Sifat Biologi Tanah & Proses DASAR ILMU TANAH Sifat Biologi Tanah & Proses
Komposisi Biomasa Tanah Akar (8%) Makrofauna (22%) Mikroorganisme (70%)
Habitat tanah yang mengandung partikel tanah mineral (pasir-Sa, debu-Si, liat-C), bahan organik (OM), air (W), akar tanaman dengan ramut akar (R), dan organisme tanah (bakteri-B, aktinomisetes-A, spora mikoriza dan hifa-My; hifa jamur saprofit-H; nematoda-N, protozoa ciliata-CP, protozoa flagelata-FP, dan mite-M) (Sylvia et al., 1998)
Skema agregat tanah (Sylvia et al., 1998) debu liat pasir Skema agregat tanah (Sylvia et al., 1998) Bakteri Aktinomisetes Bahan Organik
Organisme prokariot (dari kata ‘pro’ yang berarti ‘sebelum’ dan ‘karion’ yang berarti nukleus)Bakteri (termasuk sianobakteri dan aktinomisetes) dan Arhaea adalah prokariot, sedangkan semua organisme yang lainnya adalah eukariot eukariot (dari kata ‘eu’ yang berarti ’benar’). Perbedaan. Nukleus eukariot adalah sitoplasma yang diselimuti oleh memban nukleus dan mengandung berbagai molekul DNA. Daerah nukleus prokariot tidak diselimuti oleh membran dan mengandung molekul DNA sirkular tunggal (kromosom). Pembelahan sel pada prokariot biasanya melalui pembelahan ganda (yakni nonmitotik). Eukariot mengalami pembelahan melalui proses yang disebut ‘mitosis’.
Struktur Sel Prokariot Arsitektur sel Prokariot dan Eukariot
Fungsi organisme tanah Aliran energi dan dekomposisi bahan organik Aliran energi terkait erat dengan proses akumulasi dan dekomposisi bahan organik Jumlah bahan organik yang diperoleh dalam suatu ekosistem dapat digunakan sebagai ukuran produktivitas ekosistem tsb Proses dekomposisi sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan; mikroba paling dominan cendawan dan bakteri Siklus Hara: pertukaran unsur kimia antara bagian ekosistem yang mati ke bagian yang hidup disebut siklus hara, pada skala global disebut biogeokimia
Proses Biologi Tanah Trasformasi Karbon Transformasi Nitrogen Fiksasi Nitrogen
TRANSFORMASI KARBON Bagian 1
Siklus C Sebagian besar kabon di bumi ini dalam bentuk terikat (terutama dalam bentuk karbonat), baik dalam batuan induk maupun karbon fosil. bahan organik tanah (BOT) merupakan cadangan karbon global yang jumlahnya bisa mencapai 2 kali di atmosfer. perubahan pada pool BOT akan sangat mempengaruhi kadar CO2 global.
Siklus C: fotosintesis menyebabkan asimilasi CO2 atmosfer yang diimbangi oleh dekomposisi sisa tanaman dan seresah, dan bahan organik tanah
Sumber C dalam Tanah Sumber utama: CO2 atmosfer yang difiksasi oleh tanaman dan organisme fotoautotrof lainnya. CO2 atmosfer difiksasi menjadi bentuk karbon organik penyusun jaringan tanaman melalui reaksi: CO2+H2O CH2O+O2. Jaringan tanaman kemudian dikonsumsi oleh herbivora. Sisa tanaman merupakan sumber karbon langsung untuk tanah, sedangkan tubuh hewan herbivora dan limbahnya merupakan sumber karbon yang tidak langsung.
Sumber C dalam Tanah Sumber lain: bentuk hidrokarbon aromatik polisiklik dari pembakaran bahan bakar fosil bentuk produk industri seperti pestisida. Pada ekosistem yang produktif, pergantian (turnover) karbon umumnya berjalan cepat. Misalnya, hutan tropika basah mempunyai pool karbon tanah lima kali lebih besar daripada ekosistem pertanian. Semakin tidak produktif suatu ekosistem semakin rendah kecepatan turnover karbon dalam tanah.
Bentuk Karbon Organik dalam Tanah 50% karbon organik dalam tanah berada dalam bentuk aromatik 20% berasosiasi dengan nitrogen sekitar 30% berada dalam bentuk karbon karbohidrat, asam lemak, dan karbon alkan. Secara sederhana karbon organik tanah dapat dikelompokkan menjadi 3 pool, karbon tidak larut (insoluble), karbon larut (soluble), karbon biomasa.
Dekomposisi Berbagai Bentuk Karbon Organik dalam Tanah tiga proses yang berkaitan Pencucian / pelindian (leaching) senyawa mudah larut katabolisme (catabolisms) organisme perombak pelumatan (comminution) bahan oleh fauna tanah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dekomposisi Kualitas Bahan Organik Komposisi kimia: N, C/N, P, C/P, Lignin, Polifenol, Asam organik (fulvat, humat) Fisik: kekerasan, kelenturan Kondisi lingkungan Iklim: curah hujan & kelembaban Organisme perombak (decomposers) Jenis, diversitas Asesibilitas
Tranformasi Nitrogen
Siklus Nitrogen Nitrogen berada dalam bentuk gas dinitrogen (N2), nitrogen organik (dalam tanaman, hewan, biomasa mikroba, dan bahan organik tanah), ion amonium (NH4+) dan nitrat (NO3-) Organisme tanah merubah satu bentuk nitrogen ke bentuk nitrogen lainnya melalui berbagai proses. N2 dirubah menjadi NH4+ melalui proses penambatan nitrogen, kemudian nitrogen yang ditambat tersebut diubah menjadi bentuk nitrogen lainnya melalui proses amonifikasi, imobilisasi, nitrifikasi dan denitrifikasi.
Ukuran pool Nitrogen tanah pada kedalaman 1 m Kisaran ukuran (g N/m2) Keterangan N2 (dinitrogen) 1.150 (230-27.500) Minimum berdasarkan 0,25 m3 ruang pori yang terisi udara; maksimum berdasarkan udara tanah ditambah silinder udara 30 m di atas permukaan tanah N organik 725 (100-3.000) Nilai rata-rata kandungan N N tanaman 25 (1-240) Minimum berdasarkan daerah padang pasir; maksimum berdasarkan tanaman pertanian dan sistem hutan NH4+ (amonium) 1 (0,1-10) Asumsi 1 m3 tanah pada BJI 1,25g/cm3, dan konsentrasi amonium pada ekstrak tanah NO3- (Nitrat) 5 (0,1-30) Asumsi 1 m3 tanah pada BJI 1,25g/cm3, dan konsentrasi nitrat pada ekstrak tanah
Siklus N
Mineralisasi Nitrogen (Amonifikasi/imobilisasi) Mineralisasi = produksi nitrogen anorganik, baik amonium dan nitrat, tetapi kadang-kadang dinyatakan untuk amonium saja. Peningkatan (atau kadang penurunan) nitrogen anorganik seringkali disebut net nitrogen mineralization karena mencerminkan jumlah proses produksi dan konsumsi amonium. Istilah yang lebih benar untuk menyatakan proses transformasi nitrogen organik menjadi amonium adalah amonifikasi atau gross nitrogen mineralization. Imobilisasi menggambarkan konversi amonium menjadi nitrogen organik, sebagai akibat dari asimilasi amonium oleh biomasa mikroba. Imobilisasi kadang-kadang juga digunakan untuk menyatakan asimilasi amonium dan nitrat
Amonifikasi Konversi senyawa nitrogen organik menjadi amonium dipacu oleh enzim yang dihasilkan oleh organisme tanah. Produksi amonium melalui berberapa langkah. Enzim-enzim ekstraseluler memecah polimer nitrogen organik menghasilkan monomer yang dapat lolos membran sel untuk kemudian dimetabolisme lebih lanjut dengan hasil akhir amonium yang dilepaskan ke larutan tanah. Enzim ekstraseluler yang dihasilkan oleh mikroorganisme mendegradasi protein, aminopolisakarida (dinding sel mikroorganisme), dan asam nukleat serta menghidrolisa urea
Enzim ekstraseluler yang terlibat dalam mineralisasi nitrogen Substrat Enzim Produk Protein Proteinase, protease Peptida, asam amino Peptida Peptidase Asam amino Khitin Khitinase Chitobiose Khitobiose Khitobiase N-acetylglucosamine Peptidoglikan Lisozim N-acetylglucosamine dan N-asam acetylmuramic DNA dan RNA Endonuklease dan Eksonuklease Nukleotida Urea Urease NH3 dan CO 2
Imobilisasi (Asimilasi) Mikroorganisme mengasimilasi amonium melalui dua rantai (pathway),yakni glutamat dehidrogenase Apabila amonium berada dalam konsentrasi tinggi (> 0,1 mM atau sekitar 0,5 mgN/kg tanah), glutamat dehidrogenase bersama-sama dengan NADPH2 sebagai ko-enzim, dapat menambahkan amonium ke -ketoglutarat membentuk glutamat. memerlukan ATP untuk menambahkan amonium ke glutamat membentuk glutamin. glumatin sinthetase-glutamat sinthase. Pada kondisi ini konsentrasi amonium rendah mentransfer amonium dari glutamin ke -ketoglutarat membentuk dua glutamat. amonium tersebut kemudian ditransfer ke skeleton karbon lainnya oleh reaksi transaminase untuk membentuk asam-asam amino tambahan.
Nitrifikasi Nitrifikasi adalah oksidasi senyawa nitrogen tereduksi yang dilakukan oleh organisme tanah. Proses nitrifikasi berlangsung dalam dua tahap yang dilakukan oleh dua organisme tanah yang mengoksidasi amonium menjadi nitrat, dimana nitrogen anorganik berperan sebagai sumber energi untuk bakteri nitrifikasi. Tahap pertama proses nitrifikasi adalah oksidasi amonium, konversi amoium menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri pengoksidasi amoinum dari genus “Nitroso” Kemudian nitrit dioksidasi menjadi nitrat oleh bakteri pengoksidasi nitrit dari genus “Nitro”.
Bakteri Nitrifikasi Khemoautotrof Genus Spesies Pengoksidasi NH3 Pengoksidasi NO2- Nitrosomonas europeae Nitrobacter urinogradskyi eutropus bamburgensis marina vulgaris Nitrosococus nitrosus Nitrospina gracilis mobilis Nitrococcus oceanus Nitrospira Nitrosospira briensis Nitrosolabus multiformis Nitrosovibro tenuis
Oksidasi Amonium Bakteri pengoksidasi amonium yang terkenal adalah Nitrosomonas; pada tanah masam bakteri pengoksidasi amonium yang dominan adalah Nitrosospira reaksi konversi amonium menjadi nitrit adalah NH3- + 1.5 O2 NO2- + H+ + H2O Oksidasi ini mentransfer 6e- yang menghasilkan 271 kj (65 kcal) /mol NH3.
Oksidasi Nitrit Bakteri pengoksidasi nitrit yang terkenal adalah Nitrobacter spp. Oksidasi nitrit menjadi nitrat merupakan reaksi satu langkah: NO2- + 1,5O2 NO3- Nitrit dioksidasi menjadi nitrat oleh nitrit oksidoreduktase yang terikat pada membran, yang memindahkan oksigen dari air dan memindahkan sepasang elektron ke rantai transpor elektron untuk menghasilkan ATP melalui fosforilasi oksidatif, NO2- +H2O NO3- + 2H+ + 2 e-
Faktor yang mempengaruhi Nitrifikasi Populasi Bakteri Nitrifikasi Harus ada bakteri nitrifikasi autotrof atau heterotrof Pada kondisi optimum, diperlukan 3 x 105 bakteri nitrifikasi per gram tanah untuk kecepatan nitrifikasi 1 mg N/kg tanah per hari Aerasi tanah nitrifikasi berjalan optimum jika tanah pada kondisi kapasitas lapangan atau 60% pori-pori terisi air Ketersediaan substrat ketersediaan substrat, terutama ketersediaan amonium pH tanah Nitrifikasi berjalan lambat pada pH di bawah 4,5, terutama pada tanah pertanian
Denitrifikasi Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat menjadi gas nitrogen, terutama dalam bentuk dinitrogen dan nitro oksida. Reaksi denitrifikasi adalah, 2NO3- + 5 H2 + 2 H+ N2 + 6 H2O Denitrifikasi dilakukan oleh bakteri denitrifikasi didominasi oleh genus Pseudomonas dengan spesies Alcaligenes, Flavobacterium, dan juga genus Bacillus, tetapi sulit untuk diketahui mana yang aktif. Bakteri tersebut dapat juga berasosiasi dengan transformator nitrogen lainnya (misalnya Azospirillum, Nitrosomonas dan Rhizobium) pada kondisi tertentu
PENAMBATAN NITROGEN & MIKORIZA
Penambatan Nitrogen Semua organisme memerlukan nitrogen agar supaya tetap hidup. Sebagian besar organisme hanya dapat menggunakan combined nitrogen, NH4+ atau nitrat NO3- Konsentrasi nitrogen yang terbesar di bumi adalah N2; gas yang sangat stabil yang menyusun hampir 80% atmosfer. Penambatan nitrogen merupakan proses biologi kedua terbesar setelah fotosintensis
Definisi Penambatan N adalah reduksi N2 atmosfer menjadi bentuk combined amonia yang bermanfaat untuk proses biologi. N2 atmosfer sangat stabil, maka reaksi penambatan N sangat mahal jika ditinjau dari tingginya energi yang diperlukan
Organisme penambat nitrogen dapat hidup bebas (tidak bersimbiosis) dapat bersimbiosis dengan organisme, tanaman dan hewan. Organisme yang dapat menggunakan N2 atmosfer sebagai satu-satunya sumber nitrogen untuk tumbuhnya disebut diazotrof (diazo – dinitrogen).
Enzim Nitrogenase Penambatan N secara biologi dilakukan oleh komplek enzim nitrogenase, yang seringkali disebut sebagai komplek nitrogenase. Komplek enzim ini terdiri atas dua komponen protein, protein molibdenum-besi (MoFe protein) yang disebut dinitrogenase, sisi aktif dimana N2 direduksi, protein besi (Fe protein) yang disebut dinitrogen reduktase menyediakan elektron untuk MeFe protein untuk mereduksi N2
Reaksinya Dinitrogen reduktase (Fe protein) menerima elektron dari donor yang mempunyai redoks rendah seperti feredoksin tereduksi atau flavodoksin dan mengikat dua MgATP; dinitrogen reduktase mentransfer elektron sekali saja ke nitrogenase (MoFe protein). Dinitrogen reduktase dan dinitrogenase membentuk komplek, elektronnya ditransfer, dan dua MgATP dihidrolisa menjadi dua Ma ADP + Pi (fosfat). Dinitrogen reduktase dan dinitrogenase berdisosiasi, dan prosesnya kemudian diulang lagi. Jika dinitrogenase telah mengumpulkan cukup elektron, dinitrogenase mengikat molekul dinitrogen, mereduksinya, dan melepaskan amonium. Dinitrogenase kemudian menerima tambahan elektron dari dinitrogen reduktase untuk mengulangi siklus di atas.
Substrat untuk Nitrogenase Substrat utama nitrogenase adalah dinitrogen nitrogenase juga mereduksi gas acetylene menjadi ethylene karena acetylene dan ethylene dapat dengan mudah diamati dengan gas kromatografi. cara sederhana, peka dan cepat, yaitu acetylene reduction assay (ARA) untuk pengamatan aktivitas nitrogenase
Beberapa Organisme Hidup Bebas Penambat N2 Genus atau Tipe Contoh Spesies Aerob Azotobacter A. chroococcum1 A. vinelandii Azomonas A. macrocytogenes Beijerinckia B. indica, B.fluminis Pseudomonas R stutzeri, F saccbaropbila Anaerob Clostridium Cpasteuilanum, C butyricum Desulfovibrio D. vulgails, D. desu0curicans Metbanosarcina M barken Sianobakteri Fototrof Anabaena A. cylindrica, A. inaequalis (aerob) Nostoc N. muscorum Gloeothece G. alpicola Plectonema P. boryanum (mikroaerofil) Lyngbya L. aestuarii Bakteri Fototrof Rbodosphillum R. rubrum (fakultatif) Rbodopseudomonas R. palustris Cbromatimn C vinosum (anaerob) Cb1orobium C limicola Ectotbiospira E. sbapovnikovii
Penambatan N2 secara simbiosis Rbizobium R. leguminosarum R. loti R. tropici R. galegae R. ciceri R. mediterraneum Sinorbizobium S. meliloti S. fredii S. sabeli S. teranga Bradyrbizobium B.japonicum B. elkanii B. flaoningense Azorbizobium A. cautinodans
Pembentukan Nodul Akar Kelompok organisme (bakteri) yang menambat N2 dengan akar tanaman (terutama legum) secara kolektif disebut ‘rhizobia’. Rhizobia termasuk dalam suatu famili bakteri yang disebut Rhizobiaceae. Pembentuan nodul akar merupakan rangkaian proses dimana rhizobia berinteraksi dengan akar tanaman legum untuk membentuk nodul akar.
Pembentukan Nodul Akar Rhizobia tertarik ke permukaan akar tanaman, kemudian memperbanyak diri, lalu menyerang sel-sel dengan cara yang spesifik yang melibatkan interaksi antar makromolekul yang terdiri atas karbohidrat (gliko-) protein yang disebut dengan lektin yang berada di dalam akar tanaman legum. Simbion yang cocok satu dengan lainnya memproduksi suatu senyawa ekstraseluler, yaitu polisakarida yang bersifat asam, senyawa ini bereaksi dengan lektin. Reaksi ini berlangsung dalam dua arah, yaitu dari bakteri ke tanaman dan dari tanaman ke bakteri.
Pembentukan Nodul Akar Respon akar terhadap keberadaan rhizobia menyebabkan akar melengkung. Infeksi rhizobia terhadap akar akan berlanjut sampai ke korteks, kemudian membelah diri membentuk sel-sel akar. Bentuk batang dari bakteri berubah menjadi bentuk “Pleomorfik”, yaitu seperti tongkat (club-shape)
Pembentukan Nodul Akar Benang infeksi Rambut akar mengeriting Rhizobia
Nodul akar legum
Pembentukan Nodul Batang Pembentukan nodul batang terjadi pada genus Aeschynomene (beberapa spesies) dan Sebania (hanya Sesbania rostrata), merupakan dua genus legum yang dapat tumbuh pada kondisi tergenang. Pembentukan nodul dapat terjadi sepanjang batang, kadang-kadang mencapai 3 m di atas tanah
Faktor yang mempengaruhi Pembentukan Nodul dan Penambatan N2 Sumber Energi (organik atau anorganik) Amonium: Kandungan rendah menghambat nitrogenase Oksigen: nitrogenase peka oksigen, jika kena oksigen menjadi beracun Nutrisi mineral (P, Mo, Fe) Temperatur antara 5 dan 10oC, aktivitas nitrogenase rendah, nntara 37-40oC juga terhambat karena kepekaan enzim pada panas. pH tanah: < 4, tidak berkembang; ideal 5-5,5
Pengamatan Penambatan N2 Metode Perbedaan N (N-difference method) membandingkan hasil dan kandungan nitrogen tanaman yang ditumbuhkan dengan dan tanpa bakteri penambat N2. Metode Isotop Stabil 15N Kultur bakteri atau jaringan tanaman diinkubasikan kondisi atmosfer yang diperkaya dengan 15N2 Setelah beberapa waktu N dalam bahan biologi dipurifikasi dengan digestion dan destilasi, dan proporsi atom 15N yang ada ditetapkan dengan menggunakan mass spectrometry. Jumlah N yang ditambat bisa dihitung dari pengamatan N total dan proporsi 15N dalam bahan, jika pengkayaan (enrichment) 15N pada atmosfer yang digunakan dalam percobaan diketahui Acetylene Reduction Assay nisbah acetylene yang direduksi terhadap nitrogen yang ditambat adalah 4 dibanding 1
Penambatan N2 secara simbiosis lainnya Frankia dan Simbiosis Aktinoriza Frankia adalah aktinomisetes yang membentuk aktinoriza, yaitu nodul penambatan N2 pada berbagai jenis angiosperma Spesies tanaman inang umumnya bukan tanaman budidaya, tetapi beberapa di antaranya penting dalam agroforestri, ekologi dan ekonomi nitrogen untuk tanah-tanah marginal, reklamasi bekas tambang, atau stabilisasi bukit pasir Simbiosis Azolla / Anabaena Tanaman perairan Azolla banyak digunakan sebagai pupuk hijau Azolla dipertahankan pada aliran air yang lambat atau dalam petak persemaian tanaman padi yang kemudian dibenamkan sebelum tanaman bibit padi dipindahkan ke lahan atau dibiarkan ternaungi kanopi padi yang tumbuh.
Komplek enzim nitrogenase
MIKORIZA 21/10/08
Istilah Istilah mikoriza (atau ‘jamur akar’) pertama kali diterapkan untuk asosiasi jamur-pohon pada tahun 1885 oleh A.B Frank, seorang ahli patologi hutan dari Jerman. Mikoriza adalah asosiasi atau simbiosis antara tanaman dengan jamur yang mengkoloni jaringan kortek akar selama periode aktif pertumbuhan tanaman Asosiasi tersebut dicirikan oleh pergerakan karbon yang diproduksi tanaman ke jamur dan pergerakan hara yang diperoleh jamur ke tanaman.
Tipe Mikoriza
Ektomikoriza juga disebut mikoriza ektotrofik, merupakan karakteristik berbagai tanaman pohon di daerah agak dingin, misalnya pinus dan eukaliptus. Jamur yang terlibat dalam asosiasi ini adalah Ascomycota dan Basidiomycota memproduksi hifa dalam jumlah besar pada akar dan dalam tanah. Fungsi Hifa serapan dan translokasi hara anorganik dan air, melepaskan hara dari lapisan seresah dengan memproduksi enzim yang digunakan dalam mineralisasi bahan organik.
Beberapa Tipe Ektomikoriza
ektomikoriza Akar yang diinfeksi oleh ektomikoriza mempunyai ujung akar yang tumpul dan pendek yang diselimuti oleh mantel jaringan jamur, serta tidak ada atau hanya ada sedikit rambut akar. Jamur mengambil alih peran rambut akar dalam menyerap hara. Dari bagian dalam mantel tersebut jamur tumbuh diantara sel-sel kortek akar membentuk ’Jaring Hartig’ (Hartig net)
Beberapa Tipe Ektomikoriza
Mantel dan Jaring Hartig Ektomikoriza serta penetrasi jamur di antara sel kortek akar
Mikoriza Arbuskular dijumpai pada sebagian besar tanaman budidaya maupun tanaman liar peran penting dalam serapan unsur hara kadang-kadang perlindungan terhadap kekeringan dan serangan patogen Jamur umum adalah Ordo Glomales. Membentuk arbuskular, atau struktur bercabang banyak dalam sel kortek akar, menghasilkan mikoriza arbuskular. Istilah umum untuk semua mikoriza yang tumbuh dalam sel kortek adalah endomikoriza Jamur memproduksi hifa ekstramatrik yang ekstensif (hifa di luar akar) dan dapat meningkatkan serapan fosfor oleh tanaman yang dikoloni
mikoriza arbuskular Ciri diagnostik mikoriza arbuskular perkembangan arbuskular yang bercabang banyak dalam sel-sel kortek akar Jamur tersebut pada mulanya tumbuh di antara sel kortek, tetapi dengan segera menembus dinding sel inang dan tumbuh dalam sel. Dalam asosiasi ini, dinding sel jamur maupun membran sel inang tidak tertembus. Ketika jamur tumbuh, membran sel inang menyelimuti jamur, membentuk kompartemen baru bagi bahan yang mempunyai kompleksitas molekular tinggi. Kompartemen ini mencegah kontak langsung antar sitoplasma tanaman dan jamur dan menyebabkan transfer hara yang efisien antar simbion, mikoriza arbuskular ini umumnya berumur pendek, kurang dari 15 hari.
mikoriza arbuskular Struktur lain yang dihasilkan oleh beberapa jamur mikoriza arbuskular termasuk Vesikula: adalah struktur berisi lipid yang berdinding tipis yang biasanya terbentuk dalam ruang antar sel. Fungsi utamanya diduga sebagai penyimpan, tetapi vesikula juga dapat berperan sebagai propagula reproduksi untuk jamur. sel auksilari: dibentuk dalam tanah, tetapi fungsinya masih belum diketahui dengan jelas. spora aseksual: Spora yang dihasilkan oleh jamur pembentuk asosiasi mikoriza arbuskular adalah spora aseksual, dibentuk dengan diferensiasi hifa vegetatif.
Mikoriza Arbuskular
Klasifikasi mikoriza arbuskular Jamur yang membentuk mikoriza arbuskular saat ini diklasifikasikan dalam ordo Glomales: Taksonominya ke dalam subordo atas dasar adanya vesikula dalam akar dan pembentukan klamidospora (dinding tebal, spora aseksual) yang dihasilkan dari hifa, untuk subordo Glomineae, atau tidak adanya vesikula dalam akar dan pembentukan sel auksilari dan zygospora dalam tanah, untuk subordo Gigasporaeae.
vesicular-arbuscular mycorrhiza (VAM) Istilah vesicular-arbuscular mycorrhiza (VAM) asalnya diterapkan pada asosiasi simbiotik yang dibentuk oleh jamur dalam ordo Glomales tersebut, tetapi karena kebanyakan sub ordonya tidak punya kemampuan untuk membentuk vesikula dalam akar, banyak orang yang menggunakan istilah AM yang sinonim dengan VAM.
Serapan dan Transfer Hara Tanah Hifa jamur mikoriza sangat berpotensi untuk meningkatkan luas permukaan serapan akar sampai dengan 80% Pelepasan P tidak tersedia menjadi tersedia secara fisikokimia dengan asam organik seperti oksalat. Peran asam organik melepaskan fosfor yang dijerap oleh hidrooksida logam melalui reaksi pertukaran ligan, melarutkan permukaan oksida logam yang menjerap fosfor mengkomplek logam dalam larutan sehingga mencegah presipitasi fosfat logam.