Biokontrol
STRATEGI/PENDEKATAN PENGENDALIAN HAYATI Konservasi/peningkatan musuh alami (conserving and enhancing natural enemies) Augmentasi/Inokulasi & Inundasi musuh alami (augmentation population of natural enemies) Introduksi musuh alami/pengendalian hayati klasik
KONSERVASI & PENINGKATAN MUSUH ALAMI Modification of the environment or existing practices to protect and enhance specific natural enemies or other organisms to reduce the effect of pests (Modifikasi lingkungan dan praktek budidaya yang sudah ada bertujuan untuk melindungi dan meningkatan musuh alami tertentu atau organisme lain untuk mengurangi dampak hama)
Metode/Aktivitas yang ditempuh: Konservasi Mengurangi penggunaan pestisida (selektif) atau Minimalisasi dampak penggunaan pestisida lain yang diaplikasikan Peningkatan musuh alami Optimalisasi daya dukung lingkungan bagi musuh alami: >Menyediakan makanan (nectar dan pollen) >Menyediakan habitat yang permanen, tempat berlindung (shelter) dan mikroklimat yang sesuai >Menyediakan mangsa atau inang alternatif Perbaikan teknologi bercocok tanam /budidaya
Augmentasi musuh alami: Inokulasi: “The intentional release of a living organism as biological control agents with expectation that it will multiply and control the pest an extended period, but not it will do so permanently”. Inundasi: “the use living organism to control pests when control is achieved exclusively by organism themselves that have been released”
Perbedaan Inokulasi dan inundasi Kategori Inokulatif Inundatif Tujuan populasi Progeni dari musuh alami yang dilepas diharapkan survive dan multiply Musuh alami dilepas tanpa ada ekspetasi progeny untuk survive (as released) Populasi hama target Generasi hama yang akan datang (musim selanjutnya) Generasi hama saat dilepas Strategi Preventif Kuratif
Musuh alami yang telah diproduksi secara komersial
Pengendalian Biologi Klasik (Introduksi musuh alami) The intentional introduction of an exotic biological control for permanent establishment and long term pest control based on enemy release hypothesis tujuan pendekatan ini sangat spesifik yaitu melepas musuh alami eksotik ke dalam lingkungan baru sehingga nantinya secara permanen dapat mapan dan mampu mengendalikan populasi hama dalam jangka panjang tanpa intervesi lebih lanjut. mengembalikan keseimbangan dengan mengintroduksi ke dalam lingkungan baru musuh alami dari invasive species Catatan: spesies eksotik = invasive species >< native species; hama & musuh alami adalah spesies eksotik
Keuntungan PH klasik : mengeksploitasi proses alami dan tidak berhubungan dengan penggunaan pestisida yang akan berdampak buruk ketika diterapkan di ekosistim dimana pestisida itu digunakan. tidak lagi mebutuhkan lagi biaya tambahan/ tidak ada biaya untuk pekerja sesudah pelepasan awal, ketika musuh alami mapan menyebar dengan sendiri, dan mempunyaidampak terhadap populasi hama. permanen dan jangka panjang sehingga populasi serangga akan selalu dikendalikan tidak membahayakan kesehatan manusia, produksi tanaman dan organisme menguntungkan yang lain.
Kerugian PH klasik: Bukan merupakan metode eradikasi , jadi populasi serangga tetap ada di bawah ambang ekonomi Sebagian besar program adalah jangka panjang 5-10 tahun mulai awal sampai akhir Sulit diprediksi dampaknya
Problematika PH Klasik: bagaimana kita yakin bahwa musuh alami yang akan kita introduksi itu hanya menyerang serangga hama target ? musuh alami itu akan makan apa ketika seluruh serangga hama habis dikendalikan ecological disaster (musuh alami menjadi hama baru)? apakah strategi pendekatan ini bisa bekerja, bagaimana syarat hidup bagi musuh alami ? bagaimana biaya dan keuntungannya ?
prinsip-prinsip ekologi dalam pengendalian hayati klasik uji spesifikasi inang menemukan agens pengendali hayati yang cocok adalah hal yang paling pertama dan krusial ==>“ a code of conduct for biological control introduction” konsep environmental matching. musuh alami harus mapan dan mampu bereproduksi untuk menghasilkan dampak yang diinginkan, inang, klimat, musim dan habitat dari lingkungan baru itu harus menguntungkan bagi musuh alami itu asosiasi baru (mencari musuh alami yang menyerang inang yang mirip di daerah lain; musuh alami dan hama tidak terjadi coevolve sebelumnya).
8 langkah implementasi program pengendalian hayati klasik : Studi pendahuluan (identifikasi & literature review) Pengembangan proposal proyek Survey dan eksplorasi Studi Biologi dan seleksi musuh alami Karantina dan Skrening sebelum dilepaskan Produksi dan pelepasan musuh alami Evaluasi musuh alami setelah pelepasan Dokumentasi seluruh kegiatan selama program
Kesuksesan PH klasik; kategori: Mapan atau Lestari (establishment), merupakan kemapanan terjadi pada musuh alami yang diimpor kedalam lingkungan atau habitat yang baru. Kendali Menyeluruh (complete control), pengendalian hayati telah sukses mengendalikan populasi hama utama pada tanaman utama pada daerah tertentu. Sehingga tidak diperlukan pengendalian lain terutama penggunaan pestisida. Kendali subtansial (substantial control), Pengendalian lain dibutuhkan tetapi usaha tersebut dikurangi karena aktivitas musuh alami. Kontrol parsial, dimana musuh alami mempunyai efek, akan tetapi kontrol lain masih diperlukan
Kesuksesan PH klasik; aspek analisis: Kesuksesan kemapanan musuh alami, Habitat dan inangnya, kesuksesan musuh alami, Jumlah musuh alami yang dilepas, Panjangnya waktu evaluasi mempengaruhi presepsi kesuksesan,