ketika budaya ditegakkan secara benar, nilai-nilai estetika, moral, kemanusiaan dan lain sebagainya akan lestari. Tetapi pada tataran realitas, kita seringkali diganggu rasa terenyuh. Betapa budaya Bali sesungguhnya terus-menerus mengalami ketergangguan oleh berbagai hal yang dibawa oleh tuntutan dan godaan hidup modern. Katakanlah ketika industri pariwisata menjadi panglima, budaya Bali harus takluk di dalamnya sebagai objek. Akhirnya budaya Bali tak lebih dari sekadar ''kuda tunggangan'' untuk meraih target-target ekonomi. Nah, pada masa mendatang (2004) bagaimana mestinya masyarakat menempatkan kebudayaan Bali. Strategi apa yang seharusnya dilakukan agar budaya Bali tidak sekadar objek, tetapi justru menjadi subjek?