Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Perilaku Kerja Pada Karyawan
salah satunya adalah kecerdasan emosional dari karyawan itu sendiri. LATAR BELAKANG EQ merupakan suatu kapasitas yang mengidentifikasikan seberapa tinggi tingkat kompetensi personal dan sosial orang yang bersangkutan. EQ tersebut akan mempengaruhi perilaku tiap individu dalam mengatasi permasalahan yang muncul pada diri orang tersebut, termasuk dalam permasalahan kerja. Roda organisasi sangat tergantung pada perilaku-perilaku manusia yang bekerja didalamnya. Salah satu aspek penting dalam kehidupan bekerja adalah perilaku kerja karyawan. Kenyataannya, perilaku kerja karyawan saat ini cukup memprihatinkan, dan faktor yang mempengaruhinya salah satunya adalah kecerdasan emosional dari karyawan itu sendiri. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan perilaku kerja pada karyawan
TUJUAN PENELITIAN MANFAAT PENELITIAN Segi Teoritis Segi Praktis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan perilaku kerja pada karyawan. MANFAAT PENELITIAN Segi Teoritis Segi Praktis
Skala Kecerdasan Emosional TINJAUAN PUSTAKA Kecerdasan Emosional Skala Kecerdasan Emosional Perilaku Kerja Skala Perilaku Kerja Subjek
HASIL DAN ANALISA Uji Normalitas Uji Linearitas Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Skala Kecerdasan Emosional Validitas korelasi total aitem berada antara rentang 0,300 hingga 0,598 Reliabilitas sebesar 0,851 Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Skala Perilaku Kerja Validitas korelasi total aitem berada antara rentang 0,307 hingga 0,508 Reliabilitas sebesar 0,845 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. kecerdasan_emosi ,125 93 ,001 perilaku_kerja ,078 ,200* Uji Linearitas * This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1423,035 32,451 ,000a Residual 3990,534 91 43,852 Total 5413,570 92 a Predictors: (Constant), kecerdasan_emosi b Dependent Variable: perilaku_kerja
Perbandingan Mean Empirik dan Mean Hipotetik Graph Uji Hipotesis Correlations kecerdasan_emosi perilaku_kerja Pearson Correlation 1 ,513** Sig. (1-tailed) ,000 N 93 ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Perbandingan Mean Empirik dan Mean Hipotetik Aspek Mean Empirik Mean Hipotetik Kecerdasan Emosional 92,33 75 Perilaku Kerja 95,20
PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan perilaku kerja pada karyawan. Hasil data yang didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,513 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p > 0,01). Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini, menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan perilaku kerja karyawan, dimana semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin tinggi/positif pula perilaku kerja karyawan. Dari perhitungan mean empirik dan mean hipotetik pada skala kecerdasan emosional, didapatkan mean empirik sebesar 92,33 yang berada pada kategori tinggi. Sedangkan pada skala perilaku kerja, didapatkan mean empirik sebesar 95,20 yang berada pada kategori tinggi/positif pula. Pada deskripsi subjek berdasarkan usia, menunjukkan bahwa karyawan yang berusia lebih tua cenderung memiliki kecerdasan emosional dan perilaku kerja yang lebih tinggi/positif daripada rentang usia lainnya. Pada deskripsi subjek berdasarkan lama kerja, menunjukkan bahwa karyawan yang telah memiliki masa kerja yang lebih lama cenderung memiliki kecerdasan emosional dan perilaku kerja yang lebih tinggi/positif daripada rentang lama kerja lainnya. Pada deskripsi subjek berdasarkan pendidikan, menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki latar pendidikan S2 cenderung memiliki kecerdasan emosional dan perilaku kerja yang lebih tinggi/positif daripada karyawan dengan latar pendidikan SMA/SMK, D3, serta S1. Pada deskripsi subjek berdasarkan jenis kelamin, didapatkan hasil bahwa karyawan laki-laki memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan perempuan, namun untuk perilaku kerja didapatkan hasil bahwa karyawan perempuan memiliki perilaku kerja yang lebih tinggi/positif dibandingkan dengan karyawan laki-laki. Pada deskripsi subek berdasarkan status pernikahan, didapatkan hasil bahwa karyawan yang belum menikah memiliki kecerdasan emosional dan perilaku kerja yang lebih tinggi/positif dibandingkan dengan karyawan yang sudah menikah
KESIMPULAN SARAN Bagi subjek penelitian Bagi instansi Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan perilaku kerja pada karyawan. Dari hasil penelitian mengenai deskripsi subjek penelitian berdasarkan usia, nilai kecerdasan emosional dan perilaku kerja pada karyawan yang lebih tinggi/positif terdapat pada karyawan dengan rentang usia 55-59 tahun. Berdasarkan waktu lama kerja, nilai kecerdasan emosional dan perilaku kerja pada karyawan yang lebih tinggi/positif terdapat pada karyawan dengan lama kerja 36-40 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan, nilai kecerdasan emosional dan perilaku kerja pada karyawan yang lebih tinggi/positif terdapat pada karyawan dengan latar pendidikan S2. Berdasarkan jenis kelamin, nilai kecerdasan emosional pada karyawan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan perempuan, namun dalam hal nilai perilaku kerja, karyawan perempuan memiliki nilai perilaku kerja yang lebih tinggi/positif dibandingkan dengan karyawan laki-laki. Berdasarkan status pernikahan, nilai kecerdasan emosional dan perilaku kerja pada karyawan yang lebih tinggi/positif terdapat pada karyawan dengan status belum menikah. SARAN Bagi subjek penelitian Bagi instansi Bagi penelitian selanjutnya