Potensi Bahaya yg ada di tempat Kerja

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TURUNAN/ DIFERENSIAL.
Advertisements

Risk Assessment (Penilaian Resiko)
Crashing Cost Time Tradeoffs.
Manajemen Resiko 1.
2. TOKSIK vs ORGANISME
PERMASALAHAN TRANSPORTASI DARAT
ANALISIS REGRESI (REGRESSION ANALYSIS)
N A B (NILAI AMBANG BATAS)
STANDARD PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR (SPM)
Administrasi Perkantoran
MATERIALITAS, RISIKO AUDIT DAN PENDEKATAN AUDIT
10 Uji Hipotesis untuk Dua Sampel.
ASIKNYA BELAJAR MATEMATIKA
TOLOK UKUR KUANTITATIF
PENILAIAN KINERJA K3.
LIMBAH IPA Created by : Franki Nova H, ST.
UJI PERBEDAAN (Differences analysis)
Cost Effectiveness Analysis (CEA)
ANALISIS MODUS KEGAGALAN DAN DAMPAKNYA (AMKD)
DAMPAK PADA KUALITAS UDARA
Sequential Decision Making
RISIKO AUDIT 1.
MANAJEMEN RISIKO DI RUMAH SAKIT
METODE PENGUJIAN DAYA RACUN LIMBAH
POLIMERISASI RADIKAL BEBAS
Kuliah ke 12 DISTRIBUSI SAMPLING
EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN
DISTRIBUSI NORMAL.
TOKSIKOLOGI Ilmu yang mempelajari pengaruh negatif toksikan pada makhluk hidup Bidang ilmu yang menunjang: Ilmu murni Ilmu terapan Biologi Imunologi.
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
Management Risiko.
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
DR. Robiana Modjo, SKM, M.Kes
EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT
Manajemen Risiko Strategi Risiko Reaktif & Proaktif
Memprediksi besar dan siknifikansi (pentingnya) dampak
Pencemaran Lingkungan & Penyakit
 Dari 10 biota penelitian ternyata menghasilkan efek 5 biota mati (50%)  TERNYATA LC terjadi pada konsentrasi 5ppm  Hasil tersebut disebut : TOKSISITAS.
KARAKTERISASI RISIKO Risiko nonkarsinogenik dinyatakan sebagai Risk Qoutient (RQ), dihitung membagi asupan (Ink) dengan dosis referensi (RfD atau RfC):
HUBUNGAN PEMAPARAN DAN RESPON Dalam studi epidemiologi yang terpenting adalah mencari hubungan pemaparan pekerjaan /lingkungan kerja dengan respon yang.
RISK GRADING MATRIKS Dr Arjaty W Daud MARS.
Abdur Rahman Departemen Kesehatan Lingkungan FKMUI, 2015
Sunarmi Aprlia intan M Amalia
Metode Stated Damage Function untuk Penilaian Kerugian Akibat Banjir
Elemen Sistem Manajemen Bencana
Toksikologi inhalasi dan dampaknya
Manajemen Risiko Pertemuan XI
ERA TIERS HADI ALIKODRA 2012.
Sunarmi Amalia Aprilia intan murniati
RISK ASSESSMENT SECARA KUANTITATIF Oleh : Abdul Rohim Tualeka
HIRADC Hazard Identification Risk Assessment and Determining Controls
MANAGEMEN RESIKO Oleh : PANITIA MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN.
Integrating Safety, Environmental and Quality Risks for Project Management Using a FMEA Method (Mengintegrasikan Keselamatan, dan Kualitas Lingkungan untuk.
LESSON 2.
LESSON 3.
DOSEN: RINDA ANDHITA, MT
PRINSIP2 DASAR HI REKOGNISI DALAM HIGIENE INDUSTRI
ALARA Risk Calculator Ricki M Mulia, ST. MSc.
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Studi Kasus ( Analisis Risiko Pajanan Konsentrasi Pb Pada Anak SD Di Jakarta ) Anis Latifah BK STIKes Bhakti.
PENILAIAN KINERJA K3.
Manajemen Resiko Proyek
ANIESA SAMIRA BAFADHAL, SAB, MAB
Kelompok 1 Agung Ma’rufin Desy Purwasih Hamidah Nining Tri Sugiarti
TOKSIKOLOGI INDUSTRI Penyaji : dr. Sinatra Gunawan, MK3, SpOk Referensi : Bunga Rampai / dr. Sugeng.
Hubungan Risk Assessment, Risk Management dan Risk Communication
Teknik Analisis Jalur Pajanan & Perhitungan Asupan
PENGANTAR TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Presented By : Nur Fathurahman Ridwan. INTRODUCTION heavy metals discharged from this industrial area are easily adsorbed by atmospheric particles, affecting.
KISARAN DOSIS DAN KONSEP LD50
Transcript presentasi:

Potensi Bahaya yg ada di tempat Kerja C. Risiko-Risiko di Lingkungan Kerja Potensi Bahaya yg ada di tempat Kerja

Bahan Beracun di Lingkungan Kerja A. PARTIKEL Antara lain debu, uap Asam sulfat, partikel PbO dan ZnO, uap Hg B. BUKAN PARTIKEL gas CO, dioksin, gas NO2

D. TEKNIK PENILAIAN RISIKO Penilaian risiko dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Karakteristik dari penilaian kualitatif meliputi : tipe efek kesehatan, estimasi frekuensi pemajanan ( harian, mingguan, bulanan ), lokasi hazard dalam hubungannya dengan tempat kerja. Karakteristik penilaian kuantitatif meliputi data pengukuran pemajanan, konsentrasi zat, angka kesakitan/kematian, modeling analisis konsekuensi dari pemajanan terhadap hazard dan modeling frekuensi pajanan.

Identifikasi Hazard Analisis Evaluasi Pengendalian Tujuan penilaian risiko TUJUAN SAFETY HEALTH Identifikasi Hazard Cheklist, what if, accident investigation Walk Through Survey, Bio-Mon, Physical Exam. Analisis Fault Tree Analysis, Event Tree, MORT Uji Lab, In dept analy. NAB. Evaluasi Kualitatif, Kuantitatif Pengendalian Engineering Pengobatan , Rehabilitasi

E. PENILAIAN RISIKO SECARA KUALITATIF 4/8/2017

Kualifikasi penilaian risiko secara kualitatif

Estimasi Tingkat Resiko H = High L = Low M = Medium

ALARA RISK CALCULATOR FREKUENSI A B C D E 1 2 4 7 11 3 5 8 12 16 6 9 13 17 20 10 14 18 21 23 15 19 22 24 25 1 2 3 4 5 Keparahan Sumber: ALARA Risk Management National Safety Council Australia 4/8/2017

TINGKAT KEPARAHAN No KONDISI 1 Kematian, Cacat permanen 2 Luka Parah 3 Hilang waktu kerja rata-rata > 3 hari 4 Luka Ringan 5 Perawatan Ringan ( Betadin) 4/8/2017

Tingkat Keseringan (Frekuensi) Huruf Frekuensi A Sering sekali B Pernah terjadi C Bisa Terjadi D Kemungkinan Kecil terjadi E Tidak mungkin terjadi 4/8/2017

TINGKAT RESIKO TINGGI NILAI 1 - 6 SEDANG NILAI 7 - 15 RENDAH 16 - 25 4/8/2017

Analisis Resiko Score Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 0 -30 31-60 61 - 100 Severity 0-50 Score Kelas 3 A minor hazard within an acceptable level of risk. Remedial action only when it does not disrupt operations Frequency 0-25 Kelas 2 A moderate hazard requiring remedial action as soon as practicable Probability Kelas 1 A serious hazard requiring immediate remedial action Total 0 -30 31-60 61 - 100 Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1

Keparahan/Severity Score Severity 50 40-49 30-39 20-29 10-19 1-9 Fatal - Kebutaan 40-49 Permanent disability, amputation, Mutilation 30-39 Fracture, Dislocation 20-29 Perlu perlakuan medis (more than First Aid), severe strain, sprains, bruises, burns. 10-19 Repeated first aid treatment, deep abrasions 1-9 Once only first aid, minor scratch, minor bruises, dust in eye, slight abrasion, small burn (level 1) No injury

Keseringan/Frequency Score Frekuensi 25 Beberapa pekerja, beberapa kali a shift 20-24 Satu or dua pekerja sekali per shift 15-19 2 or 3 kali per minggu 10-14 Sekali per bulan 5-9 Every few months/setiap beberapa bulan 1-4 Once or twice a year/sekali atau dua kali/thn Never/tidak

Kemungkinan/Probability Score Frekuensi 25 Certainty/pasti 15-24 Significant chance/kesempatan signifikan 10-14 Possible/kemungkinan 5-9 Possible but very unlike/kemungkinan tetapi tidak sama 1-4 Extremely unlike/sangat tidak sama Sumber : Pusat K3 Depnakertrans, 2007

F. PENILAIAN RISIKO SECARA KUANTITATIF 4/8/2017

Animal test, epidemiology (human & molecular), structure-reactivity relationship Surveyed or default Toxicity Assessment Anthropometry (Ri, Wb) NOAEL, LOAEL UF, MF EnvironmentalQuality Analysis Environmental Concentration (Cg) Intake (I) RfC Activity (tE, fE, Dt) RISK as health effect: RQ > 1 Surveyed or default Risk Management: Scenarios for I = RfC by manipulating I Legal Intervention Anthropometric/Behavioural Intervention C reduction tE, fE, Dt minimization Technology Intervention Abdur Rahman©2004

STUDI EPIDEMIOLOGI vs ANALISIS RISIKO Pajanan (inhalasi, ingesi, absorbsi) Manajemen Risiko (I, C, t, f, D) Risk Agent, Media Lingkungan & PHBS Penyakit Berbasis Lingkungan KarakterisasiRisiko (RQ) Dosis-Respons (NOAEL, LOAEL) Komunikasi Risiko (PHBS) Abdur Rahman©2004

PROSES ARKL Empat Langkah Utama: Hazard Identification (identifikasi bahaya) Dose-Response Assessment (analisis dosis-respons atau toxicity assessment: hubungan dosis pemajanan dengan efek) Exposure Assessment (analisis jalur pajanan atau penilaian kontak) Risk Characterization (karakterisasi risiko)

BAHAYA LINGKUNGAN (Environmental Hazard) Segala zat, organisme atau energi yang mempunyai kapasitas atau potensi menimbulkan cedera, sakit atau mati Cedera, sakit atau mati tidak akan terjadi karena bahaya lingkungan, kecuali kondisi-kondisi tertentu yang spesifik terpenuhi Bahaya adalah sumber risiko tetapi bukan risiko itu sendiri

RISIKO (RISK) – 1 Prakiraan probabilitas bahwa suatu dampak yang merugikan kesehatan mungkin terjadi sebagai akibat pajanan zat-zat kimia dalam jumlah dan dengan jalur pajanan tertentu Probabilitas untuk mendapat cedera, sakit atau mati oleh pajanan zat kimia karena aktivitas voluntary atau involuntary Voluntary risk berkaitan dengan aktivitas yang disengaja (misal, menyetir mobil) Involuntary risk berkaitan dengan aktivitas yang tidak disengaja (misal, disambar petir)

RISIKO (RISK) - 2 Risiko kualitatif: tinggi, sedang/biasa, rendah Risiko kuantitatif: 1>Risiko>0 - Risiko = 0  pasti tidak akan terjadi - Risiko = 1  pasti akan terjadi Risiko kuantitatif dinyatakan sebagai bilangan pecahan: E-5 = 10-5 = risiko 1/100.000 1,3E-3 = 1,3 x 10-3 = risiko 1/770 1,2E-5 = 1,2 x 10-5 = risiko 1/83.000

RISIKO (RISK) - 3 Contoh kemungkinan pernyataan risiko yang berbeda dari hasil karakterisasi risiko zat yang sama: 327 per 1.000.000 orang akan meninggal karena terpajan zat A selama hidupnya (3,27E-4) Zat A karsinogenik terhadap mencit dan tikus. Aplikasi ekstrapolasi dosis rendah dan prakiraan pajanan manusia menyatakan bahwa risiko bagi manusia berkisar 100 - 1000 kematian per 1 juta orang yang terpajan Zat A karsinogenik terhadap mencit dan tikus dan harus dianggap karsinogenik juga bagi manusia

DUA EFEK ZAT TOKSIK NONKARSINOGENIK KARSINOGENIK Berambang (threshold) Ada dosis di atas nol yang tidak berefek sampai dosis tertentu tercapai Risiko dinyatakan sebagai NONCANCER HAZARD berupa Hazard Qoutient & Hazard Index berdasarkan Intake dan Reference Dose KARSINOGENIK Tidak Berambang (nonthreshold) Selalu ada efek pada setiap dosis di atas nol Risiko dinyatakan sebagai CANCER RISK: Slope Factor (risk per doses) Unit Risk (risk per media concentrations) Cancer Risk

IDENTIFIKASI BAHAYA Tetapkan ‘Zat Kimia Indikator’ atas dasar Toksisitas (cancer slope factor, RfD) Konsentrasi dalam media vs background level Konsentrasi dalam media vs baku mutu/standar Frekuensi deteksi Fate & transport characteristics Completeness of pathways Concentration-Toxicity Screening R = (Ci×Ti)

Contoh Parameter Uji No PARAMETER UNIT NAB TWA 29; (25) 5,2; (2) 1 CO mg/m3 ; (ppm) 29; (25) 8 jam kerja 2 SO2 5,2; (2) 3 NO2 5,6; (3) 4 CO2 9000; (5000) 5 H2S 14 ; (10) 6 Debu Total mg/m3 10 7 Debu Respirable 8 Benzene 32: (10) 9 Toluene 188; (50) Hg 0,025 11 Pb 0,05

EVALUASI EFEK NONKANKER (EFEK SISTEMIK) - 1 Efek sistemik = semua endpoint zat toksik selain kanker dan mutasi gen Efek sistemik dievaluasi menggunakan RfD (reference dose) sebagai ukuran RfD (US-EPA) ≈ Acceptable Daily Intake (WHO): jumlah zat kimia yang memajani manusia setiap hari dalam waktu lama (umumnya lifetime) yang tidak menimbulkan efek merugikan ADI = NOAEL/SF atau LOAEL/SF RfD = NOAEL/(UF x MF) atau LOAEL/(UF x MF)

EVALUASI EFEK SISTEMIK - 2 RfD = human dose, NOAEL atau LOAEL = experimental dose No Observed Adverse Effect Level: dosis tertinggi toksisitas kronik yang secara statistik atau biologik tidak memperlihatkan efek merugikan Lowest Observed Adverse Effect Level: dosis terendah toksisitas kronik yang secara statistik atau biologik memperlihatkan efek merugikan Safety Factor atau Uncertainty Factor: kelipatan angka 10 untuk menyatakan ketidakpastian & kekurangan data

REFERENCE DOSE (RfD) - 1 RfD menyatakan risiko nonkarsinogenik dan efek-efek nonkarsinogenik zat karsinogen. RfD adalah estimasi pajanan harian (dengan rentang ketidakpastian satu orde) bagi populasi umum (termasuk subkelompok yang sensitif) yang tidak akan mengalami risiko efek-efek merugikan kesehatan sepanjang hayat.

Kurva Teoretis Dosis-Respon Nonkarsinogenik LOAEL NOAEL Dosis

Kurva Teoretis Dosis-Respon Karsinogenik b Respon c r Ekstrapolasi linier (linearized model) Dosis d

REFERENCE DOSE (RfD) - 2 RfD bukanlah direct estimator risiko, melainkan titik rujukan (referensi) untuk menduga efek-efek yang potensial (bukan hanya yang aktual). Semakin tinggi pajanan melebihi RfD-nya, semakin besar pula kemungkinan efek-efek merugikan akan terjadi Pajanan di atas RfD seumur hidup tidak berarti dengan sendirinya efek merugikan akan terjadi Pada dasarnya risiko selalu berada di antara pasti tidak terjadi dan pasti terjadi (0<risiko<1).

REFERENCE DOSE (RfD) - 3 Uncertainty Factor (UF) Faktor-faktor kelipatan 10 untuk menurunkan RfD dari data eksperimen hewan uji atau studi epidemiologi Digunakan untuk menampung ketidakpastian (uncertainty): UF1 = 10 untuk variasi sensitivitas manusia; UF2 = 10 untuk ekstrapolasi hewan ke manusia UF3 = 10 untuk NOAEL uji subkronik (bukan kronik) UF4 = 10 bila digunakan LOAEL (bukan NOAEL)

REFERENCE DOSE (RfD) - 4 Modifying Factor (MF) Faktor yang digunakan untuk menurunkan RfD dari data eksperimen hewan uji atau studi epidemiologi, dengan nilai numerik 0<MF<10 Menggambarkan ketidakpastian ilmiah yang tidak tertampung dalam UF (misal, ketidaklengkapan data dasar dan spesies hewan uji) Nilainya ditetapkan dengan professional judgment Nilai default MF = 1

Dosis-Respon Beberapa Risk Agent

(Baku) Anjuran Kesehatan (Health Advisories) Arsen Memakai RfD sebagai dosis harian aman Air minum bukan satu-satu sumber, paling banyak 80% (EPA 1990) Perhitungan: MCLG = 0,80,00715 mg/L = 0,0057 mg/L  0,006 mg/L

Hazard Identification – Toxicity Score Chemicals RfD ( mg/kg-day) Soil (mg/kg) Mean Cmax Chlorobenzene 2.00E-02 1.39E+00 6.40E+00 Chloroform 1.00E-02 1.12E+00 4.10E+00 1,2-Dichloroethane NA ND BEHP 1.03E+02 2.30E+02 ND – Not Detected; NA-Not Applicable Rank the non-carcinogenic chemicals for soil

Hazard Identification – Toxicity Score Chemicals RfD ( mg/kg-day) Soil (mg/kg) TS = Cmax/RfD Rank Mean Cmax Chlorobenzene 2.00E-02 1.39E+00 6.40E+00 320 3 Chloroform 1.00E-02 1.12E+00 4.10E+00 410 2 1,2-Dichloroethane NA ND BEHP 1.03E+02 2.30E+02 11,500 1 ND – Not Detected; NA-Not Applicable BEHP poses the greatest risk for the given site followed by chloroform and Chlorobenzene.

KARAKTERISASI RISIKO Risiko nonkarsinogenik yang bersifat sistemik dihitung dengan menggabungan exposure assessment dan dose-respons assessment, dinyatakan sebagai Hazard Index atau Risk Qoutient I = intake, jumlah asupan yang diterima individu per berat badan per hari

RfD = human dose, NOAEL atau LOAEL = experimental dose No Observed Adverse Effect Level: dosis tertinggi toksisitas kronik yang secara statistik atau biologik tidak memperlihatkan efek merugikan Lowest Observed Adverse Effect Level: dosis terendah toksisitas kronik yang secara statistik atau biologik memperlihatkan efek merugikan

ANALISIS PAJANAN Mengenali jalur-jalur pajanan risk agent (inhalasi, ingesi, absorbsi); Mengenali karakteristik antropometri dan pola aktivitas segmen-segmen populasi berisiko Menghitung asupan (intake) risk agent yang diterima setiap segmen populasi berisiko

PERHITUNGAN INTAKE Persamaan Intake: I = intake (asupan), jumlah risk agent yang diterima individu per berat badan per hari (mg/kghari) C = konsentrasi risk agent, mg/M3 (udara), mg/L (air minum), mg/kg (makanan) R = laju (rate) asupan, 20 M3/hari (udara), 2 L/hari (air minum?) tE = waktu pajanan harian, jam/hari fE = frekuensi pajanan tahunan, hari/tahun Dt = durasi pajanan, real time atau 30 tahun proyeksi Wb = berat badan, kg tavg = perioda waktu rata-rata, 30 tahun  365 hari/tahun (non karsinogen) atau 70 tahun  365 hari/tahun (karsinogen )

Data & informasi yang dibutuhkan untuk Analisis Risiko Animal test, epid (human & molecular), SRR SURVEY Toxicity Assessment Anthropometry (R, Wb) NOAEL, LOAEL Environment (C) EQA Intake (I) RfD Activity Pattern (tE, fE, Dt) UF, MF RISK as health effect SURVEY Scenarios for I = RfC by manipulating I Legal/Adm Intervention Anthropometric Intervention C reduction tE, fE, Dt minimization Technology Intervention Abdur Rahman©2004

VARIABEL PERHITUNGAN INTAKE JALUR PAJANAN VARIABEL INTAKE Inhalasi (udara) C (mg/M3), R (M3/jam), tE (jam/hari), fE (hari/tahun), Dt (tahun), Wb (kg) Inggesi (air/makanan) C (mg/L), fE (hari/tahun), Absorbsi (kontak kulit) C (mg/L), tE (jam/hari), fE (hari/tahun), Dt (tahun), Wb (kg)

US-EPA Default Exposure Factor Land Use Exposure Pathway Daily Intake Exposure Frequency Exposure Duration Body Weight Residensial Air Minum Tanah & debu Inhalasi kontaminan 2L (dewasa) 1 L (anak) 100 mg (dewasa) 200 mg (anak) 20 M3 (dewasa) 12 M3 (anak) 350 hari/tahun 30 tahun 6 tahun 24 tahun 70 kg (dewasa) 15 kg (anak) Industri & Komersial Air minum Inhalasi 1 L 50 mg 20 M3 (hari kerja) 250 hari/tahun 25 tahun Pertanian Konsumsi tanaman 42 g (bebuahan) 80 g (sayuran) Rekreasi Konsumsi ikan lokal 54 g Abdur Rahman©2004

CONTOH TABEL ANTROPOMETRI Tabel 1. Antropometri Pedagang Kaki Lima (R = 0,83 M3/jam) di Terminal Terboyo, Semarang, 2003, untuk menghitung intake inhalasi SO2 (35,6 g/M3), NO2 (49,7 g/M3), TSP (322,6 g/M3) dan Pb (0,04 g/M3). No. Resp Lama Pajanan (tE) jam Frek. Pajanan (fE) hari/tahun Lama Mukim (Dt) tahun Berat Badan (Wb) kg 1 10 350 14 73 2 45 3 19 56 4 8 15 85 5 62 dst 17  

Contoh 1: Perhitungan Intake NO2 dan Indeks Bahaya (RQ) (data dari Tabel 1) NO2= 49,7 g/M3 (arithmetic mean) RfC-NO2 = 0,02 mg/kg/hari (US-EPA, 1990) Karena RQ<1, pajanan 49,7 g NO2 /M3 udara selama 14 tahun untuk orang dengan berat badan 45 kg aman bagi kesehatan, jika pola pajanannya 14 jam per hari selama 350 hari per tahun.

Contoh 2: Analisis & Manajemen Risiko Arsen di Desa Buyat, Sulawesi Utara Konsentrasi As dalam air sumur 0,04-0,1 mg/L (BTKL Manado 2005) Estimasi risiko dengan konsentrasi As maksimum (0,1 mg/L) (1) Perhitungan asupan:

(2) Perhitungan risiko: ECR = 1,49103 mg/kg/hari  1,5 (mg/kg/hari) = 2,23E-3 Interpretasi: Air sumur yang mengandung As 0,1 mg/L sangat tidak aman (nonkarsinogenik & Karsinogenik) bila diminum 2 L/hari selama 350 hari/tahun dalam jangka 30 tahun oleh orang dengan berat badan 55 kg atau kurang.

Batas aman menurut durasi pajanan bisa menentukan kapan gejala gangguan As (maksimum) bisa ditemukan Durasi dihitung dengan mengganti I dengan RfD Interpretasi: Efek toksik As diramal bisa ditemukan pada orang dewasa 55 kg yang telah mengonsumsi air minum mengandung As 0,1 mg/L selama  3 tahun dengan laju konsumsi 2 L/hari selama 350 hari/tahun.

Padahal, baku mutu As menurut KepMenKes 907/2002 adalah 0,01 mg/L sehingga nilai itu kurang cocok untuk orang Indonesia; Jadi, berapa seharusnya baku mutu As untuk air minum orang Indonesia?

Padahal, baku mutu As menurut KepMenKes 907/2002 adalah 0,01 mg/L sehingga nilai itu kurang cocok untuk orang Indonesia; Jadi, berapa seharusnya baku mutu As untuk air minum orang Indonesia?

Contoh 3 : Perhitungan Intake Arsen dalam Air Minum Keadaan & Masalah RfD (anorganik) 2,6  10-4 mg/kghari SF 1,5 per (mg/kghari) Baku mutu air minum 0,01 mg/L (Kepmenkes 907/2002) Berapa Risk Quotient & Excess Cancer Risk bagi orang dengan BB 55 kg & konsumsi 2,5 L/hari, jika konsentrasi As dalam air minum 0,01 mg/L? Apakah air minum tsb aman dikonsumsi (dari efek nonkarsinogenik dan karsinogenik)? Berapa seharusnya baku mutu As untuk air minum untuk melindungi efek nonkarsinogenik dan karsinogenik?

Intake nonkarsinogen: 2. Jawaban (a) Intake nonkarsinogen: Intake karsinogen

Jawaban (b) Karena RQ>1, air minum tsb tidak aman dari efek nonkarsinogenik (efek-efek selain kanker & mutasi gen seperti keratosis). Karena ECR menunjukkan ada 3 kasus tambahan kanker per 100.000 penduduk, air minum tsb kurang aman untuk efek kanker (seperti kanker kulit).

Jawaban (c): Baku Mutu  MCLG

G. KESIMPULAN Kegiatan Risk Assessment merupakan kewajiban yang harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan agar menjamin keselamatan, kesehatan para tenaga kerja, kelancaran proses dan peningkatan produktifitas. Kegiatan Risk assessment perlu dilakukan secara KOMPREHENSIF agar memiliki makna signifikan bagi pencegahan dan pengendalian potensi bahan beracun di tempat kerja.